Anda di halaman 1dari 6

Perwatakan atau karakter dari tokoh-tokoh yang ada dalam Novel Harimau-Harimau dan

Ronggeng Dukuh Paruk

A. Perwatakan atau Karakter Novel Harimau-Harimau


1. Siti Rubiyah
Siti Rubiyah merupakan istri termuda Wak Hitam. Ia masih sangat muda, parasnya cantik,
dan tubuhnya menggoda. Setiap laki-laki yang melihatnya pasti akan terpesona dan terkagum-
kagum akan kecantikannya. Ia yang menemani Wak Hitam tinggal di humanya di tengah
hutan. Sebenarnya ia tidak mau menjadi istri Wak Hitam. Tapi karena takut, ia pun terpaksa
menuruti keinginan laki-laki tua itu. Dari beberapa kejadian yang diungkapkan melalui tokoh-
tokoh dalam novel tersebut, bisa dilihat bahwa Rubiyah memiliki watak penurut. Di sisi lain,
Rubiyah juga memiliki watak “nakal” kepada kaum laki-laki. Ditunjukkan ketika ia mau
melayani Wak Katok, padahal ia sudah menjadi istri orang lain. Ia tetap melakukannya karena
Wak Katok memberinya uang.
a) Watak atau Karakter Siti Rubiyah :
 Baik, sabar, penurut, ramah, suka menggoda, suka melamun.
b) Contoh :
 “Rubiah, mengapa engkau bermenung-menung sendiri?” (Halaman 62).

2. Sanip
Sanip berumur 25 tahun. Ia telah beristri dan mempunyai empat anak. Sanip merupakan
pemuda yang baik. Ia bekerja sebagai pencari damar bersama Buyung dan teman-temannya.
Sanip memiliki watak periang dan penghibur. Ia menjadi seorang pelawak bagi teman-
temannya. Setiap kali mereka kelelahan, Sanip akan bersikap konyol dan membuat teman-
temannya tertawa. Ia juga senang menghibur orang lain. Tetapi di balik perangainya yang
selalu ceria, Sanip menyimpan sebuah dosa yang membuatnya takut. Saat Pak Balam meminta
rombongannya untuk mengakui dosa besar yang mereka lakukan, Sanip awalnya tidak ingin
mengungkapkannya. Tetapi lama kelamaan, setelah banyak korban, ia merasa harus mengakui
kesalahannya. Akhirnya ia mengakui perbuatannya yang sering mencuri. Ia juga pernah
berzina dengan perempuan lacur di kota. Juga dosanya ketika melawan ibunya. Sanip merasa
takut akan ancaman harimau, itulah sebabnya ia menceritakan semua dosa-dosanya.
a) Watak atau Karakter Sanip :
 Sopan, periang, pemaaf, jujur, keras kepala, baik.
b) Contoh :
 “Memang kami berdosa, kami…Talib, aku, dan ….,” (Halaman 128).

3. Talib
Talib berumur 27 tahun dan telah memiliki tiga anak. Ia pemuda yang baik. Ia seorang
yang sangat pendiam dan murung. Ia menganggap bahwa dunia ini seolah suram dan gelap.
Begitu pendiamnya, ketika istrinya marah, ia tidak membalas atau menanggapinya. Ia hanya
diam dan membuat marah istrinya semakin menjadi. Tetapi Talib adalah teman yang baik.
Talib adalah salah satu korban yang mati diserang harimau. Ia pemuda yang keras kepala juga,
karena tidak mau mengakui dosadosanya. Dia masih sempat mengakui dosa-dosanya sebelum
meninggal dunia.
a) Watak atau Karakter Talib :

1|Page
 Sopan, pendiam, tidak tegas, penakut, keras kepala, suka mencuri.
b) Contoh :
 “… dosa … aku berdosa … mencuri … curiiiii, ampun Tuhan….” (Halaman
126).

4. Wak Hitam
Wak Hitam adalah pria tua beristri banyak. Istrinya ada dimana-mana, bahkan mungkin di
tiap kampung ada istrinya. Anaknya sangat banyak, ia bahkan sampai tidak ingat kalau ini
adalah anak dari istri kesekian, itu adalah anak dari istri yang di sana. Ia sangat ditakuti oleh
orang-orang karena ilmunya yang sangat tinggi. Selama hidupnya, terutama ketika masih
muda, Wak Hitam dikenal sebagai orang yang kejam. Ia tidak segan-segan melakukan
kejahatan terhadap orang lain yang mengganggunya. Ia menggunakan ilmu yang dimilikinya
untuk membuat orang lain bahaya.
a) Watak atau Karakter Wak Hitam :
 Kejam, keras kepala, misterius, sakti, suka mengeluh.
b) Contoh :
 “Aduh, beginilah kalau sudah tua dan sakit-sakit, tak ada lagi yang mengurus
awak,” (Halaman 50).

5. Pak Balam
Pak Balam sebaya dengan Wak Katok. Orangnya pendiam dan baik, badannya kurus, akan
tetapi kuat bekerja. Ia dahulu pernah ditangkap pemerintah Belanda di waktu pemberontakan
komunis pada tahun 1926, dan dibuang ke Tanah Merah selama empat tahun. Ia tidak punya
anak. Pak Balam adalah tokoh yang baik dalam cerita tersebut. Ia merupakan korban pertama
yang mati karena diserang harimau. Ia lah orang yang mengatakan pertama kali bahwa
harimau itu dikirim untuk membunuh orang-orang yang berdosa. bisa dilihat bahwa Pak
Balam adalah tokoh yang baik, saleh, takut akan dosa yang pernah dilakukannya. Ia juga tokoh
penasihat di antara rombongan tersebut.
a) Watak atau Karakter Pak Balam :
 Baik, jujur, pendiam, pemberani.
b) Contoh :
 “Aku merasa ringan kini aku sudah menceritakan pada kalian di depan Wak
Katok beban dosa yang selama ini ….,” (Halaman 100).

6. Buyung
Buyung berumur 19 tahun, merupakan yang paling muda diantara tujuh orang dalam
rombongan pencari damar itu. Ia pemuda yang saleh. Ia merupakan murid pencak Wak Katok.
Buyung senang berguru dengan Wak Katok, karena ilmunya yang mahsyur itu. Buyung adalah
pemuda saleh yang masih polos. Buyung juga seorang pemuda yang memiliki watak tegas,
cekatan, dan bertanggungjawab. Tetapi di sisi lain, Buyung juga memiliki sifat pengecut.
a) Watak atau Karakter Buyung :
 Baik, pemberani, mudah tergoda, penurut, tegas, pemalas, pandai.
b) Contoh :
 “Tetapi, aku malas kembali. Kita telah jauh,” (Halaman 58).
 “Aku tolong engkau, Rubiah,” (Halaman 67).
 “Sungguh pandai engkau menembak, Buyung,” (Halaman 83).

2|Page
7. Wak Katok
Wak Katok seorang pria berumur 50 tahun. Ia merupakan orang yang sangat angkuh, tidak
mau mengakui segala kekurangan dan kesalahannya. Dia menipu orang banyak di
kampungnya. Padahal, dia menjadi dukun dan guru silat karena ingin menutupi ketakutannya.
Dia memiliki banyak murid. Dia memiliki banyak dosa-dosa yang tidak ingin diketahui oleh
orang lain. Dia pendendam, dengki, iri hati, jahat, dan suka membunuh orang. Dia suka
berzinah dengan istri orang, dan suka memperkosa. Dari tokoh Wak Katok ini, kita disadarkan
bahwa manusia banyak bersandiwara. Kadang, apa yang terlihat tidak seperti apa yang
sebenarnya. Manusia membentuk pencitraan agar tidak diketahui siapa dia sebenarnya. Ada
yang tujuannya baik, tapi tak banyak pula yang tujuannya untuk keuntungan dirinya sendiri.
a) Watak atau Karakter Wak Katok :
 Angkuh, pemaksa, pengecut, egois, penakut, munafik, penipu.
b) Contoh :
 “Jika perlu aku paksa dengan ini,” (Halaman 132).
“Mereka melihat Wak Katok merupakaan salah seorang yang dituakan di
kampong, yang dianggap seorang pemimpin dan disegani banyak orang.
Mereka tak pernah meragukan kebenaran kata-kata dan perbuatannya.”
(Halaman 4).
 “Jimat-jimatmu palsu, mantera-manteramu palsu. Inikah jimat-jimat juga
yang dipakai oleh Pak Balam ….” (Halaman 192).

8. Pak Haji Rakhmad


Pak Haji Rakhmad adalah seorang pria berusia 60 tahun. Seorang tua yang pernah tidak
mempercayai Tuhan dan sesama manusia, karena pernah dihianati, didustai, ditipu orang lain,
dan Tuhan tidak mengabulkan doanya. Dia menjadi orang yang tidak suka mencampuri urusan
orang lain, begitupun sebaliknya, dia tidak suka urusannya dicampuri oleh orang lain. Namun,
setelah Buyung menyelamatkan nyawanya dari serangan ular berbisa, dia menjadi berubah
lebih baik dan kembali mempercayai Tuhan. Bahkan dia menjadi orang yang baik. Namun
umurnya tidak lama, akibat ditembak oleh Wak Katok. Dia pernah menikah dan memiliki
seorang anak laki-laki, namun anak dan istrinya meninggal dunia karena terserang penyakit.
a) Watak atau Karakter Pak Haji Rakhmad :
 Acuh, tidak peduli, baik, sabar, realistis, taat.
b) Contoh :
 “Manusia yang mau hidup sendiri tak mungkin mengembangkan
kemanusiaannya. Manusia perlu manusia lain…” (Halaman 198).
 “… ingatlah ucapan ‘Bismillahirrokhmanirrohhiim’… Tuhan adalah yang
Maha Pemurah dan Pengampun….” (Halaman 199).

9. Sutan
Sutan berumur 22 tahun dan telah berkeluarga. Ia pemuda yang dikenal baik oleh
masyarakat di kampung. Pekerjaannya adalah mencari damar, sama seperti temantemannya.
Sutan memiliki watak keras kepala. Ia tidak mau mengakui dosa-dosanya, padahal Pak Balam
sudah menyuruhnya. Selain itu, ketika rombongan memutuskan untuk memburu harimau yang
mengikuti mereka, ia disuruh untuk menjaga Pak Balam bersama Pak Haji. Tetapi ia malah
marah dan pergi menyusul teman-temannya yang memburu harimau. Padahal ia tidak punya
senjata yang cukup untuk melawan harimau. Ia tetap nekat pergi sendirian dan akhirnya mati

3|Page
diterkam harimau. Dia tidak juga bertobat sampai meninggal dunia. Dia orang yang banyak
memiliki dosa. Dia suka mencuri, berzinah, dan lain-lain.
a) Watak atau Karakter Sutan :
 Keras kepala, suka mencuri , tidak bermoral, mudah emosi, penakut.
b) Contoh :
 “Asal sungguh dia hanya dapat kancil,” (Halaman 71).
 “Huusss, jangan sebut-sebut namanya, engkau ingin dia datang menyerang
kita?” (Halaman 125).
 “Kami bertiga, Talib, Sutan, dan aku, enam bulan yang lalu, yang, yang
mencuri empat ekor kerbau milik Haji Serdang di kampong Kerambi,”
(Halaman 129).

10. Zaitun
Zaitun adalah teman bermain Buyung semasa kecil. Ia adalah gadis cantik yang dicintai
Buyung dan membuat Buyung termimpikan dirinya sepanjang hari. Zaitun merupakan gadis
yang saleh, rajin beribadah, dan baik hati. Ia sering mengantar makanan ke rumah Buyung. Ia
gadis yang ramah, tutur katanya lembut. Ketika berbicara dengan Buyung, ia selalu
memanggil Buyung dengan panggilan “kakak” sebagai wujud rasa hormatnya pada Buyung
yang usianya lebih tua. Tetapi kadangkadang, Zaitun menjadi gadis yang acuh. Ketika
mengantarkan makanan ke rumah dan melihat Buyung, ia seolah menganggap Buyung tak ada
di sana. Hal itulah yang sering membuat Buyung resah. Zaitun tidak menunjukkan pada
Buyung apakah ia menyukai Buyung juga atau tidak.
a) Watak atau Karakter Zaitun :
 Baik, ramah, acuh, saleh.

B. Perwatakan atau Karakter Novel Ronggeng Dukuh Paruk


1. Rasus
Rasus merupakan tokoh utama yang diceritakan dalam novel ini. Rasus memiliki
karakter/penokohan, yaitu: Baik, pemberani, peduli, penyayang, cerdas, tegas dan bijaksana.
 Watak atau Karakter Rasus :
 Baik, pemberani, peduli, penyayang, cerdas, tegas dan bijaksana.
 Contoh :
 “…Langkahku tegap dan pasti. Aku, Rasus, sudah menemukan diriku sendiri.
Dukuh Paruk dengan segala sebutan dan penghuninya akan kutinggalkan. Tanah
airku yang kecil itu tidak lagi kubenci meskipun dulu aku telah bersumpah tidak
akan pernah memaafkannya karena dia pernah merenggut Srintil dari tanganku.
Bahkan lebih dari itu. Aku akan memberi kesempatan kepada pedukuhanku yang
kecil itu kembali kepada keasliannya. Dengan menolak perkawinan yang
ditawarkan Srintil, aku memberikan sesuatu yang paling berharga bagi Dukuh
Paruk: ronggeng! (Halaman 105-106).

2. Srintil
Srintil merupakan tokoh pembantu utama yang selalu diceritakan dalam novel ini. Srintil
mempunyai karakter/penokohan, yaitu: Baik, ramah, perhatian.
 Watak atau Karakter Srintil :
 Baik, ramah, perhatian.

4|Page
 Contoh :
 Beberapa hari kemudian Sakarya dan Kartareja selalu mengintip Srintil menari
di bawah pohon nangka. Kedua laki-laki tua itu sengaja 113 membiarkan Srintil
menari sepuas hatinya, diiringi calung mulut oleh Rasus dan kedua kawannya.
Kartareja percaya akan cerita Sakarya. Srintil telah kemasukan indang ronggeng.
(Halaman 17).

3. Warta
Warta merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan sebagai teman Rasus ketika kecil.
Karakter tokoh Warta yaitu baik dan lucu, serta selalu menghibur dan membuat Rasus tertawa
jika sedang dalam kesulitan.
 Watak atau Karakter Warta :
 Baik, lucu, penyayang.
 Contoh :
 “Oh kasihan kawanku in. Kau senang pada Srintil, tetapi nanti malam ronggeng
itu dikangkangi orang. Wah.....” (Halaman 63).

4. Kartareja
Kartareja merupakan tokoh pembantu dalam novel ini yang berperan sebagai seorang dukun
di Dukuh Paruk. Watak Kartareja yaitu licik, kartareja menghalalkan segala cara agar dapat
mencapai keinginannya.
 Watak atau Karakter Kartareja :
 Licik, jahat, angkuh.
 Contoh :
 Kartareja mengeluarkan botol-botol dari lemari. Sebuah masih penuh berisi
ciu. Sebuah lagi hanya berisi seperempatnya. Isi botol yang kedua ditambah
dengan air tempayan hingga penuh. Kartareja memerintahkan menghidangkan
minuman keras itu kepada Sulam dan Dower. (Halaman 73).

5. Nyai Kartareja
Nyai Kartareja merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai istri Kartareja dan
sekaligus induk semang Srintil. Nyai Kartareja berwatak licik sama seperti suaminya Kartareja.
 Watak atau Karakter Nyai Kartareja :
 Licik, jahat, angkuh.
 Contoh :
 “Bayangkan, Pak. Srintil sedang menuntut kalung seperti dipakai oleh istri Lurah
Pecikalan. Seorang Priyayi seperti sampean, kalau mau, tentu bisa memenuhi
keinginan Srintil ini. Nah, bagaimanakah dengan kami melarat ini. Oh, Srintil.
Mentang-mentang cantik mudah saja dia memberikan beban berat kepada
kami.” (Halaman 122).

6. Santayib

5|Page
Santayib merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai ayah Srintil. Santayib berwatak
gegabah, cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan terlebih dahulu, dan baik.
 Watak atau Karakter Santayib :
 Baik, gegabah, terburu-buru.

7. Dower
Dower merupakan tokoh pembantu dalam novel ini. Dower memiliki karakter tokoh yang
selalu memaksakan kehendaknya dari apa yang di inginkannya.
 Watak atau Karakter Dower :
 Pemaksa, tidak sabaran.

8. Istri Santayib
Istri Santayib merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai istri Santayib dan sekaligus
merupakan ibu Srintil. Tokoh ini berwatak baik, penyayang, keibuan, dan peduli.
 Watak atau Karakter Istri Santayib :
 Baik, penyayang, keibuan, dan peduli.

9. Salam
Salam merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan sebagai lawan Dower pada saat
acara malam bukak-kelambu. Salam berwatak sombong dan angkuh.
 Watak atau Karakter Salam :
 Sombong, angkuh, galak.

10. Sakarya
Sakarya merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai kakek Srintil yang merawat
Srintil dari bayi hingga dewasa. Sakarya berwatak baik, penyayang, taat akan adat serta
larangan-larangan yang ia percaya dari Ki Secamenggala.

11. Sersan Slamet


Sersan Slamet merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai seorang tentara. Sersan
Slamet berwatak baik, ramah, dan tegas.

12. Marsusi
Marsusi merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai kepala perkebunan karet
Wanakeling. Marsusi berwatak sombong, angkuh, pemarah, kasar dan pendedendam.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai