Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS NOVEL

“Segala Yang Diisap Langit”


Karya: Pinto Anugrah

Oleh :
Linda Nur Oktaviani
XII SCI C

SMA SUGAR GROUP


Lampung Tengah
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena rahmat, hidayah, serta ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Analisis Novel yang diajukan sebagai nilai Ujian Tengah
Semester untuk materi Cerita Sejarah dan Novel dengan judul “Analisis Novel Segala Yang
Diisap Langit”. Tugas ini disusun untuk memenuhi penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penulis Tugas Analisis ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk
itu ucapan terima kasih ditunjukkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ibu Yokebeth Tri Wigati, selaku guru pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Terlebih kepada kedua orangtua penulis.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca serta dapat
menjadi referensi untuk generasi selanjutnya, Aamiin.
SINOPSIS NOVEL

Novel ini menampilkan satu siluet peristiwa yang berujung pilu di sebuah
nagari yang diberinya nama "Batang Ka" di tenggara Gunung Marapi,
Minangkabau. Rabiah ingin mematahkan mitos yang beredar selama ini, bahwa
garis keturunan keluarga bangsawan Minangkabau akan putus pada generasi
ketujuh. Apa pun akan dia lakukan demi mendapatkan anak perempuan penerus
keturunan Rangkayo, walaupun ia harus menjadi istri kelima seorang lelaki
yang terkenal mampu memberikan anak perempuan.

Tidak disangka, penghalang utama Rabiah justru kakak kesayangannya,


Magek karena menemukan titik tobat menjadi bagian dari kaum agama. Setelah
bergabung dengan Kaum Padri dari utara, Magek justru mengacungkan
pedangnya ke arah Rubiah, siap menghancurkan semua yang dimilikinya: harta,
adat, keluarga, dan masa lalu.

Segala yang Diisap Langit, sebuah novel tentang pergulatan manusia di


tengah ombak perubahan zaman. Tak ada yang tahu ujung jalan yang kita pilih.
Tak ada yang mampu menerka pengorbanan apa yang harus kita buat. Semua
demi bertahan hidup.
ANALISIS NOVEL

A. Struktur Novel
a) Orientasi
Pengenalan tokoh seperti nama, latar belakang tokoh dan latar yang
digunakan menggambarkan sebuah cerita yang mengangkat tema
berunsur budaya dan adat istiadat. Bungo Rabiah merupakan tokoh utama
yang dikisahkan sebagai wanita berketurunan bangsawan yang takut akan
kutukan kepunahan pada keturunan ke tujuh. Maka dari itu, di awal
cerita, Bungo Rabiah sudah menjadi istri ke lima dari seorang lelaki
bernama Tan Amo yang dikenal bisa memberikan anak perempuan.
b) Komplikasi
Magek Takangkang yang menyadari segala dosa yang ia punya
kemudian bertemu dengan seorang sudagar kain yang memberi petunjuk
tempat berkumpulnya kaum putih. Kemudian Magek sering menghilang
yang ternyata ia sudah menjadi bagian dari kaum putih itu sendiri. Ia
ingin pergi sejauh mugkin dari tanah kelahirannya dan tak ingin Kembali
lagi, serta bertaubat. Namun gurunya memerintahkannya untuk Kembali
dan mengajak sanak saudaranya Kembali mengikuti jalan yang benar,
Magek Kembali dengan muridnya dan melakukan pembantaian
c) Resolusi
Cerita Novel ini berakhir secara menggantung, dimana pembantaian
itu menghabiskan seluruh penduduk di wilayah itu, dan hanya
menyisakan Jintan Itam yang baru saja melahirhkan bayi Tam Amo dan
merupaka penerus Rangkayo.

B. Nilai Dalam Novel


a) Agama : Solat sepertiga malam menjadi hal dilakukan Magek
Takangkang ketika dirinya merasa penuh penyesalan.
Bukti kalimat : “Sudah sepertiga malam, ambillah wudu! Lakukan
solat malam! Solat tobat!” ucap gurunya demi melihat muridnya itu
telah terbangun dari tangisnya. (hal.13)
d) Kerja sama: Magek Takangkang harus turun tangan langsung membantu
Kandua Salayang memperbaiki pedatinya.
Bukti kalimat: “Biar aku yang meraut sambu ini. Kau ganjal pedati itu
agar sama tinggi!” perintah Magek Takangkang. (hal.33)
e) Gotong royong : Orang orang menolong Karengkang Gadang saat tiba –
tiba pingsan di tengah kebun.
Bukti kalimat : “Rombongan yang membopong tubuh Karengkang
Gadang mulai memasuki halaman Rumah Gadang Rangkayo. (hal.49)

C. Unsur Intrinsik
a) Tema :
Novel Segala Yang Diisap Langit karya Pinto Anugrah ini merupakan
sebuah novel yang menceritakan tentang keluarga berketurunan raja yang
penuh dengan kebiadaban. Pertautan abadi antara kebanggaan dan
kepadrian menjadi konflik utama pada novel ini. Novel ini mengangkat
tema mengenai kebudayaan dan adat istiadat di era Perang Padri.

b) Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan dalam novel Segala Yang Diisap Langit

1) Bungo Rabiah (tokoh utama) : Pemarah, mau menang sendiri,


tidak peduli apa kata orang, suka mengancam.
Bukti kalimat :
• Bungo Rabiah telah berdiri di ujung halaman rumahnya,
matanya melotot dan tangan kanannya menggerunyam
hendak menjambak. (hal.3)
• “…Malam ini kutunggu kau dirumah, walau bukan jatah
kerumahku mala mini. Awas jika kau pergi ke rumah
binimu yang lain!” (hal.6)
2) Magek Takangkang (tokoh utama) : Teguh, bijaksana, tenang.
Bukti kalimat :
• “Saya telah memilih jalan ini, Tuanku! Maka saya pun
akan berjuang sampai titik dara penghabisan, Tuanku!”
(hal.62)
3) Tan Amo : sabar, suka mencari keuntungan, cerdas, murah hati
Bukti kalimat :
• “Enak, bukan?” rayuan Tuanku Tan Amo setelah
melihan Rabiah sedikit tenang. (hal.4)
• “Sekarng aku punya tawaran, kuberikan Karengkang
Gadang sebagai penghulu kepala, tapi ia harus menyetor
setiap pikul dagang candunya kepadaku!...” (hal.8)
• “…ini perempuan pertama dan satu – satunya bagi
Rumah Gadang Rangkayo Rabiah sebagai pewaris
nantinya. Karena itu, aku ingin membayar semua yang
minum malam ini!” (hal.45)
4) Krengkang Gadang : Seorang pecandu tuak, tidak bisa
membedakan mana yag baik dan yang buruk, kelainan mental.
Bukti kalimat :
• Ada yang kurang pada mentalnya, ia begitu bebal, tidak
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
(hal.20)
• Karengkang Gadang begitu Bahagia melihat ayam
jagonya bertarung sampai mati, sampai ususnya terburai-
burai karena taji. (hal.20)
5) Jintan Itam : Sabar
Bukti kalimat :
• “…Jintan Itam diam saja, telinganya sudah kebal akan
sindiran dari Bungo Rabiah”
c) Alur
Pada Novel Segala Yang Diisap Langit ini memiliki alur maju, dimana
diawal cerita belum menunjukkan konflik utama yang dibahas. Kemudian
Pada pertengahan cerita mulailah muncul konflik Magek Takangkang yang
mengikuti ajaran kaum putih tiba-tiba datang kembali membawa murid-
muridnya untuk mengingatkan dan menyadarkan sanak saudaranya di
Utara Batang Ka agar meninggalkan cara - cara lama dan memilih jalan
yang sesugguhnya.
d) Latar
Latar yang digunakan pada cerita Novel Segala Yang Diisap Langit ini
berlatar di Selingkar Gunung Merapi
Bukti kalimat : “Selama ini di Selingkar Gunung Merapi, orang - orang
tidak mengenal kursi”
e) Sudut pandang
▪ Saya : “Saya telah memilih jalan ini tuanku!”
▪ Kau : “dua kali beruntung kau mala mini.”

D. Aspek Kebahasaan
1. Kata Keterangan Waktu : Sekarang
Bukti kalimat:
“Sekarang namaku bertambah, Rangkayo. Yang Dipertuan
Laras Tuanku Tan Amo! Bagus, bukan?”
2. Kata Tindakan : Memberikan
Bukti kalimat :
Bungo Rabiah segera memberikan gendongan bayinya ke
Jintan Itam.
3. Kata penggambaran pikiran :
Bukti kalimat :
Pikiran yang sekuat tenaga berusaha ia hapus
4. Adanya dialog, berseling dengan monolog : tidak ada
E. Manfaa Yang di Dapat :
▪ Menjadi sumber belajar yaitu pengetahuan sejarah tentang
Perang Padri
▪ Memperteguh sikap kebangsaan
▪ Tema yang diangkat menjadi sumber inspirasi
▪ Memperjelas identitas/kepribadian bangsa

-Terima kasih-

Anda mungkin juga menyukai