Anda di halaman 1dari 9

1.3.

Tujuan
1.3.1. Menguraikan unsur intrinsik yang tedapat dalam novel “Ayahku (bukan) Pembohong” karya Tere-
Liye.
1.3.2. Menguraikan nilai-nilai yang terdapat dalam novel “Ayahku (bukan ) pembohong” karya Tere-
Liye.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang dapat menambah wawasan men
genai karya sastra.
2. Bagi Pendidik.
Hasil penelitian ini diharapka dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Kajian Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik.
2.1.1. Kajian Unsur Intrinsik dalam novel.
Usur intriksik adalah unsur yang membangun jalanya sebuah cerita atau karya sastra.
1) Tema (Gagasan utama/pikiran pokok.)
Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009: 70).
2) Tokoh
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu perwatakan tertentu, kepribadian yang t
unggal, dan tidak memungkinkan terjadi perubahan pandangan tentang sifat yang yelah dianutny
a. Tokoh sederhana mudah diidentifikasi oleh pembaca karena kedataran sifat dari tokoh tertentu
ketika menghadapi permasalahan (Nurgiyantoro, 2009: 182).
3) Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-
unsur yang lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-
tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44
).
4) Alur.
Alur atau plot adalah rentetan peristiwa yang membentuk struktur cerita, dimana peristiwa terseb
ut sambung sinambung berdasarkan hukum sebab-aklbat (Forster, 1971:93).
5) Latar.
Latar menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan atau tumpuan ya
ng memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristi
wa-peristiwa yang diceritakan.
a) Latar Tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan dimana peristi
wa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan nama dari tempat tersebu
t. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta, Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J,
M.
b) Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-
peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi (Nurgiyantoro: 2009: 230).
c) Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi
masalah-masalah dan kebiasan-
kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, trad
isi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009: 233).
6) Sudut Pandang.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pan
dang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang su
dut pandang tersebut.
7) Gaya Bahasa.
Gaya bahasa (style) merupakan cara pengucapan pengarang dalam mengemukakan sesuatu terha
dap pembaca (Ambrams, 1981: 190-
1 via Nurgiyantoro, 2009: 276). Dalam stile juga terdapat beberapa unsur seperti, leksikal, strukt
ur kalimat, retorika, dan penggunaan kohesi. Berikut penjabaran tentang unsur-
unsur tersebut menurut Nurgiyantoro (2009: 290-309).
8) Amanat.
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-
nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-
tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).
2.1.2. Kajian Unsur Ekstrinsik.
Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2009: 23) adalah unsur yang berada di luar karya fiksi y
ang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. S
ebelumnya Wellek dan Warren (1956 via Nurgiyantoro, 2009: 23) juga berpendapat bahwa unsur
ektrinsik merupakan keadaan subjektivitas pengarang yang tentang sikap, keyakinan, dan panda
ngan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pen
garang menentukan ciri karya yang akan dihasilkan.
2.1. Kajian Unsur Intrinsik dan Nilai-Nilai yang terdapat dalam Novel.
2.1.1. Kajian Unsur Intrinsik Novel
1. Tema
Berkisah tentang seorang anak yang membenci dongeng ayahnya dan menganggap ayahnya pem
bohong.
2. Alur (Maju – mundur)
Alur yang digunakan adalah alur campuran. Walau menggunakan alur campuran, novel ini tidak
membuat pembaca bingung, namun justru menikmati setiap masa ketika Dam kecil dan kembali
ke kehidupan Dam dewasa.
Tahap – Tahap :
a) Pengenalan
Ayah mulai bercerita kepada Dam tentang banyak kisah-kisah pengalaman milik ayah.
b) Konflik
Dam menjadi remaja dan masuk sekolah di Akademi Gajah yang hanya sedikit orang yang meng
etahuinya. Dam mulai mencari tahu tentang benar atau tidaknya semua cerita-
cerita yang diceritakan ayahnya yang selama ini di ceritakan padanya. Dam menemukan satu buk
u tentang salah satu kisah yang pernah diceritakan padanya. ia mulai berfikir bahwa ayahnya tela
h berbohong.
c) Klimaks.
Dam menemukan buku-buku dan membacanya lalu ia menyadari ternyata cerita di buku-
buku tersebut sama dengan apa yang diceritakan ayahnya selama ini. Lalu, ketika libur tahunan,
Dam bertanya kepada ayahnya, Ia mencoba bertanya apakah cerita itu benar, tetapi ayahnya tetap
menjawab bahwa semua cerita itu tidak bohong. Di sisi lain, di katakan bahwa ibu nya meningg
al dunia. Dam menyangka bahwa selama ini ayah telah berbohong atas penyakit yang diderita ib
u selama ini. Dam lelah atas semua cerita ayahnya yang tidak masuk akal, hingga pada akhirnya
mulai saat itu Dam tidak percaya lagi kepada ayahnya.
d) Penyelesaian .
Tiba pada akhirnya Ayah Dam meninggal dunia. sebenarnya Dam sangat terpukul atas kepergian
Ayahnya. Lalu Dam datang ke pemakaman ayahnya. banyak orang yang datang untuk melayat, t
ermasuk tokoh-tokoh yang diceritakan ayah ketika masih hidup, Sang Kapten dan lain-
lain. Sejak saat itu, barulah Dam menyadari bahwa selama ini semua cerita ayahnya itu bukanlah
bohong, tapi benar-benar kejadian nyata.
3. Tokoh dan Penokohan.
a) Dam
i. Baik : “Dia anak yang baik. Dia menjaga wanita tua ini sepanjang perjalanan”(hal172)
ii. Penasaran : “Teruskan. Yah. Teruskan…..”(hal 13)
iii. Pantang menyerah : “Tangan dan kakiku terus mengayuh. Setengah jam berlalau, satu anak suda
h berhenti di ujung kolam tersengal dan menyerah”(hal 27)
iv. Tegas : “Ayahku bukan pembohong. Seluruh kota tahu ayahku jujur…..”(hal 163)
b) Ayah
i. Bijaksana : “Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina”
ii. Peduli : “Bagaimana sekolahmu di tahun kedua, Dam?”(hal 177)
c) Ibu
i. Peduli : “Kau belum menyisir rambutmu Dam!”(hal 19)
“Bukanya sudah ibu bilang, kau tidak usah menonton……”(hal 19)
ii. Baik : “Ibu percaya Dam.”
iii. Pengertian : “Ibu menatapku lamat-lamat, lantas mengelus rambutku...”(hal 109)
iv. Tegas : “Siapa dia boleh makan kue itu? Dia masih dihukum!”(hal 38)
d) Taani (istri Dam)
i. Peduli : “kaki kau pegal, Dam?”(hal 20) , “DAM! Kau dimana?”(hal 40)
ii. Pengertian : “Ayah tinggal sendirian, Dam. Tidak ada yang memaksa apakah ayah sudah makan a
tau belum, mencuci pakaian, atau membereskan rumah……”(hal 265)
e) Jarjit
i. Baik : “Sarapan, Dam”(hal 20)
ii. Sombong : “sepertinya dugaanku benar, kawan. Rambut jeleknya membuat dia tenggelam…..”(h
al 36)

4. Latar
a) Waktu
i. Malam Hari : “Percuma saja kau tunggu. Malam ini…..”(hal 8)
ii. Dini Hari : “Tidur Dam. Ini sudah pukul tiga dini hari.”(hal16)
iii. Pagi Hari : “libur panjang selesai. Pagi ini ayah dan ibuku mengantarku ke stasiun kereta”(hal122
)
b) Tempat
i. Ruang Keluarga : “Lima belas detik ruang keluarga lengang”(hal16)
ii. Ruang Kelas : “…. Ibu guru menyuruhku berdiri di pojok kelas.”(hal 20)
iii. Pemakaman : “.. si nomor sepuluh tinggal sepuluh langkah dari pusara ayah”(hal 296)
iv. Kolam renang : "Kolam renang kota ramai oleh anak-anak…"(hal 23)
v. Lobi Sekolah : "Melihat anggota Tim pemburu memasuki lobi sekolahku benar-
benar menghilangkan seleraku”(hal 221)
vi. Perpustakaan : "Seperti yang kuduga aku akan menemukan buku itu esok harinya saat melanjutk
an hukuman membersihkan perpustakaan sekolah."(hal 147)
c) Suasana
i. Ramai : “Lapangan sekolah ramai oleh anak-
anak yang bermain bola kasti. Tertawa, saling kejar dan...”(hal 21)
ii. Sepi : “Ruang kerjaku lengang, menyisakan denging laptop”(hal189)
5. Sudut Pandang : Orang Pertama Pelaku Utama
6. Gaya Bahasa.
Novel ini menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti seluruh penikmat novel.
a) Hiperbola :
“Sejak aku tahu Ibu sakit-
sakitan, paham bahwa ibu punya kelainan bawaan yang membuat ia seperti rumus matematika...”
(hal 174)
“Terlambat, perayaan ulang tahun Ibu hancur berkeping-keping.(hal 192)
b) Personifikasi
“Retro tertawa lebar melihat ikan-
ikan itu berlompatan berusaha kabur dari jaringnya saat berhasil di angkat.”(hal 203)

7. Amanat.
Janganlah kita berburuk sangka pada seseorang, karena sesungguhnya apa yang kita lihat itu belum
tentu sebenarnya apa yang kita pikirkan.
2.1.2. Kajian Nilai-Nilai yang terdapat dalam Novel.
a) Nilai Budaya Mendengar cerita ( budaya keluarga)
Sejak kecil, bahkan sejak aku belum biasa di ajak berbicara. Ayah sudah suka bercerita
b) Nilai Moral
“ Kita sudah bersepakat. Setengah jam sudah lewat, saatnya tidur. Kalian tidak akan melanggar k
esepakatan kita, bukan? Atau tidak akan ada lagi orang yang menghormati janji kalian.” (Hal 10
9)
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sastra merupakan cermin bagi masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkap
kan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerim
a pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat.
Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua orang, baik dalam kalangan penikmat novel atau
bukan. Karena di dalam novel ini memaparkan bagaimana seharusnya kita menuntut ilmu, bersi
kap baik kepada kedua orang tua dan kepada semua orang yang kita kenal maupun tidak kita ken
al serta menghargai semua orang.
3.2. Saran
Setelah menganalisis sebuah novel terbitan terbaru dalam tugas ini. Dari kesimpulan di atas dapa
t dikemukakan beberapa saran yaitu untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam menganalisis
sebuah novel baik dari unsur intrinstiknya, pendekatan yang digunakan dalam analisis novel, dan
juga interpretasinya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, T Sandy. 2013. Tiga Cinta ( Love is more than just a game fot two). Yogyakarta: M
edia Pressindo.
Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1992 (1984). Pengantar Ilmu Sastra.
Jakarta: Gramedia ( Terjemahan Dick Hartoko).
Nurgyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angka
sa.

LAMPIRAN

SINOPSIS

Judul Novel : Ayahku (bukan) Pembohong


Karya : Tere-Liye
Halaman : 299 halaman
Tahun Terbit : Juni 2011
Cetakan : II (dua)
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta

Dam adalah salah satu anak yang dibesarkan oleh cerita dongeng dan dengan mudah nya ia pun p
ercaya dengan segala dongeng yang diceritakan Sang Ayah.
Sang Ayah menceritakan mulai dari tentang kedekatan nya dengan pemain sepakbola dengan no
mor punggung sepuluh “El Capitano! El Prince”, surat menyurat dengan pemain bola tersebut, m
endapat apel emas dari lembah bukhara, berteman baik dengan Si Raja Tidur. Tetapi, suatu hari s
aat Dam bersekolah di Akademi Gajah, ia menemukan buku dongeng “Lembah Bukhara” di perp
ustakaan sekolah. Dam teringat pada cerita Sang Ayah. Akhirnya ia menyadari bahwa ia tertipu o
leh Sang Ayah atas cerita yang diberikan. Dari sejak saat itu, Dam tidak mau mempercayai lagi c
erita yang Sang Ayah berikan. Cukup baginya tertipu terus menerus. Akhirnya sejak itu, hubunga
n Dam dan Sang Yah mulai renggang.
Setelah bertahun-tahun kemudian, akhirnya Dam menikah dan dikaruniai dua anak laki-
laki yang bernama Zas dan Qon. Dam berusaha menjauhkan anak-
anaknya dari Sang Ayah agar tidak mendengarkan cerita bohong nya itu. Tetapi semua itu sulit,
Sang Ayah memang pandai bercerita.
Sekarang Sang Ayah sudah tua, sudah memiliki dua cucu, tetapi Dam masih kesal dengan cerita-
cerita bohong itu. Sang Ayah sudah tinggal bersama Dam selama 6 bulan, tetapi Dam masih tida
k peduli dengan Sang Ayah. Hingga suatu hari Sang Ayah jatuh sakit. Dam mulai menyadari bah
wa Sang Ayah membutuhkan nya. Dam pun menyesal selama ini sudah tidak peduli terhadap Sa
ng Ayah.
Beberapa hari kemudian sejak jatuh sakit, akhirnya Sang Ayah meninggalkan Dam lebih cepat.
Keesokan harinya, Sang Ayah pun dimakankan. Antrean pelayat mengulur panjang. Tak disangk
a Sang Pemain bola nomor sepuluh datang ke pemakaman Sang Ayah. Bukan hanya pemain no s
epuluh saja yang datang, tetapi semua tokoh yang Sang Ayah ceritakan benar-
benar datang. Bahkan Sang Kapten mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan Sang Ayah, ia me
nyesal tidak pernah menemui Sang Ayah lagi setelah beberapa waktu. Saat itu akhirnya Dam me
ndapat kebenaran, bahwa Sang Ayah bukan seorang pembohong.

BIOGRAFI PENULIS NOVEL

Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. T
ere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai
. Seperti di sebutkan di atas, Tere Liye tumbuh di Sumatera Pedalaman. Ia berasal dari keluarga s
ederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara
ini sampai saat ini telah menghasilkan 14 karya. Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat k
e layar lebar. Berdasarkan email yang di jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya
yaitu darwisdarwis@yahoo.com. Bisa di simpulkan sederhana bahwa namanya adalah Darwis. A
nda penasaran selengkapnya silahkan mengikuti komunitas Darwis (Tere-
Liye) yang sudah di sebutkan diatas.

Anda mungkin juga menyukai