Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PMD

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Proses Manufaktur Dasar

Disusun oleh:
Farhan Aufa Zulfikar
Mesin Otomotif (TO)
0420200008

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA


PRODI MESIN OTOMOTIF (TO)
JAKARTA
2020
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pemesinan adalah salah satu metoda dalam proses produksi, yang
berada di dalam suatu sistem manufaktur, dengan tujuan untuk membuat produk
dengan cara mengambil dan membuang sebagian material benda kerja untuk
menghasilkan bentuk yang diinginkan, sementara sebagian material yang diambil
dibuang dalam bentuk geram (chips).
Proses pemesinan yang termasuk dalam proses produksi dengan metoda
pemotongan (cutting) ini memiliki kelebihan dalam hal ketelitian dimensi dan
kualitas permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan metoda non-cutting.
Benda kerja yang belum terselesaikan akan memerlukan proses pemesinan
untuk memotong material dan menghasilkan bentuk akhir. Produk akhir harus berupa
benda kerja (komponen) yang memenuhi spesifikasi yang dirancang untuk produk
yang bersangkutan sesuai dengan gambar teknik atau cetak biru.
Pada proses pemesinan terbagi menjadi 6 cabang, hal ini berdasarkan
pengerjaan yang biasa dilakukan. Diantaranya adalah proses milling, proses drilling,
proses grinding, proses broaching, proses sawing, proses shaping dan planning serta
proses turning.
PEMBAHASAN
2. 1 Definisi Mesin Turning (Bubut)

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses
kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools)
sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu
mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk
silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam)
yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan
kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda
kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat!memproduksi benda"
benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros
tirus (cone shaft), poros beralur (grooveshaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai
bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll).
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relati* dan gerakkan translasi dari
pahat disebut gerak umpan. +engan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja
dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar
Jumlah gigi pada masing masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah /0 sampai dengan jumlah gigi maksimum /12. Roda gigi penukar dengan
jumlah /12 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci.

2. 2 Jenis-Jenis Mesin Bubut


Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam
empat kelompok, yaitu :

1) Mesin bubut ringan


Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan.
Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan
benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
yang besar dan berat.

Gambar 1 Mesin bubut ringan

2) Mesin bubut sedang (Medium Lathe)


Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan
penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk
pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah
untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.

Gambar 2 Mesin bubut sedang (medium lathe)


3) Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

Gambar 3 Mesin bubut standar (standard lathe)

4) Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)


Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan
lainnya.

Gambar 4 Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)


Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1) Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang
paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada
poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu
ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat
ditumpu dengan center lain.

Gambar 5 Mesin bubut centre lathe

2) Mesin Bubut Sabuk


Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros
spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda
kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Gambar 6 Mesin bubut sabuk


3) Mesin bubut vertical turning and boring milling
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis
hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-
produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi
beberapa buah mesin otomatis dengan mudah

Gambar 7 Mesin bubut vertical turning and boring milling

4) Mesin bubut facing lathe


Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda
kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan
dengan cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang
besar, tidak terdapat kepala lepas.

Gambar 8 Mesin bubut facing lathe


5) Mesin Bubut Turret
Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan
terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga
memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi
kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin
memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih
lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya
sama. Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat
untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan
dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat
tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah
benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan
banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau
diperlukan kembali.

Gambar 9 Mesin bubut turret


6) Mesin bubut Turret Jenis Sadel
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang
bergerak maju mundur dengan turret.

Gambar 10 Mesin bubut turret jenis sadel

7) Mesin bubut turret vertikal


Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang
pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal,
dengan turret yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan,
terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret
bujur sangkar untuk memegang pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada
turret atau kepala samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing,
sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan.
Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala
tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan
pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar
dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.

Gambar 11 Mesin bubut turret vertikal


Selain jenis-jenis mesin bubut berdasarkan prinsip dan garis besar
yang telah disebutkan diatas ,beberapa varian mesin bubut yang lain
seperti:

1) Mesin Bubut Turet Horizontal

Gambar 12 Mesin bubut turet horizontal

2) Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis

Gambar 13 Mesin bubut turet horizontal otomatis

3) Mesin Bubut Turet Vertikal


Gambar 14 Mesin bubut turet vertikal

4) Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis

Gambar 15 Mesin bubut stasiun jamak vertikal otomatis

5) Mesin Bubut Duplikat


Gambar 16 Mesin bubut duplikat

6) Mesin Ulir Otomatis

Gambar 17 Mesin ulir otomatis


2. 3 Bagian-Bagian Mesin Bubut
1) Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap atau Head Stock adalah bagian utama dari mesin bubut
yang digunakan untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan
untuk menggerakkan spindle. Poros utama yang terdapat pada Head Stock
tersebut juga digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur
kecepatan putaran yang diinginkan. Fungsi rangkaian roda gigi dalam kepala
tetap adalah untuk meneruskan putaran motor menjadi putaran spindle.

Gambar 18 Kepala tetap (head stock)

2) Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas atau Tail Stock adalah bagian dari mesin bubut yang
letaknya di sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian
ini berfungsi untuk tempat pemasangan senter yang digunakan sebagai
penumpu ujung benda kerja dan sebagai dudukan penjepit mata bor pada
saat melakukan pengeboran. Tail Stock ini dapat digerakkan atau digeser
sepanjang meja mesin, dan dikencangkan dengan perantara mur dan baut
atau dengan tuas pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja
mesin, tail stock juga dapat digerakkan maju atau mundur atau arah
melintang saat digunakan untuk keperluan pembubutan benda yang konis.
Gambar 19 Kepala lepas (tail stock)
3) Alas Mesin (Bed)
Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai
pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala lepas (head stock).
Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus dapat mendukung
kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).

Gambar 20 Alas mesin (bed)

4) Eretan (Support)
Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar
pahat bubut sepanjang alas mesin. Ada tiga jenis eretan, yaitu:
a) Eretan bawah, eretan ini berjalan sepanjang alas mesin.
b) Eretan lintang, eretan ini bergerak tegak lurus terhadap alas mesin.
c) Eretan atas, eretan ini digunakan untuk menjepit pahat bubut dan dapat
diputar ke kanan atau ke kiri sesuai dengan sudut yang diinginkan,
khususnya pada saat mengerjakan benda-benda yang berbentuk konis.
Eretan ini dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.
Gambar 21 Eretan (support)

5) Sabuk pemutar (belt drive)


Suatu tenaga dan putaran dipindahkan oleh gesekan diantara pulley
dan belt dari shaft satu ke shaft yang lain. Kekurangan dari penggunaan belt
driver (sabuk pemutar) yakni terkadang sabuk yang digunakan bisa slip dari
paulinya sehingga rasio kecepatan antara pemutar dan yang diputar berselisih
1 %. Belt yang digunakan pada umumnya berbentuk V dan flat. Bentuk V
memiliki tarikan yang bagus dan sangat cocok untuk jarak dekat/pendek.
Feed dan adjustment motion dapat dilakukan dengan handel di saddle. Feed
otomatis dapat dihubungkan dengan menghubungkan feed shaft yang
berputar dari kepala tetap (feed gear box).

6) Apron
Pada mesin bubut, apron dipasang di saddle. Apron membawa
pengontrol seperti lever (pengungkit), handwheel (roda kemudi) dan lain –
lain. Apron membawa mekanisme yang mengubah putaran dari feed shaft
menjadi gerakan memanjang dan melintang.
7) Lead screw

Gambar 22 Leadscrew dan feedshaf pada mesin bubut

Pada dasarnya lead screw hanya dipakai untuk membuat ulir.


Bentuknya dari kepala tetap memanjang hingga tailstock, lead screw
digerakan melalui gear box. Apabila half nut (mur setengah) yang
mencengkam lead screw dihubungkan oleh engegement lever, maka lead
screw menggerakan eretan dengan arah memanjang.

8) Feed shaf
Feed shaft terletak dibawah ulir pengarah (lead screw) yang berfungsi
untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat untuk menggerakan
mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.

9) Chip pan
Bagian ini berfungsi sebagai tempat pembuangan chip yang
dihasilkan dari pemotongan benda kerja.
10) Ways

Gambar 23 Ways pada mesin bubut


Ways merupakan jalur tempat dudukan tailstock dan carriage
bergerak memanjang menuju headstock.
11) Tool post
Pada mesin bubut digunakan tempat dudukan pahat bubut melalui alat
bantu tool holder. Bentukan tool post itu sendiri berupa gabungan dua gear.

Gambar 24 Tool post


2. 4 Jenis pahat
Pahat pada mesin bubut merupakan tool utama dalam proses pengerjaan
benda karena melalui pahat – pahat inilah akan diadakannya pemotongan pada
benda kerja, oleh sebab itulah selain memilki jenis material yang sesuai dengan
fungsinya dan beragam, pahat pada mesin bubut yang digunakan untukk
memotong atau mengurangi benda kerja juga memilki berbagai jenis yang
memilki fungsi dan cara pengguanaan yang berbeda.

Berikut ini beberapa jenis pahat bubut beserta fungsi dan gambarnya.

No Jenis Pahat Fungsi Gambar


1 ISO 1 Carbide Untuk pembubutan
memanjang dengan
plan angle 75˚

2 ISO 2 Carbide Untuk pembubutan


memanjang
dengan plan angle
45˚

3 ISO 3 Carbide Untuk pembubutan


memanjang dan
melintang dengan plan
angle 93˚
4 ISO 4 Carbide Untuk pembubutan
memanjang dengan
kedalaman pemakanan
yang kecil dengan plan
angle 0˚

5 ISO 5 Carbide Untuk pembubutan


melintang dengan plan
angle 0˚
6 ISO 6 Carbide Untuk pembubutan
memanjang dengan
plan angle 90˚

7 ISO 7 Carbide Untuk pembubutan


melintang dengan plan
angle 0˚

8 ISO 8 Carbide Untuk memperbesar


lubang pada proses
pembubutan dengan
plan angle 75˚
Untuk lubang tembus

9 ISO 9 Carbide Untuk memperbesar


lubang pada proses
pembubutan dengan plan
angle 92˚, Untuk
lubang tidak tembus.
Tabel 1 Jenis pahat bubut
2. 5 Sistem Pencengkaman pada Mesin Bubut
1) Chuck
Pencengkaman dengan sistem chuck adalah sistem pencengkaman
dengan menggunakan tools disebut chuck yang ditempelkan langsung pada
spindle mesin bubut. Dalam sistem pencengkaman dengan chuck, terdapat
dua pembagian yakni:
a) Universal chuck
Yakni sistem pencengkaman benda kerja yang memiliki satu titik
pusat. Dimana saat mngencangkan maupun mengendurkan chuck, jaws
(komponen pada titik sudut pencengkam) bergerak bersama. Hal ini lah
yang menyebabkan center pada universal chuck tetap dan tidak bergeser.
Keunggulan sistem pencengkaman chuck dengan universal chuck ini
adalah benda yang dicengkam langsung pada titik pusatnya,
pencengkaman akan lebih mudah, cepat dan praktis serta memiliki
keakurasian yang baik. Sedangkan kelemahannya adalah sistem
pencengkamannya hanya dapat dilakukan pada benda kerja yang dengan
satu center saja.

Gambar 25 Universal dan indefendent chuck pada sistem pencengkaman chuck

b) Indefendent chuck
Sistem pencengkaman chuck dengan indefendent chuck ini
biasanya digunakan pada proses pembubtan eksentrik (titk sumbu yang
lebih dari satu titik pada satu benda kerja), dan benda kerjanya berbentuk
kotak, ataupun tak beraturan dan sebagainya. Jaw pencengkam pada
indefendent chuck bergerak bebas satu sama lain (tidak bergerak secara
bersama). Keunggulannya dibandingkan dengan universal chuck adalah
pencengkamannya sangatlah kuat karena gerakan jaw bisa diatur satu
persatu namun indefendent chuck juga memiliki kekurangan yakni
pencengkaman benda kerjanya tidak langsung pada centernya dan
pennyetelan benda kerja menggunakan waktu yang lama.
2) Chuck center
Pencekaman dengan metode chuck centre, biasanya digunakan untuk
proses pembubutan benda kerja yang panjang & kesentrisan yang baik,
ataupun untuk proses lain yang menghasilkan gaya pemakanan yang besar
dan bisa berpengaruh terhadap hasil pembubutan. Dalam melakukan
pencengkaman pada chuck center untuk menompang benda kerja tidak hanya
menggunakan chuck pada headstock juga menggunakan live centre pada
tailstock.

Gambar 26 Sistem pencengkaman chuck center

3) Between center

Gambar 27 sistem pencengkaman between center

Pada prinsipnya pencengkaman dengan between center memiliki


kesamaaan dengan chuck center yakni pencengkaman dengan menopang
benda kerja di headstock dan tailstock hanya saja tool yang digunakan pada
between center lebih banyak serta tidak menggunakan chuck dibandingkan
dengan chuck center. Berikut alat-alat yang digunakan pada pencengkaman
ini yakni driving plate, dead centre sleeve, dead centre, lathe dog dan live
centre yang memilki fungsi berbeda-beda dan dapat dilihat di tabel.
Adapun keunggulan dari sistem pencengkaman between center yakni
menjamin kesentrisan hasil pembubutan hingga 0.02 mm sedangkan
kelemahannya tidak mampu memakan depth of cut yang besar (hanya untuk
finishing).
4) Face plate
Sistem pencengkaman benda kerja dengan face plate memiliki
kelebihan yakni dapat mencengkam benda kerja yang tidak beraturan
ataupun benda kerja yang tidak simetris akan tetapi kelemahannya adalah
dalam penyetelannya membutuhkan waktu yang lama. Sama halnya pada
sistem pencengkaman yang lain, pencengkaman face plate biasanya
menggunakan alat bantu, adapun alat – alat tersebut berupa klem, baut
pengikat, balancer (angle plate atau rod), pararel block.

Gambar 28 Contoh sistem pencengkaman dengan face plate

5) Collet
Sistem pencengkaman benda kerja menggunakan collet memiliki
kelebihan yakni kesentrisan benda kerja yang dihasilkan cukup baik dan
proses pencengkamannya cepat hanya saja memilki kelemahan diameter
benda kerja yang dicekam sangat terbatas serta bentuk benda kerja harus
silindris. Sedangkan alat bantu yang digunakan sistem pencengkaman collet
sesuai dengan namanya yakni collet.
2. 6 Perhitungan putaran mesin bubut
1) Kecepatan putaran mesin
Pada saat kita akan menggunakan mesin bubut melakukan
pemakanan pada benda kerja banyak hal yang harus kita perhatikan mulai
dari hal yang kecil hingga hal yang sangat besar pengaruhnya pada hasil
pengerjaan benda kerja. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
kecepatan dari putaran mesin bubut itu sendiri.
Kecepatan putaran mesin bubut dapat diketahui dengan melakukan
perhitungan pada sebelumnya, untuk dapat melakukan perhitungan maka kita harus
mengetahui mulai dari jenis material benda kerja dan alat potong yang akan kita
gunakan hingga diameter dari benda kerja tersebut baik yang awal sampai hasilan
diameter yang diinginkan. Dari data-data tersebut maka barulah dapat menghitung
kecepatan putaran mesin yang diperlukan dengan menggunakan rumus berikut ini :

n : kecepatan putaran mesin (rpm)

Cs : kecepatan potong (cutting speed) (m/min)

d : selisih diameter awal dengan diameter yang akan dihasilkan

2) Kecepatan potong (cutting speed)


Kecepatan potong adalah kecepatan benda kerja yang ditunjukan
pada suatu titik yang berputar dalam satuan waktu. Artinya jika benda kerja
berputar satu kali maka panjang yang dilewati oleh pahat bubut adalah sama
dengan keliling dari dari benda kerja tersebut. Kecepatan potong dan
kecepatan putaran mesin bubut adalah dua hal yang tak mungkin terpisahkan
keduanya akan saling berpengaruh terhadap satu sama lain, hal ini
menunjukan bahwa kecepatan potong memiliki pengaruh yang besar
terhadap proses pemakan pada mesin bubut.
Ketika akan melakukan pemotongan kasar maka harus digunakan
kecepatan pemakanan yang besar namun dengan putaran mesin yang lambat,
sebaliknya ketika akan melakukan pemakan halus (finishing) maka digunakan
kecepatan pemakanan yang lambat namun dengan putaran mesin yang cepat.
Selanjutnya, dalam menentukan kecepatan potong yang akan dilanjutkan untuk
menentukan putaran mesin, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan karena
berpengaruh terhadap kecepatan potong yakni :
a) Kekerasan material benda kerja yang akan diproses pada mesin bubut
b) Jenis alat potong yang akan digunakan
c) Tingkat kehalusan yang dikehendaki
d) Ukuran tatal yang terpotong
Dalam penetuannya kecepatan potong tidak dapat dipilih secara asal atau
sembarangan, oleh sebab itulah kecepatan potong harus ditentukan sesuai dengan
tabel yang dikeluarkan oleh ISO sebagai acauan standar dan umum.
Berikut ini adalah kecepatan potong dari beberapa material terhadap logam:

Cutting speed
Carbid
δB
Description e
Material kp/mm HSS
2
Brazed Insert

St. 37, SS41, MS 37 – 50 Low carbon 36 – 120 145


steel 40
St. 36, S45C, Medium
S50C, 760 60 – 70 carbon steel 30 – 110 190
High carbon steel 36
St. 70 70 – 90 High tensile 22 – 100 – 120 –
strength 30 125 160
Assab 709, 708, 90 – 100 Tool steel 21 – 90 – 100 110 –
SCM wrought 27 140
440 (shock
resistence)
Cold work
Durex WZ / Assab 70 tool steel 27 – 100 – 120 –
M4 Cold work 32 130 160
tool steel
Sp. K5, XW10 75 Cold work tool 27 – 110 – 120 –
steel 32 130 160
Veresta V, DF2, 65 Hot work tool 23 – 85 – 97 100 –
SK3 steel 26 120
Sp. KNL, XW 41 75 Grey cast iron 23 – 85 – 97 100 –
26 120
Assab 8407, SKD 60 Grey cast iron 27 – 32 105 – 125 –
61 125 160
Cast iron 200 HB 15 Pearlitic 27 – 42 110 – 120 –
130 160
Cast iron 200-205 25 Non – ferrous 24 – 36 42 – 100 102 –
HB Non – ferrous 123
Brass 35 40 – 80 45 – 100 100 –
120
Al Alloy 40 80 – 150 100 – 120 –
200 220
Tabel 2 Kecepatan potong dari beberapa material terhadap logam

2. 7 Prosedur keselamatan kerja (Safety procedure)


Prosedur keselamatan kerja adalah prosedur (langkah-langkah / cara)
yang bertujuan untuk menjaga keamanan setiap kegiatan atau kondisi operator
atau pengguna mesin, serta menhindarkan dari segala macam bentuk kecelakaan
dalam proses produksi karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses
produksi itu sendiri jika hal – hal yang dapaat membahayakan.

Safety procedure tidak hanya berkaitan dengan hal – hal apa saja yang
harus digunakan dalam penggunaan mesin bubut juga berkaitan dengan sikap
dan cara dalam menggunakan mesin bubut dan alat – alat lainnya.
1) Berkaitan dengan tampilan operator
Hal – hal yang berkaitan dengan tampilan opertor adalah hal – hal
yang berupa pakaian dan aksesoris yang digunakan oleh operator serta
kondisi tubuh dari operator, yang meliputi :

Gambar 29 Perlengkapan kerja sesuai SOP


a) Rambut dan kuku operator tidak boleh panjang
Rambut yang panjang dapat menyebabkan rambut masuk kedalam
putaran, bagi perempuan dengan rambut panjang harus diikat sedang yang
menggunakan jilbab, jilbab dimasukan kedalam baju atau di buat ketat.

b) Menggunakan safety shoes


Safety shoes digunakan untuk melindungi kaki dari benda – benda
yang berat dan atau tajam yang jatuh ataupun kemungkinan tersetrum oleh
hubungan arus pendek.

c) Menggunakan pakaian lapangan (kerja / praktek)

Pakaian lapangan digunakan untuk melindungi tubuh dari serpihan


– serpihan chips yang tajam.

d) Menggunakan kaca mata


Kaca mata digunakan untuk melindungi mata dari debu dan
serpihan chips yang melayang melalui udara.
2) Berkaitan dengan sikap operator
Sikap opertor berkaitan dengan tindakan - tindakan yang tidak
boleh dilakukan pada saat menoperasikan mesin bubut, diantaranya :

a) Meninggalkan mesin saat sedang proses


Hal ini dapat menyebabkan mesin tidak dapat dikontrol
pergerakannya dan dapat menyebabkan bahaya bagi orang berada di sekitar
mesin dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin, serta ketidak
berhasilan dari pekerjaan.

b) Berdiri diatas mesin saat mesin sedang beroperasi


Tindakan ini dapat membahayakan tubuh orang ataupun operator
yang berdiri tersebut karena terkena gerakan mesin atau pahat.

c) Menggunakan akesoris tambahan yang dapt membahayakan


Tindakan ini dapat menyebabkan aksesoris tersbut masuk dalam
mesin menyebabkan mesin rusak, ataupun aksesoris tersebut terkena
putaran mesin dan melayang atau masuk kedalam putaran mengakibatkan
celaka pada operator dan orang lain.

d) Mengoperasikan mesin bersama seraya mengobrol


Tindakan ini dapat membahayakan para operator atau orang
tersebut karena kebisingan mesin dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi diantara operator.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/147809782/Makalah-Turning,
https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com/2018/07/hasil-produk-mesin-bubut.html,

Anda mungkin juga menyukai