Anda di halaman 1dari 53

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN

SIRSAK (Annona muricata L.) DENGAN METODE


DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazil)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :
Raden Nabilla Ayesha Putri
NIM : 109103000035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penelitian ini dapat terwujud
walaupun begitu banyak cobaan dan hambatan yang penulis hadapi. Shalawat
serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia menuju jalan lurus dan diridhoi Allah SWT.

Alhamdulillah penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian


ini yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) dengan Metode DPPH”, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian ini


banyak menemui hambatan baik yang datang dari faktor luar penulis maupun dari
dalam diri penulis. Mengatasi hambatan-hambatan tersebut, penulis banyak
mendapat dukungan, pengarahan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3. dr. Alyya Siddiqa, Sp.FK dan bu Nurmeilis, M.Si, Apt sebagai dosen
pembimbing penelitian penulis, yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga
dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada penulis
selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.

v
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab riset Program
Studi Pendidikan Dokter 2009.

5. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar penulis, terutama


orang tua penulis Agus Rizkianto Gunadi dan Syarifah Fauziana yang telah
memberikan motivasi serta bantuan dalam hal moril dan finansial selama penulis
melakukan penelitian ini. Kakak Penulis, Rizki Ahmad Fauzi yang telah
membantu penulis mempersiapkan sampel.

6. Bi Irah yang telah membantu penulis ketika awal mengerjakan riset, mulai dari
mencuci dan menjemur daun sirsak sampai penghalusan sampel.

7. Sahabat dan teman-teman PSPD 2009 beserta seluruh staf pengajar dari
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Muhammad Fahriza yang selalu memberikan support dan semangat pada


penulis selama penulis melakukan penelitian ini.

9. Resti, Zuwwi, Ali dan Shadiq sebagai teman seperjuangan riset penulis selama
kurang lebih 1 tahun ini, saling bantu membantu dan saling support selama
pembuatan riset kami yang bertema sama, yaitu antioksidan.

10.Teman-teman GH, Adel, Dian, Dinda, Eka, Matul, Angel, Rere dan Amel yang
selalu menemani dikala senang maupun susah, dan selalu memberikan
dukungannya selama ini.

11. Bu Zeti, Bu Ismi, dan Bu Ayu yang telah memberikan izin untuk peminjaman
alat dan penggunaan laboratorium.

12. Para laboran di kampus 3 FKIK UIN yaitu Mbak Suryani, Mbak Liken dan
Mbak Rani yang telah membimbing penulis dan teman sekelompok agar lebih
mengerti tentang cara kerja riset kami.

13. Kak Bima, Kak Jia dan Kak Ibel dari prodi Farmasi yang telah mengajarkan
penulis dan rekan sekelompok dalam mengerjakan langkah-langkah penelitian ini
terutama dalam hal penggunaan alat dan bahan penelitian.

vi
14. Arisya Zuhra Namira yang telah membantu menerjemahkan abstrak ke dalam
bahasa inggris.
15. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan hingga terselesaikannya laporan penelitian ini.

Semoga dengan selesainya Laporan Penelitian ini dapat menambah


pengetahuan kita semua terutama mengenai salah satu manfaat daun sirsak yaitu
sebagai antioksidan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 19 September 2012

Penulis

vii
ABSTRAK

Raden Nabilla Ayesha Putri.Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Aktivitas


Antioksidan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Metode DPPH.
2012.

Antioksidan adalah senyawa yang bertugas untuk menetralisir peningkatan


radikal bebas. Berdasarkan penelitian sebelumnya, tanaman sirsak merupakan
salah satu jenis tanaman buah yang mengandung senyawa flavonoid yang
berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan pada daun sirsak (Annona muricata L.). Penelitian ini merupakan
penelitian observasional. Ekstrak daun sirsak diperoleh dengan cara maserasi
selama 3 hari menggunakan pelarut etanol 96%. Konsentrasi ekstrak daun sirsak
dibuat berbeda yaitu 1 ppm, 10 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm. Larutan kemudian
ditambah 0,0004 gr radikal bebas DPPH yang telah dilarutkan dalam 500 µl
etanol 96%. Semua larutan diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan pada gelombang 517 nm. Vitamin C digunakan
sebagai kontrol positif. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai IC 50 ekstrak
daun sirsak sebesar 18 ppm. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak daun
sirsak 18 ppm dapat menurunkan kadar radikal bebas hingga 50% sehingga
ekstrak daun sirsak dikategorikan sebagai antioksidan sangat kuat.

Kata Kunci: Daun Sirsak, Antioksidan, DPPH

ABSTRACT
Raden Nabilla Ayesha Putri.Medicine Study Programe. Antioxidant Activity
Assay of Soursop Leaf Extract by DPPH method. 2012.

Antioxidant is a compound that have a function to neutralize the


enhancement of free radicals. According to the previous research, soursop plant is
one of the fruit plants that contains flavonoid compound that serves as an
antioxidant. This study aims to determine the antioxidant axtivity of the soursop
leaf (Annona muricata L.). This study is an observational study. Soursop leaf
extracts obtained by maceration using 96% ethanol. The concentration of soursop
leaf extracts were made with different concentrations from 1 ppm, 10 ppm, 100
ppm and 1000ppm. The extracts then added with 0.0004 gr of DPPH free radicals
that have been dissolved in 500 ml of 96% ethanol. Those solutions were
measured at wavelength 517 nm by an UV-Vis spectrophotometer. Vitamin C
used as positive control. Based on these results, the IC 50 of soursop leaf extract
was 18 ppm. It means that 18 ppm of soursop leaf extract can reduce levels of free
radicals by 50% so that the soursop leaf extract is classified as very strong
antioxidants.

Keywords: Soursop Leaf (Annona muricata L.), Antioxidant, DPPH

viii
DAFTAR ISI

Lembar Judul ........................................................................................................... i


Lembar Pernyataan Keaslian Karya ....................................................................... ii
Lembar Persetujuan Pembimbing ......................................................................... iii
Lembar Pernyataan & Pengesahan .........................................................................iv
Kata Pengantar ....................................................................................................... v
Abstrak ................................................................................................................ viii
Kata Kunci .......................................................................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................................ ix
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar ...................................................................................................... xii
Daftar Grafik ....................................................................................................... xiii
Daftar Singkatan ...................................................................................................xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................3
1.4.1 Untuk Masyarakat ..............................................................................3
1.4.2 Untuk Institusi ....................................................................................3
1.4.3 Untuk Peneliti .....................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ......................................................................................4
2.1.1 Tanaman Sirsak ..................................................................................4
2.1.1.1 Daun Sirsak .....................................................................................5
2.1.2 Simplisia .............................................................................................6
2.1.3 Ekstrak ................................................................................................7
2.1.4 Ekstraksi .............................................................................................7
2.1.4.1 Cara Dingin .....................................................................................7
2.1.4.2 Cara Panas .......................................................................................8
2.1.5 Radikal Bebas .....................................................................................8
2.1.5.1 Pengertian Radikal Bebas ...............................................................8
2.1.5.2 Sifat-sifat Radikal Bebas .................................................................9
2.1.6 Antioksidan .........................................................................................9
2.1.7 Metode Uji Antioksidan ...................................................................11
2.1.8 Spektrofotometri UV-Vis .................................................................13
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................14
2.3 Definisi Operasional ............................................................................15

ix
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................................16
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................16
3.3 Sampel .................................................................................................16
3.4 Alat dan Bahan ....................................................................................16
3.4.1 Alat Penelitian ..................................................................................16
3.4.2 Bahan Penelitian ...............................................................................16
3.5 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 16
3.5.1 Penyiapan Sampel ............................................................................16
3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak ......................................................17
3.5.3 Pembuatan Larutan ...........................................................................17
3.5.4 Pengukuran Absorbansi ...................................................................19
3.5.5 Managemen Data ............................................................................. 19

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN


4.1 Pengukuran Absorbansi ..................................................................... 20
4.2 Penetapan Nilai IC 50 .......................................................................... 21
4.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 23

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN


5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 24
5.2 Saran ................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional ............................................................................. 15


Tabel 4.1 Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbansi Blanko ................... 20
Tabel 4.2 Hasil Absorbansi Larutan 1, 10, 100 dan 1000 ppm ............................ 20
Tabel 4.3 Hasil Absorbansi Larutan Vitamin C ................................................... 20
Tabel 4.4 Data Ekstrak Daun Sirsak .................................................................... 21
Tabel 4.5 Data Vitamin C .................................................................................... 21
Tabel 4.6 Persamaan Linier .................................................................................. 21
Tabel 4.7 Nilai IC 50 .............................................................................................. 21

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Buah Kecombrang ............................................................................. 4


Gambar 1.2 Reaksi DPPH dengan Antioksidan................................................... 12

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Ekstrak Daun Sirsak ....... 29


Grafik Perbandingan Log Konsentrasi & Probit Daun Sirsak ............................. 29
Grafik Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Vitamin C ....................... 30
Grafik Perbandingan Log Konsentrasi & Probit Vitamin C ................................ 30

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ROS ........................................................................................................................ 1
SOD ........................................................................................................................ 1
CAT ........................................................................................................................ 1
GPx ......................................................................................................................... 1
GRx ........................................................................................................................ 1
DPPH ...................................................................................................................... 2
IC 50 ......................................................................................................................... 2
EC 50 ........................................................................................................................ 2
PUFA ...................................................................................................................... 9
BHA ..................................................................................................................... 10
BHT ...................................................................................................................... 10
TBHQ ................................................................................................................... 10
MDA .................................................................................................................... 13
TBA ...................................................................................................................... 13

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penghitungan IC 50 ............................................................................ 28


Lampiran 2 Grafik Hasil Penghitungan Data ........................................................ 29
Lampiran 3 Gambar Alat, Bahan dan Hasil ......................................................... 31
Lampiran 4 Tabel Probit ...................................................................................... 33
Lampiran 5 Hasil Determinasi LIPI ..................................................................... 37
Lampiran 6 Riwayat Hidup .................................................................................. 38

xv
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radikal bebas adalah atom atau kelompok atom yang mempunyai elektron
yang tidak berpasangan di orbital luarnya.1,2 Radikal bebas sangat reaktif karena
dapat mencetuskan reaksi yang berantai dengan mengekstraksi sebuah elektron
dari molekul disekitarnya untuk melengkapi orbitalnya sendiri.2 Kecepatan
pembentukan radikal bebas yang tidak terkendali dapat menimbulkan stres
oksidatif.3 Tubuh manusia mempunyai mekanisme pertahanan untuk melawan
stres oksidatif tersebut dengan memproduksi antioksidan.3
Antioksidan adalah senyawa yang bertugas untuk menetralisir peningkatan
radikal bebas, melindungi sel dari efek toksik yang dihasilkan serta berkontribusi
dalam pencegahan penyakit.3 Antioksidan dibagi menjadi 2 jenis yaitu antioksidan
endogen dan antioksidan eksogen,yang termasuk antioksidan endogen adalah
sistem enzim seperti superoxide dismutase (SOD), catalase(CAT), glutathione
peroxidase (GPx) dan glutathione reductase (GRx). Sedangkan yang dimaksud
antioksidan eksogen adalah antioksidan yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh
dan didapat melalui buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan
beberapa daging, unggas dan ikan. Makanan-makanan tersebut mengandung
vitamin E, Vitamin C, beta karoten dan flavonoid.3,4,5
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang terdapat di berbagai tanaman,
seperti teh hijau, anggur, apel, kakao, ginkgo biloba, kedelai, kunyit, bawang,
brokoli, dll.5 Efek antioksidan yang terkandung dalam flavonoid dapat mencegah
penyakit-penyakit kronis dan degeneratif seperti penyakit jantung, kanker,
arthritis, stroke dan penyakit Alzheimer.3,6
Berdasarkan penelitian sebelumnya, tanaman sirsak merupakan salah satu
jenis tanaman buah yang mengandung senyawa bioaktif seperti golongan tanin,
fitosterol, flavonoid, saponin dan alkaloid.7,8
Menurut penelitian yang dilakukan Baskar dan Kumar berjudul In Vitro
Antioxidant studies in leaves of Annona Species, didapatkan hasil bahwa daun
2

sirsak mengandung senyawa flavonoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang


kuat dengan nilai IC 50 70 ppm. 8

Khasiat lain dari daun sirsak adalah kandungan acetogenin yang


mempunyai efek anti feedent (pestisida alami) sehingga hama tidak memiliki
keinginan untuk melahap tanaman yang disukainya.7 Selain itu daun sirsak juga
memiliki efek antihiperglikemik. Menurut hasil penelitian Adeyemi dan
Komolafe, mencit galur wistar yang diinduksi hiperglikemia menggunakan
streptozotosin mengalami penurunan kadar glukosa darah setelah diinjeksi ekstrak
daun sirsak selama 15 hari.9

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, perlu dilakukan penelitian


mengenai aktivitas antioksidan ekstrak daun sirsak menggunakan konsentrasi
larutan yang berbeda untuk menjadi perbandingan dengan penelitian sebelumnya.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-
Picrylhidrazyl) karena metode DPPH merupakan metode yang mudah dan
sederhana dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya. Parameter yang
dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi efisien
atau efficient concentration (EC 50 ) atau Inhibition Contentration (IC 50 ) yaitu
konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50% DPPH
kehilangan karakter radikal bebas.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan terhadap


radikal bebas DPPH?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengukur aktivitas antioksidan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dengan
metode DPPH
3

1.3.2 Tujuan Khusus


• Mengetahui nilai IC 50 dari ekstrak daun apel yang diinduksi dengan
radikal DPPH
• Mengetahui ekstrak daun apel termasuk antioksidan sangat kuat, kuat,
sedang, lemah atau tidak dapat diklasifikasikan

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Untuk masyarakat
Menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang senyawa biokatif yang
terkandung dalam ekstrak daun sirsakdan fungsinya sebagai antioksidan.

1.4.2 Untuk institusi


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengetahui
lebih lanjut tentang efek antioksidan dari ekstrak daun sirsak.

1.4.3 Untuk peneliti


Sebagai prasyarat untuk mendapat gelar sarjana kedokteran dan
menempuh jenjang pendidikan klinik Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Tanaman Sirsak
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu jenis tanaman buah
yang berasal dari amerika selatan yang beriklim tropis, kemudian menyebar luas
ke daratan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pada awalnya,
sirsak merupakan tanaman liar dan setelah dibudidayakan umumnya merupakan
tanaman pekarangan.10 Sirsak merupakan tanaman tropis yang buahnya memiliki
bau dan rasa yang khas. Buahnya berduri halus, daging buahnya berwarna putih
susu, rasanya manis asam dan berbiji kecil berwarna hitam. 10

Menurut sistematika, tanaman sirsak termasuk dalam :


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona muricata L.

Gambar 1.1. Daun Sirsak (Annona muricata L.)


Sumber :http://daunsirsak.net/
5

Sirsak merupakan jenis tanaman yang paling mudah untuk tumbuh di


antara jenis-jenis Annona lainnya dan membutuhkan iklim tropik yang hangat dan
lembab. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1200 m dpl. Tanaman
sirsak akan tumbuh dengan sangat baik pada keadaan iklim bersuhu 22 - 280 C,
dengan kelembaban relatif 60 – 80 % dan curah hujan berkisar antara 1500 –
2500 mm per tahun.10
Keadaan yang terlalu esktrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman sirsak. Pertumbuhannya sangat terhambat
oleh cuaca yang dingin. Sedangkan di musim kemarau, tanaman sirsak akan
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan merontokkan daunnya untuk
meminimalkan penguapan. Tanaman sirsak dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di tanah dengan aliran air yang baik sebab tanaman sirsak tidak tahan
terhadap genangan air.10

2.1.1.1 Daun Sirsak

Morfologi

Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip pendek. Daun
tuanya berwarna hijau tua dan daun mudanya berwarna hijau kekuningan. Daun
sirsak tebal dan sedikit kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat daun
utama. 10

Sirsak (Annona muricata L.) termasuk tanaman yang dapat tumbuh dan
berbuah sepanjang tahun apabila air tanah mencukupi selama pertumbuhannya.
Menurut beberapa literatur, tanaman sirsak berasal dari Amerika Tengah. Di
Indonesia, tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai dari daratan rendah
beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1.000 meter dari
permukaan laut. Penyebaran hampir merata dibuktikan dengan adanya nama-nama
daerah yang berbeda – beda untuk tanaman sirsak.10 Tanaman ini memiliki batang
utama yang kecil dan pendek. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada
6

permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua, sedangkan pada bagian
bawah daun warnanya lebih tua. 10

Kandungan dan Manfaat Daun Sirsak


Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin,
bulatasin dan squamosin. Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan
struktur 30–32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-
furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki
aktivitas sitotoksik, dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah
asimisin, bulatasin, dan squamosinyang mampu menghalangi transport elektron
pada sistem respirasi sel, sehingga menyebabkan gradien proton terhalang dan
cadangan energi tidak dapat membentuk ATP. Bulatasin diketahui menghambat
kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase yang dibutuhkan dalam reaksi respirasi
di mitokondria. 7

Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak

Menurut penelitian mengenai potensi antioksidan pada ekstrak daun sirsak


telah diketahui bahwa ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki
aktivitas antioksidan. Ekstrak sebanyak 500 µg/ml menunjukkan aktivitas sebagai
antioksidan dengan nilai persen penghambatan radikal bebas pada 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil sebesar 88,77%, pada 2,2-azinobis-(3-ethylbenzothizoline-6-
sulphonat esebesar 90.05%, pada radikal hidroksil sebesar 85.88% dan pada nitric
oxide sebesar 72.60%. Hal ini merupakan aktivitas inhibisi dari peroksidase lipid.9

2.1.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum
mengalami pengolahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi dua golongan yaitu simplisia
nabati, simplisia hewani. 11
7

2.1.3 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
zat aktif dari simplisisa nabati atau simplisia hewani serta menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.11

2.1.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.Pelarut organik yang
sangat sering digunakan dalam mengekstraksi zat aktif dari sel tanaman adalah
metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton, benzen dan etil asetat.11
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu :
2.1.4.1 Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara
perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada
temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-
menerus disebut maserasi kinetic sedangkan yang dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi.11
b. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang
selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya
dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap
pelembaman bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus-menerus sampai
diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.11
8

2.1.4.2 Cara panas


a. Refluks
Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan
alat pada temperatur tititk didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.11
b. Digesti
Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada
temperature lebih tinggi daripada temperature ruangan, yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40-50°C.11
c. Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut
yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga
menjadi ektaraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.11
d. Infludasi
Infludasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air
pada temperatur 90°C selama 30 menit.11
e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut
air pada temperatur 90°C selama 30 menit.11

2.1.5 Radikal bebas


2.1.5.1 Pengertian radikal bebas
Radikal bebas adalah atom atau kelompok atom yang mempunyai elektron
yang tidak berpasangan di orbital luarnya.1,2 Radikal bebas ini sangat reaktif
karena dapat mencetuskan reaksi yang berantai dengan mengekstraksi sebuah
elektron dari molekul disekitarnya untuk melengkapi orbitalnya sendiri.2 Jika
jumlahnya sedikit, radikal bebas dapat dinetralkan oleh sistem enzimatik tubuh,
namun jika berlebih, memicu efek patologis. 12
9

2.1.5.2 Sifat-sifat Radikal Bebas


Kerusakan membran sel yang diawali oleh radikal bebas menyebabkan
kerusakan sel dengan rangkaian proses sebagai berikut :
1) Terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen membran
(enzim-enzim membran, komponen karbohidrat membran plasma), sehingga
terjadi perubahan struktur dan fungsi reseptor.
2) Oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas yang
menyebabkan proses transport lintas membran terganggu.
3) Reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol membran yang mengandung asam
lemak tak jenuh majemuk (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid). Hasil
peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas berefek langsung terhadap
kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, cross-linking,
struktur dan fungsi membran serta menyebabkan kematian sel. Dalam keadaan
normal tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan terhadap radikal bebas.
Kerusakan sel akibat radikal bebas baru dapat terjadi apabila kemampuan
mekanisme pertahanan tubuh menurun.13

2.1.6 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang bertugas untuk menetralisir peningkatan


radikal bebas, melindungi sel dari efek toksik yang dihasilkan serta berkontribusi
dalam pencegahan penyakit.3 Antioksidan dibagi menjadi 2 jenis yaitu antioksidan
endogen dan antioksidan eksogen,yang termasuk antioksidan endogen adalah
sistem enzim seperti superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT), glutathione
peroxidase (GPx) dan glutathione reductase (GRx). Sedangkan yang dimaksud
antioksidan eksogen adalah antioksidan yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh
dan didapat melalui buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan
beberapa daging, unggas dan ikan. Makanan-makanan tersebut mengandung
vitamin E, Vitamin C, beta karoten dan flavonoid.3,4,5
Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi
lemak. Oksidasi lemak terdiri dari 3 tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan
terminasi.14 Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu
suatu senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif
10

akibat dari hilangnya satu atom hidrogen (reaksi 1). Pada tahap propagasi, radikal
asam lemak akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi (reaksi 2).
Radikal peroksi lebih lanjut akan menyerang asam lemak menghasilkan
hidroperoksida dan radikal asam lemak baru (reaksi 3). Hidroperoksida yang
terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi lebih lanjut menghasilkan
senyawa-senyawa karbonil rantai pendek seperti aldehida dan keton yang berasal
dari pemecahan makanan berlemak. Tanpa adanya antioksidan, reaksi oksidasi
lemak akan mengalami terminasi melalui reaksi antar radikal bebas membentuk
kompleks bukan radikal (reaksi 4).14
Inisiasi : RH  R* + H * (1)

Propagasi : R* + O 2  ROO* (2)

ROO* + RH  ROOH + R* (3)

Terminasi : ROO* + ROO*  non radikal (4)

R* + ROO  non radikal

R* + R*  non radikal

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu


antioksidan alami dan buatan.

a. Antioksidan Alami
Antioksidan alami berasal dari tumbuhan yang sering dikonsumsi dan
telah diisolasi.Antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan mengandung
Vitamin C, vitamin E, polienol, karoten, bioflavonoid, katekin dan
resveratol.15
b. Antioksidan Sintetik
Antioksidan Sintetik diizinkan penggunaannya dalam makanan untuk
menjaga mutu dan dari perubahan sifat kimia makanan akibat proses
oksidasi yang terjadi terutama pada waktu penyimpanan. Contohnya BHA
(Butylated Hidroxyanisol), BHT (Butylated Hydroxytoluene), TBHQ (
Tert-Butyl Hidroxy Quinon), propel galat dan lain-lain. 15
11

2.1.7 Metode Uji Antioksidan

Metode uji antioksidan adalah metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas
antioksidan yang terkandung dalam suatu sampel. Ada empat metode uji
antioksidan yang sering digunakan yaitu :15

1. Metode DPPH
2. Metode Tiosianat
3. Metode Xanthin Oksidase
4. Metode Deoksiribosa

a.Metode DPPH

DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) merupakan radikal bebas yang


stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. DPPH menerima elektron
atau radikal hidrogen sehingga membentuk molekul diagmentik yang stabil.
Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron atau radikal
hidrogen pada DPPH, akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. Jika
semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan, maka warna
larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang
gelombang 517 nm akan hilang. Perubahan ini dapat diukur secara stokiometri
sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul
DPPH akibat adanya zat antioksidan .16,17

Prinsip dari uji antioksidan dengan metode DPPH adalah terjadinya


perubahan warna larutan yaitu perubahan warna ungu menjadi ungu pudar dan
kuning. Perubahan warna ungu menjadi ungu pudar dan kuning dikarenakan
adanya penurunan absorptivitas molar dari molekul DPPH. Perubahan warna
tersebut berdasarkan jumlah elektron yang tertangkap. Radikal bebas DPPH yang
memiliki elektron tidak berpasangan memberikan warna ungu. Perubahan warna
yang terjadi disebabkan adanya ikatan antara elektron DPPH dengan atom
hidrogen yang mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan antioksidan
dalam menangkap radikal bebas. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH
menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning
12

terang dan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm akan hilang. Dengan
demikian, semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin memudar warna
larutan dan absorbansinya semakin kecil.17
18
Menurut metode Blois kira-kira ekstrak metanol (4ml pada 0,5 mg/ml)
ditambahkan sampai 1 ml DPPH (1 mM dalam larutan metanol) di dalam 5 ml
botol dengan penutup. Campuran diaduk rata dan disimpan dalam temperatur
ruangan selama 10 menit. Lalu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
UV/Vis.19

Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah


nilai konsentrasi efisien atau efficient concentration (EC 50 ) atau Inhibition
Contentration (IC 50 ) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat
menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal bebas atau konsentrasi
suatu zat antioksidan tinggi akan mempunyai harga EC 50 atau IC 50 yang rendah.

Gambar 1.2. Reaksi DPPH dengan Antioksidan


Sumber : Prakash 2001

b. Metode Tiosianat
Metode ini didasarkan pada kemampuan senyawa antioksidan dalam
menghambat terbentuknya radikal yang reaktif. Pembentukan radikal bebas oleh
oksidasi asam linoleat. Oksidasi lipid sering disebut autooksidasi karena reaksi
tetap berlangsung walaupun tidak ada zat pengoksidasi. Aktivitas antioksidan
yang ditemukan dengan metode tiosianat membutuhkan suatu kontrol positif,
pembanding ini biasanya merupakan senyawa yang telah diketahui sifat
antioksidannya, seperti Vitamin C, butil hidroksi toluena (BHT) atau tokoferol
(vitamin E). Oksidasi asam linoleat dalam kondisi buffer yang diinkubasi pada
13

suhu 370 C menggunakan FeCl 2 dan amonium tiosianat sebagai pereaksi oksidator
dapat mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sehingga menghasilkan warna merah darah
yang menyerap sinar tampak pada panjang gelombang 500 nm. 4

c. Metode Xanthine Oxidase


Suatu sistem uji evaluasi aktivitas penangkal untuk sampel melawan
superoksida anion radikal bebas.4 Pada metode ini digunakan SOD (Superoksida
Dismutase).Superoksida dismutase merupakan antioksidan endogen yang dapat
mengkatalisis radikal superoksida (O 2 ) menjadi hidrogen peroksida (H 2 O 2 ),
sehingga SOD disebut sebagai scavenger atau pembersih superoksida (O 2 ).
Larutan ekstrak yang akan diuji dicampur dengan SOD dan Xhantine kemudian
diukur absorbansinya.4

d. Metode Deoksiribosa

Reaksi degradasi gula deoksiribosa akan menghasilkan suatu produk


karbonil dan dikarbonil diantaranya malondialdehid (MDA). Adanya MDA dapat
dideteksi dengan asam tiobarburat (TBA) dalam suasana asam membentuk suatu
kromogen yang berwarna merah muda. Jumlah kromogen MDA – TBA yang
terbentuk sangat tergantung dari jumlah deoksiribosa yang didegradasi. Semakin
tinggi konsentrasi deoksiribosa yang ditambahkan akan menyebabkan
peningkatan absorbansi kromogen MDA – TBA. 4

2.1.8 Spektrofotometri UV-Vis


Spektrofotometri UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara radiasi elektromagnetik
dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah UV-Vis. 19
Prinsip dari spektrofotometri UV-Vis adalah mengukur jumlah cahaya yang
diabsorbsi atau ditransmisikan oleh molekul-molekul dalam larutan. Ketika
panjang gelombang cahaya ditransmisikan melalui larutan, sebagian energi cahaya
tersebut akan diserap (diabsorpsi). Besarnya kemampuan molekul-molekul zat
terlarut untuk mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu terkenal
14

dengan istilah absorbansi (A), yang setara dengan nilai konsentrasi larutan
tersebut dan panjang berkas cahaya yang dilalui (biasanya 1 cm dalam
spektrofotometri) ke suatu point dimana persentase jumlah cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi diukur dengan phototube.19

2.2 Kerangka Konsep

EKSTRAK DAUN
SIRSAK
Radikal Bebas
(Eksogen/Endogen)
Mempunyai Senyawa Bioaktif

Senyawa Flavonoid dan Tanin Contoh:


(Berperan Sebagai Antioksidan) DPPH

Radikal bebas menerima


elektron dari antioksidan

Radikal bebas menjadi


molekul stabil

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

METODE METODE METODE XHANTINE


OKSIDASE METODE DPPH
DEOKSIRIBOSA TIOSIANAT

Penambahan Larutan DPPH pada


ekstrak dgn berbagai konsentrasi
& diukur absorbansinya

Didapatkan Data
• Persentase Hambatan
• Nilai Probit,
• Log Konsentrasi

Persamaan Linier
y=a+bx

NILAI IC50
15

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
1. Konsentrasi konsentrasi V1M1=V2M2 - Numerik 1 ppm,
ekstrak daun larutan uji (perbandingan 10 ppm,
sirsak dalam ppm (1 μg ekstrak 100 ppm,
μg/mL) dengan mL 1000 ppm
etanol 96%)
2. Absorbansi Nilai Diukur pada Spektrof Numerik Absorbansi
sampel absorbansi panjang otometer
sampel pada gelombang
masing- maksimum
masing
konsentrasi
3. IC50 Nilai yg Persamaan - Kategorik < 50 ppm =
menunjukan regresi linier sgt kuat
konsentrasi dengan analisa 50-100 ppm
ekstrak (ppm) Probit. = kuat
yg mampu 100-150 =
menghambat sedang
proses 151-200
oksidasi ppm = lemah
sebesar 50%.
16

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional melalui metode DPPH
untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun sirsak.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai bulan Agustus
2012 di Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3.3 Sampel
Daun sirsak (Annona muricata L.) yang sudah dideterminasi di LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kemudian diekstraksi dan dibuat larutan
ekstraknya dengan 4 konsentrasi yaitu 1 ppm, 10 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm.
Masing-masing konsentrasi dibuat secara triplo.20

3.4 Alat Dan Bahan Penelitian


3.4.1 Alat Penelitian
Timbangan analitik; tabung reaksi; tabung erlenmeyer; cawan; gelas ukur;
gelas beaker; mikropipet 10, 100, dan 1000 μl; tip 10, 100, 1000 μl; shaker
waterbath; kupet dan spektrofotometri UV-Vis HITACHI 2,2 solution

3.4.2 Bahan Penelitian


Simplisia; Etanol 96%; DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) 1 g; Asam
Askorbat (Vitamin C) dan Aquadest

3.5 Cara Kerja Penelitian


3.5.1 Penyiapan Sampel/Pembuatan simplisia nabati
17

Daun sirsak (Annona muricata L.) yang dipetik di kebun LIPI dicuci
bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari langsung. Daun yang telah
kering diblender hingga menjadi serbuk daun sirsak.11,21

3.5.2 Pembuatan ekstrak daun sirsak

Pembuatan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) menggunakan


metode maserasi yaitu menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan /
pengadukan pada temperatur ruangan.11

3.5.3 Pembuatan Larutan


a. Pembuatan Larutan DPPH 0,004% (0,004 g/100 mL atau 0,0004 g/10
mL).
DPPH yang ditimbang sebanyak 0,0004 g dilarutkan dalam 10 mL
etanol 96%.20 Larutan dikocok hingga homogen dan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis untuk memperoleh
panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum untuk
larutan DPPH adalah 517 nm.20

b. Pembuatan Larutan Blanko


4500 μL etanol ditambah 500 μL larutan DPPH lalu dikocok
hingga homogen.

c. Pembuatan Larutan Uji


1. Larutan Induk (10.000 ppm)
50 mg ekstrak dilarutkan dalam 5 mL etanol = 10 mg/mL = 10.000
μg/ml (ppm)
2. Larutan Seri (1, 10,100,1000 ppm).20
a) 1000 ppm
500 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.
b) 100 ppm
18

50 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai volumenya


4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.
c) 10 ppm
5 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai volumenya
4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.

d) 1 ppm
5 μL dari larutan 1000 ppm ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.

d. Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)22


1. Larutan Induk (100 ppm)
1 mg Vitamin C murni dilarutkan dalam 5 mL etanol = 0,1 mg/mL
= 100 μg/ml (ppm).
2. Larutan Seri (2,4,6,8 ppm)22
a) 2 ppm
100 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.
b) 4 ppm
200 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.
c) 6 ppm
300 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.
d) 8 ppm
400 μL dari larutan induk ditambahkan etanol sampai
volumenya 4500 μL. Tambahkan 500 μL larutan DPPH.

Semua larutan dikocok dengan alat shaker waterbath agar larutan


menjadi homogen. Setelah dikocok kemudian didiamkan (diinkubasi).
Kedua proses tersebut berlangsung selama 30 menit dalam suhu ruangan
19

agar tercapainya kondisi steady state (waktu dimana nilai absorbansi sudah
konstan).20

3.5.4 Pengukuran Absorbansi


Semua larutan blanko, larutan uji dan larutan kontrol positif diinkubasi
pada suhu 27oC selama 30 menit dalam keadaan gelap, kemudian diukur
absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer.23
Setelah mendapatkan nilai absorbansinya, persen hambatan masing-masing
larutan dihitung dengan menggunakan rumus24:

% Hambatan = (Abs blanko – Abs sampel) x 100%


Abs Blanko
Setelah mendapatkan % aktivitas hambatan, kemudian dicari nilai
probitnya dengan cara melihat tabel probit. Setelah mendapatkan nilai probit,
dicari nilai IC 50 melalui persamaan regresi linier.25

3.5.5 Manajemen Data


Data persentase hambatan antioksidan penangkap radikal DPPH (%)
ekstrak daun sirsak dianalisis dan dihitung nilai IC 50 nya melalui persamaan
regresi linier dengan analisa probit.25
Persentase penghambatan yang diperoleh dikonversi ke persamaan regresi
linier, yaitu hubungan konsentrasi terhadap persentase penghambatan. Persamaan
regresi yang diperoleh digunakan untuk menentukan aktivitas sampel yang
dinyatakan dengan nilai IC 50 atau median inhibitory concentration, yaitu
konsentrasi sampel dalam ppm (µg/ml) yang dapat menghambat 50% aktivitas
radikal bebas DPPH. Semakin kecil nilai IC 50 menandakan semakin tinggi
aktivitas antioksidan senyawa tersebut.24 Nilai IC 50 diperoleh dari perpotongan
garis antara 50% perendaman radikal bebas dengan sumbu konsentrasi, kemudian
dimasukkan ke persamaan y = a + bx. Sampel dinyatakan sebagai antioksidan
sangat kuat jika nilai IC 50 < 50 µg/ml, kuat jika nilai IC 50 50-100 µg/ml, sedang
jika nilai IC 50 101-150 µg/ml dan lemah jika nilai IC 50 151-200 µg/ml dan
dinyatakan tidak aktif jika mempunyai nilai IC 50 > 200 µg/ml. 24
20

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Absorbansi


Semua larutan (blanko, ekstrak daun sirsak, dan vitamin C) diukur
absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang maksimum 517 nm.20
Dengan menggunakan panjang gelombang maksimum, akan menghasilkan nilai
absorbansi yang maksimum juga. Nilai absorbansi pada ekstrak daun sirsak dapat
dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbansi dari Larutan Blanko
No Bahan Panjang Gelombang Maximum Absorbansi (nm)
1. Blanko 517 nm 0,657

Tabel 4.2 Hasil Absorbansi Larutan 1, 10, 100 dan 1000 ppm
No Konsentrasi Absorbansi Rata-rata
(ppm) 1 2 3 Absorbansi
1 1 0.428 0.421 0.471 0.440
2 10 0.383 0.325 0.346 0.351
3 100 0.241 0.260 0.241 0.247
4 1000 0.192 0.202 0.196 0.197

Tabel 4.3 Hasil Absorbansi Larutan Vitamin C


No Konsentrasi Absorbansi Rata-rata
(ppm) 1 2 3 Absorbansi
1 2 0,392 0,394 0,395 0.393
2 4 0,356 0,350 0,351 0.352
3 6 0,334 0,334 0,333 0.334
4 8 0,196 0,196 0,196 0.196

Setelah didapatkan nilai absorbansi pada tiap-tiap konsentrasi baik untuk


sampel daun sirsak maupun vitamin c, dilanjutkan dengan penghitungan aktivitas
hambatan (%).
Untuk menganalisa apakah ekstrak daun sirsak mempunyai aktivitas
antioksidan, digunakan persamaan regresi linier dengan analisa probit untuk
mencari nilai IC 50 . Nilai probit didapatkan dengan menggunakan tabel probit dari
nilai % aktivitas hambatan. (lampiran 4)
21

Tabel 4.4 Data Ekstrak daun sirsak


Konsentrasi Absorbansi Aktivitas Log
No Nilai Probit
(ppm) (nm) Hambatan (%) Konsentrasi
1 1 0,440 33,0 0 4,5601
2 10 0,351 46,6 1 4,9147
3 100 0,247 62,4 2 5,3160
4 1000 0,197 70 3 5,5244
*Nilai Absorbansi Larutan Blanko = 0,657 nm

Tabel 4.5 Data Vitamin C


Konsentrasi Absorbansi Aktivitas Log
No Nilai Probit
(ppm) (nm) Hambatan (%) Konsentrasi
1 2 0,393 40,18 0,3 4,7518
2 4 0,352 46,42 0,6 4,9996
3 6 0,334 49,16 0,7 4,9799
4 8 0,196 70,16 0,9 5,5302
*Nilai Absorbansi Larutan Blanko = 0,657 nm

Setelah mendapatkan data log konsentrasi dan nilai probit, maka dibuat
grafik antara log konsentrasi (x) dan probit (y) dan didapatkan persamaan
liniernya. (lampiran 2)

Tabel 4.6 Persamaan Linier


No Bahan Nilai a Nilai b Nilai r Persamaan Linier
1 Ekstrak daun sirsak 4,5846 0,3294 0,99 Y= 4,5846 + 0,3294 x
2 Vitamin C 4,3154 1,1998 0,91 Y= 4,3154 + 1,1998 x

4.2 Penetapan Nilai IC 50


Untuk menghitung nilai IC 50 dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan regresi linier dengan analisa probit. Untuk memudahkan proses input
dan penghitungan data, digunakan microsoft excel untuk mencari persamaan
regresi linier dengan analisa probit.20 Dari hasil penghitungan didapatkan nilai
IC 50 ekstrak daun sirsak sebesar 18 ppm dan vitamin C sebesar 3,72 ppm.
(lampiran 1)

Tabel 4.7 Nilai IC 50

No Bahan Nilai IC 50
1. Ekstrak Daun Sirsak 18 ppm
2. Vitamin C 3,72 ppm
22

Berdasarkan hasil di atas, ekstrak daun sirsak merupakan antioksidan yang


sangat kuat dengan nilai IC 50 18 ppm. Sedangkan menurut hasil penelitian Baskar
dan Kumar didapatkan nilai IC 50 esktrak daun sirsak 70 ppm. Perbedaan IC 50 ini
dapat disebabkan oleh kadar DPPH yang berbeda, penelitian sebelumnya
menggunakan 0,2 Mm DPPH yang merupakan 2 kali lipat kadar DPPH pada
penelitian ini, sehingga kadar radikal bebas yang harus berikatan dengan
antioksidan semakin besar. Pada Vitamin C didapatkan nilai IC 50 Vitamin C
sebesar 3,72 ppm sehingga digolongkan sebagai antioksidan sangat kuat.

Menurut hasil penelitian Joabe dkk, didapatkan hasil IC 50 ekstrak metanol


daun sirsak (Annona muricata L.) 212 ppm dan diklasifikasikan tidak memiliki
aktivitas antioksidan, hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan konsentrasi yang
terlalu kecil yaitu 10, 15, 20, 25, 50 dan 100 ppm. Kisaran konsentrasi daun sirsak
yang kecil akan menyebabkan kadar antioksidan tidak dapat berikatan dengan
radikal bebas secara optimal sehingga tidak didapatkan aktivitas antioksidan.
Pelarut metanol yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan pelarut polar
yang baik untuk menarik senyawa bioaktif yang bersifat polar seperti flavonoid
dan tannin.26

Uji aktivitas antioksidan pada buah sirsak dengan metode DPPH


didapatkan nilai IC 50 28.05 ppm dan digolongkan sebagai antioksidan sangat kuat.
Buah sirsak mengandung Vitamin C sebanyak 30.38 mg% dan karotenoid
sebanyak 0.01 mg%. Karotenoid berfungsi melindungi tanaman dari sinar
matahari yang dapat memicu kerusakan fotoksidatif sehingga sangat berpotensi
memiliki efek antioksidan. Dikatakan bahwa peningkatan kadar karotenoid di
tanaman berbanding lurus dengan aktivitas antioksidannya. 27

Aktivitas antioksidan juga dapat dilihat pada perubahan warna larutan dari
ungu pekat menjadi ungu pudar dan kuning. Pada larutan uji ekstrak daun sirsak
terlihat adanya perubahan warna dari ungu pekat menjadi ungu pudar dan kuning
(lampiran 4).

Pada penelitian ini, ekstrak daun sirsak yang digunakan berasal dari hasil
ekstraksi dengan metode maserasi. Pada proses maserasi digunakan simplisia
23

daun sirsak dengan berat 400 g yang didapatkan dari 1 kg daun sirsak segar.
Simplisia dibuat halus karena semakin halus simplisia maka ekstrak yang
dihasilkan akan semakin efektif dan efisien.simplisia yang halus akan
memudahkan proses penarikan senyawa bioaktif oleh pelarutnya.21

Metode maserasi dipilih karena metodenya relatif sederhana yaitu tidak


memerlukan alat-alat yang relatif rumit, relatif mudah, murah dan dapat
menghindari rusaknya komponen senyawa akibat panas.22 Pada penelitian ini
dilakukan 3 kali pengadukan selama 3 hari berturut-turut menggunakan etanol
96%. Etanol 96% digunakan sebagai pelarut karena dapat menarik komponen baik
yang bersifat polar maupun non polar. Pelarut etanol 96% memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya dapat menyebabkan senyawa yang terkandung di dalam
sampel dapat terekstrak lebih banyak, karena dapat mengekstrak komponen kimia
yang tahan panas dan tidak tahan panas.22 Selain itu etanol 96% memiliki
kemampuan untuk mengisolasi sejumlah bahan bioaktif yang lebih optimal
dibandingkan beberapa jenis pelarut lainnya.22 Hasil dari maserasi kemudian
dievaporasi menggunakan rotatory evaporator sampai didapatkan ekstrak kental
dengan berat 20 g. Proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
jenis pelarut yang digunakan, dan luas permukaan simplisia. Jenis pelarut yang
digunakan tergantung pada polaritas senyawa yang akan diekstrak.22

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan kali ini mempunyai keterbatasan dan


kekurangan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu :

1. Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh peneliti mengenai penelitian


laboratorium secara in vitro yang mengakibatkan proses penelitian
berlangsung lebih lama dan banyak melakukan pengulangan.
24

BAB 5
KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas


antioksidan. Ekstrak daun sirsak memiliki nilai IC 50 18 ppm dan diklasifikasikan
sebagai antioksidan sangat kuat.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai aktivitas antioksidan dari


bagian tanaman sirsak lainnya, seperti kulit sirsak, batang pohon sirsak, dll.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai aktivitas antioksidan ekstrak
daun sirsak dengan metode dan pelarut yang berbeda.
25

DAFTAR PUSTAKA

1.Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta:
EGC; 2009.

2.Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar sebuah
pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2000.

3.Pham-Huy LA, He H, Pham-Huy C. free radicals, anatioxidant in disease and


health. International Journal of Biomedical Science 2008 June; 4(2): 89-96

4.Wahyuni, A Hardjono, P Hariyantiwasi. Ekstraksi Kurkumin Dari Kunyit.


Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses : 2004 ; Jogjakarta,
Indonesia

5.Madha K, Munifatul I, Yulita N. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin


C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik.Buletin Anatomi dan Fisiologi
2010; 18 (No.1): 28-40
6.Hanneken A, Lin FF, Johnson J, Maher P. Flavonoids protect humanretinal
pigment epithelial cells from oxidative-stress-induced death.Invest Ophthalmol
Vis Sci 2006;47:3164-77.

7.Septerina. N. J. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak sebagai Insektisida Rasional


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Paprika Variestas Bell Boy. Dept of
Agronomy[online].
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-
2002-niken-5526-ekstrak. Diakses tanggal 23 Maret 2012.

8.Baskar R, Rajeswari V, Kumar TS. In vitro antioxidants studies in leaves of


annona species. Indian J Exp Biol. 2007 May; 45(5):480-5

9.Adeyemi DO, Komolafe OA, Adewole OS, Obuotor EM, Adenowo TK.
Antihyperglycemic activities of Annona muricata (linn). Afr J Tradit
Complement Altern Med. 2008 Oct 25;6(1):62-9
26

10.Ersi H. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak dalam Menumpas Kanker. Jakarta,
Indonesia: Tim Elang Media. 2011.

11.Departemen Kesehatan RI. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan


Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta : Depkes
RI. 2000.hal. 1-12.

12.Elliot middleton, J.R., Chittan Kandaswani and Theorides, TC., 2000, The
Effect of Plant Flavonoids on Mammalian Cells: Implication for Inflamation,
Heart Disease and Cancer The American Society for Pharmacology and
experimental Theurapetics, Vol 52 No 4, 47/867/401, Printed in USA.
Hal709,713.

13.Gitawati, R. 1995. Radikal Bebas- Sifat dan Perannya dalam Menimbulkan


Kerusakan/Kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran No.102: 33-36.

14.Wong. D. Mechanism and Theory in food Chemitry. New York: Van Nostrad
Reinhold. 1989.

15.Ardiansyah. 2007. Antioksidan dan Peranannya bagi Kesehatan. Artikel


iptek.Akses 28 maret 2012.

16.Green RJ. Antioxydant Activity of Peanut plant tissues.thesis. North Caroline


State University, Raleihgh: Department of food science. 2004.

17.Koleva I, van Beek T, Linnssen JPH, de Groot A, Evstarieva LN. Screening of


plant extracts for antioxidant activity: a comparative study on three testing
methods. Phytochemical Anal 2002;13: 494-500.
18.Blois, M.S., Antioxidant Determinations By The Use of a Stable Free Radical,
Nature. 1958. p. 1199-1200.

19.Vimala, S., Adenan, MI, A.R. and Shahdan Rohana. Nature’s Choice to
Wellness : Antioxidant vegetables/Ulam. Malaysia, Kuala Lumpur: Forest
Research institute. 2003.

20.Lachumy SJT, Sasidharan S, Sumathy V, Zakarin Z. Pharmacological Activity,


Phytochemical analysis and Toxicity of methanol extract of Etlingera elatior
27

(Torch Ginger) Flowers. Malaysia : Asian Pacific Journal of Tropical


Medicine. 2010. 769-774.
21.Harborne, JB. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata Edisi II. Bandung: ITB Press; 1987.
Hal. 6,71,76,84-85, 94-97.
22.Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The Antioxidant
Activity of Wild Medlar (Mespilus germanical) Fruits, Stem Bark and Leaf.
African Journal of Biotechnology 10 January 2011; Vol.10(2): pp. 283-289.
Available from:URL: http://www.academicjournals.org/AJB
23.Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and
Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey and Their Combination.
Journal of Pharmacy Research 2009 ;2(12):1875-1878. Available from:URL:
http://www.jpronline.info
24.Molyneux P. The Use of The Stable Free Radical Dipenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating antioxidant activity. Songklanakarin: Science
Technology. 2004. 26 (2) : 211-219.
25.Saputri FC, Jantan I. Effects of selected medicinal plants on human low-
density lipoprotein oxidation, 2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) radicals
and human platelet aggregation. Journal of Medicinal Plants Research 16
November 2011;Vol.5(26): pp. 6182-6191. Available from;URL:
http://www.academicjournals.org
26.Joabe G, Thiago A, Valerium T, et al. Antiproliferative Activity, Antioxidant
Capacity and Tannin Content in Plants of Semi-Arid Northeastern Brazil.
Brazil : Moleculs Journal. 2010. 8534-8540.
27.Patricia D, Gabrielle G, Giovanna V, et al. Antioxidant, Mutagenic Activity of
Frozen Fruits. Brazil.J Med Food. 2008. 11(1): 144-151
28

Lampiran 1
Penghitungan IC 50

1. Penghitungan Nilai IC 50 Ekstrak Daun Sirsak


y = a + bx
y = 4,5846 + 0,3294 x
5 = 4,5846 + 0,3294 x
x = 5 - 4,5846
0,3284
x = 1,26
antilog x = 18 ppm
IC 50 Ekstrak Daun Sirsak = 18 ppm

2. Perhitungan Nilai IC 50 Vitamin C


y = a + bx
y = 4,3154 + 1,1998 x
5 = 4,3154 + 1,1998 x
x = 5- 4,3154
1,1998
x = 0,5705
antilog x = 3,72 ppm
IC 50 Vitamin C = 3,72 ppm
29

Lampiran 2
Grafik Hasil Penghitungan Data

Grafik perbandingan konsentrasi dengan


absorbansi ekstrak daun sirsak
0,450
0,400
0,350
absorbansi

0,300
0,250
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
1 10 100 1000
konsentrasi

Grafik Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Ekstrak Daun Sirsak

Grafik. Perbandingan Log Konsentrasi


dengan Nilai Probit Ekstrak Daun Sirsak
6,0000
5,0000
nilai probit

4,0000
y = 0.3294x + 4.5846
3,0000 R² = 0.985
Series1
2,0000
Linear (Series1)
1,0000
0,0000
0 1 2 3 4
log konsentrasi

Grafik Perbandingan Log Konsentrasi (x) dengan nilai Probit (y) Ekstrak Daun
Sirsak dan Persamaan Regresi Liniernya.
30

Grafik. Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi


Vitamin C
0,450
0,400
0,350
absorbansi

0,300
0,250
0,200
0,150 Series1
0,100
0,050
0,000
2 4 6 8
konsentrasi

Grafik Perbandingan Konsentrasi dengan Absorbansi Vitamin C

Grafik. Perbandingan Log Konsentrasi


dengan Nilai Probit Vitamin C
5,6
5,5
5,4 y = 1.1998x + 4.3154
5,3 R² = 0.9099
5,2
Probit

5,1
5
4,9 Linear (Series1)
4,8
4,7
4,6
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Log Konsentrasi

Grafik Perbandingan Log Konsentrasi (x) dengan Nilai Probit (y) Vitamin C dan
Persamaan Regresi Liniernya.
31

Lampiran 3

Gambar Alat, Bahan & Hasil

Gambar 2.Simplisia
diblender sampai halus

Proses maserasi Proses evaporasi untuk


menggunakan pelarut mendapatkan ekstrak kental
etanol 96% dengan rotary evaporator

Spektrofotometer UV-Vis Ekstrak daun sirsak


HITACHI konsentrasi 1 ppm
32

Ekstrak daun sirsak Ekstrak daun sirsak


konsentrasi 10 ppm konsentrasi 100 ppm

Ekstrak daun sirsak Perbedaan Warna Pada Larutan Uji


konsentrasi 1000 ppm (kiri-kanan: 1000 ppm, 100 ppm, 10
ppm, dan 1 ppm
33

Lampiran 4
Tabel Probit
34
35
36
37

Lampiran 5

Hasil Determinasi Sampel Penelitian


38

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Raden Nabilla Ayesha Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Oktober 1992

Agama : Islam

Alamat : Komplek Permata Puri Laguna Jl. Danau


Semayang blok C7 No. 3 Kec. Cimanggis Kel.
Mekarsari Depok.

E-mail : nabilla_ayesha@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

• 1998 – 2004 : Sekolah Dasar Islam Sudirman Jakarta


• 2004 – 2006 : Sekolah Menengah Pertama Islam Sudirman Jakarta
• 2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas Negeri =28 Jakarta
• 2009– Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai