Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BANGUNAN


PENDIDIKAN JAKARTA POLITEKNIK NEGERI MEDIA
KREATIF
Pada hari ini, Jumat tanggal dua puluh dua November dua ribu sembilan belas, yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Victor Eko Afianto
Pekerjaan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Alamat : Jl. Kemang Raya No 11, Kemang, Jakarta Selatan

bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pembangunan


Gedung Bangunan Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta yang dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : Yasril Ridho Akbar


Pekerjaan : Kontraktor
Alamat : Jl. Benda No 22, Jagakarasa, Jakarta Selatan

bertindak sebagai kontraktor pelaksana pada Proyek Pembangunan Gedung


Pendidikan Indonesia yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak menyatakan untuk saling mengikat diri mengadakan
perjanjian kerja untuk pembangunan gedung bangunan pendidikan Jakarta Politeknik
Negeri Media Kreatif untuk selanjutnya diatur dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut.

Pasal 1
Macam dan Tempat Pekerjaan

PIHAK PERTAMA memberikan tugas pada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan


pembangunan gedung bangunan pendidikan Jakarta Politeknik Negeri Media Kreatif
yang berlokasi di Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa. Jakarta Selatan, DKI Jakarta
dengan sebaik-sebaiknya sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar terlampir yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Pasal 2
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan seperti yang tersebut dalam pasal 1 akan dimulai pada hari senin, 2
Desember 2019 dan harus diselesaikan dalam waktu maksimal 240 (dua ratus empat
puluh) hari kerja.
Pasal 3
Pelaksanaan Pekerjaan

1. PIHAK KEDUA harus mulai melaksanakan pekerjaan sesuai tanggal yang


ditetapkan bersama dan tidak dibenarkan melakukan penyimpangan atau
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan bersama.
2. PIHAK KEDUA harus bekerja berdasarkan data-data yang lengkap dan tidak
diperkenankan memutuskan sendiri perkara-perkara yang ada di luar gambar
kerja (bestek) dan rancangan anggaran biaya (RAB).
3. PIHAK PERTAMA harus memberikan detail spesifikasi material bangunan yang
dianggap perlu apabila belum tertera di gambar kerja maupun RAB.

Pasal 4
Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan pekerjaan untuk proyek gedung bangunan pendidikan tersebut


adalah sebesar Rp. 14.500.000.000,00 (Empat Belas Miliar Lima Ratus Juta Rupiah),
untuk 1 (satu) unit bangunan. Harga borongan tersebut sudah mencakup bahan
material, upah pekerja, keuntungan kontraktor dan tidak termasuk Pajak-pajak serta
biaya perijinan.

Pasal 5
Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Prosedur pembayaran PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sesuai dalam pasal 4
akan dilakukan secara bertahap sesuai 6 (enam) termin yang disepakati bersama
sebagai berikut.
a. Termin I (satu)
Dibayarkan sebagai uang muka saat penandatanganan kontrak ini yaitu sebesar
20% dari nilai pelaksanaan (pasal 4)
20% x Rp. 14.500.000.000,00 = 2.900.000.000,00

b. Termin II (dua)
Dibayarkan setelah seluruh pekerjaan pondasi, dan pekerjaan struktur beton
selesai dan sudah memulai pekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plat
lantai, sebesar 20%.
20% x Rp. 14.500.000.000,00 = 2.900.000.000,00

c. Termin III (tiga)


Dibayarkan setelah pekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plat lantai
hingga pembetonannya selesai lalu atap sedang dikerjakan, sebesar 20%.
20% x Rp. 14.500.000.000,00 = 2.900.000.000,00

d. Termin IV (empat)
Dibayarkan setelah pekerjaan atap selesai dan mulai mengerjakan pemasangan
plafon, dan acian dinding mulai dikerjakan, sebesar 20%.
20% x Rp. 14.500.000.000,00 = 2.900.000.000,00

e. Termin V (lima)
Dibayarkan setelah pekerjaan pemasangan lantai dan pengecatan sedang
dilakukan, sebesar 15%.
15% x Rp. 14.500.000.000,00 = 2.175.000.000,00

f. Termin VI (enam)
Dibayarkan pada saat seluruh pekerjaan selesai 100%, setelah habis masa
pemeliharaan selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan pasal 6, sebesar 5% dari nilai
pekerjaan.
5% x Rp. 14.500.000.000,00 = 725.000.000,00

Pasal 6
Masa Pemeliharaan

1. Masa pemeliharaan atau hasil pekerjaan ditetapkan selama 3 (tiga) bulan


terhitung sejak tanggal selesainya pekerjaan dan diterima oleh PIHAK
PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara serah
terima ke-I.
2. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan melampaui jangka waktu
tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka masa pemeliharaannya dihitung sampai
berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.
3. Semua biaya perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7
Kenaikan Harga

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan


pekerjaan, borongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan klien atas kenaikan
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadi
tindakan/kebijakan pemerintah RI dalam bidang moneter, yang secara umum
diumumkan dan diatur dalam peraturan pemerintah khusus tentang pekerjaan
pemborongan.

Pasal 8
Pekerjaan Tambah Kurang
1. Jika di kemudian hari dalam proses pelaksanaan konstruksi terdapat pekerjaan
tambah dan pekerjaan kurang akibat perubahan spesifikasi material bangunan
atau gambar kerja, maka hal tersebut akan diatur dalam addendum sendiri.
2. Setiap pekerjaan tambah atau kurang harus melalui dan dari PIHAK PERTAMA.
3. Pekerjaan tambah atau kurang yang melalui PIHAK KEDUA akibat masalah
teknis, harus diberitahukan pada PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA berhak tidak menyetujui, membongkar, dan tidak mengganti
biaya apabila terdapat pekerjaan tambah yang dilakukan PIHAK KEDUA tanpa
sepengetahuan PIHAK PERTAMA

Pasal 9
Pengawas Lapangan

1. Sebagai pengawas pekerjaan akan dilakukan langsung oleh PIHAK PERTAMA


atau orang yang ditunjuk dan diberi kuasa oleh PIHAK PERTAMA yang telah
disetujui bersama PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA berhak sewaktu-waktu mendatangi, mengawasi, memeriksa
pekerjaan ataupun menanyakan kepada setiap pekerja lapangan(tukang atau
mandor) yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
3. PIHAK KEDUA harus bersedia jika diminta mendampingi PIHAK PERTAMA atau
orang yang ditunjuk sebagai pengawas lapangan dalam pengawasan pekerjaan
di lokasi proyek.

Pasal 10
Sub Kontraktor

Keseluruhan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya, oleh


karena itu tidak diperkenankan memberikan pekerjaan tersebut keada PIHAK KETIGA
atau orang lain di luar Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini.

Pasal 11
Force Majeur

1. Yang dimaksud keadaan Force Majeur adalah berbagai keadaan yang


menganggu kelancaran pelaksanaan proyek seperti:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan, banjir,
kebakaran, dll) yang bisa menyebabkan terganggu jalannya proses
konstruksi.
b. Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter (devaluasi) atau kenaikan
harga BBM yang mengakibatkan proyek tersebut terganggu secara
teknis maupun anggaran biaya.
c. Pemogokan tenaga kerja karena dana pembayaran kurang atau
dirayakannya hari raya yang dekat pada waktu proses konstruksi.
d. Perperangan atau huru-hara yang mengakibatkan proyek tidak bisa
dilanjutkan.
2. PIHAK KEDUA harus memberitahukan pada PIHAK PERTAMA tentang
gangguan yang dimaksud beserta kendala dan akibat yang ditimbulkan paling
lambat 2 x 24 jam terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, jika tidak maka akan
dianggap tidak terjadi force majeur.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA tentang force
majeur, PIHAK PERTAMA dapat menyetujui atau menolak secara tertulis
keadaan force majeur tersebut dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak
pemberitahuan tersebut.
4. Jika terjadi force majeur, PIHAK KEDUA harus memberikan itikad baik mengenai
kelanjutan proyek.
5. Dalam keadaan yang disebutkan dalam pasal 1, maka kedua belah pihak bisa
bermusyawarah untuk kesepakatan dalam memutuskan keberlanjutan proyek.
6. Sehubungan dengan ketentuan pada ayat 3 di atas, bila PIHAK PERTAMA tidak
memberikan jawaban dari pemberitahuan force majeur tersebut, maka PIHAK
PERTAMA dianggap menyetujui adanya force majeur tersebut.

Pasal 12
Sanksi - Sanksi

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak sanggup memenuhi kesepakatan yang tercantum


pada pasal 2 yaitu waktu pelaksanaan melebihi waktu yang disepakati bersama
(240 hari), maka PIHAK PERTAMA berhak mengklaim 1% dari nilai kontrak
untuk setiap hari keterlambatan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar
5%.
2. Keterlambatan pelaksanaan proyek dapat ditolerir apabila terjadi force majeur
sesuai pasal 11 ayat 1.
3. Apabila kualitas pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai
dengan spesifikasi gambar kerja dan RAB, maka PIHAK PERTAMA berhak
menunda pembayaran termin sampai kesepakatan lebih lanjut atau berhak
memutuskan secara sepihak Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini.
4. Apabila PIHAK PERTAMA lalai atau terlambat membayar termin kepada PIHAK
KEDUA atas pekerjaan yang sesuai prosedur yang benar, maka PIHAK KEDUA
berhak secara sepihak menghentikan jalannya proyek dengan sepengetahuan
PIHAK PERTAMA (secara tertulis) sampai batas waktu yang ditentukan.
5. Sehubungan dengan ketentuan pada ayat 3 di atas, maka PIHAK PERTAMA
mempunyai hak secara penuh untuk mencari dan menggunakan kontraktor lain
untuk menggantikan pekerjaan PIHAK KEDUA dengan memberitahukannya
terlebih dahulu.

Pasal 13
Kewajiban Pihak Kedua

1. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi


yang telah tercantum pada gambar kerja dan RAB yang sudah disepakati
bersama.
2. PIHAK KEDUA bisa mendatangkan/ menambah tenaga kerja tanpa
sepengetahuan PIHAK PERTAMA jika jadwal pelaksanaan sudah cenderung
terlambat dari jadwal yang sudah disepakati bersama.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban mengatur upah kerja pada tiap tenaga kerja asli
ataupun tenaga kerja yang didatangkan tanpa sepengetahuan PIHAK
PERTAMA.

Pasal 14
Resiko dan Tanggung Jawab Pihak Kedua

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah


disebabkan pekerjaannya tidak sesuai dengan bestek, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugiannya.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah
disebabkan karena kesalahan perubahan penggunaan / fungsi maka segala
kerugian yang timbul ditanggung PIHAK KEDUA.
3. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang
diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya beberapa bahan dan alat
karena semata-mata kesalahan dari PIHAK KEDUA maka segala resiko akibat
kemacetan pekerjaan tersebut pada dasarnya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
4. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA.
5. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksankan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian bagi PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada
sangkut pautnya dalam perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 15
Perselisihan

1. Jika dalam menjalankan Surat Perjanjian Kontrak kerja ini terdapat perselisihan
atau perbedaan pendapat, maka kedua belah pihak akan menempuh jalan
musyawarah mufakat.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawah maka
diselesaikan oleh suatu “Panitia Perdamaian” yang berfungsi sebagai Juri/wasit,
yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari:
a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.
c. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang terpilih dan
disetujui kedua anggota tersebut.
3. Keputusan “Panitia Perdamaian” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu pihak, maka perselisihan akan dilimpahkan ke instansi yang
berwenang. Seperti Pengadilan Negeri Jakarta selatan.

Pasal 16
Penutup

1. Jika terdapat hal-hal penting yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak
Kerja ini, maka kedua belah pihak secara mufakat akan menetapkan kemudian
hari.
2. Demikian Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat dengan rangkap 2 (dua)
bermaterai dan ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal tersebut diatas
dan merupakan surat perjanjian yang mengikat dan sah di mata hukum.

Jakarta Selatan, 22 November 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

M.Victor Eko Afianto Yasril Ridho Akbar


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kontraktor

Anda mungkin juga menyukai