Pedoman Pelayanan
Pedoman Pelayanan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang
amat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis
dalam mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan
masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan
upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi
organisasi kesehatan di Indonesia, agar tetap eksis ditengah
persaingan global yang semakin kuat. Salah satu strategi yang paling
tepat dalam mengantisipasi adanya persaingan terbuka melalui
pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada proses pelayanan
bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut
mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan. Dan banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak
lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kepuasan
pelanggan yang diperoleh berdasar pengalaman sebelumnya.
Penilaian keberhasilan puskesmas dapat dilakukan oleh internal
organisasi puskesmas yaitu berupa penilaian kinerja puskesmas
mencakup manajemen sumber daya tenaga, alat obat, keuangan, dan
sistem informasi manajemen puskesmas.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja
dan penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara
berkesinambungan, maka perlu dilaksanakan penilaian oleh pihak
eksternal dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan
melalui mekanisme akreditasi.
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi kepala puskesmas, penanggung
jawab dan pelaksana pelayanan, dalam melakukan pelayanan
dipuskesmas,sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
3. Pelayanan laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan
penunjang yang dilakukan untuk membantu penegakkan diagnosa
suatu penyakit. Kegiatan pelayanan laboratorium dilaksanakan
dimulai dari permintaan pemeriksaan sampai diperoleh hasil
laboratorium. Permintaan pemeriksaan berasal dari rujukan
internal maupun eksternal.
Jenis – jenis pemeriksaan Lab terdiridari :
a. Pemeriksaan darah rutin.
b. Pemeriksaan urine rutin.
c. Pemeriksaan Kimia Darah.
4. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya
(SDM, sarana prasarana, sediaan farmasi, dan perbekalan
kesehatan serta adminsitrasi) dan pelayanan farmasi klinis
(penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi
obat, dan pencatatan atau penyimpanan resep) dengan
memanfaatkan tenaga,dana, prasarana, sarana, dan metode tata
laksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif,
preventif.
2. Upaya P2P
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular yaitu upaya pelayanan kesehatan puskesmas
untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi. Untuk melindungi masyarakat dari
tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat
dan atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak
sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi
adalah malaria, DBD dengue, diare, Polio, FilariIa, Kusta,
TBC, HIV / AIDS, Pnemonia, dan penyakit – penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi
adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, Diabetes
melitus, Kanker.
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan
kesehatan lingkungan puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi
dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat
umumtermasuk pengendalian pencemaran lingkungan
dengan peningkatan peran serta masyarakat. Untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
4. Upaya Promkes
Promkes adalah salah satu program puskesmas yang
berfokus pada pelayanan preventif dan promotif kepada
masyarakat. kegiatannya meliputi penyuluhan kesehatan
dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga
kesehatan, kerjasama lintas sektor dan upaya dalam
merumuskan kebijakan bersama dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
E. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi FKTP
4. Permenkes No 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Puskesmas
No Jenis Tenaga
Yang ada Kurang
1 Dokter Umum 2 1
2 Dokter Gigi 1 -
3 Apoteker 0 1
4 Perawat 18 -
5 Perawat gigi 0 -
6 Bidan 18 -
7 Asisten Apoteker 1 -
8 Sanitarian 1 -
9 Nutrisionis 1 -
10 Labkes 2 -
11 Ka.Sub Bag. TU 1 -
12 Staf Administrasi 3 -
13 Cleaning Service 4 -
14 Security 1 1
15 Sopir 1 -
B. Standar Fasilitas
Surat Keputusan Menkes Nomor 128/2008 tentang kebijakan
dasar pusat kesehatan masyarakat, menyatakan bahwa puskesmas
adalah unit pelaksana teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Terlihat bahwa puskesmas dan jaringannya
merupakan ujung tombak dinas kesehatan dalam upaya mewujudkan
target . Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional , regional, dan global
serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada diwilayah
Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya KIA / KB
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya pengobatan
B. Penggangguran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan
harga satuan (dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu
atau menurut informasi yang terbaru), sehingga akan diketahui
kebutuhan anggaran untuk pengadaan bahan logistic tersebut.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah
direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan berdasarkan usulan kebutuhan obat dari
Puskesmas.
D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi
penerimaan barang, yang sebenarnya juga mempunyai peran
strategi. Secara garis besar yang harus dicek kebenaraanya adalah:
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta
waktu penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat
perintah kerja (SPK) atau purchase order (PO).
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan,
bau, Noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas
bahan.
3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu
SP/PO
E. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara
tidak langsung akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan
penyediaan oleh karena itu harus ditetapkan prosedur yang baku
pendistribusian bahan logistik, meliputi:
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai
kebenaran dan kewajaran permintaan bahan, baik mengenai
jumlah, spesifikasi maupun penyerahannya. Hal ini sangat
penting agar tidak terjadi pemborosan atau pengeluaran yang
tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui
permintaan dan pengeluaran barang dari gudang.
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggung jawab
bendahara barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus
mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan
barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis
untuk didaur ulang
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain
Assessment resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
Pelaporan dan analisa insiden
Kemampuan belajar dari insiden yang tindak lanjutnya
Implementeasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Langkah 2 :
Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.
Tentukan dimana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya
masalah.
Langkah 3 :
Temukan sebab masalah yang pokok.Tentukan factor-faktor yang
menimbulkan masalah dan keterkaitannya dengan masalah. Gunakan
metode untuk mengetes hipotesis tentang sebab-sebab yangmungkin
menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan data untuk mengetes
hipotesis dan untuk menentukan factor penyebab yang paling dominan.
Langkah 4 :
Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif
untuk menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi.
Langkah 5 :
Langkah 6 :
Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas denganPDCA
Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektf, yaitu:
a. Merencanakan (PLAN) : Sebelumdilaksanakan solusi, perlu
ditentukan tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus
memutuskan “ siapa, apa, dimana, dan bagaiamana” solusi akan
dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan penjelasan tentang
berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan adanya
penolakan dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah
diputuskan tentang data yang harus sudah dikumpulkan untuk
memantau keberhasilan pelaksanaan solusi masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan
pelatihan, termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk
memantau perubahan yang terjadi, dan mengamati tingkat
kemudahan atau kesulitan pelaksanaan solusi. Amati bagaimana
solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu
yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau
kesalahan yang muncul dalam proses ini harus diartikan sebagai
kesempatan untuk membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan
pelajaran apa yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai
denganpelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil :
“Lanjutkan proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan
dari awal dengan tujuan melakukan modifikasi”.
BAB IX
PENUTUP