1. Menerima makanan
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan).
UTILITAS EKSKRESI
Leher gigi
Akar gigi
Akar gigi
Manipulasi, membantu kunyahan dan menyiapkan bahan makanan agar mudah ditelan
1) Melubrikasi mulut
3) Melarutkan zat kimia yang akan merangsang taste buds dan menyediakan
informasi sensoris mengenai material
Organik :
α-Amilase, Lisozim, Kalikren, Laktoperosidase, Protein
kaya prolin dan Musin
Berbentuk kerucut terdiri dari muskulo membranosa dan tersambung
dengan esofagus dan trakhea.
Sel mukus
Saluran
Dinding kelenjar
lambung
Pilorus
Sel parietal
Duodenum
3 Lapisan otot polos
Kelenjar
lambung
Sel kepala
Sel endokrin
Gbr penampang dinding lambung
Glandula cardiacae
• Menghasilkan mukus
Glandula gastricae
• Menghasilkan pepsin dan asam lambung (HCl)
Glandula pyloricae
• Menghasilkan hormon
1. Merangsang keluarnya sekretin
3. Desinfektan
Lapisan otot
• Terdiri dari lapisan otot longitudinal dan sirkuler.
Lapisan serosa
Fungsi utama usus halus
adalah menyelesaikan
pencernaan dan
absorbsi zat-zat gizi, air
dan elektrolit.
Absorpsi zat gizi (nutrient) terjadi terutama di usus halus
(90%), dan sisanya (10%) di dalam lambung dan usus
besar.
Terdapat dua jenis gerakan yang terjadi di dalam usus
halus, yaitu :
• Gerakan segmental
• Gerakan pendulum
Gerakansegmental adalah gerakan yang memisahkan
segmen usus yang satu dengan yang lain. Hal ini
memungkinkan chyme dari lambung bergerak maju
mundur dengan tendensi yang menyebabkan chyme
tercampur dengan enzim-enzim pencernaan dan
berkontak dengan mukosa usus untuk diabsorpsi. Setelah
makanan diabsorpsi, segmentasi berkurang dan diganti
dengan gerakan peristaltik yang akan mendorong
makanan menuju distal.
Gerakan pendulum atau ayunan menyebabkan isi usus bercampur.
Semua nutrien yang diabsorpsi terjadi melalui membran plasma sel.
Villi-villi usus halus merupakan tempat terjadinya absorpsi karena
pada bagian ini terdapat pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe
yang akan mengirim zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Mekanisme
penyerapan yang terjadi di usus halus, yaitu pasif-difusi dan aktif-
difusi. Penyerapan secara pasif-difusi, yaitu penyerapan yang
berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi
dimana diketahui zat-zat makanan akan mengalir dari yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Sedangkan penyerapan aktif-difusi, yaitu proses penyerapan yang
membutuhkan energi.
Berbentuk tapal kuda, dimulai dari ujung ilium dan
berakhir di anus. Dikenal juga dengan mangkuk besar
dengan panjang rata-rata 1.5 m dan lebar 7.5 cm.
Usus besar
dibagi dalam
3 bagian Sektum Kolon Rektum
yaitu:
Material tiba dari ileum memasuki peluasan
kantung yang disebut sekum. Disini material
di kumpulkan dan mulai dipadatkan. Sebuah
lubang berbentuk silinder dengan panjang
kira-kira 9 cm yang disebut appendeks
(appendeks verforma) menyentuh
permukaan posteromedial sekum.
Memiliki diameter yang besar dan dinding yang lebih tipis dari usus
halus.
Lipase pankreas : memecah kompleks lipid tertentu, melepaskan produk tertentu (seperti
asam lemak) sehingga mudah diabsorbsi.
Enzim proteolitik : memecah bagian protein tertentu termasuk disini protease yang memecah
sebagian protein kompleks dan peptidase yang memecah ikatan peptida menjadi asam amino.
Hati merupakan organ viseral yang paling besar, berwarna cokelat kemerah-merahan
dengan bobot kira-kira 1.5 kg.
Hati dibungkus oleh kapsula fibrosa yang kuat dan ditutupi oleh lapisan peritoneum
viseral.
Pada bagian anterior, ligamen falsiforma menandai pembagian hati menjadi lobus kiri
dan kanan.
Pembuluh darah dan struktur lainnya mencapai hati dengan melalui jaringan ikat yang
kemudian berkumpul di daerah yang disebut dengan porta hepatika.
Fungsi utama kantung empedu adalah menyimpan empedu. Empedu disekresikan oleh hati secara
terus menerus kira-kira 1 L setiap hari.
Empedu disintesis di hati dan diekskresikan ke dalam duodenum. Air merupakan material terbanyak
dalam komposisi empedu dan jumlah yang kecil ion, bilirubin (pigmen yang berasal dari
hemoglobin), kolesterol dan campuran lipid yang keseluruhannya dikenal dengan garam empedu.
Fungsi dari garam empedu adalah membantu pencernaan lemak dengan cara memecah droplet-
droplet lemak (emulsifikasi).
• Pagositosis dan presentasi
antigen
Pengatur • Sintesis protein plasma
Hermatologis • Memindahkan hormon yang
beredar
• Memindahkan antibodi
Feses yang terkumpul dalam rektum dikeluarkan melalui
saluran pengeluaran yang dinamakan anus. Proses
pengeluaran feses lewat anus ini disebut proses defi kasi.
Pada anus terdapat otot sfi ngter anus yang berupa otot polos
dan otot lurik. Masing-masing otot ini berturut-turut berada di
dalam dan bagian luar lubang anus. Saat feses
menyentuh dinding rektum, otot lurik terangsang melakukan
proses defi kasi. Akibatnya, secara sadar kita akan melakukan
mengejan (berkontraksi). Tindakan kita ini akan menjadikan
otot polos mengendur, sehingga feses keluar dari tubuh
MULUT
Pada mulut terjadi proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
Proses mengunyah Menggunakan enzim
MEKANIK
KIMIAWI
makanan ptialin (amilase).
menggunakan gigi Enzim ptialin
dan dibantu oleh berfungsi mengubah
lidah. makanan dalam
mulut yang
mengandung zat
karbohidrat (amilum)
menjadi gula
sederhana (maltosa)
agar lebih mudah
dicerna oleh organ
lain.
PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN
KERONGKONGAN
KERONGKONGAN
REFLEKS MENELAN
LAMBUNG
Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim
sebagai berikut:
Sifat Enzim
Secara umum enzim memiliki sifat : Bekerja pada substrat tertentu,
memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu
enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan
rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula
enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada
suasana basa dan sebaliknya.
PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN
LAMBUNG
USUS HALUS
Maltase mengubah
Laktase mengubah
maltosa laktosa menjadi
menjadi glukosa dan
glukosa. galaktosa.
Entero
Sukrase Tripsin
mengubah
mengubah kinase mengaktifkan
sukrosa menjadi
pepton menjadi tripsinogen
glukosa dan
asam amino. menjadi tripsin.
fruktosa.
PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN
Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang
tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN
USUS BESAR
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke
usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri
E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting
dari usus besar.
Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di
usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).
PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN
ANUS
• Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses
sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos
dan otot lurik.
• Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot
sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat
terdorong ke luar anus.
Gangguan
Pada Sistem Pencernaan
Karies pada gigi (Dental Caries)
Karies gigi adalah "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email
gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan
tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan
menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi. Jika lubang
ini telah mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh
darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu.
Ulkus (Tukak Lambung/Maag)
Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung.
Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak
sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu, penelitian terbaru
menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri. Makan yang
teratur dapat mencegah terjadinya maag.
Diare
Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini
terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas sp.)
melimpah jumlahnya. Hal tersebut mengganggu proses penyerapan
air sehingga feses keluar dalam bentuk cair.
Sembelit (Konstipasi)
Air terlalu banyak terserap di kolon. Gerak peristaltik usus halus yang terlalu
lambat juga dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses berada di dalam
usus besar, semakin banyak air yang terserap sehingga feses menjadi sangat
keras dan sukar dikeluarkan.
Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat
terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau
zatzat asing lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis dapat menyebabkan
usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
Demam Tifoid
• Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri
tifoid menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan bahkan kematian.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini
ditularkan terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam
tifoid membuang bakteri dalam feses dan urinenya..
• Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotik. Obat ini akan
menghambat pertumbuhan Salmonella dan mempercepat pemulihan kondisi
tubuh.
Hemeroid
• Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada
pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas
dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
Disentri
• Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh
kuman (bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain
sakit perut, mencret (diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir.
• Ada dua tipe disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik. Disentri
baksiler disebabkan oleh bakteri dari keluarga Shigella. Sedangkan disentri
amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba.
Gastritis
• Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender)
dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung
kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada
lambung terlalu tinggi.
Malnutrisi
• Penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim
pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang
kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah
kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada
umumnya menyerang anak-anak.
Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk-
bentuk sederhana yang dapat diabsoprsi ke dalam darah untuk selanjutnya diangkat oleh darah
atau limfe ke sel-sel tubuh. Perubahan perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui
proses pencernaan didalam saluran cerna.
Sistem pencernaan sendiri tidak dapat terlepas dari penyerapan (absorpsi) zat-zat gizi dari
makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan nutrisi yang terkandung di dalam
setiap bahan pangan tentu diperlukan proses penyerapan. Penyerapan sendiri terjadi di usus
halus, saat makanan yang dikonsumsi telah melewati sistem pencernaan tersebut.
Pengertian :
Penyerapan makanan adalah proses pemindahan hasil dari produk
pencernaan melewati sel epitel intenstinal hingga mencapai sirkulasi limfatik
atau darah.
Tujuan :
Untuk mengantarkan zat gizi esensial ke sel untuk kelangsungan hidup.
Anatomi sistem Absorpsi :
Absoprsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus.
Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter
kurang lebih 2,5 meter, mempunyai luas permukaan 200m persegi.
Usus halus berbentuk lipatan-lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan
jonjot-jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel
yang masing-masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan
mikrovili. Didalam celah-celah antar vili terdapat kripta-kripta berupa
kelenjar yang mengeluarkan getah-getah usus ke dalam saluran usus
halus.
Sistem Absoprsi :
Pada sistem Absoprsi vili secara terus-menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vili di lapisi oleh
lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk di serap,
terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh-pembuluh
darah dan pembuluh-pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe,
yang merupakan sistem transportasi zat-zat gizi. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan
yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat di serap dan diangkat keseluruh tubuh,
dan bahan yang tidak di gunakan dikeluarkan dari tubuh.
Cara Absoprsi :
Absoprsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif,
aktif, dan fagositosis.
Absoprsi pasif terjadi bila zat gizi diabsoprsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absoprsi
fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel
yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi. Absoprsi
fagositosis adalah alat cara absorpsi dimana membran sel-sel epitel menenlan zat-zat yang akan
diabsoprsi.
Proses pencernaan pati (starch) secara sempurna dimulai
di lambung yang selanjutnya akan diserap melalui pompa
mekanisme yang membutuhkan energi dan perlu bantuan
“Carrier” (Tranporting Agents).
Hormon insulin akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti
juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan, akibatnya akan
mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
Tiamin (Vitamin B1), Piridoksin, Asam panthotenat, hormon tiroksin berperan
besar di dalam penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
Karbohidrat diserap dalam usus halus dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut.
Saat makanan dikunyah, kelenjar saliva, terutama kelenjar parotis, mengsekresikan
enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan
isomaltosa). Akan tetapi makanan yang tertinggal didalam mulut hanya dalam waktu
singkat, dan mungkin tidak lebih dari 3%-5% dari semua pati yang dimakan akan
dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa pada waktu makanan ditelan. Sisanya
hanya diubah menjadi senyawa antara yaitu dekstrin.
Walaupun makanan tidak tinggal di mulut dalam waktu yang cukup bagi
ptialin untuk menyelesaikan pemecahan pati menjadi maltosa. Kerja ptialin
terus berlangsung selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam
lambung, yaitu sampai isi fundus dicampur dengan sekret lambung.
Kemudian aktivitas ptialin dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin
pada hakekatnya tidak aktif sebagai enzim bila pH medium turun kira-kira
dibawah 4,0. Walaupun demikian, sebelum makanan bercampur
sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih sebanyak 30%- 40 % pati
telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung,
dalam arti sempit dapat menghidrolisis pati dan disakarida. Akan tetapi,
secara kuantitatif reaksi ini terjadi sangat sedikit sehingga biasanya
dianggap merupakan efek yang penting.
Makanan yang telah dicerna di dalam lambung disebut chyme.
Chyme memasuki usus halus melalui sphincter pilorus. Pencernaan
dilanjutkan di dalam usus halus oleh amilase pankreas. Sekret
pankreas, seperti saliva, mengandung α-amilase dalam jumlah
besar yang hampir identik dengan fungsinya dengan α-
amilase saliva dan mampu memecahkan pati menjadi maltosa dan
isomaltosa. Oleh karena itu, segera setelah kimus dikosongkan dari
lambung masuk duodenum dan bercampur dengan getah pankreas.
Pati yang belum dipecahkan akan dicerna oleh amilase. Pada
umumnya, pati hampir seluruhnya diubah menjadi maltosa dan
isomaltosa sebelum mereka masuk ke jejunum.
Sel epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu
laktase, sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu
memecahkan disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa
menjadi unsur-unsur monosakaridanya. Enzim-enzim ini terletak pada
brush border (sel yang membatasi lumen usus halus). Disakarida dicerna
menjadi monosakarida pada waktu berhubungan dengan brush border
tersebut. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian
diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem
sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di
dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara
pasif atau fasilitatif. Bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif
melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan
ion natrium.
Dihati, fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi
glukosa karena tubuh hanya bisa memanfaatkan energi
dari karbohidrat dalam bentuk glukosa. Dari hati ini,
glukosa akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh menurut
kebutuhan. Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati
sebagai cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini terbatas, kelebihan karbohidrat
akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam
jaringan adiposa.
Laktosadipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan
satu molekul glukosa. Sukrosa dipecahkan menjadi satu
molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan
isomaltosa masing-masing pecah menjadi dua molekul
glukosa. Jadi, hasil akhir pencernaan karbohidrat yang
diabsorpsi ke dalam darah semua berupa monosakarida.
Kadarglukosa darah akan naik dalam jangka waktu ± 30
menit setelah makan dan secara perlahan kembali ke
kadar gula normal (70-100 mg/100 ml) dalam waktu 90-
180 menit. Kadar gula darah maksimal dan kecepatan
untuk kembali pada kadar normal bergantung pada jenis
makanan.
Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan
dengan memecah pati yang belum dicerna oleh
amilase, menjadi maltosa dan isomaltosa. Di dalam
usus halus juga terjadi hidrolisis disakarida menjadi
monosakarida yang dilakukan oleh enzim-enzim epitel
usus halus, seperti enzim laktase, enzim sukrase,
enzim maltase, dan enzim isomaltase. Sehingga hasil
akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorsi ke
dalam darah semuanya berupa monosakarida.
Pencernaan protein dimulai di organ lambung. Sebagian
protein yang ada di lambung dicerna menjadi peptida oleh
enzim pepsin. Sifat setiap jenis protein ditentukan oleh
jenis asam amino dalam molekul protein dan oleh
susunan asam-asam amino tersebut.
Pepsin paling aktif pada pH sekitar 2 dan tidak aktif sama
sekali pada pH diatas 5. Kelenjar gastrik mensekresikan asam
klorida dalam jumlah besar. Asam klorida ini disekresikan oleh
sel parietal pada pH sekitar 0,8. Tetapi pada saat ia dicampur
dengan isi lambung dan dengan sekresi dari sel kelenjar non
parietal lambung, pH berkisar antara 2 atau 3, batas
keasaman yang sangat menguntungkan bagi aktivitas pepsin.
Pepsin biasanya hanya mengawali proses pencernaan,
memecahkan protein menjadi protease, pepton dan
polipeptida besar. Pemecahan protein ini merupakan suatu
proses ”hidrolisis” yang terjadi pada ikatan peptida antara
asam-asam amino.
Bilaprotein meninggalkan lambung, protein biasanya
dalam bentuk proteosa, pepton, polipeptida besar, dan
sekitar 15 % asam amino. Segera setelah masuk ke usus
halus, hasil pemecahan parsial diserang oleh enzim
tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase pankreas.
Enzim-enzim ini mampu menghidrolisis semua hasil
pemecahan parsial protein menjadi asam amino. Akan
tetapi, sebagian besar hasilnya adalah dipeptida atau
polipeptida kecil lainnya.
Ikatanantara pasangan asam amino tertentu berbeda
dalam ikatan energi dan sifat fisikanya dari ikatan antara
pasangan lain. Oleh karena itu, dibutuhkan enzim spesifik
untuk setiap jenis ikatan spesifik. Hal ini menyebabkan
tidak ada satu enzim pun yang dapat mencernakan
protein sepenuhnya menjadi unsur-unsur asam amino.
Asam amino keluar dari sel epitel melalui difusi ke dalam
aliran darah. Asam amino mengikuti aliran yang sama
dengan yang ditempuh monosakarida. Dalam waktu yang
bersamaan, dipeptida dan tripeptida dibawa oleh sel epitel
melalui transport aktif. Dipeptida dan tripeptida dihidrolisis
menjadi asam amino di dalam sel dan melewati kapiler
yang ada di dalam villi. Dari kapiler, asam amino diangkut
ke dalam darah menuju ke hati melalui sistem peredaran
darah porta.
Ternyatatidak semua protein dipecah sampai ke tingkat asam
amino, sebagian tetap dalam bentuk ptoteosa, pepton, dan
berbagai ukuran polipeptida. Terkadang ada protein atau
peptida yang lolos dari kerja enzim pencernaan, sehingga ia
diserap dalam bentuk bukan asam amino. Protein dan peptida
yang lolos itu bisa aktif bekerja dan sering memberikan
manfaat atau berfungsi secara khusus. Sehingga kedua
senyawa itu dikenal sebagai protein dan peptida aktif atau
fungsional. Bila makanan dikunyah dengan semestinya dan
tidak dimakan dalam jumlah yang terlalu banyak pada saat
yang sama, sekitar 98% semua protein akhirnya menjadi
asam amino.
Protein dalam usus halus dalam bentuk dipeptida dihidrolisis
oleh enzim peptidase dari sel-sel epitel usus halus menjadi
berbagai dipeptida dan polipeptida kecil. Selanjutnya akan
dihidrolisis kembali oleh enzim aminopolipeptidse dan
dipeptidase menjadi asam amino. Proses selanjutnya yang
terjadi dalam usus halus, yaitu penyerapan zat-zat dalam
usus halus yang secara spesifik terjadi dalam vili dan
tergantung pada difusi, difusi fasilitatif, osmosis, dan transport
aktif. Sebagian besar zat-zat tersebut diserap dalam bentuk
yang lebih sederhana.
Lemak dalam susunan makanan sebagian besar
merupakan lemak netral (trigliserida) yang masing-masing
molekul terdiri atas satu inti gliserol dan tiga asam lemak.
Lemak netral ditemukan dalam makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Dalam susunan makanan juga biasa terdapat sejumlah
kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester-ester kolesterol.
Karena fosfolipid dan ester kolesterol mengandung asam
lemak maka dianggap sebagai lemak sendiri. Sedangkan
kolesterol merupakan senyawa sterol yang mengandung
asam lemak dengan menunjukkan sifat fisika dan kimia
lemak; kolesterol merupakan derivat lemak dan
dimetabolisme sama seperti lemak. Oleh karena itu
kolesterol dipandang dari segi makanan sehari-hari
sebagai lemak.
Lemak yang didapat dari makanan terdapat dalam 2
bentuk (dalam mulut):
sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat),
dan
sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat).
Lemak yang didapat dari makanan terdapat dalam 2
bentuk (dalam mulut):
sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat),
dan
sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat).
Sejumlah kecil trigliserida rantai pendek yang berasal dari lemak mentega
dicernakan di dalam lambung oleh lipase lambung (Tributirase). Akan tetapi, jumlah
yang dicerna demikian kecil sehingga tidak penting. Pada hakekatnya, semua
pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus. Langkah pertama pencernaan lemak
adalah proses emulsifikasi lemak, yaitu memecahkan butir-butir lemak menjadi
ukuran-ukuran kecil sehingga enzim-enzim pencernaan yang larut dalam air dapat
bekerja pada permukaan butiran. Proses ini dicapai dengan pengaruh empedu yang
disekresikan oleh hati yang tidak mengandung enzim pencernaan. Pada waktu
lemak memasuki usus halus, hormon kolesistokinin memberi isyarat kepada kantung
empedu untuk mengeluarkan cairan mepedu. Cairan empedu berperan sebagai
bahan emulsi. Cairan empedu terdapat sebagai asam empedu dan garam empedu.
Tetapi empedu mengandung sejumlah besar garam-garam empedu terutama dalam
bentuk garam natrium terionisasi yang sangat penting dalam proses emulsifikasi
lemak.
Bagian karboksil atau polar garam empedu sangat larut
dalam air, sedangkan bagian sterol garam empedu sangat
larut dalam lemak. Oleh karena itu, garam empedu
berkelompok pada butiran lemak dalam isi usus dengan
bagian karboksil garam empedu menonjol keluar dan larut
dalam cairan sekitarnya, sedangkan bagian sterol hanya
larut dalam lemak, efek ini menurunkan tegangan
permukaan lemak.
Bilategangan permukaan butiran cairan nonmisel rendah,
cairan nonmisel yang berada dalam keadaan agitasi dapat
dengan mudah dipecah menjadi partikel-partikel yang jauh
lebih kecil daripada bila tegangan permukaannya besar.
Akibatnya, sebagian besar fraksi garam empedu membuat
butiran lemak dan dengan mudah mengalami fragmentasi
oleh agitasi dalam usus kecil. Kerja ini sama seperti kerja
deterjen dalam rumah tangga untuk menghilangkan lemak.
Setiap saat diameter butiran lemak berkurang akibat proses
agitasi dalam usus halus. Luas total permukaan lemak
bertambah dua kali. Hal ini berarti luas permukaan total
partikel lemak berbanding terbalik dengan diameternya.
Pencernaan selanjutnya yang terjadi di dalam usus halus
yaitu lemak yang sudah teremulsi dihidrolisis oleh enzim
lipase pankreas dalam getah pankreas dan lipase usus.
Hasil akhir pencernaan lemak antara lain asam lemak dan
gliserol (40-50%), monogliserida (40-50%), dan digliserida
atau trigliserida (10-20%).
Absorpsi lipid terutama terjadi dalam jejunum, bagian tengah usus
halus. Hasil pencernaan lipid (gliserol, asam lemak rantai pendek,
asam lemak rantai sedang, asam lemak rantai panjang,
monogliserida, trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid) diabsorpsi ke
dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif
(gambar 7). Perbedaan konsentrasi pada membran mukosa usus
halus dipengaruhi dengan dua cara:
1). Kehadiran protein pengikat asam lemak yang segera mengikat
asam lemak memasuki sel epitel,
2). Esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida (produk
utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus).
Kolesterolsebelum diabsorpsi mengalami esterifikasi
kembali yang dikatalis oleh asetil-Koenzim A dan
kolesterol asetiltransferase, dimana enzim-enzim tersebut
dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan.
Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam
lemak rantai panjang (C12 atau lebih) contoh asam stearat (C18)
ditambah misel (garam-garam empedu yang membentuk gumpalan)
berada di lumen usus halus berdifusi melalui mikrovilli ke dalam sel epitel
usus halus. Setelah masuk ke dalam sel epithel, monogliserida dicerna
menjadi gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epithel. Kemudian asam
lemak bebas diubah kembali oleh retikulum endoplasma menjadi
trigliserida. Setelah terbentuk, trigliserida berkumpul dalam butiran,
bersama kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan
posfolipid yang baru disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh
selubung protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma. Lipoprotein
yang mengangkut lipid terutama trigliserida dari saluran cerna ke dalam
tubuh ini dinamakan kilomikron.
Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam
lemak rantai panjang (C12 atau lebih) contoh asam stearat (C18)
ditambah misel (garam-garam empedu yang membentuk gumpalan)
berada di lumen usus halus berdifusi melalui mikrovilli ke dalam sel epitel
usus halus. Setelah masuk ke dalam sel epithel, monogliserida dicerna
menjadi gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epithel. Kemudian asam
lemak bebas diubah kembali oleh retikulum endoplasma menjadi
trigliserida. Setelah terbentuk, trigliserida berkumpul dalam butiran,
bersama kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan
posfolipid yang baru disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh
selubung protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma. Lipoprotein
yang mengangkut lipid terutama trigliserida dari saluran cerna ke dalam
tubuh ini dinamakan kilomikron.
Kilomikron diabsorpsi dari sel epithel pada villus ke dalam
lakteal villi. Kilomikron masuk ke dalam sistem limfe
melalui pembuluh limfatik melewati ductus thoraxicus di
sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar di
tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.
Antara 80-90% semua lemak yang diabsorpsi dari usus
ditransport ke darah melalui limfe toraks dalam bentuk
kilomikron
Trigliseridadan lipid besar lainnya (kolesterol dan fosfolipida)
yang terbentuk di dalam usus halus dikemas untuk diabsorpsi
secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan-bahan ini
bergabung dengan protein-protein khusus dan membentuk
alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh
membentuk empat jenis lipoprotein yaitu seperti yang telah
dijelaskan kilomikron, Low Density Lipoprotein/LDL, Very Low
Density Lipoprotein/VLDL, dan High Density Lipoprotein/HDL.
Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan
mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbead.
Asam lemak rantai pendek (C4-C6) contoh asam lemak
butirat, dan rantai sedang (C8-C10) contoh asam lemak
kaprat dalam lumen usus halus diabsorpsi langsung
melalui proses difusi menembus mikrovili melewati sel
epithel villi ke dalam kapiler darah kemudian ke vena
porta dibawa ke hati untuk segera dioksidasi. Oleh karena
itu, asam-asam lemak ini tidak mempengaruhi kadar lipida
plasma dan tidak disimpan di dalam jaringan lemak dalam
jumlah berarti.
Tahap pertama proses pencernaan lemak dalam usus
halus, yaitu emulsifikasi lemak oleh asam-asam empedu
yang merupakan sekret hati yang tidak mengandung
enzim pencernaan dengan memecah butir-butir lemak
menjadi ukuran yang lebih kecil. Tahap selanjutnya, yaitu
hidrolisis lemak oleh lipase pankreas dan lipase usus
sehingga dihasilkan monogliserida, asam lemak, dan
gliserol yang selanjutnya akan diabsorpsi oleh mukosa
usus.
Sistem pencernaan pada manusia merupakan proses perubahan atau
pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-organ pencernaan.
Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih
sederhana.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu
dengan enzyme untuk mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh
organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan
yang akan dicerna oleh tubuh. Bahan makanan yang akan dikonsumsi
berupa karbohidrat, protein, lemak, air dan vitamin. Selanjutnya Organ-
organ pencernaan yaitu terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Semua nutrien yang diabsorpsi terjadi melalui membran plasma sel.
Villi-villi usus halus merupakan tempat terjadinya absorpsi karena pada
bagian ini terdapat pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe yang
akan mengirim zat-zat makanan ke seluruh tubuh.
Mekanisme penyerapan yang terjadi di usus halus, yaitu pasif-difusi
dan aktif-difusi. Penyerapan secara pasif-difusi, yaitu penyerapan yang
berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi
dimana diketahui zat-zat makanan akan mengalir dari yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Sedangkan penyerapan aktif-difusi, yaitu proses penyerapan yang
membutuhkan energi.
DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER