ISSN: 2086-2369
w
Katalog: 4102002
s:
Naskah:
Subdirektorat Analisis Statistik
Penyunting:
Subdirektorat Analisis Statistik
Gambar Kulit:
Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik
Dicetak oleh:
© Badan Pusat Statistik
Pengarah
//w
Sri Soelistyowati
Ali Said
s:
tp
Penyunting
Ali Said
ht
Wisnu Winardi
Yoyo Karyono
Penulis
Adi Nugroho
Alvina Clarissa
Pengolah Data
Adi Nugroho
Alvina Clarissa
Desain Kulit
Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Angka IPM disajikan secara periodik setiap tahun pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota. Penyajian IPM secara periodik menurut
id
daerah memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten/kota mengetahui
peta pembangunan manusia di daerahnya, baik pencapaian, kecepatan,
.
go
posisi, maupun disparitas antardaerah.
p s.
Capaian pembangunan manusia pada tahun 2018-2019 menunjukkan
.b
menyisakan tugas yang tidak ringan, terutama yang terkait dengan isu
w
dan antarwilayah.
s:
dunia pendidikan, dan para pengguna data yang lain. Ucapan terima
ht
kasih dan apresiasi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi memberikan saran dan masukan dalam penyusunan
publikasi ini.
Dr. Suhariyanto
id
1.1 Sejarah ................................................................................................................. 7
.
1.2 Mendefinisikan Pembangunan Manusia ................................................. 9
go
1.3 Mengukur Pembangunan Manusia ...........................................................s. 11
BAB 2 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MANUSIA SEJAK TAHUN 2010 ....... 17
p
2.1 Pembangunan Manusia di Indonesia Semakin Mengalami
.b
Peningkatan ....................................................................................................... 17
w
Deprivasi ............................................................................................................. 28
tp
id
Tabel 3.5 Simulasi Penghitungan Pertumbuhan Indeks Dimensi
.
go
Kesehatan dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan IPM ....... 55
Tabel 3.6
s.
Provinsi dengan Nilai IPM dan UHH Terendah dan Tertinggi,
2019 ................................................................................................................ 56
p
.b
id
Pertumbuhan IPM di Bawah 0,5 persen ............................................ 70
.
Tabel 4.1 Beberapa Indikator Ekonomi Indonesia, 2018-2019 ..................... 96
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Gambar 2.6 Angka Partisipasi Murni (APM) Indonesia, 2015-2019
.
(Persen) ....................................................................................................... 23
go
Gambar 2.7 Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan,
s.
2017-2019 .................................................................................................. 24
p
Gambar 2.8 Indikator Kesehatan Terkait Perumahan/Lingkungan yang
.b
Gambar 2.12 Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Status
Wilayah, 2019 ........................................................................................... 32
Gambar 2.13 Angka Partisipasi Kasar (APK ) di Indonesia Menurut Status
WIlayah, 2019 ........................................................................................... 33
Gambar 2.14 Angka Partisipasi Murni (APM) di Indonesia Menurut Status
Wilayah, 2019 ........................................................................................... 33
Gambar 2.15 Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran
dan Daerah Tempat Tinggal (Dalam Ribu Rupiah), 2015
-2019 ............................................................................................................ 34
Gambar 2.16 Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum Bersih
Berdasarkan Status Wilayah, 2019 .................................................... 34
Gambar 2.17 Persentase Balita yang Memiliki Imunisasi Lengkap dan
Tidak Lengkap Berdasarkan Status Wilayah, 2019 ...................... 35
Gambar 2.18 Selisih Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Tertinggi dan
Provinsi Terendah, 2010-2019 ............................................................ 36
id
Gambar 2.26 Ketimpangan Rata-rata Lama Sekolah Antarkabupaten/
.
kota di Dalam Provinsi, 2019 .............................................................. 42
go
Gambar 2.27 Selisih HLS dan RLS Antara Kota Jayapura dengan s.
Kabupaten Nduga, 2010-2019 ........................................................... 43
p
Gambar 2.28 Ketimpangan Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan
.b
2010-2019 .................................................................................................. 44
s:
Gambar 2.30 Perbedaan Nilai IPM Kawasan Timur dan Kawasan Barat,
2019 ............................................................................................................. 46
tp
Gambar 3.1 Umur Harapan Hidup dan IPM Indonesia, 2010-2019 ............... 54
ht
id
2019 ................................................................................................................ 84
.
go
Gambar 4.12 Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Indonesia,
2018-2019 ....................................................................................................
s. 86
Gambar 4.13 Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Pendidikan di
p
Indonesia, 2018-2019 ............................................................................ 87
.b
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
semua level pembangunan, ada tiga pilihan yang paling mendasar, yaitu
.
untuk berumur panjang dan hidup sehat, untuk memperoleh pendidikan,
go
dan untuk memiliki akses terhadap sumber-sumber kubutuhan agar
s.
dapat hidup secara layak.
p
.b
panjang dan hidup sehat diwakili dengan indikator harapan hidup saat
//w
Pada tahun 2019, umur harapan hidup saat lahir di Indonesia mencapai
71,34. Angka ini menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir dapat menjalani
hidup hingga usia 71-72 tahun. Dari sisi pendidikan, penduduk Indonesia
yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata sudah menjalani pendidikan
selama 8-9 tahun sekolah atau telah menyelesaikan kelas VIII. Selain itu,
penduduk dengan usia 7 tahun yang mulai bersekolah diperkirakan dapat
menjalani pendidikan hingga 12,95 tahun atau setara dengan kelas XII atau
tamat jenjang pendidikan menengah. Pada aspek ekonomi, pengeluaran
per kapita mencapai Rp11.299.000 per kapita per tahun.
id
hidup layak, persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan
.
go
sampai dengan tahun 2019.
s.
Disparitas capaian antarwilayah tercermin dari capaian IPM antarwilayah
p
yang berbeda nyata. Pembangunan manusia di perkotaan cenderung lebih
.b
id
sarana pendukung, sedangkan indikator output pendidikan diantaranya
.
go
adalah angka lulusan dan angka melanjutkan.
s.
Untuk monitoring kinerja pembangunan di bidang ekonomi, terdapat
p
beberapa indikator input, diantaranya adalah kredit usaha, bantuan
.b
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, kemiskinan, dan gini
ht
rasio.
1
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
Pembangunan Manusia
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Bab 1
1.1 Sejarah
Sebelum tahun 1990, dunia seolah melupakan arti pentingnya manusia
dalam diskusi-diskusi tentang pembangunan ekonomi. Perhatian dunia
tertuju pada diskusi tentang pendapatan, modal, pertumbuhan ekonomi,
id
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ekonomi. Pada saat itu,
diskusi tentang pembangunan manusia hanya sebatas tentang modal
.
go
manusia. Artinya, manusia hanya dipandang sebagai input dan juga alat
dalam pembangunan.
p s.
.b
id
pembangunan konvensional seperti pertumbuhan ekonomi,
.
go
pembentukan modal manusia, pengembangan sumber daya manusia,
kesejahteraan masyarakat atau kebutuhan dasar manusia. Perbedaan cara
s.
pandang pendekatan tersebut antara lain:
p
• Pertumbuhan PDB merupakan hal yang diperlukan dalam
.b
atau sebaliknya.
• Teori pembentukan modal manusia dan pengembangan sumber
s:
id
menyiratkan bahwa pembangunan manusia memiliki aspek yang lebih
.
go
luas dibandingkan dengan pembangunan konvensional. Amartya
Sen (1989) misalnya, mendefinisikan pembangunan manusia sebagai
s.
perluasan kebebasan nyata yang dinikmati oleh manusia. Kebebasan
p
bergantung pada faktor sosial ekonomi seperti akses pendidikan,
.b
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Sumber: http://hdr.undp.org/en/content/what-human-development
• Pilihan
Pembangunan manusia pada dasarnya membahas tentang lebih
banyak pilihan. Pembangunan manusia memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk menikmati pilihannya, bukan memaksa
mereka memanfaatkannya. Tidak ada yang dapat menjamin
kebahagiaan manusia dan pilihan yang dibuat setiap orang adalah
tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu, pembangunan
manusia harus mampu menciptakan lingkungan bagi masyarakat,
baik secara individu maupun kolektif, untuk mengembangkan potensi
yang mereka miliki secara optimal. Pembangunan manusia juga harus
memastikan bahwa masyarakat dapat memiliki kesempatan yang
sama untuk menjalani kehidupan yang produktif dan kreatif.
Selain ketiga hal mendasar tersebut, terdapat aspek lain yang juga perlu
diupayakan dalam pembangunan manusia. Aspek lain tersebut diantaranya
adalah kebebasan dalam politik, ekonomi, dan sosial. Kebebasan tersebut
diharapkan dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk menjadi
kreatif dan produktif, memiliki harga diri pribadi, dan merasakan adanya
jaminan hak asasi manusia.
. id
go
Pembangunan manusia memiliki dua sisi yang saling mendukung, yaitu
pembentukan kapasitas manusia dan pemanfaatannya. Pembentukan
s.
kapabilitas manusia mencakup upaya peningkatan kesehatan, pendidikan,
p
dan kemampuan ekonomi, sedangkan pemanfaatannya mencakup
.b
waktu luang, untuk tujuan produktif atau aktif dalam kegiatan budaya,
w
sosial, dan urusan politik. Kedua sisi tersebut idealnya terbangun secara
//w
berkesinambungan.
tp
ht
Dimensi umur panjang dan hidup sehat diwakili oleh indikator harapan
hidup saat lahir. Pentingnya harapan hidup terletak pada kepercayaan
umum bahwa umur panjang merupakan hal yang berharga dan kenyataan
bahwa terdapat berbagai faktor tidak langsung yang berkaitan erat
dengan harapan hidup (seperti nutrisi yang cukup dan kesehatan yang
baik).
id
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah dan rata-rata
.
go
lama sekolah merupakan refleksi dari kemampuan masyarakat untuk
mengakses pendidikan, khususnya pendidikan berkualitas baik yang
s.
sangat diperlukan untuk kehidupan produktif dalam masyarakat modern.
p
Harapan lama sekolah menggambarkan kesempatan yang dimiliki
.b
data Pendapatan Nasional Bruto (PNB) sebagai indikator dimensi ini. Akan
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
2
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
Perkembangan Pembangunan
tp
ht
Perkembangan Pembangunan
Manusia Sejak Tahun 2010
id
manusia. Indikator yang digunakan yaitu dengan Indeks Pembangunan
.
go
Manusia (IPM). Indonesia telah melakukan penghitungan IPM pada
tingkat regional sejak tahun 1996 dan dilakukan setiap tiga tahun sekali.
s.
Namun sejak tahun 2004 penghitungan IPM pada tingkat regional mulai
p
dilakukan secara rutin setiap tahun.
.b
w
penggantian:
1. Penggantian indikator angka melek huruf dan angka partisipasi kasar
dengan indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.
2. Penggantian indikator PDRB perkapita diganti dengan Produk
Nasional Bruto (PNB) per kapita.
3. Perubahan penghitungan rata-rata indeks dari rata-rata aritmatik
menjadi rata-rata geometrik.
Umur harapan hidup saat lahir di Indonesia tahun 2019 mencapai 71,34.
Angka ini menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir diperkirakan dapat
menjalani hidup hingga usia 71-72 tahun. Dari sisi pendidikan, penduduk
Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata sudah menempuh
pendidikan formal 8-9 tahun atau telah menyelesaikan kelas VIII. Selain
itu, penduduk berusia 7 tahun yang mulai bersekolah diperkirakan dapat
menjalani pendidikan hingga 12,95 tahun, setara dengan kelas XII atau
id
tamat jenjang penidikan menengah. Pada aspek ekonomi, pengeluaran
.
go
per kapita yang disesuaikan mencapai Rp11.299.000 per kapita per tahun.
s.
Tinggi rendahnya nilai IPM tidak terlepas dari program pembangunan
p
yang dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah.
.b
Peningkatan IPM tidak dapat terjadi secara instan namun melalui sebuah
w
66,00 0,3
65,00 0,2
64,00 0,1
63,00 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
. id
go
Dimensi Kesehatan Indonesia Mengalami Peningkatan s.
p
.b
harapan hidup saat lahir Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan
w
peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir mempunyai
//w
masyarakat di Indonesia.
ht
Gambar 2.2 Umur Harapan Hidup Saat Lahir Indonesia, 2010-2019 (Tahun)
71,34
71,20
71,06
70,90
70,78
70,59
70,40
70,20
70,01
69,81
2010
Tolok ukur 2011
untuk 2012
menilai2013 2014
kemajuan 2015 2016
kesehatan 2017
masyarakat2018
dapat2019
dilihat
dari tingkat imunisasi lengkap pada balita dan penggunaan air bersih.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019,
banyaknya balita yang pernah mendapat imunisasi lengkap adalah
id
penggunaan usia 25 tahun pada RLS dilakukan dengan pertimbangan
.
go
bahwa umumnya penduduk usia 25 tahun ke atas tidak bersekolah
kembali. s.
p
Berdasarkan seri data tahun 2010-2019, HLS dan RLS menunjukan
.b
pada HLS masih terdapat ruang perbaikan yang cukup luas, terutama
//w
. id
go
s.
p
.b
w
w
id
dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 90,57 persen. Namun demikian,
.
go
APK pada jenjang lain yaitu SMA/sederajat dan perguruan tinggi
mengalami peningkatan dibanding sebelumnya sebesar 3,3 persen dan
s.
0,09 persen. Dimana pada tahun 2019 APK SMA sederajat menjadi 83,98
p
persen dan APK perguruan tinggi menjadi 30,28 persen.
.b
w
120
s:
100
tp
ht
80
60
40
20
0
110,5
Sumber: Badan Pusat Statistik
id
persen, tetapi APM SMP/Sederajat mencapai 79,4 persen, sedangkan
.
go
APM SMA/Sederajat baru mencapai 60,84. Selain memberikan gambaran
pembangunan pendidikan SD/sederajat yang sudah cukup baik, hal
s.
ini yang memberikan gambaran pendidikan SMP/Sederajat dan SMA/
p
Sederajat yang belum optimal. Lebih dari dua puluh persen anak usia 13-
.b
puluh persen anak usia 16-18 tahun tidak bersekolah pada tingkat SMA/
w
Sederajat.
//w
65,88
. id
go
61,10
59,41
s.
p
.b
w
w
id
memiliki sanitasi yang layak, sumber air bersih yang baik, dan fasilitas
.
go
buang air besar yang bersih.
s.
Kondisi lingkungan yang sehat dapat dinilai dari beberapa indikator
p
yaitu persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air besar,
.b
layak, dan persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air
w
besar.
//w
s:
Pada tahun 2019 terdapat 81,13 persen rumah tangga yang sudah
memiliki tempat buang air besar. Dengan kata lain masih ada 18,87 persen
rumah tangga yang tidak memiliki tempat buang air besar. Indikator lain
adalah akses sanitasi layak, yaitu fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan (dilengkapi dengan kloset leher angsa dan dengan tempat
Sementara itu, akses terhadap air bersih merupakan salah satu indikator
yang juga berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat. Dengan
adanya pembangunan sarana air bersih di suatu wilayah/daerah,
beberapa infeksi oleh mikobakteria, misalnya kolera, desentri, thypus
dan lainnya dapat dikurangi. Namun demikian, suplai air bersih tersebut
harus memenuhi standar kesehatan agar berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat. Di Indonesia, pada tahun 2019 masih terdapat
id
10,83 persen rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap sumber
.
go
air minum bersih. Artinya masih ada sekitar sepersepuluh rumah tangga
di Indonesia yang rentan terhadap infeksi penyakit akibat mikobakteria.
s.
Terkait dengan hal ini, diperlukan upaya untuk memberikan penyuluhan
p
mengenai penggunaan air bersih oleh masyarakat dan pemberian fasilitas
.b
. id
Sumber: Badan Pusat Statistik
go
s.
p
Bagi negara yang memiliki wilayah luas dan terpisah menjadi beberapa
.b
0
Rumah Sakit
. id
Idealnya, setiap individu mempunyai kesempatan dan pilihan yang sama,
go
sehingga kesenjanga manusia yang ada harus mampu untuk dikurangi.
s.
Begitu pula dengan kesempatan dan pilihan yang dimiliki oleh laki-laki
p
dan perempuan. Tentu saja hal tersebut juga merata di semua wilayah,
.b
dimanapun mereka berada dan pada dimensi apapun. Dalam hal ini,
w
Jika dibandingkan pada tahun 1990 progres yang terjadi pada masa
id
sekarang juga telah mengalami peningkatan yang ekstrim dimana
.
go
angka deprivasi mungkin sudah mulai ditekan. Hal ini juga berlaku untuk
negara Indonesia yang telah mengalami progres yang cukup baik dalam
s.
pembangunan manusia dan dimensi-dimansi pembentuknya. Namun
p
kesenjangan yang ada masih memerlukan usaha yang cukup keras
.b
dibelahan dunia, Indonesia juga terbagi menjadi dua wilayah besar yaitu
s:
wilayah timur dan barat. Dengan hamparan yang cukup luas, Indonesia
memiliki sekitar 17.504 pulau. Seluruh pulau tersebut membentuk 514
tp
yang berbeda.
Dengan jumlah penduduk sekitar 268,07 juta jiwa pada tahun 2019
(Proyeksi Penduduk 2015-2045), Indonesia memiliki potensi penduduk
dan wilayah yang sangat yang besar untuk berkembang. Namun,
pemanfaatan potensi yang sedemikian besar belum mampu berimbas
pada pembangunan manusia secara optimal. Pembangunan manusia
yang terus bergulir hingga saat ini masih menyisakan permasalahan
disparitas antar wilayah. Luasnya wilayah Indonesia dan tidak meratanya
pembangunan menjadi bagian dari faktor yang menyebabkan disparitas
terjadi, baik antara perkotaan dengan perdesaan, antarprovinsi,
antarkabupaten, antara kota dengan kabupaten, maupun antara wilayah
barat dengan timur.
id
1985
.
Pendapatan:
go
1. Pendapatan perkapita rata-rata di negara-negara 1. Lebih dari satu miliar orang masih hidup dalam
berkembang meningkat hampir 3% per tahun kemiskinan absolut
s.
antara 1965 dan 1980 2. Penghasilan per kapita pada 1980-an menurun
p
2,4% setahun di sub-sahara afrika dan 70%
.b
Kesehatan:
w
1. Lebih dari 60% populasi negara berkembang 1. 1,5 miliar orang masih kehilangan layanan
//w
Kesehatan Anak
1. Angka kematian anak (di bawah lima tahun) 1. 14 juta anak masih meninggal setiap tahun
ht
dibelah dua antara tahun 1960 dan 1988 sebelum mencapai ulang tahun kelima mereka
2. Cakupan imunisasi anak meningkat tajam selama 2. Hampir 3 juta anak meninggal setiap tahun
1980-an, dari 30%, menjadi 70% menghemat akibat penyakit yang dapat diimunisasi
sekitar 1,5 juta hati setiap tahun
Makanan dan Nutrisi
1. Pasokan kalori rata-rata per kapita meningkat 1. Satu per enam penduduk di selatan masih
sebesar 20% antara tahun 1965 dan 1985 kelaparan setiap hari
2. Persediaan kalori rata-rata meningkat dari 90% 2. 150 juta anak balita (satu dari setiap tiga)
dari total kebutuhan pada tahun 1965 menjadi menderita kekurangan gizi yang serius
19,07% pada tahun 1985
Sanitasi
1. 1,3 miliar orang memiliki akses ke fasilitas 1. Hampir 3 miliar orang masih hidup tanpa sanitasi
sanitasi yang memadai yang memadai
Perempuan
1. Angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan 1. Tingkat melek huruf perempuan di negara-
meningkat lebih dari satu kali lebih cepat negara berkembang masih hanya dua pertiga
daripada anak laki-laki dari laki-laki
2. Angka kematian ibu di selatan 12 kali lipat dari
di utara
Sumber: Human Development Report 1990
id
terjadi tidak dapat terelakkan. Disparitas antara perkotaan dan perdesaan
.
go
terjadi pada semua dimensi pembangunan manusia.
s.
Persalinan terakhir yang ditolong oleh dokter dan bidan pada tahun 2019
p
mencapai angka 92,71 persen. Menurut Kementerian Kesehatan, dokter
.b
persalinan akan membantu menekan angka kematian bayi dan ibu. Hal ini
//w
Perkotaan
Gambar 2.11 Persentase 4,06
95,94 Penolong Persalinan Terakhir di Fasilitas Kesehatan, 2019
Perdesaan 88,66 11,34
ht
95,94 88,66
id
dan perkotaan dalam hal kemampuan masyarakat untuk membaca dan
.
go
menulis.
s.
Gambar 2.12 Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Status Wilayah, 2019
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Selain angka melek huruf, indikator pendidikan lainnya yang dapat dilihat
terkait dengan disparitasnya adalah indikator APK dan APM. Baik APK
maupun APM, keduanya cenderung lebih tinggi di wilayah perkotaan
kecuali pada jenjang SD. Perbedaan APK antara perkotaan dengan
perdesaan pada jenjang SMP lebih dari 3 persen. Sementara itu, perbedaan
APK pada jenjang SMA cukup signifikan, yaitu lebih dari 11 persen.
. id
go
Sumber: Badan Pusat Statistik
s.
Perbedaan angka APK antara perdesaan dan perkotaan tidak jauh berbeda
p
dengan kondisi APM. Namun nilai APM Indonesia pada berbagai jenjang
.b
Gambar 2.14 Angka Partisipasi Murni (APM) di Indonesia Menurut Status Wilayah,
2019
852,1 882,8
780,6
659,4 711,3
. id
go
p s.
2015 2016 2017 2018 2019
.b
Pada dimensi kesehatan terdapat dua indikator yang menjadi fokus utama
neraca pembangunan, salah satunya adalah akses terhadap air bersih.
s:
akses terhadap air bersih adalah sumber air minum yang digunakan. Pada
ht
Gambar 2.16 Persentase Rumah Tangga Dengan Akses Air Minum Bersih Menurut
Status Wilayah, 2019
Perkotaan Perdesaan
22,82
49,97
50,03
. id
go
51,07 45,11
48,93s. 54,89
p
.b
w
w
//w
Imunisasi Lengkap Imunisasi Tidak Lengkap Imunisasi Lengkap Imunisasi Tidak Lengkap
s:
Disparitas Antarprovinsi
ht
Pada tahun 2019 nilai IPM DKI Jakarta sudah mencapai status yang
sangat tinggi yaitu sebesar 80,76 poin, sedangkan Provinsi Papua yang
merupakan provinsi dengan nilai IPM terendah masih berada pada status
sedang dan baru mencapai 60,84 poin.
20,97
20,41
19,92
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
id
Penurunan selisih IPM di tahun terakhir disebabkan oleh peningkatan
.
IPM Provinsi Papua lebih cepat dibandingkan peningkatan IPM Provinsi
go
DKI Jakarta. Pada tahun 2019, IPM Provinsi Papua meningkat sebesar
s.
0,78 poin. Provinsi yang terletak di wilayah paling timur Indonesia ini
p
berhasil meningkatkan level IPM dari 60,06 menjadi 60,84. Sementara
.b
itu, IPM Provinsi DKI Jakarta hanya meningkat 0,29 poin, yaitu dari 80,47
w
tinggi memerlukan upaya yang jauh lebih baik dari sebelumnya karena
//w
terjadi pada tahun 2019 masih memberikan peluang untuk menuju arah
ht
Disparitas yang terjadi pada IPM juga terjadi pada indikator yang
membentuknya. Beberapa indikator menunjukkan perkembangan yang
positif. Umur harapan hidup dan harapan lama sekolah menunjukkan
disparitas yang semakin kecil, disparitas rata-rata lama sekolah cenderung
stagnan, sedangkan disparitas pengeluaran per kapita cenderung melebar.
Gambar 2.19 Selisih Umur Harapan Hidup Provinsi Tertinggi dan Provinsi Terendah,
2010-2019
11,67
11,48
11,32
11,13
id
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
.
go
Sumber: Badan Pusat Statistik
s.
Perkembangan selisih umur harapan hidup yang selalu menurun dalam
p
kurun waktu 2010-2019 menunjukkan bahwa disparitas sudah semakin
.b
2019, umur harapan hidup saat lahir di Provinsi Sulawesi Barat tumbuh
//w
5,09 5,08
5,00
4,91 4,88
4,73
4,53
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2019, harapan lama sekolah usia 7 tahun ke atas di Provinsi
id
DI Yogyakarta telah mencapai 15,58 tahun. Sementara itu, harapan lama
.
sekolah di Provinsi Papua hanya sebesar 11,05 tahun. Jika dilihat dari
go
pertumbuhan HLS dari tahun 2018 ke 2019, terjadi peningkatan yang
s.
cukup tinggi di Provinsi Papua. Pertumbuhan yang terjadi yaitu sebesar
p
2,03 persen, pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan yang paling tinggi
.b
sebesar 0,12 persen. Secara umum, semakin tinggi nilai HLS maka akan
tp
Provinsi Papua masih memiliki nilai RLS terendah, yaitu 6,65. Meskipun
memiliki nilai RLS yang rendah namun pertumbuhan angka RLS Provinsi
Papua cukup besar yaitu sebesar 1,99 persen. Hal ini berkebalikan dengan
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki pertumbuhan RLS hanya sebesar 0,09
persen.
4,53
4,41
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sampai dengan tahun 2017 rata-rata disparitas RLS Provinsi DKI Jakarta
id
dan Provinsi Papua berkisar antara 4,7 tahun hingga 4,8 tahun. Namun
pada tahun 2018 telah terjadi perbaikan yang cukup signifikan dalam
.
go
mengatasi disparitas antara kedua provinsi dengan turun 0,22 poin dan
s.
pada tahun 2019 kembali turun sebesar 0,12 poin, sehingga pada tahun
2019 angka disparitas antara Provinsi DKI Jakarta dengan Papua menjadi
p
.b
4,41 poin.
w
w
Dimensi standar hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita per
//w
Gambar 2.22 Selisih Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Provinsi Tertinggi dan
ht
9.640
8.860
Pada tahun 2019, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi teratas dalam
capaian pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan, yaitu
sebesar Rp18.527.000. Sementara itu, Provinsi Papua menempati posisi
terbawah dengan capaian sebesar Rp7.336.000 atau kurang dari separuh
Disparitas Antarkabupaten/Kota
Disparitas pembangunan manusia dalam perspektif provinsi memberikan
gambaran tentang kinerja secara umum pembangunan nasional.
Sementara itu, dalam perspektif kabupaten/kota, disparitas menjadi
petunjuk penting tentang kinerja yang telah diupayakan pemerintah
dalam distribusi pembangunan pada tingkat provinsi. Bagi pemerintah
pusat, analisis disparitas di kabupaten/kota yang terjadi di tingkat
provinsi akan membantu dalam memberikan fokus perhatian terhadap
kemajuan pembangunan manusia. Pada tataran umum, penting untuk
id
melihat disparitas pembangunan manusia melalui indeks pembangunan
.
manusia. Sementara pada tingkat lanjut, disparitas pada setiap dimensi
go
pembentuk pembangunan manusia juga akan memberikan gambaran
s.
yang lebih detail.
p
Gambar 2.23 Disparitas IPM Antarkabupaten/kota di Dalam Provinsi, 2019
.b
100
w
90
w
80
70
//w
60
50
40
s:
30
20
tp
10
0
ht
Gambar 2.24 Selisih IPM Kota Jayapura dengan Kabupaten Nduga, 2010-2019
57,07
55,85
id
54,18
.
go
53,04
52,48 52,58
s. 52,00
51,36
p
50,16
49,41
.b
w
w
//w
s:
tp
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ht
Disparitas yang terjadi pada variabel IPM dapat disebabkan oleh adanya
kontribusi dari disparitas indikator-indikator penyusunnya. Pada tahun
2019, Provinsi Papua masih menjadi sorotan utama karena disparitas
pendidikan yang terjadi begitu lebar, baik dalam capaian HLS maupun
RLS.
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
id
Sumber: Badan Pusat Statistik
.
go
Hal ini terjadi akibat perbedaan capaian Kota Jayapura dengan kabupaten
Nduga yang cukup tinggi. HLS Kota Jayapura mencapai 15 tahun, jauh
s.
lebih tinggi dibandingkan angka HLS di level nasional yang mencapai
p
11,05 tahun. Sementara itu, HLS di Kabupaten Nduga baru mencapai
.b
3,29 tahun, yang berarti bawa penduduk usia tujuh tahun hanya memiliki
w
Disparitas yang terjadi pada indikator rata-rata lama sekolah juga kembali
menempatkan Provinsi Papua sebagai provinsi paling timpang. RLS
tertinggi di Provinsi Papua ditempati oleh Kota Jayapura dengan capaian
sebesar 11,55 tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah terendah
Selama tahun 2010 hingga tahun 2019, disparitas HLS antara Kota Jayapura
dengan Kabupaten Nduga cenderung mengalami penurunan setiap
tahunnya. Pada tahun 2019 disparitas rata-rata lama sekolah antara kedua
kabupaten mengalami penurunan yang cukup signikfikan dibandingkan
tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,33 poin. Pernurunan ini merupakan
yang tertinggi selama sembilan tahun terakhir.
id
rata lama sekolah antara Kota Jayapura Kabupaten Nduga mengalami
.
go
peningkatan setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2019 terjadi
peningkatan sebesar 0,13 poin, peningkatan tertinggi selama 5 tahun
s.
terakhir.
p
.b
Gambar 2.27 Selisih HLS dan RLS Antara Kota Jayapura dengan Kabupaten Nduga,
w
2010-2019
w
//w
10,47 10,58
10,37 10,46 10,44 10,44 10,45
10,34 10,31 10,28
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
Rata-rata Lama Sekolah Harapan Lama Sekolah
Dimensi terakhir dari pembangunan manusia adalah standar hidup layak
yang dicerminkan oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Indikator ini sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu
wilayah. Pada tahun 2019, Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi dengan
tingkat pengeluaran per kapita tertinggi di Indonesia. Ironisnya di saat
yang sama, disparitas pengeluaran per kapita antarkabupaten/kota
di ibukota negara ini juga merupakan yang paling tinggi di Indonesia.
Provinsi Papua menduduki urutan kedua dalam hal disparitas standar
hidup layak. Sementara itu, disparitas terendah terjadi di Provinsi Sulawesi
Barat.
. id
Provinsi DKI merupakan provinsi dengan disparitas pendapatan yang
go
tertinggi, hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat beragamnya lapangan s.
kerja dan banyaknya pendatang yang mengadu nasib di wilayah ini.
p
Kabupaten/kota di DKI jakarta yang memiliki posisi tertinggi adalah
.b
pendapatan sebesar 12,62 juta rupiah. Perbedaan yang cukup jauh antara
//w
keduanya dapat disebabkan oleh jarak Kepulauan Seribu yang cukup jauh
dari pusat kota dan keterbatasan akses untuk memperoleh pendapatan
s:
Gambar 2.29 Selisih Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Antara Kota Jakarta
ht
10.448
10.091
9.406
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
id
2019, wilayah Indonesia dibagi menjadi dua kawasan pembangunan,
.
go
yaitu:
1. Kawasan Barat Indonesia, terdiri dari Jawa, Sumatera, dan Bali;
s.
2. Kawasan Timur Indonesia, terdiri dari Kalimantan, Sulawesi, Nusa
p
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.
.b
w
manusia juga terjadi antara kawasan barat dan kawasan timur. Secara
//w
kawasan timur.
tp
. id
go
p s.
.b
3
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
id
per kapita disesuaikan yang terus meningkat. Ketika melakukan
peningkatan kapabilitas dasar manusia, maka komponen penyusunnya
.
go
pun perlu diperhatikan. Indikator-indikator pembangunan manusia
pada dasarnya mencakup seluruh masalah pembangunan manusia yang
s.
secara konseptual/empirik saling mempengaruhi atau dipengaruhi secara
p
.b
Misal, capaian dimensi umur panjang dan sehat, dimensi pendidikan, dan
dimensi standar hidup layak masing-masing adalah 3, 3, dan 3. Dengan
rata-rata aritmatik dapat diperoleh rata-rata ketiga dimensi adalah (3 + 3 +
3) /3 = 3. Pada contoh kasus lain, misalkan capaian ketiga dimensi berturut-
turut adalah 2, 3, dan 4. Rata-rata ketiga dimensi juga masih 3, yaitu (2 + 3 +
4) = 3. Secara nyata terlihat bahwa ada ketimpangan capaian antardimensi
pembangunan manusia. Pada kasus yang lebih ekstrim, rata-rata aritmatik
id
ini menjadi salah satu alasan mendasar dalam memperbarui metode
.
go
penghitungan IPM.
s.
Analisis Pertumbuhan Indeks Dimensi Pendidikan, Dimensi
p
.b
dalam pembentukan angka IPM merupakan hal yang penting. Hal ini
dikarenakan informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam menentukan
s:
Tabel 3.2 Pertumbuhan Dimensi Kesehatan, Pendidikan, dan Standar Hidup Layak
Indonesia, 2010-2019
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Indeks
Pertumbuhan Indeks
Tahun Indeks Dimensi Indeks Standar Pembangunan
Pendidikan
Kesehatan Hidup Layak Manusia
(1) (2) (3) (4) (5)
2010-2011 0,40 0,98 1,14 0,84
2011-2012 0,38 0,76 1,68 0,91
2012-2013 0,40 0,19 2,43 0,90
2013-2014 0,38 0,20 2,11 0,86
id
2014-2015 0,38 1,08 1,34 0,94
.
go
2015-2016 0,24 1,14 1,37 0,91
2016-2017 0,31 0,99
s. 1,32 0,90
p
2017-2018 0,27 1,54 0,60 0,82
.b
id
dengan pertumbuhan terendah adalah indeks pendidikan dengan nilai
.
go
sebesar 0,12 persen. Indeks ini memiliki pertumbuhan yang lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,36 persen. s.
p
Pada tahun 2019 Provinsi DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kepulauan
.b
Riau memiliki pertumbuhan indeks standar hidup layak yang lebih tinggi
w
indeks lainnya. Pola yang berbeda dimiliki oleh Provinsi Bali, pada tahun
s:
1,14 persen, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi kesehatan dan
ht
Tabel 3.3 Pertumbuhan Dimensi Kesehatan, Pendidikan, dan Standar Hidup Layak
di Lima Provinsi dengan IPM Tertinggi, 2017-2019
Pertumbuhan Indeks Pertumbuhan Indeks Pertumbuhan Indeks
Provinsi Kesehatan Standar Hidup Layak Pendidikan
2017-2018 2018-2019 2017-2018 2018-2019 2017-2018 2018-2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tabel 3.4 Pertumbuhan Dimensi Kesehatan, Pendidikan, dan Standar Hidup Layak
di Lima Provinsi dengan IPM Terendah, 2017-2019
Pertumbuhan Indeks Pertumbuhan Indeks Pertumbuhan Indeks
Kesehatan Standar Hidup Layak Pendidikan
Provinsi
2017-2018 2018-2019 2017-2018 2018-2019 2017-2018 2018-2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Papua 0,49 0,64 1,19 1,25 3,27 2,02
Papua Barat 0,51 0,77 2,10 1,89 0,97 1,85
Nusa Tenggara Timur 0,67 1,01 1,46 1,31 0,97 1,60
id
Sulawesi Barat 0,54 0,54 1,64 0,92 1,59 1,42
.
Kalimantan Barat 0,52 0,76 2,10 1,00 0,64 1,22
go
Sumber: Badan Pusat Statistik s.
p
Pada provinsi dengan nilai IPM terendah, nilai pertumbuhan indeks
.b
nilai pertumbuhan di setiap provinsi sudah lebih dari satu persen pada
w
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
id
Jika disandingkan grafik antara UHH dan IPM maka akan terlihat selama
.
kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2019, angka IPM telah tumbuh
go
lebih cepat dibandingkan dengan UHH. Sejak tahun 2010 angka IPM
telah tumbuh sebesar 8,1 persen, sedangkan UHH hanya tumbuh sebesar
p s.
2,19 persen. Meskipun demikian, kedua grafik sama-sama menunjukkan
.b
sebelumnya. Pada IPM, pertumbuhan yang terjadi sebesar 0,74 persen dan
//w
Gambar 3.2 Pertumbuhan Indeks Dimensi Kesehatan dan IPM Indonesia, 2010-2019
(Persen)
0,94
Jika diamati0,91lebih 0,90
dalam 0,86
pergerakan dari
0,91 pertumbuhan
0,90 IPM tidak
0,84 0,82
jauh berbeda dari pertumbuhan indeks dimensi kesehatan. Namun
0,74
pola pergerakan pertumbuhan indeks dimensi kesehatan tidak selalu
meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 2011 hingga tahun 2019
nilai pertumbuhan indeks dimensi kesehatan cenderung mengalami
penurunan
0,40 nilai.
0,38 Pada
0,40 tahun
0,38 20190,38nilai pertumbuhan indeks dimensi
kesehatan tidak mengalami perubahan dibandingkan 0,31 tahun sebelumnya,
0,24 0,27 0,27
yaitu sebesar 0,27 persen.
id
0,78 -10,00 -3,45
.
go
s.
Hubungan Pertumbuhan Indeks Dimensi Kesehatan dan
p
Pertumbuhan IPM Provinsi
.b
w
Selain pada tingkat nasional, kontribusi UHH pada tingkat provinsi juga
w
perlu dianalisis lebih dalam. Secara umum provinsi dengan nilai UHH yang
//w
tinggi memiliki nilai IPM yang tinggi pula. Namun ada beberapa provinsi
s:
yang memiliki UHH tinggi tetapi IPM rendah seperti Papua, Kalimantan
Barat, dan NTT. Nilai IPM Papua hampir berada di level rendah yaitu 60,84
tp
Gambar 3.3 Umur Harapan Hidup dan IPM Menurut Provinsi, 2019
Pada tahun 2019, peringkat IPM tertinggi dan UHH tertinggi tidak jauh
berbeda, dimana terdapat 3 provinsi yang termasuk dalam UHH dan
. id
go
Pertumbuhan indeks dimensi kesehatan dari masing-masing provinsi akan
menyebabkan perubahan pada nilai IPM yang dimiliki provinsi tersebut. s.
Provinsi dengan angka pertumbuhan indeks dimensi kesehatan yang
p
lebih cepat dibanding dengan provinsi lainnya, akan membuat provinsi
.b
menyusul angka IPM provinsi lainnya. Pada tahun 2019 jika dilihat secara
keseluruhan rata-rata pertumbuhan indeks dimensi kesehatan di seluruh
s:
Tabel 3.7 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Dimensi Kesehatan dan IPM
Tertinggi, 2019
Pertumbuhan Indeks Dimensi
Provinsi Pertumbuhan IPM
Kesehatan
(1) (2) (3)
Tabel 3.8 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Dimensi Kesehatan Terendah,
2019
Pertumbuhan Indeks Dimensi
Provinsi Pertumbuhan IPM
Kesehatan
(1) (2) (3)
DKI Jakarta 0,23 0,36
DI Yogyakarta 0,18 0,58
id
Kalimantan Tengah 0,10 0,70
.
go
Jawa Tengah 0,09 0,86
Kalimantan Utara s. 0,08 0,84
Sumber: Badan Pusat Statistik
p
.b
Tabel 3.9 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Dimensi Kesehatan Terendah,
id
2019
.
go
Kabupaten/ Kabupaten/
Pertumbuhan Pertumbuhan
Kota dengan Pertumbuhan Kota dengan Pertumbuhan
Indeks s. Indeks
Pertumbuan Indeks Indeks Dimensi Pertumbuan Indeks Indeks Dimensi
Pembangunan Pembangunan
Dimensi Kesehatan Kesehatan Dimensi Kesehatan Kesehatan
p
Manusia Manusia
Terendah Tertinggi
.b
id
Boalemo 1,202 0,831
.
go
Sumber: Badan Pusat Statistik
s.
p
3.3 Indeks Dimensi Pendidikan
.b
w
Selain dimensi kesehatan, IPM juga dibentuk oleh dimensi lainnya yaitu
s:
dimensi pendidikan. Dimensi ini tersusun dari dua indikator yaitu rata-rata
tp
lama sekolah dan harapan lama sekolah. Pada Gambar 3.4 menyajikan,
ht
harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan IPM selama kurun waktu
tahun 2010 hingga 2019, memiliki tren yang meningkat setiap tahunnya.
Gambar 3.4 Rata-rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah, dan IPM Indonesia,
2010-2019
Gambar 3.5 Pertumbuhan Indeks Dimensi Pendidikan dan IPM Indonesia, 2010-2019
2,43
2,11
1,68
1,34 1,37
id
1,14 1,32
0,82 0,92
.
go
0,84 0,91 0,9 0,86 0,94 0,91 0,9
0,74
0,6
p s.
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
.b
id
karakteristik dimensi pendidikan yang berbeda-beda. Kemampuan
.
setiap provinsi dalam mengatasi permasalahan dalam hal harapan lama
go
sekolah dan rata-rata lama sekolah pun berbeda, hal ini bergantung pada
s.
bagaimana pemerintah daerah memberikan kebijakan atau insentif pada
p
masing–masing.
.b
w
Secara umum provinsi yang memiliki harapan lama sekolah dan rata-rata
w
lama sekolah yang tinggi juga memiliki peringkat IPM yang tinggi pula.
//w
Dalam hal ini dapat dilihat dari Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
yang merupakan dua provinsi dengan nilai IPM tertinggi. Kedua provinsi
s:
tersebut masing–masing memiliki angka HLS dan RLS yang tinggi pula
tp
seperti angka IPM. Hal yang berlaku sebaliknya juga terjadi pada dua
ht
provinsi dengan IPM terendah yaitu Papua dan Papua Barat memiliki nilai
HLS dan RLS yang juga rendah.
Tabel 3.12 Provinsi dengan Peringkat IPM, Rata-rata Lama Sekolah, dan Harapan
Lama Sekolah Tertinggi di Indonesia, 2019
Provinsi dengan IPM Tertinggi Provinsi dengan HLS Tertinggi Provinsi dengan RLS Tertinggi
Tabel 3.13 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Pendidikan Tertinggi, 2019
Pertumbuhan Indeks Dimensi
Provinsi Pertumbuhan IPM
Pendidikan
(1) (2) (3)
Papua 2,02 1,30
id
Papua Barat 1,85 1,51
.
Nusa Tenggara Timur 1,60 1,30
go
Maluku Utara 1,44 1,39
Sulawesi Barat 1,42
p s. 0,97
Sumber: Badan Pusat Statistik
.b
w
pendidikan yang juga tinggi yaitu Provinsi Papua Barat (1,85 persen), Nusa
//w
Tenggara Timur (1,6 Persen), Maluku Utara (1,44 persen), dan Sulawesi
Barat (1,42 persen). Empat provinsi dengan pertubuhan indeks dimensi
s:
Tabel 3.14 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Pendidikan Terendah, 2019
id
Pada tahun 2019, 549 kabupaten/kota di Indonesia memiliki rata-rata
.
go
nilai pertumbuhan indeks dimensi pendidikan sebesar 1,05 persen.
Kabupaten/kota yang memiliki nilai pertumbuhan indeks dimensi
s.
pendidikan tertinggi adalah Kabupaten Nduga sebesar 12,19 persen dan
p
kabupaten yang memiliki nilai pertumbuhan indeks terendah adalah Kota
.b
tinggi dari indeks dimensi pendidikan dari Kabupaten Nduga juga diikuti
w
yang rendah dari indeks dimensi pendidikan Kota Padang juga diikiuti
s:
id
memiliki nilai pertumbuhan indeks pendidikan lebih dari satu persen
.
go
namun nilai pertumbuhan IPM tidak lebih dari 0,7 persen.
Tabel 3.16
s.
Kabupaten/Kota yang Memiliki Pertumbuhan Indeks Dimensi Pendidikan
p
di Atas 1 Persen dan Pertumbuhan IPM di Bawah 0,7 Persen
.b
Pertumbuhan Indeks
w
. id
Sumber:Badan Pusat Statistik
go
Meskipun mengalami peningkatan, namun nilai IPM dan pengeluaran
s.
per kapita yang disesuaikan sama-sama mengalami perlambatan dalam
p
.b
pertumbuhannya pada tahun 2019. Pada tahun 2019 nilai IPM mengalami
pertumbuhan yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,07
w
1,08 1,14
0,99
0,98 0,91 0,9
0,86
0,9
0,94 0,91 0,9
0,84 0,76 0,74
0,82
0,19 0,2
id
.
Untuk mengetahui berapa pengaruh yang diberikan oleh perubahan
go
angka pertumbuhan indeks dimensi standar hidup layak terhadap angka
pertumbuhan IPM maka diperlukan adanya simulasi penghitungan.
p s.
Pada Tabel 3.17 dapat terlihat pola pertumbuhan indeks dimensi
.b
Tabel 3.18 Lima Provinsi dengan Nilai Indeks Pembangunan Manusia dan
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Tertinggi dan Terendah, 2019
Pengeluaran per Kapita yang Pengeluaran per Kapita
id
IPM Terendah IPM Tertinggi
Disesuaikan Terendah yang Disesuaikan Tertinggi
.
go
(1) (2) (3) (4)
Papua Papua s. DKI Jakarta DKI Jakarta
p
Papua Barat Nusa Tenggara Timur DI Yogyakarta Kep. Riau
.b
id
dari satu persen. Namun, Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki indeks
.
go
standar hidup layak terendah memiliki angka pertumbuhan IPM yang
cukup tinggi yaitu sebesar 0,9 persen. Hal ini dapat dimungkinkan karena
s.
dukungan dari pertumbuhan indeks dimensi lainnya yakni pertumbuhan
p
indeks dimensi pendidikan yang sebesar 1,22 persen dan indeks dimensi
.b
Tabel 3.20 Lima Provinsi dengan Pertumbuhan Indeks Standar Hidup Layak
//w
Terendah, 2019
s:
id
Nilai pertumbuhan dari IPM setiap semua kabupaten/kota berada di atas
.
go
satu persen.
s.
Adapun empat kabupaten lain yang merupakan kabupaten dengan nilai
p
pertumbuhan indeks standar hidup layak tertinggi adalah Kabupaten
.b
Standar Hidup Layak Terbesar dan Terendah dan IPM yang Dimiliki, 2019
tp
ht
Kabupaten/ Kabupaten/
Kota dengan Pertumbuhan Pertumbuhan Kota dengan Pertumbuhan Pertumbuhan
Pertumbuhan Indeks Dimensi Indeks Pertumbuan Indeks Indeks Dimensi Indeks
Indeks Dimensi Standar Hidup Pembangunan Dimensi Standar Standar Hidup Pembangunan
Standar Hidup Layak Manusia Hidup Layak Layak Manusia
Layak Terendah Tertinggi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sarolangun 0,25 0,45 Yahukimo 3,88 1,53
Manokwari
Nabire 0,26 1,23 3,24 1,50
Selatan
Merauke 0,28 0,86 Garut 3,17 1,22
Bolaang
Kepulauan Yapen 0,29 1,13 Mongondow 3,15 1,33
Timur
Waropen 0,30 0,83 Pulau Morotai 3,04 1,61
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pertumbuhan indeks dimensi standar hidup layak yang tinggi tidak selalu
mengakibatkan pertumbuhan IPM yang tinggi. Pada tahun 2019 terdapat
enam kabupaten/kota yang memiliki nilai pertumbuhan indeks dimensi
id
standar hidup layak di atas satu persen namun nilai pertumbuhan IPM
.
go
yang dimiliki tidak lebih dari setengahnya atau 0,5 persen. Pada Tabel 3.22
dapat terlihat beberapa kabupaten/kota yang memiliki nilai pertumbuhan
s.
indeks standar hidup layak lebih dari satu persen namun nilai pertumbuhan
p
IPM tidak lebih dari 0,5 persen. Kabupaten/kota yang dimaksud tersebut
.b
0,5 Persen
tp
4
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
Hasil Pembangunan
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Bab 4
id
sudah sesuai arah (on the track), perlu perbaikan, atau bahkan salah arah.
.
go
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit yang
s.
dibentuk dari tiga dimensi dasar pembangunan manusia. Tentunya, masih
p
banyak dimensi lain yang terkait dengan pembangunan manusia tetapi
.b
Dalam KBBI, istilah output dapat berarti hasil mengeluarkan; yang berasal
dari; yang telah keluar (tamat, berhenti) dari (sekolah dan sebagainya); yang
id
ada di luar (yang tidak turut campur dan sebagainya). Secara umum dapat
.
go
dikatakan bahwa output adalah hasil langsung yang dapat dirasakan dari
suatu proses, sedangkan outcome adalah efek jangka panjang dari proses
s.
tersebut berupa manfaat atau harapan perubahan. Identifikasi output/
p
outcome dari pembangunan manusia memegang peran yang penting
.b
Indikator kesehatan dalam IPM adalah umur harapan hidup saat lahir.
Indikator ini mencerminkan derajat kesehatan yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Meskipun terlihat sederhana, tetapi indikator ini merupakan
cerminan dari banyak indikator input, proses, dan juga output kesehatan
lainnya. Oleh karena itu, selain monitoring capaian umur harapan hidup,
monitoring terhadap indikator input, proses, dan juga indikator output
kesehatan lainnya juga penting untuk dilakukan.
.id
go
ps.
.b
w
w
//w
Secara umum, indikator yang berkaitan dengan input dan proses kesehatan
dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan besar tersebut. Beberapa
indikator input yang berkaitan dengan kesehatan antara lain:
• penyediaan tenaga medis;
• penyedian sarana kesehatan;
• pelayanan kesehatan murah dan mudah;
• pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan, gizi, kesehatan ibu
hamil;
• penyediaan sarana air bersih;
• kecukupan nutrisi;
• program sanitasi;
• persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan;
• program pemukiman, perumahan dan bangunan sehat; dan
• program penyehatan air.
id
dokter.
.
go
Gambar 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Indonesia, 2018-2019
s.
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Gambar 4.3 Jumlah Desa yang Memiliki Sarana Kesehatan di Indonesia, 2018-2019
.id
go
s.
p
.b
w
w
//w
s:
. id
go
Sumber: Riskesdas 2018
p s.
.b
w
masih menjadi pilihan yang cukup tinggi bagi wanita yang melahirkan
tp
Sementara itu, kematian ibu hamil dan bayi juga dapat dicegah dengan
tingkat pengetahuan yang baik. Selain ketersediaan sarana kesehatan dan
tenaga medis, pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan, gizi, persalinan
akan sangat membantu dalam mencegah kematian ibu dan bayi. Selain itu,
pengetahuan tersebut akan bermanfaat dalam proses tumbuh kembang
anak hingga dewasa.
. id
go
Sumber: *Riskesdas 2018, **Badan Pusat Statistik
p s.
.b
w
Asupan nutrisi yang cukup dan seimbang juga merupakan hal penting
w
digunakan antara lain konsumsi kalori per kapita, konsumsi protein per
kapita, dan juga konsumsi lemak per kapita.
s:
tp
Sanitasi, sumber air bersih, serta kondisi permukiman juga menjadi salah
hal yang mendorong tingkat kesehatan masyarakat. Sumber air minum
yang digunakan oleh masyarakat harus memenuhi standar kesehatan.
id
Air minum yang sehat dapat bersumber dari air ledeng, air kemasan, atau
.
go
sumur terlindung dengan jarak lebih dari 10 meter dari tangki septik.
Indikator terkait dengan sumber air minum antara lain persentase rumah
s.
tangga dengan sumber air minum bersih. Sementara itu, sanitasi juga
p
dapat dilihat melalui indikator persentase rumah tangga yang memiliki
.b
2018-2019
tp
ht
id
• penggunaan KB
.
go
• persentase ibu hamil yang memeriksakan kesehatan, dan lain-lain.
s.
Ketersediaan infrastruktur selain kesehatan memberikan dukungan
p
terhadap input bidang kesehatan. Infrastruktur jalan dan penerangan
.b
lokasi tidak terjangkau. Oleh karena itu, kedua indikator ini menjadi
//w
id
• persentase penduduk yang berobat ke tenaga medis ketika sakit,
.
go
• persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya (4K),
• persentase ibu hamil yang mengkonsumsi makanan tambahan, s.
• wanita yang menggunakan KB, dan lain-lain.
p
.b
2018-2019
w
//w
s:
tp
ht
id
tangga, dan lain-lain.
.
go
Gambar 4.10 Beberapa Indikator yang Mencerminkan Perilaku Kesehatan Masyarakat
s.
Indonesia, 2018-2019
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
mencerminkan tingkat kesehatan dalam masyarakat. Oleh karena itu,
.
go
selain memonitor perkembangan UHH, indikator output tersebut juga
perlu dimonitor secara seksama. s.
p
Gambar 4.11 Beberapa Indikator Output Kesehatan di Indonesia, 2018-2019
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
4.3 Monitoring Kinerja Pembangunan Pendidikan
.
go
s.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset kekayaan bangsa
p
sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Untuk menghasilkan
.b
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
.id
go
Sumber: Badan Pusat Statistik
s.
p
.b
proses yang bagus agar hasilnya optimal. Indikator proses dalam bidang
w
pendidikan. Hal ini karena indikator proses juga memegang peranan kunci
dalam memastikan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana pendukung
s:
id
.
go
Sumber: Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016/2017 dan 2017/2018
p s.
Putus sekolah masih terjadi pada semua jenjang pendidikan di Indonesia.
.b
Jumlah siswa yang putus sekolah tercatat paling tinggi terjadi pada
w
jenjang SMK dan SMP. Lebih dari 73 ribu siswa SMK mengalami putus
w
sekolah, sementara lebih dari 51 ribu siswa SMP juga mengalami hal
//w
2016/2017-2017/2018
Sumber: Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016/2017 dan 2017/2018
id
Oleh karena itu, indikator-indikator tersebut secara bersama-sama harus
.
go
dimonitor untuk memastikan proses pendidikan berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. s.
p
Gambar 4.16 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Indonesia,
.b
2018-2019
w
w
//w
s:
tp
ht
Partisipasi sekolah pada usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun terlihat cukup
baik selama 2018-2019. Pada periode tersebut, partisipasi sekolah pada
kedua jenjang lebih dari 95 persen. Sementara itu, paritisipasi sekolah
untuk usia 16-18 belum cukup optimal. Bahkan, partisipasi sekolah usia
19-24 hanya 25 persen dan mengalami penurunan dibanding tahun 2018.
. id
go
Sumber: Badan Pusat Statistik p s.
Angka partisipasi kasar mengalami penurunan seiring dengan naiknya
.b
. id
go
s.
Sumber: Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016/2017 dan 2017/2018
p
.b
w
id
Kredit usaha dapat mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan
.
go
usaha yang dapat menciptakan nilai ekonomi. Kredit usaha memerlukan
pemetaan terhadap jenis dan skala usaha yang dimiliki oleh para pelaku
s.
usaha. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016), mayoritas usaha
p
.b
yang ada di Indonesia adalah sektor informal. Hal ini tentu berdampak
pada kebijakan kredit usaha yang akan diambil. Sektor informal identik
w
dengan modal yang kecil tetapi dengan perputaran ekonomi yang cepat.
w
Oleh karena itu, harus ada kebijakan khusus untuk usaha informal dengan
//w
proses yang lebih mudah dibanding untuk usaha yang berskala besar atau
s:
formal.
tp
Bantuan sosial akan memberikan input dan manfaat yang nyata terhadap
ht
id
• instalasi listrik,
.
go
• mendaftarkan tanah,
• memperoleh kredit, s.
• perlindungan terhadap investor kecil,
p
• membayar pajak,
.b
• penyelesaian kepailitan.
//w
id
Indikator ekonomi yang mencerminkan tingkat kesejahteraan dalam
.
go
penghitungan IPM adalah pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Namun, indikator yang mencerminkan kesejahteraan bukan hanya itu.
s.
Beberapa indikator lain berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan
p
masyarakat seperti tingkat pengangguran terbuka (TPT), upah tenaga
.b
didefinisikan sebagai:
• mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan,
tp
• mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,
• mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
id
• Produk Nasional Bruto (PNB) harga berlaku menunjukkan pendapatan
.
go
yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.
• PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
s.
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari
p
tahun ke tahun.
.b
. id
Tabel 4.1 Beberapa Indikator Ekonomi Indonesia, 2018-2019
Indikator Satuan
go
2018 2019
p s.
(1) (2) (3) (4)
.b
Rata-rata UpahGaji Bersih Sebulan Buruh/Karyawan/ Rupiah per Bulan 2.829.130 2.913.897
w
Pegawai
//w
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Pusat Statistik.
.
go
_______. 2019. Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi
s.
Penduduk Indonesia, Maret 2019. Jakarta: Badan Pusat
p
Statistik.
.b
w
Blum, Henrik L. 1974. Planning for Health. New York: Human science ress.
s:
tp
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Lampiran
L
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Lampiran 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi,
2019
id
KEPULAUAN RIAU 69,80 12,83 9,99 14.466 75,48 0,86
.
DKI JAKARTA 72,79 12,97 11,06 18.527 80,76 0,36
go
JAWA BARAT 72,85 12,48
s. 8,37 11.152 72,03 1,02
JAWA TENGAH 74,23 12,68 7,53 11.102 71,73 0,86
p
D I YOGYAKARTA 74,92 15,58 9,38 14.394 79,99 0,58
.b
LAMPIRAN 103
Lampiran 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/
Kota, 2019
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
ACEH 69,87 14,30 9,18 9.603 71,90 1,00
Simeulue 65,22 13,51 9,08 7.210 65,70 1,48
Aceh Singkil 67,36 14,30 8,52 8.715 68,91 1,31
Aceh Selatan 64,27 14,41 8,59 8.187 66,90 1,49
Aceh Tenggara 68,04 13,99 9,65 8.067 69,36 1,00
Aceh Timur 68,67 13,02 7,86 8.600 67,39 0,85
Aceh Tengah 68,82 14,26 9,69 10.782 73,14 0,69
Aceh Barat 67,93 14,59 9,09 9.692 71,22 1,06
Aceh Besar 69,77 14,71 10,31 9.661 73,55 1,13
id
Pidie 66,89 14,45 8,82 9.824 70,41 0,69
.
Bireuen 71,16 14,82 9,27 8.889 72,27 1,26
go
Aceh Utara 68,79 14,69 8,46 8.189 69,22 1,26
Aceh Barat Daya 64,91 13,57 8,35
p
8.491 s. 66,56 1,36
Gayo Lues 65,38 13,73 7,91 8.845 66,87 1,50
.b
id
Kota Sibolga 68,77 13,15 10,18 11.656 73,41 1,05
Kota Tanjung Balai 63,02 12,49 9,26 11.383 68,51 0,75
.
go
Kota Pematang Siantar 73,33 14,21 11,15 12.571 78,57 0,89
Kota Tebing Tinggi 70,76 12,71
s. 10,28 12.895 75,08 0,78
Kota Medan 72,98 14,73 11,38 15.033 80,97 0,40
p
.b
LAMPIRAN 105
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Indragiri Hulu 70,20 12,35 8,17 10.738 70,05 0,56
Indragiri Hilir 67,66 11,90 7,22 10.382 66,84 0,50
Pelalawan 71,03 12,17 8,49 12.149 71,85 0,57
Siak 71,03 12,75 9,65 12.347 74,07 0,46
Kampar 70,64 13,45 9,25 11.232 73,15 0,90
Rokan Hulu 69,89 12,83 8,38 9.979 69,93 0,82
Bengkalis 71,11 12,86 9,41 11.753 73,44 0,69
Rokan Hilir 70,17 12,67 8,24 9.672 69,40 0,97
Kepulauan Meranti 67,53 12,81 7,51 8.358 65,93 1,07
Kota Pekanbaru 72,22 15,37 11,43 15.206 81,35 0,86
Kota Dumai 70,82 13,10 9,85 12.453 74,64 0,78
id
JAMBI 71,06 12,93 8,45 10.592 71,26 0,86
Kerinci 69,82 13,86 8,21 10.198 70,95 0,51
.
go
Merangin 71,18 11,98 7,68 10.312 69,07 0,38
Sarolangun 69,09 12,26 7,76 11.679 s. 69,72 0,45
Batang Hari 70,44 12,91 7,85 10.038 69,67 0,49
p
.b
id
LAMPUNG 70,51 12,63 7,92 10.114 69,57 0,80
Lampung Barat 67,43 12,24 7,85 9.970 67,50 1,14
.
go
Tanggamus 68,40 12,17 7,21 9.294 66,37 1,07
Lampung Selatan 69,20 12,33
s. 7,68 9.978 68,22 0,80
Lampung Timur 70,61 12,84 7,59 10.028 69,34 0,43
p
.b
LAMPIRAN 107
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kota Batam 73,29 13,15 11,13 18.146 81,09 0,68
Kota Tanjung Pinang 72,02 14,09 9,99 15.838 78,73 0,51
DKI JAKARTA 72,79 12,97 11,06 18.527 80,76 0,36
Kep. Seribu 68,51 12,56 8,47 12.623 71,40 0,69
Kota Jakarta Selatan 74,03 13,32 11,62 23.851 84,75 0,37
Kota Jakarta Timur 74,37 13,82 11,65 17.662 82,69 0,77
Kota Jakarta Pusat 74,02 13,24 11,25 17.285 81,24 0,28
Kota Jakarta Barat 73,54 12,79 10,40 20.875 81,21 0,41
Kota Jakarta Utara 73,18 12,62 10,70 18.566 80,17 0,38
JAWA BARAT 72,85 12,48 8,37 11.152 72,03 1,02
Bogor 71,01 12,47 8,29 10.683 70,65 1,38
id
Sukabumi 70,73 12,22 7,02 8.973 66,87 1,24
Cianjur 69,91 11,98 6,97 8.290 65,38 1,18
.
go
Bandung 73,40 12,68 8,79 10.502 72,41 0,92
Garut 71,22 11,82 7,51 8.099 s. 66,22 1,22
Tasikmalaya 69,21 12,52 7,17 8.092 65,64 0,98
p
.b
id
Grobogan 74,61 12,29 6,86 10.350 69,86 0,78
Blora 74,23 12,19 6,58 9.795 68,65 1,03
.
go
Rembang 74,43 12,10 7,15 10.551 70,15 0,99
Pati 76,04 12,41
s. 7,19 10.660 71,35 0,91
Kudus 76,50 13,22 8,63 11.318 74,94 0,48
p
.b
LAMPIRAN 109
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Trenggalek 73,59 12,25 7,28 9.865 69,46 1,09
Tulungagung 73,95 13,15 8,07 10.891 72,62 0,88
Blitar 73,39 12,45 7,29 10.861 70,57 0,92
Kediri 72,54 12,88 8,01 11.146 71,85 1,10
Malang 72,45 13,17 7,27 10.270 70,35 1,37
Lumajang 69,94 11,80 6,22 9.274 65,33 0,77
Jember 68,99 13,22 6,18 9.525 66,69 1,11
Banyuwangi 70,54 12,78 7,13 12.264 70,60 0,77
Bondowoso 66,55 13,27 5,71 10.665 66,09 1,26
Situbondo 68,97 13,14 6,12 10.097 67,09 1,01
Probolinggo 67,00 12,34 5,77 10.972 65,60 1,16
id
Pasuruan 70,17 12,31 7,11 10.381 68,29 1,31
Sidoarjo 73,98 14,91 10,25 14.609 80,05 0,69
.
go
Mojokerto 72,43 12,61 8,49 12.860 73,53 1,23
Jombang 72,27 13,00 8,53 11.533 s. 72,85 1,38
Nganjuk 71,44 12,85 7,63 12.200 71,71 0,67
p
.b
id
Karangasem 70,35 12,40 6,31 10.302 67,34 1,28
Buleleng 71,68 12,91 7,08 13.780 72,30 0,84
.
go
Kota Denpasar 74,68 13,99 11,23 19.992 83,68 0,46
NUSA TENGGARA BARAT 66,28 13,48
s. 7,27 10.640 68,14 1,25
Lombok Barat 66,64 13,48 6,37 11.647 68,03 1,27
p
.b
LAMPIRAN 111
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sumba Tengah 68,32 12,66 5,96 6.198 61,01 1,56
Sumba Barat Daya 68,43 13,05 6,33 6.594 62,60 1,15
Nagekeo 67,03 12,47 7,83 8.469 65,88 0,81
Manggarai Timur 67,98 11,69 6,87 5.919 60,47 1,65
Sabu Raijua 60,23 13,13 6,33 5.354 56,66 1,56
Malaka 64,89 12,77 6,86 5.998 60,34 1,14
Kota Kupang 69,37 16,24 11,47 13.592 79,55 0,90
KALIMANTAN BARAT 70,56 12,58 7,31 9.055 67,65 1,00
Sambas 68,83 12,60 6,70 9.924 67,02 0,62
Bengkayang 73,67 12,08 6,53 9.182 67,57 1,08
Landak 72,70 12,39 7,10 7.403 65,96 0,78
id
Mempawah 70,90 12,33 6,82 7.913 65,50 0,92
Sanggau 71,35 11,56 6,95 8.410 65,67 0,80
.
go
Ketapang 71,01 11,79 7,26 9.259 67,16 1,13
Sintang 71,62 12,02 6,89 8.823 s. 66,70 0,95
Kapuas Hulu 72,44 12,04 7,47 7.206 65,65 0,95
p
.b
id
Paser 72,52 13,00 8,54 10.767 72,29 0,95
Kutai Barat 72,79 12,89 8,34 10.338 71,63 1,33
.
go
Kutai Kartanegara 72,21 13,58 9,10 11.152 73,78 0,86
Kutai Timur 73,03 12,78
s. 9,18 11.196 73,49 1,28
Berau 71,94 13,31 9,25 12.726 74,88 1,18
p
.b
LAMPIRAN 113
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kota Tomohon 71,79 14,19 10,48 12.152 76,67 1,17
Kota Kotamobagu 70,33 12,78 10,09 11.098 73,22 0,92
SULAWESI TENGAH 68,23 13,14 8,75 9.604 69,50 0,90
Banggai Kepulauan 65,71 13,05 8,19 7.619 65,13 0,70
Banggai 70,61 13,23 8,24 9.842 70,36 0,73
Morowali 68,82 13,33 9,11 11.277 72,02 1,24
Poso 70,85 13,69 9,36 9.084 71,40 1,02
Donggala 66,85 12,48 7,86 8.189 65,49 0,54
Toli-Toli 65,30 12,72 8,26 8.156 65,42 1,27
Buol 68,17 13,08 8,75 8.151 67,69 0,58
Parigi Moutong 63,94 12,46 7,47 9.878 65,47 0,96
id
Tojo Una-Una 65,14 12,25 8,38 7.765 64,52 1,80
Sigi 69,57 12,86 8,53 8.375 68,16 0,74
.
go
Banggai Laut 64,79 12,89 8,51 7.888 65,27 0,73
Morowali Utara 69,19 12,23 8,70 9.109 s. 68,45 0,74
Kota Palu 70,68 16,22 11,60 15.205 81,50 0,73
p
.b
id
Kolaka Timur 72,33 12,15 7,35 7.832 66,49 1,46
Konawe Kepulauan 68,25 11,81 9,18 6.832 65,05 1,07
.
go
Muna Barat 70,16 12,20 6,77 7.526 64,45 0,53
Buton Tengah 67,50 12,70
s. 7,29 7.264 64,06 0,95
Buton Selatan 67,50 12,94 7,32 7.293 64,37 1,42
p
.b
LAMPIRAN 115
UHH HLS RLS Pengeluaran Pertumbuhan
Provinsi/Kabupaten/Kota IPM
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Ribu Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Buru Selatan 66,13 12,68 7,70 7.627 64,42 1,26
Kota Ambon 70,35 16,02 11,91 14.233 80,81 0,71
Kota Tual 65,21 13,90 10,26 7.506 67,74 0,79
MALUKU UTARA 68,18 13,63 9,00 8.308 68,70 1,39
Halmahera Barat 66,13 13,08 8,12 7.660 65,34 1,24
Halmahera Tengah 63,65 12,94 8,79 8.258 65,55 1,38
Kepulauan Sula 63,18 12,73 8,73 7.221 63,64 1,08
Halmahera Selatan 65,75 12,77 7,92 7.298 64,11 1,14
Halmahera Utara 69,47 13,59 8,38 7.713 67,75 0,67
Halmahera Timur 68,64 12,74 8,06 8.127 66,74 0,82
Pulau Morotai 66,99 12,43 7,10 6.655 62,38 1,61
id
Pulau Taliabu 61,95 12,58 7,46 6.659 60,62 1,59
Kota Ternate 70,85 15,73 11,58 13.632 80,03 1,14
.
go
Kota Tidore Kepulauan 69,22 14,20 9,64 8.608 70,83 1,34
PAPUA BARAT 65,90 12,72 7,44 8.125 s. 64,70 1,51
Fakfak 68,41 14,09 8,64 7.608 67,87 1,31
p
.b
id
Yalimo 65,34 8,83 2,58 4.860 48,08 2,02
Puncak 65,61 5,19 1,96 5.702 42,70 2,13
.
go
Dogiyai 65,60 10,57 4,92 5.709 55,41 1,78
Intan Jaya 65,51 7,36
s. 2,64 5.593 47,51 2,06
Deiyai 65,11 9,80 3,00 4.958 50,11 1,13
p
.b
Keterangan:
UHH: Umur Harapan Hidup saat Lahir
//w
LAMPIRAN 117
Lampiran 3. Tren Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut
Provinsi, 2012-2019
id
DKI JAKARTA 77,53 78,08 78,39 78,99 79,60 80,06 80,47 80,76
.
go
JAWA BARAT 67,32 68,25 68,80 69,50 70,05 70,69 71,30 72,03
JAWA TENGAH 67,21 68,02 68,78 69,49 69,98
s. 70,52 71,12 71,73
D I YOGYAKARTA 76,15 76,44 76,81 77,59 78,38 78,89 79,53 79,99
p
JAWA TIMUR 66,74 67,55 68,14 68,95 69,74 70,27 70,77 71,50
.b
NUSA TENGGARA BARAT 62,98 63,76 64,31 65,19 65,81 66,58 67,30 68,14
//w
NUSA TENGGARA TIMUR 60,81 61,68 62,26 62,67 63,13 63,73 64,39 65,23
KALIMANTAN BARAT 63,41 64,30 64,89 65,59 65,88 66,26 66,98 67,65
s:
KALIMANTAN TENGAH 66,66 67,41 67,77 68,53 69,13 69,79 70,42 70,91
tp
KALIMANTAN SELATAN 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72
ht
KALIMANTAN TIMUR 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59 75,12 75,83 76,61
KALIMANTAN UTARA 67,99 68,64 68,76 69,20 69,84 70,56 71,15
SULAWESI UTARA 69,04 69,49 69,96 70,39 71,05 71,66 72,20 72,99
SULAWESI TENGAH 65,00 65,79 66,43 66,76 67,47 68,11 68,88 69,50
SULAWESI SELATAN 67,26 67,92 68,49 69,15 69,76 70,34 70,90 71,66
SULAWESI TENGGARA 67,07 67,55 68,07 68,75 69,31 69,86 70,61 71,20
GORONTALO 64,16 64,70 65,17 65,86 66,29 67,01 67,71 68,49
SULAWESI BARAT 61,01 61,53 62,24 62,96 63,60 64,30 65,10 65,73
MALUKU 65,43 66,09 66,74 67,05 67,60 68,19 68,87 69,45
MALUKU UTARA 63,93 64,78 65,18 65,91 66,63 67,20 67,76 68,70
PAPUA BARAT 60,30 60,91 61,28 61,73 62,21 62,99 63,74 64,70
PAPUA 55,55 56,25 56,75 57,25 58,05 59,09 60,06 60,84
INDONESIA 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92
id
Bireuen 67,57 68,23 68,71 69,77 70,21 71,11 71,37 72,27
.
go
Aceh Utara 64,82 65,36 65,93 66,85 67,19 67,67 68,36 69,22
Aceh Barat Daya 62,15 62,62
s. 63,08 63,77 64,57 65,09 65,67 66,56
Gayo Lues 62,85 63,22 63,34 63,67 64,26 65,01 65,88 66,87
p
Aceh Tamiang 65,21 65,56 66,09 67,03 67,41 67,99 68,45 69,23
.b
Nagan Raya 64,91 65,23 65,58 66,73 67,32 67,78 68,15 69,11
w
Aceh Jaya 66,42 66,92 67,30 67,53 67,70 68,07 68,83 69,74
w
Bener Meriah 69,14 69,74 70,00 70,62 71,42 71,89 72,14 72,97
//w
Pidie Jaya 68,90 69,26 69,89 70,49 71,13 71,73 72,12 72,87
Kota Banda Aceh 81,30 81,84 82,22 83,25 83,73 83,95 84,37 85,07
s:
Kota Sabang 70,84 71,07 71,50 72,51 73,36 74,10 74,82 75,77
tp
Kota Langsa 72,75 73,40 73,81 74,74 75,41 75,89 76,34 77,16
ht
Kota Lhokseumawe 73,55 74,13 74,44 75,11 75,78 76,34 76,62 77,30
Kota Subulussalam 59,76 60,11 60,39 61,32 62,18 62,88 63,48 64,46
SUMATERA UTARA 67,74 68,36 68,87 69,51 70,00 70,57 71,18 71,74
Nias 56,50 57,43 57,98 58,85 59,75 60,21 60,82 61,65
Mandailing Natal 62,26 62,91 63,42 63,99 64,55 65,13 65,83 66,52
Tapanuli Selatan 65,95 66,75 67,22 67,63 68,04 68,69 69,10 69,75
Tapanuli Tengah 65,43 65,64 66,16 67,06 67,27 67,96 68,27 68,86
Tapanuli Utara 69,83 70,50 70,70 71,32 71,96 72,38 72,91 73,33
Toba Samosir 71,89 72,36 72,79 73,40 73,61 73,87 74,48 74,92
Labuhan Batu 68,64 69,45 70,06 70,23 70,50 71,00 71,39 71,94
Asahan 66,23 66,58 67,51 68,40 68,71 69,10 69,49 69,92
Simalungun 69,79 70,28 70,89 71,24 71,48 71,83 72,49 72,98
Dairi 66,95 67,15 67,91 69,00 69,61 70,36 70,89 71,42
Karo 71,40 71,62 71,84 72,69 73,29 73,53 73,91 74,25
Deli Serdang 70,88 71,39 71,98 72,79 73,51 73,94 74,92 75,43
Langkat 66,18 67,17 68,00 68,53 69,13 69,82 70,27 70,76
Nias Selatan 55,97 56,78 57,78 58,74 59,14 59,85 60,75 61,59
LAMPIRAN 119
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Humbang Hasundutan 64,54 64,92 65,59 66,03 66,56 67,30 67,96 68,83
Pakpak Barat 63,88 64,73 65,06 65,53 65,81 66,25 66,63 67,47
Samosir 66,31 66,80 67,80 68,43 68,82 69,43 69,99 70,55
Serdang Bedegai 66,14 67,11 67,78 68,01 68,77 69,16 69,69 70,21
Batu Bara 64,45 65,06 65,50 66,02 66,69 67,20 67,67 68,35
Padang Lawas Utara 65,65 66,13 66,50 67,35 68,05 68,34 68,77 69,29
Padang Lawas 64,05 64,62 65,50 65,99 66,23 66,82 67,59 68,16
Labuhan Batu Selatan 67,06 67,78 68,59 69,67 70,28 70,48 70,98 71,39
Labuhan Batu Utara 67,84 68,28 69,15 69,69 70,26 70,79 71,08 71,43
Nias Utara 57,87 58,29 59,18 59,88 60,23 60,57 61,08 61,98
Nias Barat 56,20 56,58 57,54 58,25 59,03 59,56 60,42 61,14
Kota Sibolga 69,71 70,45 71,01 71,64 72,00 72,28 72,65 73,41
Kota Tanjung Balai 64,89 65,40 66,05 66,74 67,09 67,41 68,00 68,51
id
Kota Pematang Siantar 74,51 75,05 75,83 76,34 76,90 77,54 77,88 78,57
.
go
Kota Tebing Tinggi 71,34 71,85 72,13 72,81 73,58 73,90 74,50 75,08
Kota Medan 77,78 78,00 78,26 78,87 79,34
s. 79,98 80,65 80,97
Kota Binjai 71,54 72,02 72,55 73,81 74,11 74,65 75,21 75,89
p
Kota Padang Sidempuan 71,38 71,68 71,88 72,80 73,42 73,81 74,38 75,06
.b
Kota Gunung Sitoli 64,34 65,25 65,91 66,41 66,85 67,68 68,33 69,30
w
SUMATERA BARAT 68,36 68,91 69,36 69,98 70,73 71,24 71,73 72,39
w
Kepulauan Mentawai 56,10 56,33 56,73 57,41 58,27 59,25 60,28 61,26
//w
Pesisir Selatan 66,49 67,31 67,75 68,07 68,39 68,74 69,40 70,08
s:
Tanah Datar 67,29 68,12 68,51 69,49 70,11 70,37 71,25 72,14
ht
Padang Pariaman 66,20 67,15 67,56 68,04 68,44 68,90 69,71 70,59
Agam 67,95 68,73 69,32 69,84 70,36 71,10 71,70 72,37
Limapuluh Koto 65,87 66,30 66,78 67,65 68,37 68,69 69,17 69,67
Pasaman 62,26 62,91 63,33 64,01 64,57 64,94 65,60 66,46
Solok Selatan 65,12 65,86 66,29 67,09 67,47 67,81 68,45 68,94
Dharmas Raya 67,76 68,71 69,27 69,84 70,25 70,40 70,86 71,52
Pasaman Barat 63,33 63,92 64,56 65,26 66,03 66,83 67,43 68,21
Kota Padang 79,00 79,23 79,83 80,36 81,06 81,58 82,25 82,68
Kota Solok 75,02 75,54 76,20 76,83 77,07 77,44 77,89 78,38
Kota Sawah Lunto 68,59 69,07 69,61 69,87 70,67 71,13 71,72 72,39
Kota Padang Panjang 74,22 74,54 75,05 75,98 76,50 77,01 77,30 78,00
Kota Bukit Tinggi 76,92 77,67 78,02 78,72 79,11 79,80 80,11 80,71
Kota Payakumbuh 75,89 76,34 76,49 77,42 77,56 77,91 78,23 78,95
Kota Pariaman 73,47 74,51 74,66 74,98 75,44 75,71 76,26 76,70
RIAU 69,15 69,91 70,33 70,84 71,20 71,79 72,44 73,00
Kuantan Sengingi 66,31 66,65 67,47 68,32 68,66 69,53 69,96 70,78
Indragiri Hulu 66,50 66,68 67,11 68,00 68,67 68,97 69,66 70,05
id
Sarolangun 66,16 67,13 67,67 68,10 68,73 69,03 69,41 69,72
.
go
Batanghari 66,97 67,24 67,68 68,05 68,70 68,92 69,33 69,67
Muara Jambi 64,17 65,14
s. 65,71 66,66 67,55 67,86 68,34 69,01
Tanjung Jabung Timur 58,63 59,41 59,88 61,12 61,88 62,61 63,32 63,92
p
Tanjung Jabung Barat 62,86 63,54 64,04 65,03 65,91 66,15 67,13 67,54
.b
Kota Jambi 73,78 74,21 74,86 75,58 76,14 76,74 77,41 78,26
//w
Kota Sungai Penuh 71,23 72,09 72,48 73,03 73,35 73,75 74,67 75,36
s:
SUMATERA SELATAN 65,79 66,16 66,75 67,46 68,24 68,86 69,39 70,02
Ogan Komering Ulu 65,09 65,51 66,21 67,18 67,47 68,28 69,01 69,45
tp
Ogan Komering Ilir 62,29 63,52 63,87 64,73 65,44 66,11 66,57 66,96
ht
Muara Enim (Liot) 63,34 64,34 65,02 65,82 66,71 67,63 68,28 68,88
Lahat 63,66 64,15 64,52 65,25 65,75 66,38 66,99 67,62
Musi Rawas 61,37 62,23 63,19 64,11 64,75 65,31 66,18 66,92
Musi Banyuasin 63,27 64,18 64,93 65,76 66,45 66,96 67,57 67,83
Banyuasin 61,69 62,42 63,21 64,15 65,01 65,85 66,40 66,90
Ogan Komering Ulu Selatan 60,63 61,58 61,94 62,57 63,42 63,96 64,84 65,43
Ogan Komering Ulu Timur 65,18 66,09 66,74 67,17 67,38 67,84 68,58 69,34
Ogan Ilir 63,03 63,64 64,49 65,35 65,45 65,63 66,43 67,22
Empat Lawang 62,30 62,74 63,17 63,55 64,00 64,21 64,81 65,10
Penukal Abab Lematang Ilir 59,69 59,89 60,83 61,66 62,58 63,49 64,33
Musi Rawas Utara 60,56 61,34 62,32 63,05 63,18 63,75 64,32
Kota Palembang 74,74 75,49 76,02 76,29 76,59 77,22 77,89 78,44
Kota Prabumulih 70,95 71,87 72,20 73,19 73,38 73,58 74,04 74,40
Kota Pagar Alam 63,33 64,14 64,75 65,37 65,96 66,81 67,62 68,44
Kota Lubuk Linggau 72,04 72,55 72,84 73,17 73,57 73,67 74,09 74,81
BENGKULU 66,61 67,50 68,06 68,59 69,33 69,95 70,64 71,21
Bengkulu Selatan 66,77 67,61 68,28 68,57 68,71 69,04 69,85 70,27
LAMPIRAN 121
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Rejang Lebong 65,51 66,11 66,55 67,51 68,34 68,61 69,40 70,10
Bengkulu Utara 65,47 66,67 67,27 67,46 67,63 67,80 68,36 68,80
Kaur 62,32 63,17 63,75 64,47 64,95 65,28 66,20 66,78
Seluma 61,55 62,10 62,94 63,41 64,04 65,00 65,99 66,69
Mukomuko 64,16 64,79 65,31 65,77 66,52 67,07 67,47 68,12
Lebong 62,84 63,15 63,90 64,72 65,58 65,87 66,28 66,84
Kepahiang 63,86 64,44 65,22 65,45 66,35 66,60 67,14 67,67
Bengkulu Tengah 63,12 63,71 64,10 64,68 65,44 65,80 66,65 67,30
Kota Bengkulu 75,71 76,16 76,49 77,16 77,94 78,82 79,67 80,35
LAMPUNG 64,87 65,73 66,42 66,95 67,65 68,25 69,02 69,57
Lampung Barat 62,51 63,21 63,54 64,54 65,45 66,06 66,74 67,50
Tanggamus 61,14 61,89 62,67 63,66 64,41 64,94 65,67 66,37
Lampung Selatan 62,68 63,35 63,75 65,22 66,19 66,95 67,68 68,22
id
Lampung Timur 65,10 66,07 66,42 67,10 67,88 68,05 69,04 69,34
.
go
Lampung Tengah 65,60 66,57 67,07 67,61 68,33 68,95 69,73 70,04
Lampung Utara 62,93 64,00 64,89 65,20 65,95
s. 66,58 67,17 67,63
Way Kanan 62,79 63,92 64,32 65,18 65,74 65,97 66,63 67,19
p
Tulang Bawang 64,11 64,91 65,83 66,08 66,74 67,07 67,70 68,23
.b
Tulang Bawang Barat 60,77 61,46 62,46 63,01 63,77 64,58 65,30 65,93
s:
Kota Metro 72,86 74,27 74,98 75,10 75,45 75,87 76,22 76,77
ht
KEP. BANGKA BELITUNG 67,21 67,92 68,27 69,05 69,55 69,99 70,67 71,30
Bangka 67,99 69,34 69,79 70,03 70,43 71,09 71,80 72,39
Belitung 67,87 69,27 69,56 70,29 70,81 70,93 71,70 72,46
Bangka Barat 64,92 65,85 66,43 67,23 67,60 67,94 68,68 69,05
Bangka Tengah 66,88 67,67 68,09 68,66 68,76 68,99 69,52 70,33
Bangka Selatan 61,17 62,96 63,54 63,89 64,57 65,02 65,98 66,54
Belitung Timur 66,59 67,71 68,10 68,83 69,30 69,57 70,22 70,84
Kota Pangkal Pinang 75,69 76,14 76,28 76,61 76,73 76,86 77,43 77,97
KEPULAUAN RIAU 72,36 73,02 73,40 73,75 73,99 74,45 74,84 75,48
Karimun 67,67 68,52 68,72 69,21 69,84 70,26 70,56 71,10
Bintan 71,01 71,31 71,65 71,92 72,38 72,91 73,41 73,98
Natuna 68,80 69,39 70,06 70,87 71,23 71,52 72,10 72,63
Lingga 59,38 60,13 60,75 61,28 62,44 63,45 64,06 64,98
Kepulauan Anambas 64,32 64,86 65,12 65,86 66,30 67,06 67,53 68,48
Kota Batam 78,39 78,65 79,13 79,34 79,79 80,26 80,54 81,09
Kota Tanjung Pinang 75,91 76,70 77,29 77,57 77,77 78,00 78,33 78,73
DKI JAKARTA 77,53 78,08 78,39 78,99 79,60 80,06 80,47 80,76
id
Ciamis 66,29 67,20 67,64 68,02 68,45 68,87 69,63 70,39
.
go
Kuningan 65,60 66,16 66,63 67,19 67,51 67,78 68,55 69,12
Cirebon 64,48 65,06
s. 65,53 66,07 66,70 67,39 68,05 68,69
Majalengka 63,13 63,71 64,07 64,75 65,25 65,92 66,72 67,52
p
Sumedang 67,36 68,47 68,76 69,29 69,45 70,07 70,99 71,46
.b
Kota Bogor 72,25 72,86 73,10 73,65 74,50 75,16 75,66 76,23
Kota Sukabumi 69,74 70,81 71,19 71,84 72,33 73,03 73,55 74,31
Kota Bandung 78,30 78,55 78,98 79,67 80,13 80,31 81,06 81,62
Kota Cirebon 71,97 72,27 72,93 73,34 73,70 74,00 74,35 74,92
Kota Bekasi 77,71 78,63 78,84 79,63 79,95 80,30 81,04 81,59
Kota Depok 77,28 78,27 78,58 79,11 79,60 79,83 80,29 80,82
Kota Cimahi 74,99 75,85 76,06 76,42 76,69 76,95 77,56 78,11
Kota Tasikmalaya 67,84 68,63 69,04 69,99 70,58 71,51 72,03 72,84
Kota Banjar 67,53 68,01 68,34 69,31 70,09 70,79 71,25 71,75
JAWA TENGAH 67,21 68,02 68,78 69,49 69,98 70,52 71,12 71,73
Cilacap 65,72 66,80 67,25 67,77 68,60 68,90 69,56 69,98
Banyumas 68,06 68,55 69,25 69,89 70,49 70,75 71,30 71,96
Purbalingga 64,94 65,53 66,23 67,03 67,48 67,72 68,41 68,99
Banjarnegara 62,29 62,84 63,15 64,73 65,52 65,86 66,54 67,34
Kebumen 64,47 64,86 65,67 66,87 67,41 68,29 68,80 69,60
Purworejo 69,40 69,77 70,12 70,37 70,66 71,31 71,87 72,50
Wonosobo 64,18 64,57 65,20 65,70 66,19 66,89 67,81 68,27
LAMPIRAN 123
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Magelang 64,75 65,86 66,35 67,13 67,85 68,39 69,11 69,87
Boyolali 69,51 69,81 70,34 71,74 72,18 72,64 73,22 73,80
Klaten 71,71 72,42 73,19 73,81 73,97 74,25 74,79 75,29
Sukoharjo 72,81 73,22 73,76 74,53 75,06 75,56 76,07 76,84
Wonogiri 65,75 66,40 66,77 67,76 68,23 68,66 69,37 69,98
Karanganyar 72,26 73,33 73,89 74,26 74,90 75,22 75,54 75,89
Sragen 68,91 69,95 70,52 71,10 71,43 72,40 72,96 73,43
Grobogan 66,39 67,43 67,77 68,05 68,52 68,87 69,32 69,86
Blora 64,70 65,37 65,84 66,22 66,61 67,52 67,95 68,65
Rembang 66,03 66,84 67,40 68,18 68,60 68,95 69,46 70,15
Pati 66,13 66,47 66,99 68,51 69,03 70,12 70,71 71,35
Kudus 70,57 71,58 72,00 72,72 72,94 73,84 74,58 74,94
Jepara 68,45 69,11 69,61 70,02 70,25 70,79 71,38 71,88
id
Demak 67,55 68,38 68,95 69,75 70,10 70,41 71,26 71,87
.
go
Semarang 70,88 71,29 71,65 71,89 72,40 73,20 73,61 74,14
Temanggung 64,91 65,52 65,97 67,07 67,60
s. 68,34 68,83 69,56
Kendal 67,55 67,98 68,46 69,57 70,11 70,62 71,28 71,97
p
Batang 63,09 63,60 64,07 65,46 66,38 67,35 67,86 68,42
.b
Kota Magelang 75,00 75,29 75,79 76,39 77,16 77,84 78,31 78,80
Kota Surakarta 78,44 78,89 79,34 80,14 80,76 80,85 81,46 81,86
tp
Kota Salatiga 79,10 79,37 79,98 80,96 81,14 81,68 82,41 83,12
ht
Kota Semarang 78,04 78,68 79,24 80,23 81,19 82,01 82,72 83,19
Kota Pekalongan 69,95 70,82 71,53 72,69 73,32 73,77 74,24 74,77
Kota Tegal 70,68 71,44 72,20 72,96 73,55 73,95 74,44 74,93
D I YOGYAKARTA 76,15 76,44 76,81 77,59 78,38 78,89 79,53 79,99
Kulon Progo 69,74 70,14 70,68 71,52 72,38 73,23 73,76 74,44
Bantul 76,13 76,78 77,11 77,99 78,42 78,67 79,45 80,01
Gunung Kidul 65,69 66,31 67,03 67,41 67,82 68,73 69,24 69,96
Sleman 80,10 80,26 80,73 81,20 82,15 82,85 83,42 83,85
Kota Yogyakarta 83,29 83,61 83,78 84,56 85,32 85,49 86,11 86,65
JAWA TIMUR 66,74 67,55 68,14 68,95 69,74 70,27 70,77 71,50
Pacitan 62,94 63,38 63,81 64,92 65,74 66,51 67,33 68,16
Ponorogo 66,16 67,03 67,40 68,16 68,93 69,26 69,91 70,56
Trenggalek 65,01 65,76 66,16 67,25 67,78 68,10 68,71 69,46
Tulungagung 68,29 69,30 69,49 70,07 70,82 71,24 71,99 72,62
Blitar 66,17 66,49 66,88 68,13 68,88 69,33 69,93 70,57
Kediri 67,29 68,01 68,44 68,91 69,87 70,47 71,07 71,85
Malang 64,71 65,20 65,59 66,63 67,51 68,47 69,40 70,35
id
Ngawi 66,72 67,25 67,78 68,32 68,96 69,27 69,91 70,41
.
go
Bojonegoro 64,20 64,85 65,27 66,17 66,73 67,28 67,85 68,75
Tuban 63,36 64,14
s. 64,58 65,52 66,19 66,77 67,43 68,37
Lamongan 67,51 68,90 69,42 69,84 70,34 71,11 71,97 72,57
p
Gresik 72,12 72,47 72,84 73,57 74,46 74,84 75,28 76,10
.b
Kota Kediri 73,66 74,18 74,62 75,67 76,33 77,13 77,58 78,08
Kota Blitar 73,53 74,53 75,26 76,00 76,71 77,10 77,58 78,56
tp
Kota Malang 78,04 78,44 78,96 80,05 80,46 80,65 80,89 81,32
ht
Kota Probolinggo 68,93 70,05 70,49 71,01 71,50 72,09 72,53 73,27
Kota Pasuruan 72,01 72,89 73,23 73,78 74,11 74,39 74,78 75,25
Kota Mojokerto 74,20 74,91 75,04 75,54 76,38 76,77 77,14 77,96
Kota Madiun 77,21 78,41 78,81 79,48 80,01 80,13 80,33 80,88
Kota Surabaya 78,05 78,51 78,87 79,47 80,38 81,07 81,74 82,22
Kota Batu 70,62 71,55 71,89 72,62 73,57 74,26 75,04 75,88
BANTEN 68,92 69,47 69,89 70,27 70,96 71,42 71,95 72,44
Pandeglang 60,48 61,35 62,06 62,72 63,40 63,82 64,34 64,91
Lebak 60,22 61,13 61,64 62,03 62,78 62,95 63,37 63,88
Tangerang 68,83 69,28 69,57 70,05 70,44 70,97 71,59 71,93
Serang 62,97 63,57 63,97 64,61 65,12 65,60 65,93 66,38
Kota Tangerang 74,57 75,04 75,87 76,08 76,81 77,01 77,92 78,43
Kota Cilegon 70,07 70,99 71,57 71,81 72,04 72,29 72,65 73,01
Kota Serang 69,43 69,69 70,26 70,51 71,09 71,31 71,68 72,10
Kota Tangerang Selatan 77,68 78,65 79,17 79,38 80,11 80,84 81,17 81,48
BALI 71,62 72,09 72,48 73,27 73,65 74,30 74,77 75,38
Jembrana 67,94 68,39 68,67 69,66 70,38 70,72 71,65 72,35
LAMPIRAN 125
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tabanan 71,69 72,31 72,68 73,54 74,19 74,86 75,45 76,16
Badung 77,26 77,63 77,98 78,86 79,80 80,54 80,87 81,59
Gianyar 73,36 74,00 74,29 75,03 75,70 76,09 76,71 77,14
Klungkung 67,64 68,08 68,30 68,98 69,31 70,13 70,90 71,71
Bangli 64,53 65,47 65,75 66,24 67,03 68,24 68,96 69,35
Karangasem 62,95 63,70 64,01 64,68 65,23 65,57 66,49 67,34
Buleleng 68,29 68,83 69,16 70,03 70,65 71,11 71,70 72,30
Kota Denpasar 80,45 81,32 81,65 82,24 82,58 83,01 83,30 83,68
NUSA TENGGARA BARAT 62,98 63,76 64,31 65,19 65,81 66,58 67,30 68,14
Lombok Barat 62,24 62,91 63,52 64,62 65,55 66,37 67,18 68,03
Lombok Tengah 60,57 61,25 61,88 62,74 63,22 64,36 65,36 66,36
Lombok Timur 60,73 61,43 62,07 62,83 63,70 64,37 65,35 66,23
Sumbawa 61,96 62,44 62,88 63,91 64,89 65,84 66,77 67,60
id
Dompu 62,60 63,16 63,53 64,56 65,48 66,33 66,97 67,83
.
go
Bima 61,05 62,08 62,61 63,48 64,15 65,01 65,62 66,37
Sumbawa Barat 66,45 66,86 67,19 68,38 69,26
s. 70,08 70,71 71,52
Lombok Utara 58,19 59,20 60,17 61,15 62,24 63,04 63,83 64,49
p
Kota Mataram 74,22 75,22 75,93 76,37 77,20 77,84 78,43 79,10
.b
Kota Bima 71,21 71,72 72,23 72,99 73,67 74,36 75,04 75,80
w
NUSA TENGGARA TIMUR 60,81 61,68 62,26 62,67 63,13 63,73 64,39 65,23
w
Sumba Barat 59,98 60,55 60,90 61,36 61,85 62,30 62,91 63,56
//w
Sumba Timur 60,89 61,44 62,04 62,54 63,22 64,19 64,65 65,34
s:
Timor Tengah Utara 59,04 59,56 60,41 60,96 61,54 62,03 62,65 63,34
ht
id
Kota Pontianak 75,55 75,98 76,63 77,52 77,63 77,93 78,56 79,35
.
go
Kota Singkawang 68,54 69,13 69,84 70,03 70,10 70,25 71,08 71,72
KALIMANTAN TENGAH 66,66 67,41
s. 67,77 68,53 69,13 69,79 70,42 70,91
Kotawaringin Barat 68,63 69,51 70,14 70,60 71,13 72,11 72,46 72,85
p
Kotawaringin Timur 66,61 67,95 68,45 68,61 69,42 70,17 70,56 71,16
.b
Barito Selatan 65,76 66,20 66,61 68,27 69,00 69,25 69,73 70,10
w
Barito Utara 64,72 65,12 66,30 67,38 68,28 69,07 69,72 70,52
//w
Pulang Pisau 64,28 64,76 65,00 65,76 66,49 67,00 67,54 68,34
Gunung Mas 67,30 67,75 68,13 69,24 69,73 69,95 70,23 70,65
Barito Timur 67,97 68,82 69,12 69,71 70,33 70,57 70,82 71,34
Murung Raya 64,85 65,62 66,10 66,46 66,96 67,16 67,56 67,89
Kota Palangka Raya 77,40 78,02 78,50 78,62 79,21 79,69 80,34 80,77
KALIMANTAN SELATAN 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72
Tanah Laut 65,16 66,11 66,50 66,99 67,44 68,00 68,49 69,04
Kota Baru 64,87 65,41 65,76 66,61 67,10 67,79 68,32 68,95
Banjar 65,04 65,36 65,71 66,39 66,87 67,77 68,32 68,94
Barito Kuala 61,62 62,12 62,56 63,53 64,33 64,93 65,91 66,24
Tapin 65,92 66,48 66,99 67,67 68,05 68,70 69,53 70,13
Hulu Sungai Selatan 64,03 64,59 65,25 66,31 67,52 67,80 68,41 68,80
Hulu Sungai Tengah 64,34 64,63 65,37 66,56 67,07 67,78 68,32 68,80
Hulu Sungai Utara 60,12 60,77 61,32 62,49 63,38 64,21 65,06 65,49
Tabalong 67,36 68,08 68,36 69,35 70,07 70,76 71,14 71,78
Tanah Bumbu 66,13 66,51 66,94 67,58 68,28 69,12 70,05 70,50
Balangan 63,69 64,03 64,44 65,34 66,25 67,25 67,88 68,39
LAMPIRAN 127
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kota Banjarmasin 73,45 74,59 74,94 75,41 75,94 76,46 76,83 77,16
Kota Banjar Baru 76,67 77,10 77,30 77,56 77,96 78,32 78,83 79,22
KALIMANTAN TIMUR 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59 75,12 75,83 76,61
Pasir 68,18 69,61 69,87 70,30 71,00 71,16 71,61 72,29
Kutai Barat 67,14 68,13 68,91 69,34 69,99 70,18 70,69 71,63
Kutai 69,12 70,71 71,20 71,78 72,19 72,75 73,15 73,78
Kutai Timur 68,71 69,79 70,39 70,76 71,10 71,91 72,56 73,49
Berau 70,77 72,02 72,26 72,72 73,05 73,56 74,01 74,88
Penajam Paser Utara 67,17 68,07 68,60 69,26 69,96 70,59 71,13 71,64
Mahakam Ulu 63,81 64,32 64,89 65,51 66,09 66,67 67,58
Kota Balikpapan 76,56 77,53 77,93 78,18 78,57 79,01 79,81 80,11
Kota Samarinda 77,34 77,84 78,39 78,69 78,91 79,46 79,93 80,20
Kota Bontang 77,55 78,34 78,58 78,78 78,92 79,47 79,86 80,09
id
KALIMANTAN UTARA 67,99 68,64 68,76 69,20 69,84 70,56 71,15
.
go
Malinau 68,88 69,84 70,00 70,15 70,71 71,23 71,74 72,06
Bulongan 68,16 68,66 69,25 69,37 69,88
s. 70,74 71,23 71,66
Tana Tidung 62,91 63,79 64,70 64,92 65,64 66,26 67,05 67,79
p
Nunukan 61,18 62,18 63,13 63,35 64,35 65,10 65,67 66,32
.b
Kota Tarakan 72,53 73,58 74,60 74,70 74,88 75,27 75,69 76,09
w
SULAWESI UTARA 69,04 69,49 69,96 70,39 71,05 71,66 72,20 72,99
w
Bolaang Mongondow 63,78 64,16 64,53 65,03 65,73 66,08 66,91 67,82
//w
Kep.Sangihe Talaud 65,87 66,15 66,82 67,56 68,52 69,14 69,67 70,53
Kepulauan Talaud 65,51 66,14 66,56 66,92 67,58 67,74 68,32 68,97
tp
Minahasa Selatan 67,26 67,68 68,36 69,18 69,97 70,05 70,86 71,68
ht
Minahasa Utara 70,00 70,19 70,54 71,09 71,49 72,20 73,05 73,95
Bolaang Mongondow Utara 62,88 63,67 64,24 64,46 65,16 65,60 66,32 66,91
Kep. Siau Tagulandang Biaro 63,35 63,91 64,35 65,00 65,66 66,03 66,75 67,48
Minahasa Tenggara 67,10 67,34 67,86 68,05 68,42 68,91 69,66 70,47
Bolaang Mongondow Selatan 61,48 62,84 63,57 63,72 63,92 64,05 64,49 65,28
Bolaang Mongondow Timur 61,93 62,64 63,12 63,81 64,44 64,73 65,21 66,08
Kota Manado 76,15 76,56 77,27 77,32 77,59 78,05 78,41 79,12
Kota Bitung 69,89 70,35 70,88 71,64 72,43 72,94 73,27 74,20
Kota Tomohon 72,50 72,99 73,56 74,36 74,91 75,34 75,78 76,67
Kota Kotamobago 69,31 69,86 70,46 70,70 71,68 72,00 72,55 73,22
SULAWESI TENGAH 65,00 65,79 66,43 66,76 67,47 68,11 68,88 69,50
Banggai Kepulauan 61,09 61,74 62,33 62,97 63,45 64,07 64,68 65,13
Banggai 65,44 66,39 67,11 67,44 68,17 69,00 69,85 70,36
Morowali 66,48 66,86 67,91 69,12 69,69 70,41 71,14 72,02
Poso 66,20 66,94 67,65 68,13 68,83 69,78 70,68 71,40
Donggala 61,33 63,38 63,55 63,82 64,42 64,66 65,14 65,49
Toli-Toli 60,05 61,44 61,91 62,72 63,27 64,05 64,60 65,42
id
Gowa 64,65 65,45 66,12 66,87 67,70 68,33 68,87 69,66
.
go
Sinjai 62,74 63,47 63,83 64,48 65,36 65,80 66,24 67,05
Maros 65,50 66,06
s. 66,65 67,13 67,76 68,42 68,94 69,50
Pangkajene Kepulauan 64,30 65,24 66,16 66,65 66,86 67,25 67,71 68,29
p
Barru 66,07 67,02 67,94 68,64 69,07 69,56 70,05 70,60
.b
Sidenreng Rappang 66,19 67,15 68,14 69,00 69,39 69,84 70,60 71,05
s:
Tana Toraja 63,96 64,55 65,08 65,75 66,25 66,82 67,66 68,25
Luwu Utara 65,99 66,40 66,90 67,44 67,81 68,35 68,79 69,46
Luwu Timur 69,34 69,53 69,75 70,43 70,95 71,46 72,16 72,80
Toraja Utara 64,89 65,65 66,15 66,76 67,49 67,90 68,49 69,23
Kota Makasar 78,47 78,98 79,35 79,94 80,53 81,13 81,73 82,25
Kota Pare Pare 74,67 75,10 75,66 76,31 76,48 76,68 77,19 77,62
Kota Palopo 74,54 75,02 75,65 76,27 76,45 76,71 77,30 77,98
SULAWESI TENGGARA 67,07 67,55 68,07 68,75 69,31 69,86 70,61 71,20
Buton 61,38 61,83 62,31 62,78 63,69 64,47 65,08 65,67
Muna 63,76 64,67 65,09 65,99 66,96 67,61 68,47 68,97
Konawe/Kab Kendari 67,51 68,23 68,68 69,56 69,84 70,24 70,72 71,29
Kolaka 68,86 69,55 70,20 70,47 71,12 71,46 72,07 73,01
Konawe Selatan 64,05 65,02 65,60 66,32 66,97 67,23 67,51 67,88
Bombana 61,82 62,82 63,38 63,65 64,02 64,49 65,04 65,65
Wakatobi 65,24 66,50 66,95 67,22 67,50 67,99 68,52 68,99
Kolaka Utara 64,49 65,35 65,76 66,90 67,60 67,77 68,44 68,91
Buton Utara 62,69 64,20 64,65 65,23 65,95 66,40 67,13 67,68
LAMPIRAN 129
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Konawe Utara 64,87 65,54 66,03 66,44 67,20 67,71 68,50 69,22
Kolaka Timur 61,78 62,13 62,74 63,60 64,55 65,53 66,49
Konawe Kepulauan 61,15 61,31 61,72 62,56 63,44 64,36 65,05
Muna Barat 61,92 62,29 62,57 63,43 64,11 64,45
Buton Tengah 61,69 62,13 62,56 62,82 63,46 64,06
Buton Selatan 61,51 62,00 62,55 63,20 63,47 64,37
Kota Kendari 79,97 80,91 81,30 81,43 81,66 81,83 82,22 82,86
Kota Bau-Bau 71,65 72,55 73,13 73,59 73,99 74,14 74,67 75,21
GORONTALO 64,16 64,70 65,17 65,86 66,29 67,01 67,71 68,49
Boalemo 61,11 61,71 62,18 62,86 63,42 64,22 64,99 65,53
Gorontalo 61,87 62,22 62,90 63,63 64,22 64,95 65,78 66,69
Pokuwato 60,48 61,38 61,74 62,50 63,17 63,88 64,44 65,27
Bone Bolango 65,13 65,82 66,03 66,83 67,48 68,11 69,06 69,63
id
Gorontalo Utara 60,71 61,60 61,92 62,55 63,02 63,52 64,06 64,52
.
go
Kota Gorontalo 74,06 74,43 74,97 75,62 75,75 76,09 76,53 77,08
SULAWESI BARAT 61,01 61,53 62,24 62,96 63,60
s. 64,30 65,10 65,73
Majene 63,06 63,32 63,74 64,40 64,80 65,40 66,01 66,59
p
Polewali Mamasa 58,62 59,27 60,09 60,87 61,51 62,35 63,14 63,74
.b
Mamuju Utara 63,00 63,76 64,04 64,69 65,17 65,67 66,60 67,27
//w
Maluku Tenggara 61,75 62,11 62,74 63,35 64,20 64,94 65,53 65,85
ht
Maluku Tengah 67,30 67,89 68,69 68,85 69,54 70,09 70,60 71,25
Buru 63,50 64,31 65,15 65,75 66,63 67,61 68,25 68,91
Kepulauan Aru 59,17 59,62 59,91 60,50 61,32 62,13 63,12 63,64
Seram Bagian Barat 61,47 61,79 62,39 63,02 63,76 64,34 65,14 65,49
Seram Bagian Timur 58,47 58,88 59,50 60,27 61,15 62,06 62,98 63,74
Maluku Barat Daya 56,74 57,34 58,09 58,64 59,43 60,16 60,64 61,55
Buru Selatan 58,91 59,89 60,74 61,48 62,19 62,75 63,62 64,42
Kota Ambon 77,49 78,16 79,09 79,30 79,55 79,82 80,24 80,81
Kota Tual 63,56 64,16 64,95 65,20 65,64 66,25 67,21 67,74
MALUKU UTARA 63,93 64,78 65,18 65,91 66,63 67,20 67,76 68,70
Halmahera Barat 60,71 61,47 62,06 62,97 63,83 64,19 64,54 65,34
Halmahera Tengah 59,94 60,89 61,49 62,07 63,05 63,89 64,66 65,55
Kepulauan Sula 58,83 59,77 60,18 60,50 61,25 62,04 62,96 63,64
Halmahera Selatan 59,50 59,92 60,34 61,26 62,17 62,64 63,39 64,11
Halmahera Utara 62,94 63,81 64,18 65,04 66,02 66,52 67,30 67,75
Halmahera Timur 61,73 62,71 63,26 63,99 64,92 65,77 66,20 66,74
Pulau Morotai 57,16 57,97 58,34 59,27 59,87 60,71 61,39 62,38
id
Maybrat 54,13 54,93 55,36 55,78 56,35 57,23 58,16 59,15
.
go
Manokwari Selatan 54,95 55,32 56,59 57,12 58,08 58,84 59,72
Pegunungan Arfak 53,36
s. 53,69 53,73 53,89 54,39 55,31 56,15
Kota Sorong 73,89 74,96 75,78 75,91 76,33 76,73 77,35 77,98
p
PAPUA 55,55 56,25 56,75 57,25 58,05 59,09 60,06 60,84
.b
Yapen Waropen 64,11 64,34 64,89 65,28 65,55 66,07 67,00 67,76
Biak Namfor 69,05 69,35 70,32 70,85 71,13 71,56 71,96 72,57
tp
Puncak Jaya 41,85 43,36 44,32 44,87 45,49 46,57 47,39 48,33
Mimika 68,95 69,50 70,40 70,89 71,64 72,42 73,15 74,13
Boven Digoel 57,45 57,96 58,21 59,02 59,35 60,14 60,83 61,51
Mappi 55,09 55,51 55,74 56,11 56,54 57,10 57,72 58,30
Asmat 45,08 45,54 45,91 46,62 47,31 48,49 49,37 50,37
Yahukimo 43,82 45,63 46,36 46,63 47,13 47,95 48,51 49,25
Pegunungan Bintang 37,82 38,94 39,68 40,91 41,90 43,24 44,22 45,21
Tolikara 44,86 45,68 46,16 46,38 47,11 47,89 48,85 49,68
Sarmi 59,03 59,51 60,48 60,99 61,27 62,31 63,00 63,45
Keerom 61,13 62,49 62,73 63,43 64,10 64,99 65,75 66,59
Waropen 61,32 61,68 61,97 62,35 63,10 64,08 64,80 65,34
Supiori 58,86 59,40 59,70 60,09 60,59 61,23 61,84 62,30
Membramo Raya 46,62 47,28 47,88 48,29 49,00 50,25 51,24 52,20
Nduga 23,07 24,42 25,38 25,47 26,56 27,87 29,42 30,75
Lanny Jaya 42,53 43,05 43,28 44,18 45,16 46,49 47,34 48,00
Mamberamo Tengah 41,39 42,43 43,19 43,55 44,15 45,50 46,41 47,23
Yalimo 41,84 43,33 44,21 44,32 44,95 46,19 47,13 48,08
LAMPIRAN 131
Provinsi/Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Puncak 36,85 37,73 38,05 39,41 39,96 41,06 41,81 42,70
Dogiyai 50,59 51,46 52,25 52,78 53,32 54,04 54,44 55,41
Intan Jaya 41,89 42,69 43,51 44,35 44,82 45,68 46,55 47,51
Deiyai 46,94 47,74 48,12 48,28 48,50 49,07 49,55 50,11
Kota Jayapura 77,25 77,46 77,86 78,05 78,56 79,23 79,58 80,16
INDONESIA 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Rank
IPM Negara 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2016 2017 2018
(2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9 Singapura 0,718 0,771 0,818 0,869 0,909 0,929 0,933 0,934 0,935
43 Brunei Darussalam 0,768 0,791 0,805 0,824 0,832 0,843 0,844 0,843 0,845
61 Malaysia 0,644 0,683 0,724 0,732 0,773 0,797 0,801 0,802 0,804
77 Thailand 0,574 0,611 0,649 0,693 0,721 0,746 0,753 0,762 0,765
106 Filipina 0,590 0,607 0,631 0,656 0,672 0,702 0,704 0,709 0,712
111 Indonesia 0,525 0,560 0,604 0,633 0,666 0,696 0,700 0,704 0,707
118 Viet Nam 0,475 0,529 0,578 0,616 0,653 0,680 0,685 0,690 0,693
140 Laos 0,399 0,427 0,466 0,505 0,546 0,594 0,598 0,602 0,604
id
145 Myanmar 0,350 0,388 0,424 0,470 0,523 0,565 0,571 0,577 0,584
.
go
146 Kamboja 0,384 0,387 0,419 0,490 0,535 0,566 0,572 0,578 0,581
Sumber: http://www.hdr.undp.org/en/data s.
Catatan: IPM yang dihitung oleh UNDP memiliki rentang nilai antara 0 hingga 1
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
LAMPIRAN 133
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Catatan Teknis
CT
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Catatan Teknis
Konsep Pembangunan Manusia
“Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan
kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu
kenyataan yang sederhana. Tetapi hal ini seringkali terlupakan oleh
berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan
id
uang.”
.
go
Kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR) pertama
s.
yang dipublikasikan oleh UNDP tahun 1990 secara jelas menekankan
p
arti pentingnya pembangunan yang berpusat pada manusia – yang
.b
pembangunan.
w
//w
id
kemampuan manusia. Pembangunan manusia melihat secara bersamaan
.
go
semua isu dalam masyarakat – pertumbuhan ekonomi, perdagangan,
ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun nilai-nilai kultural – dari
s.
sudut pandang manusia. Pembangunan manusia juga mencakup isu
p
penting lainnya, yaitu gender. Dengan demikian, pembangunan manusia
.b
Tingkat Pendidikan
. id
go
Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dari dimensi pengetahuan
yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang
s.
digunakan adalah rata-rata lama sekolah (mean years of schooling)
p
dan harapan lama sekolah (expected years of schooling). Pada proses
.b
pembentuk IPM.
s:
tp
Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar hidup
layak. Dalam cakupan lebih luas, standar hidup layak menggambarkan
tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak
semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak
menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang disesuaikan,
sedangkan BPS dalam menghitung standar hidup layak menggunakan
rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan paritas daya
beli (purcashing power parity) berbasis formula Rao.
1
pij
m m
PPPj (1)
i 1 pik
Keterangan:
id
PPPj : paritas daya beli di wilayah j
.
go
pij : harga komoditas i di kabupaten/kota j
pik : harga komoditas i di Jakarta Selatan s.
m : jumlah komoditas
p
Penghitungan paritas daya beli dilakukan berdasarkan 96 komoditas
.b
kebutuhan pokok seperti terlihat dalam Tabel L1. Batas maksimum dan
w
Tabel L1. Komoditi Kebutuhan Pokok Sebagai Dasar Penghitungan Daya Beli/
ht
.id
Bawang putih Sate/tongseng Pos dan Telekomunikasi
go
Cabe merah Mie bakso/mie rebus/mie goreng Pakaian jadi laki-laki dewasa
Cabe rawit Makanan ringan anak
p s. Pakaian jadi perempuan dewasa
Tahu Ikang (goreng/bakar dll) Pakaian jadi anak-anak
.b
Penyusunan Indeks
id
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18
.
go
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15
Pengeluaran per Kapita Rupiah 1.007.436 s. 26.572.352
p
Keterangan:
.b
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-
Papua
w
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu
w
IPMt IPMt 1
Pertumbuhan IPM 100%
IPMt 1
Keterangan:
IPMt : IPM suatu wilayah pada tahun t
id
IPM(t-1) : IPM suatu wilayah pada tahun (t-1)
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
ISSN 2086-2369