Anda di halaman 1dari 8

Didaktika

Tauhidi ISSN 2442‐4544 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015 121

PEMBENTUKAN KARAKTER KEMANDIRIAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI ISLAMIC


FULL DAY SCHOOL

CHARACTER BUILDING INDEPENDENCE THROUGH IMPLEMENTATION OF ISLAMIC


STUDENTS FULL DAY SCHOOL
Ariah1a
1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Djuanda

Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Ariah, Email: ariah@unida.ac.id

(Diterima: 13‐09‐2015; Ditelaah: 15‐09‐2015; Disetujui: 19‐09‐2015)


ABSTRACT
The great task of education institutions or schools, particularly primary education that is shaping the
personality of students through character education. Education in shaping the character of the
student is a national educational purposes. One of the characters that are now considered to be
relatively weak is the character of independence. The research purpose of this study was to
determine the independence of character formation of students in SDIT Al Khairiyah Bogor through
the implementation of Islamic full day school. This research method is descriptive qualitative. Based
on the research that students' independence of character formation through the implementation of
Islamic full day school in SDIT Al Khairiyah showed 40,2% of students independently on the
emotional aspect, 30,9% of students independently on behavioral aspects and 57,8% of students
independently on the value aspect.
Key words: character independent, islamic full day.

ABSTRAK
Tugas besar lembaga pendidikan atau sekolah, khususnya pendidikan dasar yaitu membentuk
kepribadian peserta didik melalui pendidikan karakter. Pendidikan dalam pembentukan karakter
siswa merupakan tujuan pendidikan nasional. Salah satu karakter yang sekarang dianggap relatif
lemah adalah karakter kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan
karakter kemandirian siswa di SDIT Al Khairiyah Bogor melalui implementasi Islamic full day school.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pembentukan karakter kemandirian siswa melalui implementasi Islamic full day school di SDIT Al
Khairiyah menunjukan 40,2% siswa mandiri pada aspek emosional, 30,9% siswa mandiri pada aspek
perilaku dan 57,8% siswa mandiri pada aspek nilai.
Kata kunci: karakter mandiri, islamic full day.

Ariah. 2015. Pembentukan karakter kemandirian siswa melalui implementasi islamic full day school.
Didaktika Tauhidi 3(2): 121‐128.

pintar dan baik (Lickona 2013). Adapun dalam
PENDAHULUAN Al‐Quran, Allah menyampaikan untuk
mendahulukan akhlak daripada ilmu sesuai
Lembaga pendidikan (sekolah) sangat
dengan firman Allah pada Surah Albaqarah ayat
diharapkan untuk memfasilitasi pertumbuhan
151. Artinya, “sebagaimana (kami telah
karakter atau moral anak bangsa. Tugas besar
menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
lembaga pendidikan atau sekolah, khususnya
telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
pendidikan dasar yaitu membentuk kepribadian
yang membacakan ayat‐ayat Kami kepada kamu
peserta didik melalui pendidikan karakter.
dan mensucikan kamu dan mengajarkan
Umumnya, pendidikan memiliki dua tujuan
kepadamu Alkitab dan Alhikmah, serta
besar, yaitu membantu anak‐anak menjadi
122 Ariah Implementasi Islamic full day school

mengajarkan kepada kamu apa yang belum sekolah umum yang memadukan sistem
kamu ketahui”. pengajaran Islam secara intensif yaitu dengan
Pendidikan nasional bertujuan untuk memberikan waktu tambahan khusus untuk
mewujudkan pendidikan karakter peserta didik pendalaman keagamaan siswa. Konsep dasar
yaitu beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, dari Islamic full day school ini adalah integrated
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan curriculum dan integrated activity. Adapun
menjadi warga negara yang demokratis serta Cyran dan Others dalam penelitian Afiana
bertanggung jawab. Dengan demikian, tugas (2014) menjelaskan bahwa adanya full day
lembaga pendidikan adalah meningkatkan school memberikan efek yang positif bahwa
kualitas sumber daya manusia dengan siswa akan lebih banyak belajar daripada
membentuk manusia yang berkarakter. Salah bermain. Integrated activity yaitu suatu
satu karakter yang sekarang dianggap relatif keterpaduan kegiatan karena sesuai dengan
lemah adalah karakter mandiri. Hal ini dapat sistem yang digunakan adalah Islamic full day
dilihat dengan mereka yang masih bergantung school yang mengemas seluruh program dan
kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhan kegiatan siswa di sekolah dalam sebuah sistem
pribadinya, menentukan pilihan hidupnya pendidikan yang bernuansa islami. Adapun
seperti dalam mengambil jurusan ketika masuk integrated curriculum yaitu kurikulum yang
perguruan tinggi atau memilih organisasi. berdasarkan Depdiknas yang dalam
Dalam proses belajar, kurang kemandirian akan implementasinya diperkaya dengan
berakibat pada gangguan mental setelah karakteristik pendidikan Islam yang integral
memasuki perguruan tinggi, kebiasaan belajar dan universal.
yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dalam
belajar dan baru belajar ketika akan menjelang
ujian, membolos, menyontek dan mencari MATERI DAN METODE
bocoran soal ujian.
Kemandirian berasal dari kata sifat mandiri. Lokasi Penelitian
Menurut Steven R. Covey dalam Paulus (2007) Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam
menyatakan bahwa terdapat tiga pertumbuhan Terpadu (SDIT) Al Khairiyah Bogor yang
manusia secara integratif yaitu dependence beralamat di Terusan Jl. Jagung Nomor 14
(tergantung), independence (mandiri) dan Baranangsiang, Ciheulet, Bogor 16143.
interdependence (saling ketergantungan).
Berdasarkan 18 nilai karakter bangsa Indonesia, Metode
mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam Metode penelitian yang digunakan dalam
menyelesaikan tugas‐tugas (Kasmadi 2013. penelitian ini adalah studi kasus berdasarkan
Adapun menurut Jamaris (2010), kemandirian pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang akan
merupakan kemampuan dasar bagi individu dideskripsikan pada penelitian ini yaitu
untuk berpikir dan bertindak secara bebas. program Islamic full day school dan Kemandirian
Kemandirian menurut Steinberg dalam Desmita siswa di SDIT Al Khairiyah Bogor.
(2010) dibagi ke dalam tiga aspek yaitu: (a)
kemandirian emosional; (b) kemandirian Sumber Data
perilaku; (c) kemandirian nilai. Pada penelitian ini sumber data mencakup key
Salah satu upaya untuk meningkatkan person dan responden. Yang menjadi key person
kemandirian siswa yaitu melalui implementasi pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan
full day school. Pada umumnya Sekolah Dasar wakil kepala sekolah sebagai guide person.
Islam Terpadu (SDIT) menggunakan bentuk full Responden penelitian dibagi menjadi responden
day school. Bentuk full day school yang inti dan responden verifikasi. Pada penelitian ini
diterapkan di SDIT yaitu mengimplementasikan yang menjadi responden inti yaitu siswa dan
konsep pendidikan Islam dengan memadukan responden verifikasi adalah orang tua siswa dan
pendidikan umum dan agama menjadi satu guru sebagai wali kelasnya.
jalinan kurikulum atau biasa dengan sebutan Untuk pengambilan jumlah responden guru,
Islamic full day school. diambil berdasarkan jumlah wali kelas yang ada.
Menurut Sismanto dalam jurnal Melisa Sedangkan orang tua siswa mengikuti jumlah
(2012), Islamic full day school merupakan model sampel yang diambil dari siswa. Penentuan
Didaktika Tauhidi ISSN 2442‐4544 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015 123

jumlah sampel pada penelitian ini mempersiapkan siswa yang paham dengan nilai‐
menggunakan rumus Taro Yamane yaitu: nilai islam yaitu generasi yang baik dan benar.
Program yang diterapkan di SDIT Al Khairiyah
ini diharapkan mampu mensinergiskan antara
pengetahuan agama dan umum, serta
Keterangan: N = jumlah populasi; d2 = taraf kesalahan mewujudkan visi SDIT Al Khairiyah tersebut
= 10% = 0,12 = 0,01. yaitu mencetak generasi shalih yang cerdas,
mandiri, kreatif dan ceria.
Sementara itu, teknik pengambilan sampel
menggunakan propotionate stratified random
Pembahasan Hasil Penelitian
sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan
apabila populasi memiliki anggota yang tidak Hasil penelitian ini, terdiri dari dua data yaitu
homogen dan berstrata atau tingkat. Pada program Islamic full day school dan deskripsi
penelitian ini, jumlah siswa SDIT AL Khairiyah kemandirian siswa SDIT Al Khairiyah.
sebanyak 167 siswa, maka jumlah sampel yang 1. Program Islamic Full Day School
diambil dengan menggunakan rumus Taro
Program implementasi Islamic full day school
Yamane yaitu:
di SDIT Al Khairiyah Bogor merupakan
Jadi, sampel yang digunakan adalah: pembelajaran dengan seharian penuh yang di
dalamnya bermuatan nilai‐nilai keislaman pada
setiap kegiatannya. Proses implemantasi Islamic
full day merupakan proses yang berlangsung
setiap waktu, dimana siswa ditanamkan nilai‐
Teknik Pengumpulan Data nilai keislaman pada setiap hal. Untuk
mempermudah proses implementasi Islamic full
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini day school di SDIT Al Khairiyah dapat dilihat
menggunakan terknik observasi, wawancara, pada alur Gambar 1.
studi dokumentasi dan kuesioner. Kisi-kisi
penyusunan kuisioner ini dibagi ke dalam tiga
aspek yaitu aspek kemandirian emosional,
kemandirian perilaku dan kemandirian nilai.
skala untuk pilihan jawaban menggunakan
skala likert.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan model analisis Miles dan
Huberman, dimana komponen analisisnya yaitu
data reduction, collection, display, dan verifying
(Sugiyono 2009). Gambar 1. Alur proses implementasi Islamic Full
Day School
Pada alur di atas menunjukan bahwa untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mewujudkan visi SDIT Al Khairiyah sebagai
output dari sekolah, siswa sebagai input sekolah
Gambaran Umum SDIT Al Khairiyah dibina dalam proses pembelajaran dengan
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al penerapan program islamic full day school.
Khairiyah merupakan sekolah yang berada di Dalam pelaksanaan proses penerapan Islamic
bawah Yayasan Gondewa Purnawarman dan full day school, SDIT Al Khairiyah
telah berdiri sejak tahun 2005. SDIT Al mengintegrasaikan program melalui kurikulum
Khairiyah berada di Jalan terusan jagung, yaitu dalam hal pembelajaran, pengembangan
Baranangsiang Bogor. SDIT Al Khairiyah diri yaitu pembinaan minat dan bakat anak dan
menerapkan sistem Islamic full day school. melalui budaya yaitu pembiasaan yang
Tujuan SDIT Al Khairiyah menerapkan dilakukan di sekolah untuk
Islamic full day school adalah selain mencetak menginternalisasikan nilai‐nilai. Berikut
generasi yang intelek juga untuk
124 Ariah Implementasi Islamic full day school

pelaksanaan implementasi sistem Islamic full 59,7% (lihat Tabel 1). Berdasarkan hasil
day di SDIT Al Khairiyah. penilaian orang tua diketahui bahwa tingkat
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, kemandirian emosional siswa berada pada
SDIT Al Khairiyah menerapkan program Islamic tingkat mandiri yang sedang dengan besar
full day school dalam pembentukan karakter presentase siswa 53,2% (lihat Tabel 2). Pada
mandiri melalui tiga pendekatan, yaitu sebagai Tabel 3 menunjukan bahwa kemandirian
berikut. emosional siswa berada pada tingkat
kemandirian yang tinggi dengan presentase
a. Pendekatan Melalui Kurikulum
68% berdasarkan hasil penilaian guru.
Pendekatan kurikulum yang digunakan yaitu
melalui mata pelajaran dan muatan lokal. Tabel 1. Kemandirian emosional berdasarkan
Melalui tujuan pembelajaran khususnya mata penilaian siswa
pelajaran yang berada di bawah kurikulum
nasional sudah tercantum aspek afektif yang Skor Tingkat Mandiri f Presentase
harus dicapai, salah satunya yaitu kemandirian. 3 – 7 Rendah 3 4.8%
Sedangkan salah satu muatan lokal di SDIT Al 8 – 12 Sedang 37 59.7%
Khairiyah yang menunjang siswa untuk belajar 13 – 16 Tinggi 22 35.5%
mandiri adalah muatan lokal Tahfidz.
Total 62 100%
b. Pendekatan Melalui Pengembangan Diri
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang Tabel 2. Kemandirian emosional berdasarkan
termasuk pada program Islamic full day school penilaian orang tua
yaitu Pandu SIT (Kepanduan Sekolah Islam Skor Tingkat Mandiri f Presentase
Terpadu) dan Tahfidz. Kepanduan yang 3 – 7 Rendah 1 1,6%
dimaksud adalah pembelajaran yang 8 – 12 Sedang 33 53,2%
membentuk keterampilan siswa dalam 13 – 16 Tinggi 28 45,2%
menghadapi kehidupan serta membentuk sosok Total 62 100%
yang utuh bagi siswa. Adapun tahfidz
diperuntukkan bagi siswa yang ingin menambah Tabel 3. Kemandirian emosional berdasarkan
hafalan Al quran. Program tahfidz ini dipandang penilaian guru
sebagai penunjang dalam peningkatan karakter
mandiri, karena dalam program ini siswa belajar Skor Tingkat Mandiri f Presentase
untuk menghafal dengan mandiri. 2 – 4 Rendah 2 3%
5 – 7 Sedang 18 29%
c. Pendekatan melalui Budaya 8 – 10 Tinggi 42 68%
Penerapan budaya sekolah merupakan salah Total 62 100%
satu pendekatan yang dianggap memiliki
pengaruh yang besar, karena pembiasaan
adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara Kemandirian emosional menilai sejauh mana
berulang‐ulang agar sesuatu itu dapat menjadi siswa mampu melakukan pekerjaan pribadinya
kebiasaan (Mulyasa 2011). Budaya yang tanpa bergantung kepada orang tua juga orang
diterapkan di SDIT Al Khairiyah diantaranya sekitar. Berdasarkan hasil penilaian kuisioner
yaitu: Budaya salam, budaya panggilan, budaya dengan tiga responden di atas, diperoleh rata‐
muraja’ah, budaya shalat dhuha dan budaya rata dari hasil kuisioner siswa, orang tua dan
shalat dzuhur berjama’ah. guru yaitu dengan presentase 3,2% siswa
memiliki tingkat mandiri emosional yang
2. Kemandirian Siswa SDIT Al Khairiyah Bogor rendah, 47,3% siswa memiliki kemandirian
Deskripsi data dikelompokkan untuk emosional sedang dan 49,5% siswa memliliki
menganalisis kecenderungan kemandirian siswa tingkat kemandirian emosional yang tinggi.
SDIT Al Khairiyah melalui sistem Islamic full day Pada hasil rata‐rata di atas, menunjukan
school, yaitu: bahwa siswa SDIT Al Khairiyah sebagian besar
a. Aspek Kemandirian Emosional memiliki kemandirian yang tinggi pada aspek
Berdasarkan hasil penilaian siswa sendiri, emosional yaitu sebesar 49,5%. Kemandirian
diketahui bahwa tingkat kemandirian emosional emosional merupakan salah satu tujuan SDIT Al
siswa paling banyak berada pada posisi tingkat Khairiyah dimana siswa mampu untuk
kemandirian yang sedang dengan presentase melakukan pekerjaannya tanpa bantuan orang
tua serta menjadikan orang tua sebagai teman
Didaktika Tauhidi ISSN 2442‐4544 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015 125

dalam bercerita, meminta pendapat dan pembentukan karakter di rumah pun diperlukan
meminta nasihat. sebagai penunjang pembiasaan di sekolah.
Dalam hal ini, peran Islamic full day school
khususnya di SDIT Al Khairiyah yang dijadikan
sebagai salah satu sarana untuk siswa lebih a. Aspek Kemandirian Perilaku
mandiri, dimana siswa hampir seharian penuh
Kemandirian perilaku siswa berdasarkan
beraktivitas di sekolah sehingga sudah terbiasa
hasil penilaian di atas, menunjukan bahwa
untuk tidak bergantung kepada orang tuanya.
sebagian besar siswa berada pada tingkat
Contohnya adalah penerapan dalam hal shalat
kemandirian yang sedang yaitu dengan
berjamaah di sekolah. Dalam kesehariannya
presentase 58,1% (lihat Tabel 4).
siswa dibiasakan untuk shalat dhuha dan shalat
dzuhur di sekolah, sehingga kebiasaan tersebut Tabel 4. Kemandirian perilaku berdasarkan
teraplikasikan di rumah tanpa anak menunggu penilaian siswa
perintah orang tua. Hal ini menunjukan bahwa
program internalisasi nilai shalat pada anak Skor Tingkat Mandiri F Presentase
sudah membudaya. 3 – 7 Rendah 6 9,7%
Program lain yang mencerminkan agar siswa 8 – 12 Sedang 36 58,1%
tidak terlepas dengan kedekatannya bersama 13 – 16 Tinggi 20 32,3%
orang tuanya yaitu, SDIT Al Khairiyah membuat Total 62 100%
program mutaba’ah yaumiyah (evaluasi harian),
Tabel 5. Kemandirian perilaku berdasarkan
dimana lembar evaluasi ini diberikan kepada
penilaian orang tua
orang tua siswa untuk memantau
perkembangan perilaku dan sikap anak sampai Skor Tingkat Mandiri f Presentase
sejauh mana anak sudah melakukan 3 – 7 Rendah 1 1,6%
kegiatannya sendiri seperti shalat, membaca 8 – 12 Sedang 45 72,6%
Alquran dan lain‐lain. Mutaba’ah yaumiyah 13 – 16 Tinggi 16 25,8%
terlampir. Total 62 100%
Dengan hasil presentase siswa tersebut di
Tabel 6. Kemandirian perilaku berdasarkan
atas yang menunjukan bahwa kemandirian
emosional siswa di SDIT Al Khairiyah berada
pada tingkat mandiri yang tinggi. Hal ini Skor Tingkat Mandiri F Presentase
menunjukan bahwa ketercapaian program 3 – 7 Rendah 3 4,8%
sekolah sudah membentuk kemandirian siswa. 8 – 12 Sedang 20 32,3%
Hasil kemandirian ini juga dipengaruhi oleh 13 – 16 Tinggi 39 62,9%
berbagai faktor internal dan eksternal siswa. Total 62 100%
Salah satu faktor eksternal siswa yaitu penilaian guru
lingkungan dan program kegiatan. Adapun berdasarkan presentase Tabel 5,
Kegiatan full day di sekolah merupakan presentase tertinggi siswa dalam kemandirian
tanggungjawab guru sebagai orang tua di perilaku yaitu berada pada tingkat yang sedang
sekolah, sedangkan segala kegiatan di rumah sebesar 72,6%. Sementara itu, berdasarkan
merupakan tanggungjawab orang tua, sehingga Tabel 6, kemandirian perilaku siswa berada
kontroling kegiatan di rumah merupakan bagian pada tingkat yang tinggi dengan presentase
dari pantauan orang tua. Peran penting orang 62,9%.
tua sangatlah berpengaruh terhadap Dari ketiga data yang telah disebutkan,
perkembangan karakter anak, di sekolah anak diperoleh rata‐rata dari hasil kuisioner siswa,
sudah terbiasa dengan kegiatan‐kegiatan orang tua dan guru yaitu dengan presentase
pembentukan karakter mandiri siswa, dan 5,4% siswa memiliki tingkat mandiri perilaku
orang tua sudah sepatutnya mendukung yang rendah, 54,3% memiliki kemandirian
kegiatan tersebut sehingga sekolah dan orang perilaku yang sedang dan 40,3% siswa memiliki
tua memiliki tujuan yang sama. mandiri perilaku yang tinggi.
Selain itu, dengan keberagaman latar Kemandirian perilaku siswa yaitu dimana
belakang siswa dan orang tua, menjadikan hasil siswa mampu mengambil tindakannya sendiri
pembentukan karakter mandiri siswa beragam tanpa bergantung kepada orang lain serta tahu
pula, karena meskipun siswa full day di sekolah, apa yang harus dipertanggungjawabkan
126 Ariah Implementasi Islamic full day school

terhadap apa yang telah dilakukannya. perilaku siswa. Selain itu, pengembangan
Berdasarkan hasil penilaian kuisioner dengan karakter mandiri siswa juga tidak lepas dengan
tiga responden di atas, diperoleh rata‐rata dari peran orang tua, karena orang tua memiliki
hasil kuisioner siswa, orang tua dan guru yaitu peran penting di rumah. Hal demikian harus
dengan presentase 5,4% siswa memiliki tingkat diperhatikan, karena sikap orang tua kepada
mandiri perilaku yang rendah, 54,3% memiliki anak juga akan mempengaruhi perkembangan
kemandirian perilaku yang sedang dan 40,3% karakter kemandirian anak.
siswa memiliki kemandirian perilaku yang b. Aspek Kemandirian Nilai
tinggi.
Pada hasil presentase di atas diperoleh Tabel 7. Kemandirian nilai berdasarkan
bahwa, kemandirian perilaku siswa SDIT Al penilaian siswa
Khairiyah berada pada kemandirian yang Skor Tingkat Mandiri f Presentase
sedang. SDIT Al Khairiyah pada penerapan 4 – 9 Rendah 3 5%
Islamic full day school, untuk menunjang 10 – 15 Sedang 24 39%
kemandirian perilaku siswa di buat program 16 – 21 Tinggi 35 56%
mutabaah yaumiyah sebagai budaya siswa, Total 62 100%
dimana dalam mutabaah ini siswa dapat
menumbuhkan sikap dan perilaku dalam
kehidupan seharinya. Berdasarkan hasil presentase di atas, tingkat
kemandirian nilai siswa berada pada
Selain pendekatan budaya yang diterapkan, kemandirian yang tinggi dengan presentase
dalam penumbuhan dan pengembangan 56%.
kemandirian perilaku siswa, sekolah
menggunakan pendekatan dogmatik, dimana Tabel 8. Kemandirian nilai berdasarkan
guru memberikan pemahaman atau doktrin penilaian orang tua
kepada siswa untuk selalu memikirkan apa
konsekuensi dari tindakan yang ia lakukan. Skor Tingkat Mandiri f Presentase
Sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat 4 – 9 Rendah 1 2%
Albaqarah ayat 281 yang artinya: dan 10 – 15 Sedang 25 40%
peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) 16 – 21 Tinggi 36 58%
hari yang pada waktu itu kamu semua Total 62 100%
dikembalikan kepada Allah. kemudian masing‐
Tabel 9. Kemandirian nilai berdasarkan
masing diri diberi Balasan yang sempurna
penilaian guru
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Skor Tingkat Mandiri f Presentase
Ayat di atas menjelaskan bahwa, segala 4 – 9 Rendah 1 1,6%
sesuatu yang kita kerjakan pasti akan ada 10 – 15 Sedang 24 38,7%
balasan yang serupa dengan apa yang kita 16 – 21 Tinggi 37 59,7%
lakukan. Pendekatan dogmatik tersebut Total 62 100%
dilakukan di setiap waktu ataupun pada saat
pembelajaran. Akan tetapi dapat kita telusuri Berdasarkan hasil presentase orang tua
pada hasilnya, pendekatan yang digunakan (Tabel 8), tingkat kemandirian nilai siswa
sekolah melalui aplikasi pembelajaran ternyata berada pada kemandirian yang tinggi dengan
memberikan pengaruh yang lebih sedikit presentase 58%, hal ini menunjukan bahwa
daripada melalui pembiasaan, terlihat dari hasil kemandirian nilai anak sudah membudaya di
kuisioner tersebut. Hal ini perlu diperhatikan rumahnya. Adapun pada Tabel 9, dapat kita
bahwa pembelajaran dengan pembiasaan atau ketahui bahwa tingkat kemandirian nilai siswa
budaya akan memberikan siswa pembelajaran berada pada tingkat yang tinggi dengan
yang lebih bermakna dan teraplikasikan presentase 59,7%.
dibanding dengan hanya pemberian Dari ketiga data di atas, diperoleh rata‐rata
pemahaman. dari hasil kuisioner siswa, orang tua dan guru
Melalui evaluasi diri (mutabaah yaumiyah) yaitu dengan presentase 2,7% dari siswa
serta doktrin guru yang bertujuan untuk memiliki tingkat mandiri yang rendah, 39,2%
membentuk kemandirian siswa ternyata belum siswa memiliki kemandirian nilai yang sedang
cukup untuk pengembangkan kemandirian
Didaktika Tauhidi ISSN 2442‐4544 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015 127

dan 58,1% siswa memiliki kemandirian nilai menjadikan siswa mampu untuk memilah
yang tinggi. terhadap hal‐hal yang akan dilakukannya.
Kemandirian nilai merupakan salah satu Pada dasarnya pembiasaan di sekolah
aspek kemandirian yang dimana anak bisa merupakan langkah awal sebagai penanaman
memutuskan mana yang bernilai benar atau karakter mandiri siswa, dan pengembangan
salah dan mana yang baik atau tidak. Dari hasil karakter mandiri siswa banyak dipengaruhi
kuisioner diperoleh rata‐rata dari hasil oleh hal‐hal lainnya. Karakter siswa perlu dibina
kuisioner siswa, orang tua dan guru yaitu setiap waktu dan sekolah dengan sistem full day
dengan presentase 2,7% dari siswa memiliki berharap dengan pembiasaan di sekolah akan
tingkat mandiri yang rendah, 39,2% tertanam pada dirinya hingga di rumah bahkan
kemandirian nilai yang sedang dan 58,1% siswa dimanapun mereka berada.
memiliki kemandirian yang tinggi. Selain itu, peran lingkungan serta peran
Pada kemandirian ini terlihat, bahwa siswa orang tua juga akan mempengaruhi
SDIT Al Khairiyah memiliki presentase yang pengembangan karakter siswa, sehingga
tinggi pada kemandirian nilai dengan sinergitas sekolah dengan orang tua perlu
presentase 58,1%. Kemandirian nilai inilah yang dijalin untuk membina perkembangan anak
merupakan transfer of value dalam pendidikan, yang maksimal agar karakter islami melekat
dimana siswa mampu untuk membenarkan pada diri siswa.
yang benar dan mensalahkan yang memang
salah, sesuai dengan firman Allah Quran Surat
Albaqarah ayat 53, yang artinya:“dan (ingatlah),
ketika Kami berikan kepada Musa Al kitab
(Taurat) dan keterangan yang membedakan antara
yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat
petunjuk”.
Pada dasarnya pembentukan kemandirian
nilai dilakukan setiap waktu, baik melalui
kegiatan formal atau non formal di sekolah.
Dalam implementasi Islamic full day school di
SDIT Al Khairiyah untuk pembentukan
kemandirian nilai siswa yaitu melalui semua
kegiatan seperti pembelajaran, pengembangan
diri atau ekstrakurikuler dan budaya sekolah.
Hal yang berpengaruh kepada siswa dalam
internaslisasi nilai yaitu penanaman atau Gambar 2. Desain pembentukan karakter
pembiasaan akhlak islami. SIT menjadikan mandiri
setiap waktu siswa dari mulai datang sampai Pembentukan karakter kemandirian siswa di
pulang dijadikan sebagai moment untuk SDIT Al Khairiyah tidak begitu mudah,
mendidik dan meninternalisasikan nilai‐nilai diperlukan keberlanjutan yang terintegrasi.
keislaman, begitu juga dengan SDIT Al Khairiyah Karena penanaman dan pengembangan
Bogor. Dan hal inilah yang menjadi peluang bagi karakter merupakan proses yang panjang
sekolah untuk melakukan pembiasaan dengan sehingga peran guru sebagai teladan dan orang
hal‐hal yang positif. Seperti halnya SIT tua sebagai penguat akan membantu dalam
berdasarkan JSIT menjadikan waktu istirahat pengembangan karakter siswa. Dalam
bukanlah waktu yang bebas melainkan sebagai pembentukan karakter mandiri siswa pada
waktu “pembiasaan ibadah dan akhlak islami”, implementasi Islamic full day school di SDIT Al
sehingga nilai‐nilai yang diperoleh siswa dapat Khairiyah dapat dilihat dari desain atau bagan
diterapkan langsung di sekolah. pada Gambar 2.
Selain itu, pembentukan kemandirian nilai Pada dasarnya, desain (Gambar 2) dibuat
siswa ditunjang oleh lingkungan yang islami untuk mewujudkan visi misi SDIT Al Khairiyah.
juga, seperti mengucapkan salam pada saat Dengan sistem yang digunakan yaitu Islamic full
bertemu, pada saat kegiatan pembelajaran day school, SDIT Al Khairiyah
sampai siswa pulang kembali, dan semuanya menginternalisasikan nilai‐nilai islam melalui
diisi dengan hal‐hal keislaman. Dan harapan itu, tiga pendekatan, yaitu integrasi kedalam
128 Ariah Implementasi Islamic full day school

pembelajaran, integrasi dalam pengembangan sistem full day school, karena hal ini dapat
diri (ekstrakurikuler) dan integrasi dalam membantu perkembangan afektif, kognitif dan
budaya sekolah. Ketiga pendekatan tersebut psikomotor siswa dengan waktu yang relatif
tidak terlepas dari unsur‐unsur keislaman lebih lama. Dan berdasarkan penelitian ini,
dalam praktiknya sehingga ketercapaian visi penerapan sistem full day school dapat
misi melalui Islamic full day tercapai. membentuk perkembangan mandiri siswa. 3)
Bagi SD Negeri, dalam implementasinya dapat
menerapkan program‐program full day school
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI misalnya melalui pendekatan budaya seperti
pembiasaan shalat dzuhur, sehingga anak akan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) mandiri ketika di rumah dan program lainnya.
Program Islamic full day school di SDIT Al

Khairiyah dilakukan dengan tiga pendekatan
yaitu, pendekatan kurikulum, pendekatan
DAFTAR PUSTAKA
pengembangan diri (ekstrakurikuler) dan
pendekatan budaya. SDIT Al Khairiyah membuat Afiana NA. 2014. Pengaruh implementasi full
program Islamic full day dengan berdasarkan day school terhadap tingkat kecerdasan
kepada standar Sekolah Islam Terpadu pada emosional dan penyesuaian sosial. Skripsi.
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). 2) hasil UIN Sunan Kalijaga.
kuisioner kemandirian siswa menunjukan Desmita. 2010. Psikologi perkembangan peserta
bahwa presentase kemandirian siswa SDIT Al didik. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Khairiyah yaitu 49,5% siswa memiliki Kasmadi. 2013. Membangun soft skill anak‐anak
kemandirian emosional yang tinggi, 40,3% hebat. Alfabeta, Bandung.
siswa memiliki kemandirian perilaku yang Lickona T. 2013. Pendidikan karakter panduan
tinggi dan 58,1% siswa memiliki kemandirian lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan
nilai yang tinggi. 3) faktor pembentukan baik (Ed. Litas S). Nusa Media, Bandung.
karakter mandiri terdiri dari faktor internal Melisa O. 2012. Model pendidikan karakter di
individu itu sendiri dan faktor ekstenal. islamic full day school. Jurnal Tarbawi Vol. 1
Berdasarkan hasil penelitian yang telah No. 3 September 2012.
diperoleh, untuk mewujudkan output yang Mulyasa. 2011. Manajemen pendidikan
diinginkan dalam tujuan pelaksanaan Islamic karakter. Bumi Aksara, Jakarta.
full day, maka disarankan: 1) Penerapan full day Paulus A. 2007. Success in life through positive
school dapat menjadi daya tarik orang tua untuk words. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
memasukan anaknya ke sekolah tersebut. 2) Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan.
Bagi SD Swasta, diharapkan dapat menerapkan Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai