Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
2 Tahun 2013:96-101
Tinjauan Pustaka
ALOPESIA ANDROGENETIK
Lili Legiawati
ABSTRAK
Alopesia androgenetik adalah kebotakan rambut yang disebabkan kerentanan folikel rambut terhadap
androgen yang mengakibatkan miniaturisasi. Alopesia androgenetik pada laki-laki sering disebut juga male
pattern hair loss, sedangkan pada wanita disebut female pattern hair loss. Kelainan tersebut merupakan penyebab
kebotakan rambut yang paling sering, mengenai 70% laki-laki dan 40% wanita sepanjang kehidupannya. Pada
folikel rambut terjadi penurunan progresif fase anagen, peningkatan fase telogen, dan miniaturisasi folikel
rambut skalp. Classic pattern baldness pada laki-laki ditandai dengan kemunduran garis rambut pada daerah
dahi, penipisan rambut pada vertex (crown), menyisakan rambut pada bagian tepi skalp. Sangat jarang kondisi
ini berlanjut menjadi kebotakan komplit. Pada wanita ditandai dengan penipisan difus rambut di daerah skalp.
Faktor genetik dan lingkungan berperan penting, namun berbagai etiologi lain masih belum diketahui. Diagnosis
pada laki-laki biasanya ditegakkan secara klinis. Pada wanita diagnosis membutuhkan evaluasi diagnostik yang
lebih kompleks. Kebotakan fase awal dapat diperlambat atau diatasi dengan obat minoksidil dan finasterid yang
sudah direkomendasikan oleh FDA. Pada kebotakan yang sudah lanjut biasanya resisten atau tidak responsif
terhadap terapi medis dan membutuhkan tindakan transplantasi rambut. (MDVI 2013; 40/2:96-101)
Kata kunci: alopesia androgenetik, male pattern hair loss, female pattern hair loss, minoksidil, finasterid
ABSTRACT
Androgenetic alopecia is loss of hair that occurs due to an underlying susceptibility of hair follicles to
androgenic miniaturization. Male androgenetic alopecia also known as male pattern hair loss and female
pattern hair loss has also been termed androgenetic alopecia in women. It is the most common cause of hair
loss and will affect up to 70% of men and 40% of women at some point in their lifetime. It is characterized by
progressive decline in the duration of anagen, an increase in the duration of telogen, and miniaturization of
scalp hair follicles. Men typically present with classic pattern baldness, beginning above both temples, hair
also thin at the crown, often a rim of hair around the sides and rear of the head is left. Very rarely, the
condition may progress to complete baldness. Women normally diffusely thin over the top of their scalps. Both
genetic and environmental factors play a role, and many etiologies remain unknown. The diagnosis can be
usually established based on clinical presentation in men. In women, the diagnosis usually requires more
complex diagnostic evaluation. Early stages of hair loss can be slowed or reversed with medication, with FDA
approved drugs being minoxidil and finasteride. More advanced cases may be resistant or unresponsive to
medical therapy, and require hair transplantation. (MDVI 2013; 40/2:96-101)
Key words: Androgenetic alopecia, male pattern hair loss, female pattern hair loss, minoxidil, finasteride
Korespondensi:
Jl. Diponegoro 71, Jakarta Pusat
Telp/fax. 021 – 31935383
Email: lililegiawati@yahoo.com
96
L Legiawati Alopesia androgenetik
97
MDVI Vol. 40 No.2 Tahun 2013:96-101
androgenetik berusia 18-33 tahun dengan melakukan biopsi dan frontal dengan garis frontal masih normal, gambaran
kulit kepala daerah frontal dan oksipital. Baik pada wanita ini mirip dengan kebotakan pada wanita. Kebotakan
maupun laki-laki didapatkan kadar reseptor dan enzim 5 α semacam ini lebih banyak dijumpai pada laki-laki Asia.1
reduktase tipe I dan II lebih tinggi pada folikel rambut Progresivitas male pattern baldness secara umum
daerah frontal dibandingkan oksipital. Reseptor androgen diklasifikasikan oleh Hamilton-Norwood scale, yang ber-
folikel rambut daerah frontal pada wanita 40% lebih rendah kisar dari gradasi I to VII. Pertama kali diperkenalkan oleh
dibandingkan laki-laki pada daerah yang sama. Sitokrom Dr. James Hamilton pada tahun 1950 dan direvisi dan
P450 aromatase pada folikel rambut wanita di daerah frontal diperbaharui oleh Dr. O'Tar Norwood pada tahun 1970.3
6x lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada lokasi yang
sama. Pada folikel rambut wanita didapatkan kadar enzim 5
α reduktase tipe I dan II masing-masing 3-3,5 kali lebih
sedikit dibandingkan pada laki-laki. Perbedaan kadar
reseptor androgen dan steroid-converting enzymes mem-
berikan kontribusi pada perbedaan gambaran klinis alopesia
androgenetika pada wanita dan laki-laki.6
98
L Legiawati Alopesia androgenetik
99
MDVI Vol. 40 No.2 Tahun 2013:96-101
mengalami kebotakan. Dengan keahlian operator, dan preparat biasanya dikombinasi antara 2 mg siproteron
pemilihan pasien yang sesuai, dapat diperoleh hasil yang baik asetat dan 35 μg etinilestradiol untuk wanita usia subur.5
secara kosmetik. Tindakan bedah merupakan satu-satunya Anti androgen telah digunakan secara luas untuk
cara yang dapat meningkatkan pertumbuhan rambut pada mengatasi kerontokan rambut pada wanita, namun hanya
pasien yang mengalami kebotakan total, dan dengan cepat sedikit bukti uji klinis yang menunjukkan efektivitasnya dan
mengembalikan pertumbuhan rambut. Bedah juga efektif belum ada satu lisensi yang mengindikasikan penggunaannya.
untuk mengatasi kerontokan rambut pada daerah frontal.1 Satu uji kontrol menunjukkan pengobatan menggunakan
siproteron asetat memberikan respons minimal dan terbatas
Algorithmic approach on the treatment of male pattern hair loss 11 hanya pada wanita dengan kelebihan androgen. Sementara
studi tanpa kontrol menunjukkan manfaat siproteron asetat dan
Norwood-Hamilton Norwood-Hamilton
stage III-V stage Va,VI, VII spironolakton pada pasien. Umumnya dosis 100-200 mg/hari
dibutuhkan untuk timbulnya respons.1
Spironolakton mengurangi aktivitas 5-alfa reduktase dan
menghambat biosintesis androgen. Efek samping berupa
Oral finasteride or/and Hair transplantation gangguan siklus menstruasi dan efek antialdosteron yang
topical minoxidil ± scalp reduction bermanifestasi berupa penurunan kadar kalium serum dan
solution and/or and/or hipotensi. Sprironolakton harus dikombinasi dengan kontra-
low fluence laser ● Finasteride
sepsi hormonal guna mengurangi efek samping khususnya
light for 1 year ● Topical minoxidil
● Low fluence laser light iregularitas menstruasi dan mencegah kehamilan pada wanita
● Hair piece usia subur karena dapat menyebabkan feminisasi pada janin
laki-laki.1
Improvement or
stabilization Finasterid. Belum ada keputusan mengenai penggunaan
finasterid sistemik pada wanita pasca menopause dengan
alopesia androgenetik. Satu penelitian tentang penggunaan
Yes No finasterid pada wanita pasca menopause tidak menunjukkan
manfaat, meskipun beberapa laporan kasus menunjukkan
peningkatan pertumbuhan rambut pada wanita dengan
Continue Hair hiperandrogenisme dan pada wanita yang lebih muda.
medical transplantation Wanita dalam usia subur harus menggunakan kontrasepsi
therapy ± scalp reduction karena finasterid dapat menyebabkan feminisasi janin.1
indefinitely
Estrogen Oral. Terapi menggunakan estrogen (estradiol)
Untuk wanita dapat memperpanjang fase anagen dan mencegah keron-
tokan rambut secara prematur. Kontrasepsi hormonal
Sama halnya dengan terapi pada laki-laki, terapi pada bermanfaat sebagai terapi sistemik pada wanita usia subur.
wanita akan menunjukkan hasil setelah 6 bulan, dan perlu Harus dipilih kombinasi estrogen atau progestin dengan efek
diteruskan agar efek terapi berlanjut. Kombinasi modalitas antiandrogen, yaitu siproteron asetat, klormadinonasetat,
terapi dapat memberikan efek yang menguntungkan.1 dienogest, dan drospirenon. Komponen estrogen mening-
katkan produksi sex hormone binding globuline (SHBG)
Minoksidil. Uji klinis penggunaan minoksidil dalam pengo- oleh hati yang dapat menurunkan kadar testosteron bebas di
batan kerontokan rambut wanita memberikan hasil pening- dalam serum. Kombinasi estrogen dan anti androgen dipilih
katan rerata kepadatan rambut sebanyak 10-18%. Satu pene- untuk wanita dengan kelainan kulit yang bergantung andro-
litian yang besar menunjukkan tidak ada perbedaan yang gen, yaitu sebore, akne, hirsutisme dan alopesia androgenetik
bermakna antara minoksidil 2% dan 5%, meskipun kecen- dan membutuhkan kontrasepsi pada saat yang bersamaan.5
derungan menunjukkan superioritas konsentrasi yang tinggi. Kombinasi estrogen dan siproteronasetat (1 mg sipro-
Saat ini hanya konsentrasi 2% yang dianjurkan oleh FDA. teronasetat + 2 mg estradiolvalerat) digunakan untuk wanita
Sama halnya dengan laki-laki, terapi akan memberikan hasil menopause (alami, prematur atau kastrasi). Diperlukan
terbaik bila dilakukan pada tahap awal kerontokan rambut, dan kerjasama dengan ahli ginekologi, mengingat adanya pening-
perlu dilanjutkan agar respons terapi terus berlangsung.1 katan risiko kanker setelah penggunaan estrogen jangka
Anti Androgen. Antiandrogen bekerja dengan meng- panjang. Dibutuhkan pemeriksaan kesehatan payudara dan
hambat dehidrotestosteron untuk berikatan dengan reseptor genitalia sebelumnya.5
di jaringan target, mengurangi aktivitas enzim 5-alfa Estrogen Topikal. Meskipun uji klinis yang meyakinkan
reduktase dan menurunkan produksi androgen di ovarium. guna mendukung penggunaan estrogen topikal sebagai reji-
Anti androgen paling poten adalah siproteron asetat. Pada men yang dapat digunakan untuk praktik empiris jangka lama
masih kurang, namun 17β-estradiol topikal (estradiolbenzoat
100
L Legiawati Alopesia androgenetik
101