Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 4

Anggota:

1. Muh. Fauzan M.S (040 2018 0623)

2. Dinda Ainaya (040 2018 0522)

3. Andi Dio Batary Asrudi (040 2018 0499)

4. Fajriah Ramadani (040 2018 0842)

5. Diah Berliana Hamra (040 2018 0489)

6. Amal Ridha Nuryamin (040 2018 0813)

7. Muhammad Syahlan (040 2018 0834)

8. A. Fira Aulia Rahmat (040 2018 0500)

Analisis kasus Indonesia -Timor Leste Saling Klaim Batas Negara

Pemerintah Indonesia dan Timor Leste saling klaim lokasi sengketa di

Desa Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa

Tenggara Timur (NTT) yang merupakan wilayah perbatasan kedua negara sebagai

milik mereka. Kepala Badan Pengelola Perbatasan Pemerintah Provinsi Nusa

Tenggara Timur (NTT) Eduard Gana mengatakan, tanah yang disengketakan oleh

warga Desa Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan

warga Leolbatan, Distrik Oekusi, Timor Leste, masuk wilayah Indonesia.

Menurut Eduard, warga Leolbatan merusak pilar yang menjadi pembatas antara

wilayah Indonesia dan Timor Leste. Padahal, batas antara kedua negara telah

disepakati tahun 2009 lalu. Pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah Timor

Leste juga telah memasuki wilayah Indonesia. Sebab, lokasi jalan tersebut terletak
di Dusun Sunsea, Desa Nelu, yang secara geografis merupakan bagian dari

wilayah Indonesia. ”Aksi warga Desa Nelu yang memblokir jalan yang dibangun

pemerintah Timor Leste, karena ingin menjaga kedaulatan wilayah Indonesia,”

kata Eduard kepada Tempo, Senin, 21 Oktober 2013.

Hal ini berkaitan dengan kedaulatan suatu bangsa, jika lokasi sengketa di

Desa Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa

Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah Indonesia, maka wilayah tersebut

dengan jelas merupakan teritorial indonesia, yang berarti segala tindakan yang

terjadi di dalamnya berlaku hukum Indonesia. Dalam hal ini, jika yang

diberlakukan hukum Indonesia, maka penduduk Timur Letse, telah melakukan

pelanggaran dan membangun jalan yang melewati batas negara. Pasal yang

dituntutkan antara lain masuk wilayah negara tanpa ijin, serta pidana pencurian

dan penggelapan. Selain itu, kasus ini merupakan persoalan negara dengan negara,

yaitu Indonesia dengan Timur Letse, sehingga berada dalam ranah hukum Publik.

Penyelesaiannya pun dapat berupa traktat, keputusan yudisial dan pengadilan

arbitrase keputusan pengadilan internasional, maupun keputusan lembaga atau

konferensi Internasional yang dalam hal ini dapat diselesaikan baik melalui

perundingan antar kedua negara saja maupun melibatkan PBB.

Pada kasus ini, kelompok kami sangat setuju jika masalah ini dapat

diselesaikan dengan segera. Supaya tidak terjadinya penyelengan dan pelanggaran


lain sehingga dapat terbentuk kenyaman dan keamanan dalam negara Indonesia.

Karena hal ini jelas diatur dalam pasal 1 UUD 1945 tentang bentuk kedaulatan jo

pasal 25A UUD 1945 tentang wilayah negara. Berdasarkan pasal tersebut,

kedaulatan dilaksanakan menurut undang-undang dengan wilayah dan batas-batas

dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. Berdasarkan batas zona bebas

kelautan, Desa Nelu merupakan wilayah Indonesia, namun menurut Konsul Timor

Leste Feliciano da Costa mengatakan, sesuai kesepakatan antara kedua negara

tahun 2009, wilayah yang disengketakan tersebut masuk wilayah Timor Leste,

termasuk kuburan tua di Desa Nelu.

Anda mungkin juga menyukai