Anda di halaman 1dari 27

PENGOLAHAN AIR LIMBAH:

ASPEK TEKNIS
(APAKAH COVID-19 ADALAH WATERBORNE DISEASE?]

T J A N D R A S E T I A D I , P H . D. P R O F.
TEKNIK KIMIA
F A K U LTA S T E K N O L O G I I N D U S T R I
TJANDRA@CHE.ITB.AC .ID

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
06 Mei 2020 1
ISI BAHASAN
• Pengantar
• Prinsip Pengolahan Air limbah
• Pemilihan Proses Pengolahan Air Limbah
– Pengolahan Awal dan Primer
– Pengolah Sekunder (Biologi)
• Diskusi tentang virus korona (SARS-Cov-2)
penyebab Covid-19 dalam lingkungan air (water
environment).

2
PENGANTAR
• PP no. 82 tahun 2001  perlu dilakukan upaya-upaya
perlindungan dan pengelolaan sumber daya air
• Air limbah industri  jika tidak diolah dengan benar akan
mencemari lingkungan sekitar
• Adanya baku mutu air limbah  kualitas efluen air limbah
industri harus memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan

Penerapan teknologi pengolahan air limbah yang tepat

3
PARAMETER KUALITAS
Parameter Keterangan
Bulk Organic Parameter
TOC Dapat beracun ; mengurangi oksigen terlarut
COD Dapat beracun ; mengurangi oksigen terlarut
BOD Mengurangi oksigen terlarut badan air penerima
Minyak dan Lemak / TPH Merusak vegetasi dan kehidupan akuatik
Parameter Fisik
TSS Mempengaruhi turbiditas ; meracuni kehidupan akuatik
pH Asam dan basa dapat meracuni kehidupan akuatik
Temperatur Mempengaruhi kehidupan akuatik
Warna Mempengaruhi aestetik dan merusak algae
Bau Mempengaruhi kehidupan akutik dan manusia ; aestetik
Potensial redoks Meracuni kehidupan akuatik
Parameter Kontaminan Spesifik
NH3 / NO3 Meracuni kehidupan akuatik ; eutrofikasi
Fosfat Eutrofikasi
Logam berat Meracuni kehidupan akuatik dan manusia
Surfaktan Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Sulfida Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Fenol Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Toxic Organics Meracuni kehidupan akuatik dan manusia
Sianida Meracuni kehidupan akuatik dan manusia

4
BAKU MUTU AIR LIMBAH

Sumber :
Lampiran XLVII PerMen LH No. 5/2014
5
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Ditujukan untuk mengurangi kandungan bahan pencemar,
seperti :

 senyawa organik
 senyawa organik yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme yang ada di alam
 Senyawa anorganik
 padatan tersuspensi (TSS)
 mikroba patogen

6
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Dapat dibagi menjadi 5 tahap pengolahan :
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Memudahkan dalam mengkategorikan dan


melaksanakan pengolahan sesuai dengan beban
dan kandungan suatu air limbah.
7
OPERASIONAL INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• Proses pengolahan air limbah dilakukan dalam
beberapa tahapan, mulai dari inlet hingga outlet

Pra-pengolahan Pengolahan primer Pengolahan Sekunder


Inlet Ekualisasi Efluen
(Pre-treatment) (Primary treatment) (Secondary treatment)

Pengolahan Lumpur
8
BEBERAPA PROSES PENGOL AHAN LIMBAH INDUSTRI
Primary treatment Secondary treatment Liquid
Pretreatment Suspended solids Tertiary treatment Sludge treatment
Chemical Pysical Dissolved organics removal disposal

Dilute wastewater

Scren and grit Activated Coagulation& Receiving


Neutralization Flotation Sedimentation
removal sludge Sedimentation waters

Equalization Chemical Controlled or


Anaerobic
and addition & Sedimentation Filtration transportated
lagoons
storage coagulation discharge

Trickling Carbon
Oil seperation Filtration Ocean
filter adsorption

Digestion Surface
Aerated applications or
Ion exchange or wet groudwater
lagoons
combustion seepage

Stabilization Deep well


Membrane Incineration
basin injection

Rotating Thickening
Pressure Evaporation
biological gravity or Landfill
filtration inceneration
contactor flotation
Anaerobic
Vacuum Ocean
contactors &
filtration disposal
filter

Centrifugatio Deep well


Sedimentation injection
n
Neutralization
Equalization Lagooning or Incineration
Filtration
&storage drying bed

Concetrated Organics wastewater 9


METODA LAIN DALAM
PENGGOLONGAN
• Adalah melihat pada proses yang terjadi,
yaitu:
–Proses Fisika
–Proses Kimia
–Proses Biologi (secondary treatment) dan
–Proses Termal

10
PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

 Pengelompokkan karakteristik kontaminan


dalam air limbah  membuat cheklist
karakteristik air limbah
 Penentuan proses pengolahan air limbah yang
tepat dengan mempertimbangkan aspek ekonomis,
teknis, operasi, dan lingkungan
 Melakukan studi kelayakan dan percobaan skala
lab atau pilot jika perlu

11
‘ CHECKLIST ’ KARAKTERISTIK AIR LIMBAH

No. Pertanyaan Analisis Yang


Diperlukan
1a. Apakah proses manufaktur melibatkan zat •Logam
inorganik sebagai bahan baku, produk •Total Alkalinitas
samping, atau produk akhir ? •COD
•TDS
•Kontaminan spesifik
lainnya

1b. Apakah proses manufaktur melibatkan zat •TOC


organik sebagai bahan baku, produk •BOD (COD optional)
samping, atau produk akhir ? •Minyak dan lemak / TPH
•Kontaminan spesifik
lainnya

2. Apakah proses menghasilkan aliran limbah pH


yang bersifat asam atau basa ? Kapasitas buffer
12
‘ CHECKLIST ’ KARAKTERISTIK AIR LIMBAH (LANJUTAN)

No. Pertanyaan Analisis Yang


Diperlukan
3. Apakah proses menghasilkan aliran limbah Temperatur
bertemperatur tinggi ?
4. Apakah aliran limbah mengandung padatan •TS
? •TSS
•TDS
•Turbiditas

5. Apakah aliran limbah mengandung •NH3


senyawa nitrogen ? •NO3
•Total nitrogen

6. Apakah aliran limbah mengandung •Total sianida


senyawa sianida ? •Sianida reaktif

13
‘ CHECKLIST ’ KARAKTERISTIK AIR LIMBAH (LANJUTAN)

No. Pertanyaan Analisis Yang


Diperlukan

7. Apakah aliran limbah mengandung •Sulfida


senyawa sulfur ? •Sulfat
•Sulfit

8. Apakah aliran limbah mengandung •Fosfat


senyawa fosfor ?

9. Apakah aliran limbah mengandung •Surfaktan


surfaktan atau buih dalam jumlah besar ?

10. Apakah aliran limbah mengandung •Total Organics Toxic


senyawa toksik ? •Logam berat / toksik

14
DIAGRAM PENENTUAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Aliran air limbah

Inorganik Organik Off-gas treatment

Perlunya ya tidak Mengandung ya


Dapat Air / Steam
Pretreatment Pretreatment kontaminan yang
terbiodegradasi Stripping
untuk netralisasi dapat di-stripping
minyak
tidak Off-gas treatment ya tidak
Mengandung Perlunya
kontaminan yang ya Air / Steam pretreatment ya Pemisahan minyak Mengandung
Filtrasi atau
dapat di-stripping Stripping penghilangan / air kontaminan yang ya
mis. amonia minyak dan lemak Adsorpsi karbon
dapat disaring atau
aktif
diadsorb
tidak tidak Filter atau
regenerasi media
Mengandung Koagulasi, Trickling filter adsorpsi
ya Tersedia ruang tidak tidak
kontaminan yang flokulasi, dan atau Fixed-film
lahan yang luas
dapat dipresipitasi sedimentasi Biotreatment
Mengandung
Limbah Padat kontaminan yang ya
tidak ya Oksidasi / reduksi
dapat dioksidasi
kimia
Mengandung atau direduksi
Filtrasi atau secara kimia
kontaminan yang ya ya Lumpur aktif atau
Adsorpsi karbon Perlunya aerasi
dapat disaring atau aerated lagoon
aktif
diadsorb
Filter atau tidak
regenerasi media
tidak tidak Limbah dapat
adsorpsi
Limbah dapat dimanfaatkan ya Evaporasi atau
dimanfaatkan ya ya kembali atau
Evaporasi atau Perlunya solids Anaerobic ekstraksi
kembali atau direduksi
ekstraksi recovery treatment
direduksi volumenya
volumenya
Solid / Concentrated Phase Solid / Concentrated Phase
tidak tidak tidak
Limbah harus Insinerasi atau wet Limbah harus Insinerasi atau wet
dihancurkan air oxidation
Kolam ekualisasi
dihancurkan air oxidation
15
PENGOLAHAN AWAL DAN TAHAP
PERTAMA
Tujuan :

 meminimalkan variasi konsentrasi dan laju alir dari


air limbah dan juga menghilangkan zat pencemar
tertentu
 menghilangkan zat pencemar yang tak terbiode-
gradasi atau beracun, agar tidak mengganggu
proses-proses selanjutnya
 Pada umumnya, proses pada tahapan ini, adalah
proses Fisika, dan juga ada berapa proses Kimia
dapat diterapkan pada tahapan ini.

16
Contoh air limbah yang akan ditangani secara
biologis harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu :

 pH antara 6-9
 total padatan tersuspensi < 125 mg/l
 minyak dan lemak < 15 mg/l
 sulfida < 50 mg/l
 logam-logam berat < 1 mg/l

17
PENGOLAHAN SEKUNDER
( SECONDARY TREATMENT )
• Teknologi pengolahan sekunder yang dapat digunakan adalah
proses biologis, baik secara anaerobik maupun aerobik.
• Untuk air limbah dengan kandungan bahan organik (BOD
atau COD) yang tinggi seperti industri
perikanan/pertanian (agrodindusti) disarankan untuk terlebih
dahulu menggunakan proses biologis secara anaerobik
sebelum proses aerobik.
• Penggunaan proses anaerobik dapat menurunkan
kebutuhan lahan IPAL, mengurangi beban pengolahan
air limbah secara biologis aerobik, dan mengurangi
biaya penanganan lumpur. 18
PENGOLAHAN SEKUNDER
(SECONDARY TREATMENT )
• Penggunaan proses biologis secara anaerobik dapat
menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga 55 %
dan konsentrasi parameter BOD dan COD sebesar 65
%. Sedangkan penggunakan proses biologis secara aerobik
dapat menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga
80 % dan konsentrasi parameter BOD dan COD
sebesar 90 % (untuk konsentrasi COD di bawah 1000 mg/l).
• Dengan menggunakan proses pengolahan air limbah sekunder,
kandungan parameter minyak-lemak dalam air limbah juga dapat
diturunkan hingga 90 %.

19
CONTOH PROSES BIOLOGIS DALAM
PENGOLAHAN LIMBAH (AEROBIK)
Penguraian senyawa organik dalam air limbah menggunakan lumpur
Proses lumpur aktif yang kaya akan bakteri. Dalam prosesnya, dilakukan aerasi. Endapan
yang terbentuk sebagian dibuang, sebagian digunakan kembali

Menyemprotkan air limbah dari unggun ke suatu permukaan yang telah


Proses trickling
dilapisi biofilm aerobik. Pada permukaan tersebut terjadi penguraian zat
filter organik oleh mikroba

Proses rotating Bakteri aerobik tumbuh pada disk/piringan yang sekitar 40% bagiannya
Proses
Proses Biofilm biological contactor terendam dalam air limbah. Piringan tersebut berputar agar mikroba
Aerobik memperoleh oksigen dari udara untuk mengurai senyawa organik
(RBC)

Proses aerasi Penguraian senyawa organik dalam air limbah dengan cara melekatkan
kontak mikroorganisme pada media filter terendam

20
CONTOH PROSES BIOLOGIS DALAM
PENGOLAHAN LIMBAH (ANAEROBIK)
Dikenal juga dengan sistem kolam dalam (deep pond), di mana kondisi
Anaerobic lagoon lagun bebas dari oksigen; dilakukan pada kolam yang dalam

Pengolahan limbah menggunakan tangki yang ditutup rapat sehingga


Tangki digester tidak ada oksigen dalam tangki; terjadi penguraian senyawa organik
secara anaerobik

Proses
Anaerobik

Pengolahan limbah menggunakan reaktor dengan baffle yang diisi


Proses anaerobic baffled reactor (ABR) lumpur mikroorganisme.

Pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan air limbah secara


Proses upflow anaerobic sludge blanket
upflow ke dalam reaktor anaerobik yang mengandung granular sludge
(UASB) tersuspensi.

21
BAHAN DISKUSI

• Apakah virus korona (SARS-C0V-2) terdeteksi


di tinja manusia?
• Apakah virus korona (SARS-C0V-2) terdeteksi
di air limbah?
• Bagaimana praktek yang dilakukan untuk
mendesinfeksi virus korona (SARS-C0V-2)?

22
APAKAH VIRUS KORONA (SARS-C0V-2)
TERDETEKSI DI TINJA MANUSIA?
• Paper: Persistent viral shedding of SARS-CoV-2 in
faeces - a rapid review, published 22 April 2020
– Case: Review, mostly in China
– Finding: There is a relatively high rate of positive
tests and persistence of the SARS-CoV-2 virus
in faecal samples of selected patients with COVID-
19. Further research is needed to demonstrate how
much these positive tests correlate with viable virus
and transmission through the faeco-oral route.
• Paper: Positive result of Sars-Cov-2 in faeces and
sputum from discharged patient with COVID-19 in
Yiwu, China, published April 2020. 23
APAKAH VIRUS KORONA (SARS-C0V-2)
TERDETEKSI DI AIR LIMBAH?
• Paper: Temporal detection and phylogenetic assessment of
SARS-CoV-2 in municipal wastewater, published 20 April 2020
– Cases: USA
– Findings: SARS-CoV-2 has recently been detected in feces, which
indicates that wastewater may be used to monitor viral prevalence in the
community. SARS-CoV-2 is detected over the entire time course
• Paper: SARS-CoV-2 titers in wastewater are higher than
expected from clinically confirmed cases, published 7 April 2020
– Cases: USA
– Findings: We tested wastewater collected at a major urban treatment
facility in Massachusetts and found the presence of SARS-CoV-2 at
high titers in the period from March 18 - 25 using RT-qPCR. We then
confirmed the identity of the PCR product by direct DNA sequencing.
Viral titers observed were significantly higher than expected based on
clinically confirmed cases in Massachusetts as of March 25 24
BAGAIMANA UNTUK MENDESINFEKSI
AIR LIMBAH MENGANDUNG VIRUS
KORONA (SARS-C0V-2)?
• Paper: Technical guideline for disinfection of wastewater and
wastes of medical organizations during COVID-19 outbreak,
published 6 April 2020.
– Case: China
– Findings:

Recommended disinfection strategy (free chlorine above 6.5 mg/L after 1.5-
hour contact)
25
BAGAIMANA UNTUK MENDESINFEKSI
AIR LIMBAH MENGANDUNG VIRUS
KORONA (SARS-C0V-2)?
• Paper: Potential spreading risks and disinfection challenges of medical
wastewater by the presence of Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) viral RNA in septic tanks of fangcang
hospital, published 30 April 2020
– Case: China
– Findings: Current recommended disinfection strategy (free
chlorine above 6.5 mg/L after 1.5-hour contact) needs to
be reevaluated to completely remove SARS-CoV-2 viral RNA in
non-centralized disinfection system and effectively deactivate
SARS-CoV-2. The effluents showed negative results for SARS-
CoV-2 viral RNA when overdosed with sodium hypochlorite
but had high a level of disinfection by-product residuals,
possessing significant ecological risks
26
Terima Kasih

27

Anda mungkin juga menyukai