Anda di halaman 1dari 2

c  

Dokumen Gereja pertama kali yang mencatat penetapan tanggal kelahiran Al-Masih, adalah
Didascalia atau Konstitusi Rasuli (Arab: Y    3 yang berbunyi: ³Saudara-saudaraku, peliharalah
perayaan untuk kelahiranNya (Natal3 pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4
Mesir´1. Injil Lukas 1:26 mencatat, bahwa berita Malaikat Jibril akan lahirnya Yesus, terjadi pada bulan ke-
6. Dalam kalender Ibrani, ada 2 macam perhitungan: Pertama, Kalender perayaan keagamaan (
  
  3, yang ditetapkan sejak Bani Israel kembali dari pembuangan di Babel, dan mulai dari bulan  
(kira-kira April3. Kedua, Kalender sipil (
    3 yang diawali dari bulan   atau   
(Kira-kira bulan Oktober32. Bulan ke-6 dalam kalender sipil Ibrani adalah  , kira-kira jatuh pada bulan
Maret. Jadi, menurut hitungan gereja waktu itu, Malaikat Jibril datang kepada Maryam pada hari ke-25
bulan Maret yang paralel dengan minggu ke II dlm bulan  2/  (Lihat Kalender Ibrani3. Itulah 
     (Maryam menerima Kabar Gembira3 . Karena itu kemudian kelahiran Yesus jatuh pada
hari ke-25 bulan Ibrani   
(   3, kira-kira 25 Desember. Dalam teks liturgis disebut hari
Natal (atau    3. Hitungan ini ternyata cocok dengan terjadi konjungsi planet Jupiter dan Saturnus,
yang terjadi bulan Desember tahun 7 sebelum Masehi.

Tapi mengapa kini ada perbedaan dalam merayakan Natal: antara Gereja Barat yang merayakan pada
tanggal 25 Desember, dan Gereja Timur yang merayakan tanggal 7 Januari? Harus dicatat, perbedaan itu
tidak terjadi pada fakta dasarnya, tetapi akibat selisih perhitungan antara penanggalan Gregorian Barat dan
penanggalan Julian yang lama yang masih dipakai di gereja-gereja Timur. Sebenarnya, penetapan pertama
hari-hari raya Gereja, untuk pertama kalinya secara akurat dihitung dari Mesir. Seorang astronom Gereja
Mesir, bernama Batlimous, pada akhir abad ke-2 Masehi, melakukan perhitungan secara cermat atas
perintah Baba Dimitri/Demetrius, yang menjadi Patriakh Alexandria dari tahun 199-2 2.4 Penanggalan
Mesir dihitung berdasarkan penampakan bintang Siriuz,5 yang diakui UNESCO sebagai kalender yang
paling akurat dibandingkan dengan sistem penanggalan manapun yang pernah dibuat.6 Jadi penenetapan
perayaan Natal mula-mula jatuh pada tanggal 29 bulan 
!. Di wilayah kekaisaran Roma pada waktu itu
berlaku kalender Julian. Kalender ini ditetapkan oleh Julius Caesar tahun 46 sebelum Masehi, yang
didasarkan atas peredaran matahari. Hitungannya 700 tahun dari berdirinya kota Roma. Nah, pernah terjadi
hitungan kalender Julian ini salah. Lalu seorang astronom, Mesir, Sosiginous, memperbaikinya yaitu
menyesuaikan dengan tahun Coptic yang terdiri dari 65 hari. Kalender inilah yang diikuti seluruh Gereja
baikdi Timur maupun di Barat sampai abad ke-16 Masehi. Pada tahun 1582, Paus Gregorius dari Roma
membuat modifikasi dari kalender Julian ini, yang kemudian disebut Kalender Gregorian hingga sekarang.
Kalender inilah yang sampai hari ini diikuti oleh Gereja Barat: baik Katolik maupun gereja-gereja Protestan.
Sedangkan gereja-gereja Timur dari dahulu hingga sekarang tetap menggunakan Kalender Julian itu.

Lalu mengenai perbedaan jatuhnya perayaan Natal di Barat dan di Timur itu? Nah, perbedaan itu
mula-mula disebabkan karena perbedaan dalam menghitung jatuhnya  " 

(Perayaan Paskah3.
Konkritnya, Gereja Barat menetapkan jatuhnya perayaan Paskah tepat pada bulan purnama musim semi. Ini
mengikuti kebiasaan Paskah Yahudi. Padahal orang Yahudi memakai kalender bulan, yang setahunnya

Markus Aziz, Khalil, The Coptic Orthodox Church (Montreal, Canada: The Coptic Orthodox Patriarchete,t.t3, p. 5.

Richard Booker, Jesus in the Feast of Israel (Shippensburg, PA: Destiny Image Publishers, 19873, pp.10-11. Cf. ³Syriac
Calendar´ dalam Alexander Roberts, D.D and James Donaldson, L.L.D (ed3, The writings of The Fathers Down to A.D. 25
Ante Nicene fathers. Volume 8 (Peabody, Massachussets, 19943, pp.666

³Al-A¶Id al-Tsabitah´, dalam Mar Ignatius Zakka I µIwas, At -Tuhfat ar-Ruhiyat fii ash Shalat al-Fardhiyat (Allepo: Dar Al-Raha
lil Nasyir, 19903, p. 204

Iris Habib al-Mishr, The Story of The Copts (Kairo: The Middle East Council of Churches, lt.t3, p. 56

Markus Aziz Khalil, Op.Cit, p.

Pengakuan itu diterbitkan UNESCO dengan judul: The Modern Science of Astrology, terbit di London, 1966.
hanya terdiri dari 54 hari. Itu berarti selisihnya dengan kalender matahari 10 hari. Dalam hal ini, Paskah
Yahudi memang selalu jatuh pada bulan purnama. Karena perhitungan peredaran bulan tadi. Tetapi tidak
demikian dengan Paskah Kristen, yang dihitung berdasarkan peredaran matahari. Akibatnya, pada tahun-
tahun lain bulan purnama jatuh sebelum jatuhnya perayaan Paskah Kristen. Nah, waktu itulah jatuhnya
Paskah di Barat harus dimajukan. Sedangkan gereja-gereja Timur menghitungkan jatuhnya Paskah selalu
pada hari Minggu. Tidak peduli tepat pada bulan purnama atau tidak. Sebab yang menjadi patokan bukan
lagi pengorbanan domba dalam kalender Yahudi, sebab Yesus sendirilah ³Anak Domba Paskah kita´ (1
Korintus 5:73

Pada tanggal 5 Oktober 1582, kalender Gregorian maju 10 hari. Selanjutnya, satu hari hilang pada
tahun 1700, 1800, dan 1900. Akibatnya, 10 hari ditambah hari menjadi 1 hari itu. Hitungannya jadi
berbeda, tetapi karena kalender Barat yang menang, maka hitungan yang tepat dari Gereja Timur yaitu
tanggal 29 Kiahk atau 25 Tebeth itu, harus mengalah hingga sekarang ini selalu jatuh tanggal 7/6 Januari,
apabila dihitung dari kalender Barat yang maju 1 hari tadi.

Sumber:

Bambang Noorsena,  #  #   $  % 


   &'   (Malang: Studia
Syriaca Orthodoxia,19993.

Copyright © 2002 Institute For Syriac Christian Studies

Anda mungkin juga menyukai