Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis adalah

kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

masa dewasa di tandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional

dan sosial. Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis.

Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mualinya remaja mengalami

menstruasi. Menstruasi dimulai saat pubertas dan kemampuan seorang wanita

untuk mengandung anak satu masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai

antara usia 10 sampai 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk

kesehatan wanita dan status nutrisi. walaupun begitu pada kenyataan nyabanyak

wanita mengalami masalah menstruasi, diantaranya nyeri haid atau disminore

(puji, 2010).

Disminore adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan

produksi zat prostaglandin. Sering kali dimulai segera setelah mengalami haid

pertama menarche ( Kusmiran, 2014). Disminore dapat dibagi menjadi dua yaitu

disminore primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang

mengendalikan uterus dan tidak di jumpai kelainan anatomis. Disminore

sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan dengan kelainan

anatomisuterus biasanya terjadi pada pemakai IUD/AKDR (Manuaba, 2008).


Menurut (Anurogo, 2011) Disminore adalah nyeri sewaktu haid.

Disminore nyeri haid biasanya terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang,

bahkan punggung bisa juga berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke

punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointetinal dan neurologis

seperti kelemahan. Permasalahan disminore adalah permasalahan yg sering

dikeluhkan saat wanita sering ke dokter atau tenaga kesehatan yang berkaitan

dengan haid. Kondisi ini akan betambah parah apabila disertai dengan kondisi

psikis yang tidak stabil. Terlebih lagi di kalaangan wanita yang bekerja dan harus

tetap masuk kerja dalam kondisi kesakitan.

Disminore primer terjadi karena pengeluaran prostaglandin yang

berlebihn, sehingga menyebabkan uterus berkontraksi secara berlebihan

menyebabkan vasospasme arteriolar ( Smeltzer dan Bare, dalam Hanan 2013).

Menurut Marsden et all dalam Susilowati (2014) rasa nyeri atau disminore bagi

wanita sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar

bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami

ketika haid menyerang, banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu

menderita sehingga tidak mengerjakan suatu apapun, ada yang pingsan, ada yang

merasa mual, ada juga yang benar-benar muntah, sehingga disminore memberikan

dampak negatif bila tidak segera diatasi. Banyak remaja yang mengalami

disminore pada saat menstruasi dan mempunyai lebih banyak hari libur dan

prestasinya kurang baik di sekolah di bandingkan remaja yang tidak mengalai

disminore.
Angka kejadian disminore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%

perempuan di setiap negara mengalaminya. Diminore atau menstruasi yang

menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologo yang paling umum

di alami wanita dari berbagai tingkat asia. Dari hasil penelitian di amerika serikat

presentase kejadian disminore sekitar 60%, swedia 70%dan indosenia 55%.

Penelitian di amerika serikat menyebutkan bahwa disminore dialami oleh 30-50%

wanita uasia reproduksi dan 10-15% di antaranya kehilangan kesempatan kerja,

mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga (putri,2017).

Prevelensi disminore mencapai 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri,

12% berat, 37% sedang, dan 49% ringa. Studi ini juga melaporkan bahwa

disminore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. Puncak insiden

disminore primer terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20 tahun,

insiden disminore pada remaja dilaporkan 92%. Insiden ini menurun sering

dengan bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran (Klein dan Litt, 2016

dalam Deanada 2017).

Adapun akibat dari disminore tersebut adalah bisa membuat konsentrasi

menurun, tidak ada motivasi untuk kuliah, tidak bisa presentasi secara maksimal,

dan bahkan sampai ada yang terpaksa meninggalkan perkuliahan karena sudah

tidak tahan dengan nyeri haid yang dirasakan. Terlebih pada orang yang harus

bekerja dalam keadaan sakit. Semua hal itu sangat mengganggu dan membuat

badan terasa tidak nyaman, bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja (Anurogo

2011).
Dampak yang diakibatkan oleh dismenorhea primer berupa gangguan

aktivitas seperti tingginya tingkat absen dari sekolah maupun kerja, keterbatsan

kehidupan soisal, pervorma akademik, serta aktivitas olahraganya. Permasalahan

disminorhe ajuga berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak masuk

sekolah maupun bekerja (5; 6). Hal ini juga berdampak pada kerugian ekonomi

nasional karena terjadinya penurunan kualitas hidup. Disminorhea primer juga

dapat menyebabkan infertilitas dan gangguan fungsi seksual jika tidak ditangani,

depresi, dan altersi aktivitas autonomikkardiak.

Penyebab disminore bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang

panggul), endomitriosis, tumor atau kelainan uterus, stres atau cemas yang

berlebihan, bisa juga karena ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada

hubungannya dengan organ reproduksi. Faktor-faktor yang menyebabkan

disminore primer antara lain faktor kejiwaan yang secara emosional tidak stabil

yang terjadi pada gadis remaja apabila tidak mendapat penerangan yang baik

tentang proses haid, berkaitan juga dengan adanya peningkatan hormon

prostaglandin yang bisa meningkatkan kontraksi miometrium dan mampu

mempersempit pembulu darah, sehingga terjadi kontraksi otot-otot rahim

(Mardhiyah, 2015).

Car mengurangi disminore di bagi menjadi 2 yaitu farmakologis dan non-

farmakologis. Yoga merupakan cara non-farmakologis yang bisa dilakukan untuk

mengurangi nyeri haid (disminore). Yoga yang merupakan salah satu bentuk dari

teknik relaksasi yang dapat menurunkan nyeri dengan cara merelaksasikan otot-

otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan


prostaglandin, sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan

meningkatkan aliran darah yang mengalami spasme dan iskhemik (Smeltzer &

Bare, 2002).

Penanganan atau pengobatan disminorea ini cukup bervariasi mulai dari

cara sederhana dengan menggunakan kompres air hangat di bagian perut,

menggunakan obat-obatan analgesik, cara lain yang dapat dilakukan adalah

dengan obat-obatan hormonal, obat-obatan nonsteroid anti prostaglandin sesuai

dengan resep dokter. Disminore juga dapat dikurangi atau dicegah dengan

olahraga teratur, istirahat yang cukup, meningkatkan konsumsi vitamin E, vitamin

B6, atau minyak ikan, dan menghindari konsumsi alkohol, kopi, makanan

berlemak, es krim, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar esterogen

yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin (Proverawati, 2009).

Coklat merupakan produk dengan hasil olahan derivat biji bakao yang

berasal tanaman kakao atau theobroma cacao. Coklat merupakan produk pangan

olahan yang bahan terdiri campuran kombinasi dari pasta coklat (chocolate

liquor), gula, lemak kakao dan beberapa jenis bahan tambahan cita rasa. Biji

kakao memiliki rasa sepat dan rasa pahit yang khas karena di sebabkan oleh

polifenol. Coklat hitam kandungan biji kakao lebih banyak jika dibandingkan

dengan jenis coklat lainnya, hal tersebut yang mengakibatkan coklat hitam kaya

akan senyawa polifenol yang berkontribusi besae memberikan rasa pahit dan

warna hitam pekat pada coklat hitam. Coklat hitam adalah piliham terbaik untuk

memanfaatkan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


pemberian coklat hitam berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid pada

disminorhea primer. (Andiarna 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh................... menunjukkan bahwa coklat

dapat......

Penelitian yang dilakukan oleh..... menunjukkan bahwa coklat dapat.....

Minimal 2 penelitian rujukan dengan tahun minimal 2018

Kalau mau menggunakan BAB 1 seperti yang kamu tulis maka seperti ini urutan

dari paragrafnya :

1. Mestruasi pada remaja -> Mesntrusi menyebabkan disminore -> disminore

adalah -> pembagian disminore

2. Penyebab disminore

3. Prevalensi disminore

4. Masalah yang diakibatkan oleh disminore

5. Penanganan disminore

6. Coklat untuk disminor

7. Penelitian terkait minimal 2

8. Disminore di karang taruna yang mau di teliti -> wawancara pada 3 orang

remaja di karang taruna terkait penanganan disminore yang sudah mereka

lakukan, dimana coklat belum pernah mereka lalukan.

9. Paragraf yang menyatakan fenomena disminore dg yang ada...


B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh

pemberian Dark Chocolate Terhadap Tingkat Disminore Primer Pada Remaja

Putri?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tetntang Pengaruh Dark Chocolate Terhadap Disminore

Pada Remaja Putri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tentang pengaruh dark chocolate terhadap disminore

pada remaja putri.

b. Mengidentifikasi penanganan pertama disminore pada remaja putri

c. Untuk menganalisa pengaruh tingkat pengetahuan tentang disminore

dengan penanganan pertama disminore pada remaja putri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk tenaga

kesehatan, keluarga dan masyarakat, remaja putri, dan institusi pendidikan:

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagai

tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan perhatian terhadap program


penyuluhan dan pelayanan pendidikan kesehatan remaja khususnya tentang

disminorea dan cara mengatasinya.

2. Bagi Keluarga dan Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi keluarga

dan masyarkat agar dapat memberikan penjelasan pada remaja putri mengenai

disminorea dan cara mengatasinya.

3. Bagi Remaja Putri

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja putri untuk

memperoleh pengetahuan tentang disminorea sehingga dapat memberikan

kontribusi remaja putri khususnya pemuda remaja putri karang taruna di desa

mojo kecamatan cluwak kab. Pati.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemuda

remaja putri karang taruna maupun tenaga pendidikan kesehatan remaja

khususnya tentang disminorea dan cara mengatasinya. Dan dapat dijadikan

sebagai bahan penyempurnaan dalam menyusun kurikulum pendidikan,

terutama pendidikan kesehatan reproduksi remaja putri karangtaruna.

Anda mungkin juga menyukai