Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono,2016:36).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Organisasi Pemerntah daerah (OPD) di

Kabupaten Lombok Tengah. Lombok Tengah dijadkan lokasi penelitan

dikarenakan ada beberapa kasus kecurangan akuntansi pernah terjadi.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan


kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini ialah seluruh karyawan travel agent yang beroperasi di kota Mataram.

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81), sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan dengam metode purposive sampling.

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan kriteria

tertentu (Sugiyono, 2016;85). Kriteria penentuan sampel dalam penelitian

ini ialah :

a. Karyawan travel agent di kota Mataram

b. Karyawan yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi

Penetapan jumlah responden ialah karyawan bagian tiketing/admin

dan accounting yang langsung menggunakan sistem informasi akuntansi

yakni sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel dapat dilihat pada

lampiran 1 .

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Klasifikasi Variabel

a. Variabel eksogen yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel endogen. Variabel eksogen dalam penelitian

adalah penerapan sistem informasi akuntansi.

b. Variabel endogen yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya eksogen. Variabel endogen dalam penelitian

ini adalah kecenderungan kecurangan akuntansi.


c. Variabel Intervening yaitu variabel penyela/antara yang terletak

diantara variabel eksogen dan variabel endogen, sehingga variabel

eksogen tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau

timbulnya variabel endogen. Variabel intervening dalam penelitian

ini ialah efektifitas pengendalian internal.

3.4.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

3.4.2.1 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya,

seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data

keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut

dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi

akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau melalui

sistem terkomputerisasi Bodnar & Hopwood (2006:3) .

3.4.2.2 Efektifitas Pengendalian Internal

Menurut Bodnar & Hopwood (2006:129) Pengendalian internal

merupakan satu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan,

manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk memberikan jaminan

yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut :

1. Reliabilitas pelaporan keuangan

2. Efektifitas dan efisiensi operasi

3. Kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku


3.4.2.3 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Kecurangan menurut Bodnar & Hopwood (2006:125) merupakan

kesengajaan untuk memutarbalikkan kebenaran dengan tujuan untuk

mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang berharga.

Sehingga fraud dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang disengaja

dengan melakukan penipuan, penggelapan, ataupun pelanggaran

kepercayaan, membuat pernyataan yang salah dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan keuangan lainnya atau meniadakan suatu

kewajiban

3.5 Instrumen Penelitian

Tabel 3.1
Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Skala Rujukan No.


Penerapan 1. Akurat Likert Nurhapsari 1-2
Sistem (2013)
Informasi 2. Relevan Likert Nurhapsari 3-4
Akuntansi (2013)
3. Tepat Waktu Likert Nurhapsari 5
(2013)
Efektifitas 1. Penerapan Wewenang & Likert COSO (2013) & 1-4
Pengendalian Tanggungjawab Kepada Wilopo (2006)
Internal Karyawan Dalam
Melaksanakan Aktivitas
Operasional.
2. Penerapan Pencatatan Likert COSO (2013) & 5
Transasksi, Otorisasi & Bukti Wilopo (2006)
Pendukung.
3. Pengendalian Fisik Atas Likert COSO (2013) & 6
Kekayaan Perusahaan. Wilopo (2006)
4. Kualitas Sistem Akuntansi Likert COSO (2013) & 7
Yang Digunakan. Wilopo (2006)
5. Pemantauan & Evaluasi Atas Likert COSO (2013) & 8
Aktivitas Operasional Wilopo (2006)
Kecenderungan 1. Kecenderungan untuk secara Likert Wilopo (2006) 1
Kecurangan sengaja melakukan manipulasi,
Akuntansi pemalsuan, atau perubahan
catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya
2. Kecenderungan untuk secara Likert Wilopo (2006) 2
sengaja melakukan penyajian
yang salah atau penghilangan
peristiwa, transaksi, atau
informasi yang signifikan dari
laporan keuangan
3. Kecenderungan untuk secara Likert Wilopo (2006) 3
sengaja salah menerapkan
prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau
pengungkapan
4. Kecenderungan untuk secara Likert Wilopo (2006) 4
sengaja membuat laporan
keuangan yang salah akibat
pencurian
(penyalahgunaan/penggelapan)
terhadap aktiva yang membuat
entitas membayar barang/jasa
yang tidak diterima
5. Kecenderungan untuk secara Likert Wilopo (2006) 5
sengaja menyajikan laporan
keuangan yang salah akibat
perlakuan yang tidak
semestinya terhadap aktiva dan
disertai dengan catatan atau
dokumen palsu dan dapat
menyangkut satu atau lebih
individu di antara manajemen,
karyawan atau pihak ketiga
Sumber : Data Skunder (2018)

3.6 Prosedur Analisa Data

Analisis statistik asosiatif ditujukan untuk menilai adanya hubungan

antar variabel. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik Partial Least

Square (PLS) menggunakan aplikasi smart PLS 3.0. PLS merupakan

analisis persamaan struktural berbasis varian yang secara simultan dapat

melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model

struktural. Terdapat tujuh langkah yang harus dilalui dalam model PLS

yaitu sebagai berikut :


1. Merancang modal structural (inner model)

2. Merancang model pengukuran (outer model)

3. Merekonstruksi diagram jalur

4. Konversi diagram jalur ke sistem persamaan

5. Estimasi : koefisien jalur, loading dan weight

6. Evaluasi goodness of fit

7. Pengujian hipotesis (resampling bootstrapping)

Langkah 1. Merancang model structural (Inner Model)

Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan

kausalitas antar variabel laten yang dibangun berdasarkan pada substantive

theory. (Abdillah & Jogiyanto, 2015:188). Variabel eksogen dalam

penelitian ini adalah penerapan sistem informasi akuntansi yang

direfleksikan dengan kualitas sistem informasi yakni 1) Akurat, 2)

Relevan, 3) Tepat Waktu. Selanjutnya variabel endogen yaitu

kecenderungan kecurangan akuntansi. Adapun bangun model teoritik yang

dibentuk adalah sebagaimana yang disaksikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2
Bangun Model Teoritis Penelitian Beserta Indikatornya
Variabel Indikator
Penerapan Sistem 1. Akurat (X.1)
Informasi 2. Relevan (X.2)
Akuntansi 3. Tepat Waktu (X.3)

Efektifitas 1. Penerapan Wewenang & Tanggungjawab Kepada


Pengendalia Karyawan Dalam Melaksanakan Kegiatan
n Internal Operasional (M.1)
2. Penerapan Pencatatan Transaksi, Otorisasi &
Bukti pendukung (M.2)
3. Pengendalian Fisik Atas Kekayaan Perusahaan (M.3)
4. Kualitas Sistem yang Digunakan (M.4)
5. Pemantauan & Evaluasi Atas Aktivitas Operasional (M.5)

Kecenderungan 1. Kecenderungan untuk secara sengaja melakukan


Kecurangan manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi
Akuntansi atau dokumen pendukungnya (Y.1)
2. Kecenderungan untuk secara sengaja melakukan penyajian
yang salah atau penghilangan peristiwa, transaksi, atau
informasi yang signifikan dari laporan keuangan (Y.2)
3. Kecenderungan untuk secara sengaja salah menerapkan
prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi,
cara penyajian, atau pengungkapan (Y.3)
4. Kecenderungan untuk secara sengaja membuat laporan
keuangan yang salah akibat pencurian
(penyalahgunaan/penggelapan) terhadap aktiva yang
membuat entitas membayar barang/jasa yang tidak diterima
(Y.4)
5. Kecenderungan untuk secara sengaja menyajikan laporan
keuangan yang salah akibat perlakuan yang tidak semestinya
terhadap aktiva dan disertai dengan catatan atau dokumen
palsu dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara
manajemen, karyawan atau pihak ketiga (Y.5)
Sumber : Data Skunder (2018)

Analisis inner model dapat dilakukan melalui R-square dan melalui

koefisien jalur structural. R-square adalah koefisien determinasi yang

digunakan untuk melihat kemampuan variabel – variabel independen

untuk menerangkan variabel dependen. Sedangkan koefisien jalur

struktural adalah digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

Langkah 2. Merancang model pengukuran (outer model)

Outer model atau model pengukuran menggambarkan hubungan

antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya

(measurement model). Dalam metode PLS perancangan model

pengukuran (outer model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan

apakah indicator bersifat refleksif atau formatif. Indikator – indikator untuk

setiap variabel dapat dilihat pada tabel 3.1. Dalam penelitian ini
indikatornya bersifat refleksif. Model reflektif mengasumsikan bahwa

konstruk atau variabel laten memengaruhi indikator (arah hubungan

kausalitas dari konstruk ke indikator atau manifest).

Untuk validitas indikator dapat diukur dengan discriminant validity

yang dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.

Metode lainnya adalah dengan membandingkan nilai square root of

average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara

konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat

AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai

discriminant validity yang baik (Fornell dan Larcker, 1981) dengan rumus

sebagai berikut:

2
𝑖
𝐴𝑉𝐸 =
2
+𝜆𝑖 var(𝜆𝑖)
(Abdillah & Jogiyanto, 2015:187)
𝑖𝜆

Keterangan :

λi : component loading ke indikator

Var (λi) : 1- λi 2

Dari persamaan rumus, hanya dapat digunakan untuk konstruk

refleksif indikator. Pada penelitian ini, untuk pengujian discriminant

validity, menggunakan penilaian cross loading pengukuran dengan

konstruknya.

Langkah 3. Merekonstruksi Diagram Jalur


Diagram jalur dari persamaan outer model dan inner model dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Diagram Jalur Penelitian

Langkah 4. Merekonstruksi Diagram Jalur ke Persamaan

a. Outer Model

Bentuk persamaan outer model dalam penelitian ini disajikan dalam

tabel berikut :

1. Model 1 PSIA KKA

P.SIA = λ11PSIA.X1 + λ12PSIA.X2 + λ13PSIA.X3 + ε1

KKA = λ11KKA.Y1 + λ12KKA.Y2 + λ13KKA.Y3 + λ14KKA.Y4 +

λ15KKA.Y5 + ε2

2. Model 2 PSIA EPI

PSIA = λ11PSIA.X1 + λ12PSIA.X2 + λ13PSIA.X3 + ε1

EPI = λ11EPI.M1 + λ12EPI.M2 + λ13EPI.M3 + λ14EPI.M4 +

λ15EPI.M5 + ε2

3. Model 3 PSIA EPI KKA


PSIA = λ11PSIA.X1 + λ12PSIA.X2 + λ13PSIA.X3 + ε1

EPI = λ11EPI.M1 + λ12EPI.M2 + λ13EPI.M3 + λ14EPI.M4 +

λ15EPI.M5 + ε2

KKA = λ11KKA.Y1 + λ12KKA.Y2 + λ13KKA.Y3 + λ14KKA.Y4 +

λ15KKA.Y5 + ε3

Keterangan :

λ : Lamda, component loading ke indikator

ε : Epsilon, galat pengukuran

PSIA : Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi EPI : Efektifitas Pengendalian

Internal

KKA : Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

b. Inner Model

Bentuk persamaan inner model dalam penelitian ini disajikan dalam

tabel berikut :

1. EPI = γ1.PSIA + δ1

2. KKA = γ2.PSIA + β1.EPI + δ2

Keterangan :

γ : Gamma, koefisien pengaruh var. eksogen terhadap

endogen β : Beta, koefisien pengaruh var.endogen terhadap

endogen

δ : Zeta, galat model

Langkah 5. Estimasi Koefisien Jalur dan Nilai Loading

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus

signifikan. Nilai signifikansi dapat diperoleh dengan prosedur


bootstraping. Untuk menilai loading faktor ditentukan berdasarkan

jumlah nilai di atas 0,70. Sedangkan nilai loading 0,5 sampai 0,6 masih

dianggap cukup (Ghozali,2015:74).

Langkah 6. Evaluasi Goodness of Fit

Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif

dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya

dan composite reability untuk keseluruhan indikator. Model struktural

atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase varian yang

dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk variabel laten dependen dan

menggunakan ukuran Stone Geisser Q Square test serta melihat besarnya

koefisien jalur struktural. Q-Square dapat dihitung dengan rumus berikut :

Q2= 1 – (1 –R 12)(1 – R 22) (1 – R 23)..(1 – R 2n)

Keterangan :

Q2 : Q-square

R2 : R-square

Langkah 7. Pengujian Hipotesis (resampling bootstraping)

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat diterima jika memiliki nilai t-

statistics (t hitung) pada tabel Path Coefficient output PLS 3.0 lebih besar

(>) dari t-tabel yaitu 1,64 (one tailed).

3.7 Metode Sobel

Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening/mediasi yaitu

Efektifitas pengendalian internal. Menurut Sugiyono (2016) variabel

intervening merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan

yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Pengujian

hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan

oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel Test). Uji sobel

dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel

independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening

(M). Pengaruh tidak langsung X dan Y melalui M dihitung dengan cara

mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M →Y (b) atau ab. Jadi koefisien

ab= (c – c,), di mana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol

M, sedangkan c, adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah

mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,

besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab

dihitung dengan rumus dibawah ini :

Sab = 𝑏2 𝑆𝑎2 + 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu

menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : Nilai t

hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu > = 1,64.

𝑎𝑏
𝑡=
𝑆𝑎𝑏
Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat

disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2015).

Anda mungkin juga menyukai