Anda di halaman 1dari 7

Transportasi Pasien COVID-19 Dengan Ventilator

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-COV-2 bahwa 26 – 32 % pasien


dirawat di ICU, 5% pasien kritis dan 67 – 85 % pasien ARDS. Pasien COVID-19
dirujukan dengan tujuan yaitu atas kondisi pasien dan kebutuhan untuk
memperoleh asuhan yang berkesinambungan seperti pembedahan pasien COVID
atau kekurangan ventilator, memenuhi kebutuhan pasien atau konsultasi serta
penunjang diagnostic.

Transportasi pasien COVID-19 dari ICU ke unit lain untuk tindakan


diagnostic maupun tindakan lainnya yang mengharuskan pasie berpindah tempat
sebisa mungkin dihindari.

Prinsip Transportasi pasien COVID-19:

1. Keselamatan pasien,
2. Keselamatan staf,
3. Keselamatan pemantau atau keluarga pasien,
4. Persiapan kegawatan selama transport dan membawa kid emergency,
5. Lakukan dekontaminasi pasca transport

Prinsip Transportasi Pasien dengan Ventilator

1. Tim melakukan perencanaan yang tepat,


2. Personil yg terlatih,
3. Komunikasi yang efektif,
4. Peralatan yang memadai

Sehingga transportasi harus mengetahui efek fisiologis transportasi, frekuensi


kejadian buruk, metode untuk mencegah koplikasi.

Prtokol Penyiapan Transportasi untuk Rujukan ke RS Rujukan

1. Menghubungi RS rujukan harus memberikan informasi pasien yang akan


dirujuk
2. Jika merujuk pasien PDP maka petugas menetapkan kewaspadaan dengan
menggunakan apd level 3, APD harus diganti setiap menangani pasien
yang berbeda
3. Pengemudi ambulance harus diberi jarak atau pemisah antara pengemudi
ambulance dan pasien, pengemudi ambulance harus menggunakan APD
level 3
4. harus sering membersihkan tangan dengan alcohol atau sabun
5. Ambulance harus dibersihkan dengan perhatian khusus menggunakan
desinfektan

Risiko Transport Pasien dengan Ventilasi Mekanis bahwa 26% transport


dikaitkan dengan efek samping yang merugikan pasien, sedangkan dalam
penelitian di Belanda terjadi 55 masalah teknis yang ditemukan saat transportasi
pasien yaitu terdapat risiko dari pasien dan alat-alatnya. mempertimbangkan risiko
yang terkait dengan transportasi pasien yang sakit kritis, maka prinsip pertama
yang harus dilakukan yaitu hindari transportasi yang tidak perlu.

Transport yang dilakukan pada pasien Covid-19 dengan ventilasi mekanik


dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya adalah:
1. Respirasi:
a) Hipoksemia sebagai akibat dari kehilangan tekanan akhir ekspirasi positif
(PEEP), perubahan posisi pasien, gangguan pengeluaran sekresi,
kerusakan peralatan, dan kegagalan untuk memproduksi pengaturan
ventilator secara memadai
b) Hiperventilasi dapat terjadi karena ventilasi manual dan dengan kontrol
ventilasi menit yang butuk dari ventilator portabel
c) Hipoventilasi jarang terjadi dan dapat ditoleransi dengan baik
d) Ekstubasi yang tidak direncanakan merupakan komplikasi yang jarang
namun dapat menimbulkan bencana
2. Kegagalan peralatan:
a) Obstruksi jalan napas
b) Ekstubasi
c) Intubasi pada bronkus kanan
d) Aspirasi lambung
e) Kehilangan daya baterai
f) Kerusakan peralatan akibat salah penggunaan atau jatuh
g) Kehabisan oksigen
h) Parameter ventilasi tidak akurat dapat menyebabkan kehilangan PEEP,
kegagalan mentrigger, frekuensi atau volume tidak yang tidak sesuai
i) Gangguan dalam pemberian obat
j) Drainase chest tube yang tidak adekuat
Selain terdapat resiko dalam melakukan transport pasien, juga terdapat
kontraindikasi transport pasien dengan Covid-19, hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan status hemodinamik
2. Ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan jalan napas yang memadai
3. Personil yang tidak memadai
4. Ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan pertukaran gas yang
memadai
5. Ketidakmampuan petugas untuk memonitoring status pasien secara efektif
Panduan transportasi pasien Covid-19 dengan kondisi kritis:
1. Persiapan peralatan transportasi pasien
a) Ventilator portable yang terhubung dengan oksigen transport
b) Oksigen transport cadangan
c) Monitor transport disertai defribilator
d) BVM sekali pakai atau yang dapat di steril ulang
e) Peralatan intubasi dan kotak emergency
f) Infusion pump, syringe pump
g) Plastik penutup transparan untuk menutupi pasien
h) Plastik penutup peralatan
i) Closed suction
2. Persiapan sebelum transport pasien
a) Koordinasi dengan penerima rujukan (waktu transport dan lokasi tujuan)
b) Koordinasi dengan tim transport, PPI, dan security terkait rute transport
c) Pastikan rute transport bebas dari pengunjung maupun petugas rumah sakit
d) Batasi jumlah personel saat melakukan transport: 3 orang untuk transport
intra rumah sakit dan 4 orang untuk rujukan antar rumah sakit
e) Pastikan komunikasi antar anggota berjalan dengan baik
f) Bungkus peralatan transport dengan plastik transparan dan pastikan bisa
berfungsi dengan baik
g) Pastikan akses intravena aman
3. Selama proses transport
a) Mengenakan APD dengan benar sebelum masuk ruangan pasien
b) Petugas transport harus mematuhi kewaspadaan kontak dan droplet selama
transport
c) Pasien mengenakan masker bedah, untuk pasien yang terintubasi diberikan
penutup plastik transparan
4. Kedatangan pasien
a) Pastikan pengiriman pasien pada area Covid-19
b) Lepaskan plastik penutup peralatan transport
c) Lepas APD pada tempat yang disediakan dekat dengan area infeksius
d) Sebaiknya ada pengawas dalam pemakaian dan pelepasan APD
Tata laksana pasien Covid-19 degan ventilator

Untuk petugas kesehatan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat


pasien dengan Covid-19 adalah:
1. Monitoring ketat dan identifikasi gagal napas secara dini
2. Pencegahan komplikasi selama ventilasi mekanik karena dapat sangat
mempengaruhi outcome dari pasien
3. Menggunakan APD dengan benar dan melepas APD dengan benar sehingga
tidak mengkontaminasi lingkungan sekitar
Petugas kesehatan juga perlu memperhatikan hal-hal penting selama
perawatan sehingga tidak merugikan pasien dan dapat mendukung perbaikan pada
pasien seperti menghindari humidifikasi yang tidak adekuat karena dapat
menimbulkan mukosa plug dan kondesasi yang tidak diperhatikan dapat
meningkatkan resiko infeksi pada pasien, komunikasikan apabila terdapat
perubahan kondisi pada pasien, menghindari dokumentasi yang tidak baik dan
catat segala perubahan yang terjadi pada pasien lalu dilaporkan, hindari juga
melakukan prosedur yang tidak sesuai sehingga dapat membahayakan pasien.
Selain itu penting juga bagi petugas kesehatan untuk melakukan perawatan
dengan baik pada pasien Covid-19 utamanya yang berada dalam perawatan
intensif agar tidak terjadi trauma psikologis. Hal-hal yang dapat menyebabkan
trauma psikologi pada pasien adalah:
1. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik
2. Sedasi tidak adekuat
3. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
4. Kesulitan untuk tidur
5. Halusinasi dan mimpi buruk
6. Prosedur medis yang menyebabkan nyeri
Sedangkan untuk penatalaksanaan umum pasien dengan Covid-19 di intensive
care (ICU) adalah:
1. Isolasi (baik pada pasien dengan hasil tes negatif maupun non-negatif)
2. Resusitasi awal untuk menghindari kondisi yang mengancam jiwa sedini
mungkin
3. Perawatan pasca resusitasi:
a) Mencegah komplikasi terkait perawatan seperti terapi yang tidak adekuat,
kejadian tidak diinginkan, malnutrisi, dan post traumatic disorder
b) Mencegah HAIs
4. Ketersediaan obat, alat, dan sarana diagnostik/terapi merupakan syarat mutlak
5. Memantau kecukupan target ventilasi
6. Mengurangi resiko aerosolisasi:
a) Batasi frekuensi pelepasan ETT dengan ventilator
b) Gunakan closed suction
c) Pastikan ventilator dalam posisi standby, jika perlu pada reposisi tube
d) Nyalakan ulang ventilator setelah ETT tersambung kembali
e) Hindari nebulisasi yang tidak perlu
Pada pasien Covid-19 dengan ARDS, hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Hindari melepas tubing ventilator dari pasien karena dapat menyebabkan
menghilangkan PEEP sehingga atelektasis atau derecruitment
2. Closed suction, lebih dianjurkan
3. Klem ETT bila diskoneksi, sangat diperlukan
4. NMBA bolus, bila perlu
Tatalaksana pada pasien Covid-19 dengan gagal napas dan ARDS:
1. Pada pasien yang memenuhi kriteria ARDS sedang atau berat, NMBA
kontinyu seharusnya tidak rutin diberikan, namun NMBA kontinyu
dipertimbangkan bila:
a) Disinkroni/asinkroni tetap terjadi walaupun sedasi sudah adekuat dan
target volume tidal tidak tercapai
b) Hipoksia atau hiperkarbia refakter
c) Limitted resources (peralatan, perawat, dokter ICU)
2. Pada ARDS berat, lakukan prone sejak awal. Durasi yang direkomendasikan
yaitu > 12 jam/hari
3. Perhatikan dan hitung betul balance cairan
Intubasi pada pasien dengan Covid-19 seharusnya dilakukan oleh seseorang
yang terlatih dan berpengalaman dengan airborne precaution dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Desaturasi sering terjadi dengan cepat saat proses intubasi
2. Pre-oksigenasi dengan 100% FiO2 selama 5 menit
3. Rapid sequence intubation (RSI) merupakan teknik yang direkomendasikan
4. Antisipasi terjadinya hipotensi pasca dilakukan intubasi

Anda mungkin juga menyukai