Anda di halaman 1dari 4

URTIKARIA

( Kode ICD...............)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

........................ ........................ ........................

Ditetapkan Tanggal ........................

PANDUAN Tanggal terbit Direktur,


PRAKTEK KLINIS
........................
( SMF KULIT DAN
KELAMIN ) Dr. AGUNG BASUKI, M.Kes
NIP. 19600504 198902 1 002
Pengertian Urtikaria ialah reaksi vaskular di kulit ditandai edema setempat yang
timbul cepat dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan
kemerahan, bagian tepi meninggi, sekitarnya dapat dikelilingi halo.
Keluhan subyektif gatal disertai rasa tersengat atau tertusuk.
Angioedema adalah urtika yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam
daripada dermis, dapat di submukosa atau subkutis, juga mengenai saluran
napas, saluran cerna, dan organ kardiovaskular.
Klasifikasi :
Berdasarkan lamanya serangan dibagi atas 2 jenis :
1. Urtikaria akut (bila berlangsung < dari 6 minggu)
2. Urtikaria kronis (bila berlangsung > 6 minggu), termasuk
autoimun
Berdasarkan etiopatogenesis :
1. Imunologik : IgG dan IgG receptor-dependent
urticaria/angioedema, diasthesis atopic, sensitivitas antigen
spesifik.
2. Urtikaria/angioedema fisik, dermografisme, urtikaria tekanan,
angioderma getaran, urtikaria dingin, urtikaria kolinergik, urtikaria
akibar panas, urtikaria solaris, exercise-induced anaphylaxis,
aquagenic urticaria dan aquagenic pruritus.
3. Urtikaria kontak
4. Urtikaria papular
5. Urtikaria/angioedema yang dimediasi bradikinin, system
komplemen dan mekanisme efektor lain.
6. Vaskulitis urtikaria
7. Serum sickness
8. Reaksi terhadap produk darah
9. Infeksi
10. Urtikaria/angioedema setelah degranulasi sel mast
11. Urtikaria/angioedema yang berhubungan dengan metabolisme
asam arakhidonat abnormal
12. Urtikaria kronik idiopatik dan angioedema idiopatik
13. Lain-lain : Sindrom Muckle-Wells, Sindrom Schnitzler syndrome
Anamnesa  Keluhan subjektif : gatal, rasa panas, tersengat, terbakar atau
tertusuk.
 Gejala sistemik yang menyertai : pusing, sakit kepala, mual dan
muntah, nyeri perut dan diare, sulit bernapas.
 Urtikaria dengan angioedema: dapat sulit bernapas.
 Urtikaria kolinergik : timbul saat berkeringat, gatal
 Urtikaria akibat penyinaran : terjadi 18 – 72 jam setelah pajanan

Pemeriksaan Fisik  Tempat predileksi : kulit dan mukosa setempat atau generalisata.
 Bila mengenai submukosa, subkutis, dan organ lainnya dapat
angioderma.
 Bentuk urtikaria dapat teratur atau tidak beraturan.
 Ukuran : bervariasi, miliar, lentikular, sampai plakat.
 Pada urtikaria fisik dapat berbentuk linier (demografism) atau
bentuk yang mengikuti bentuk tekanan.
 Urtikaria akibat penyinaran biasanya berbentuk papular urtikaria.
 Urtikaria kolinergik ukurannya kecil-kecil kemudian meluas dan
melebar.
Kriteria Diagnosa 1. Keluhan subjektif : gatal, rasa panas, tersengat, terbakar atau
tertusuk.
2. Gejala sistemik yang menyertai : pusing, sakit kepala, mual dan
muntah, nyeri perut dan diare, sulit bernapas.
3. Urtikaria dengan angioedema: dapat sulit bernapas.
4. Urtikaria kolinergik : timbul saat berkeringat, gatal
5. Urtikaria akibat penyinaran : terjadi 18 – 72 jam setelah pajanan.
6. Tempat predileksi : kulit dan mukosa setempat atau generalisata.
7. Bila mengenai submukosa, subkutis, dan organ lainnya dapat
angioderma.

Diagnosis
URTIKARIA

Diagnosis Banding 1. Purpura anafilaktoid


2. Pitiriasis rosea bentuk papular
3. Urtikaria pigmentosa
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan laboratorium rutin darah, urin, feses : mencari infeksi
Penunjang fokal.
2. Konsultasi gigi, THT, PMS
3. Pemeriksaan jumlah eosinofil dalam darah tepi, kadar IgE dalam
darah.
4. Pada dugaan urtikaria dingin : cryoglobulin, cold hemolysin.
5. Uji kulit dilakukan secara bertahap setelah tidak ada erupsi kulit
(minimal 6 minggu setelah lesi kulit hilang) dan memenuhi syarat
uji kulit.
6. Dilakukan di tahap lanjut : uji dermografism, uji ice cube, uji
tempel tertutup, uji tusuk bila uji tempel negatif, uji provokasi
peroral bila uji tusuk negatif, uji serum autologi. Tes foto tempel
dilakukan pada urtikaria akibat fotosensitivitas.
7. Tes mecholyl intradermal bila diduga urtikaria kolinergik.
8. Uji eliminasi makanan bila diduga alergi terhadap makanan.
Terapi Medikamentosa :

Prinsip :

 Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat


terjadi obstruksi saluran napas. Dapat dilakukan di unit gawat
darurat bersama-sama dengan /dikonsulkan ke spesialis THT.
1. Topikal:
- Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer
2. Sistemik:

Urtikaria akut:

- Antihistamin (AH) nonsedatif


- Bila dengan AH nonsedatif tidak berhasil, dapat digunakan
hydroxyzine atau dipenhydramine 25-50 mg qid
- Angioedema disertai obstruksi jalan napas:
a) Epineprin dapat mengatasi urtikaria berat atau
angioedema atau jika terdapat edema laring
b) Kortikosteroid setara prednison 60-80 mg/hari
selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
c) Konsul THT

Urtikaria kronik :

- Antihistamin (AH) nonsedatif


- Bila tidak efektif AH generasi pertama
- Prednisosn 10 mg/hari atau ekivalen, dosis diturunkan
perlahan setiap 2-3 minggu.
- Alternatif kortikosterois dapat digunakan, siklosporin 100
mg bid. Pengukuran tekanan darah, kadar ureum, dan
kreatinin serum, urinalis dilakukan setiap 6-8 minggu.

Edukasi Identifikasi dan mengindari kemungkinan penyebab.


Catatan : edukasi di poliklinik kulit dan kelamin RSUD Bangil:
- Hindari makanan yang mengandung penyedap,kecap, terasi
- Ikan laut yang diawetkan misalnya pindang
- Makanan fast food
Prognosis Baik

Kepustakaan 1. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin.


Perhimpunan Dokter Spesialis kulit dan Kelamin Indonesia;
Jakarta 2011.

Anda mungkin juga menyukai