1 Gangguan Bipolar A Definisi
1 Gangguan Bipolar A Definisi
Gangguan Bipolar
A. Definisi
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
oleh gejala-gejala manic, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat
berlangsung seumur hidup. Setiap episode dipisahkan sekurangnya dua bulan tanpa gejala
penting mania atau hipomania. Tetapi pada beberapa individu, gejala depresi dan mania
dapat bergantian secara cepat, yang dikenal dengan rapid cycling. Episode mania yang
ekstrim dapat menunjukkan gejala-gejala psikotik seperti waham dan halusinasi.
B. Etiologi
Gangguan bipolar disebabkan oleh berbagai macam faktor. Secara biologis dikaitkan
dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial
dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan
yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.1-3
1. Faktor Genetik
2. Faktor Biologis
Kelainan di otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. Terdapat perbedaan
gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui pencitraan
magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission tomography (PET),
didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks
prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun
menemukan volume yang kecil pada amygdale dan hippocampus. Korteks prefrontal,
amygdale, dan hippocampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon
emosi (mood dan afek).
3. Faktor Lingkungan
C. Gejala Klinis
Diagnosis gangguan bipolar cukup luas dan kompleks. Pertama, presentasi pasien dapat
mirip dengan suasana hati dan gangguan psikotik, termasuk depresi berat, gangguan
schizoaffective, dan skizofrenia. Sebuah riwayat keluarga positif dari gangguan mood
adalah sugestif dari gangguan mood, bahkan ketika pasien datang dengan gejala psikotik
yang menonjol. Kedua, gejala gangguan bipolar kecerobohan, impulsif, pembolosan, dan
perilaku antisosial lainnya, kepribadian (borderline, antisosial, dan lain-lain), dan
gangguan attention deficit hyperactivity. Ketiga, hubungan antara penyakit afektif dan
kepribadian harus dipertimbangkan dalam membuat diagnosis gangguan bipolar.
Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi dan episode
mania.1-3
1. Episode Manik
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang
elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala
berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu :3,4
2. Episode Hipomanik
Hipomania ialah derajat yang lebih ringan daripada mania, yang kelainan suasana
perasaan (mood) dan perilakunya terlalu menetap dan menonjol sehingga tidak dapat
dimasukkan dalam siklotimia, namun tidak disertai halusinasi atau waham. Yang ada
ialah peningkatan ringan dari suasana perasaan (mood) yang menetap (sekurang-
kurangnya selama beberapa hari berturut-turut), peningkatan enersi dan aktivitas, dan
biasanya perasaan sejahtera yang mencolok dan efisiensi baik fisik maupun mental.
Sering ada peningkatan kemampuan untuk bergaul, bercakap, keakraban yang
berlebihan, peningkatan enersi seksual, dan pengurangan kebutuhan tidur; namun
tidak sampai menjurus kepada kekacauan berat dalam pekerjaan atau penolakan oleh
masyarakat. Lebih sering ini bersifat pergaulan social euforik, meskipun kadang-
kadang lekas marah, sombong, dan perilaku yang tidak sopan dan mengesalkan
(bualan dan lawakan murah yang berlebihan).
Konsentrasi dan perhatiannya dapat mengalami hendaya, sehingga kurang bisa duduk
dengan tenang untuk bekerja, atau bersantai dan menikmati hiburan; tetapi ini tidak
dapat mencegah timbulnya minat dalam usaha dan aktivitas baru, atau sifat agak suka
menghamburkan uang.3,4
3. Episode Depresi
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di bawah ini : ringan,
sedang, dan berat, individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya enersi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya adalah :
Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe
ringan sekali pun);
Tidur terganggu;
4. Tipe Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi
secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel,
marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia
derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung.
Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk melindungi
pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi
personal, social dan pekerjaan.3,4
Siklus Cepat
Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode – depresi, hipomania, atau
mania – dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang mengalami bebas gejala
dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubungan interpersonal atau pekerjaan.3,4
Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa
hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit
diatasi.3,4
Sindrom Psikotik
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling sering
yaitu :3,4
Waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan waham
nihilistic terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak serasi dengan
mood. Pasien dengan gangguan bipolar sering didiagnosis sebagai skizofrenia. Ciri
psikotik biasanya merupakan tanda prognosis yang buruk bagi pasien dengan Gangguan
bipolar. Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan prognosis yang buruk seperti: durasi
episode yang lama, disosiasi temporal antara gangguan mood dan gejala psikotik, dan
riwayat penyesuaian social pramorbid yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik yang
memiliki penerapan terapi yang penting, pasien dengan symptom psikotik hampir selalu
memerlukan obat anti psikotik di samping anti depresan atau anti mania atau mungkin
memerlukan terapi antikonvulsif untuk mendapatkan perbaikan klinis.3,4
D. Kriteria
Gangguan bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik tidak diperlukan
untuk diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.
Gangguan bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif mayor tanpa episode
manik.
Siklotimia
Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode hipomania dan depresi
yang ringan yang tidak memenuhi kriteria episode depresif mayor.
Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan bipolar I dan II.
Gejala-gejala tersebut berlangsung tidak lama atau gejala terlalu sedikit sehingga tidak
dapat didiagnosa Gangguan bipolar I dan II.5
E. Diagnosis
c. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
d. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum.
d. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
c. Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna atau
hendaya social, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya
d. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik
umum
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini
a. Criteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,
campuran atau episode depresi.
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu episode
hipomanik.
Gangguan Siklotimia
a. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-gejala
hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak
memenuhi criteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja
durasinya paling sedikit satu tahun.
b. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala
pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
c. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua
tahun Gangguan tersebut.
Catatan : setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan manik atau
episode campuran (diagnosis GB I dan Gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode
depresi mayor (diagnosis GB II dengan Gangguan siklotimia dapat ditegakkan).
e. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum.
Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik ,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
(F30.1); dan
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2); dan
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan
(F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3);dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran dimasa lampau
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depres if atau campuran)
Bipolar YTT
F. TERAPI
1. Farmakoterapi
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami
penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik,
agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal semakin sering digunakan untuk
episode manik akut dan sebagai mood stabilizer. Antidepresan dan ECT juga dapat
digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat). Selanjutnya, terapi
pemeliharaan/maintenance dan pencegahan juga harus diberikan.
Pengalaman klinis menunjukkan bahwa jika diterapi dengan obat mood stabilizer,
penderita gangguan bipolar akan mengalami lebih sedikit periode manik dan depresi.
Obat ini bekerja dengan cara menstabilkan mood penderita (sesuai namanya), juga dapat
menstabilkan manik dan depresi yang ekstrim. Antipsikosis atipikal seperti ziprasidone,
quetiapine, risperidone, aripiprazole dan olanzapine, kini juga sering digunakan untuk
menstabilkan manik akut, bahkan untuk menstabilkan mood pada depresi bipolar.
2. Non Farmakoterapi
Psikoterapi
Disamping pengobatan medikamentosa, psikoterapi adalah salah satu terapi yang efektif
untuk gangguan bipolar. Terapi ini memberikan dukungan, edukasi, dan petunjuk untuk
seorang dengan gangguan bipolar. Beberapa jenis psikoterapi yaitu:
Diet
Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet
khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena
peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan
efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum
dan menyebabkan toksisitas.
Aktivitas
Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik.
Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang
reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini
berlebihan dengan peningkatan respirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan
menyebabkan toksisitas litium.
Edukasi
Terapi pada penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan. Tujuan
edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui
keluarga dan sistem disekitarnya. Fakta menunjukkan edukasi tidak hanya meningkatkan
ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya.
Penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi
perasaan bersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat.
Memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terutama tanda awal,
pemunculan kembali, dan gejala. Pengenalan terhadap adanya perubahan
memudahkan langkah-langkah pencegahan yang baik.
G. Prognosis
Akan tetapi prognosis pasien gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan dengan pasien
dengan gangguan depresif berat. Kira-kira 40%-50% pasien gangguan bipolar I memiliki
episode manik kedua dalam waktu dua tahun setelah episode pertama. Kira-kira 7% dari
semua pasien gangguan bipolar I tidak menderita gejala rekurensi, 45% menderita lebih
dari satu episode, dan 40% menderita gangguan kronis. Pasien mungkin memiliki 2
sampai 30 episode manik, walaupun angka rata-rata adalah Sembilan episode. Kira-kira
40% dari semua pasien menderita lebih dari 10 episode.