Anda di halaman 1dari 4

F6 DEAN FR

2.

HIPERTENSI

LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia,
sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai
tingkat fasilitas kesehatan.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi


hipertensi pada penduduk berusia >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 8,8%, sedangkan
prevalensi hipertensi Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan (2017), didapatkan
jumlah penderita hipertensi tahun 2013 sebesar 183.048 jiwa, pada tahun 2014 sebesar 186.116
jiwa, pada tahun 2015 sebesar 204.213 jiwa, pada tahun 2016 sebesar 225.305 jiwa dan bulan
Januari sampai November tahun 2017 sebanyak 229.365 jiwa. Data-data tersebut menunjukkan
bahwa jumlah penyandang hipertensi di Indonesia sangat besar dan merupakan beban berat yang
harus ditangani oleh semua tenaga kesehatan.

Peran serta pasien dan keluarga pada pengelolaan penyakit hipertensi juga sangat penting
karena hipertensi merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Oleh karena
itu, diperlukan edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk memberikan pemahaman mengenai
perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan hipertensi, sehingga dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penyandang hipertensi.

PERMASALAHAN
Identitas
Nama : Ny TS
Usia : 69 tahun
Tanggal pemeriksaan : 28 Januari 2021
Anamnesis :
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Januari 2021 di Poliklinik Lansia
Puskesmas Koba.
1. Keluhan utama
Datang untuk kontrol tekanan darah, sudah mengonsumsi obat hipertensi sejak 10 tahun yang
lalu.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang untuk kontrol tekanan darah, sudah rutin konsumsi obat hipertensi sejak 5
tahun yang lalu.Saat ini tidak ada keluhan, tanda-tanda komplikasi belum ditemukan.
Keluhan penyerta berupa Kesemutan (-),baal (-).
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM (-), riwayat alergi (-), riwayat penyakit jantung (-), riwayat stroke (-),

4. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat HT (+) pada ibu pasien, riwayat DM (-), riwayat alergi (-)

Pemeriksaan fisik:
Tampak sakit ringan, compos mentis
TD : 130/90 mmHg
HR : 80x/m
RR : 18x/m
S : 36 C

Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-


Toraks : vesikuler, Wh -/- Rh -/-
Abdomen : supel, nyeri tekan epigastrium +
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Lokalis : Atrofi otot tangan kanan (-), bengkak (-), sensorik baik, ROM baik

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Diagnosis: Hipertensi tanpa komplikasi
1. Tatalaksana farmakologis
Amlodipin 1x10 mg pagi hari
Vit B6 3x10 mg
2. Tatalaksana non farmakologis
- Edukasi untuk kontrol rutin sebelum obat habis
- Edukasi cara konsumsi obat yang benar, yaitu sebelum tidur untuk obat hipertensi
- Edukasi tanda-tanda komplikasi seperti nyeri dada, kelemahan satu sisi, penglihatan
buram, ataupun BAK berbusa.
- Edukasi diet yang benar, yaitu rendah garam, rendah karbohirdat serta memperbanyak
konsumsi buah dan sayur

PELAKSANAAN
Anamnesis:
pemeriksaan fisik dan upaya pengobatan dasar dilaksanakan di Poliklinik Lansia Puskesmas
Koba pada tanggal 28 Januari 2021. Sebelum memulai kegiatan, terlebih dahulu meminta
persetujuan dan kesediaan pasien untuk mengikuti alur upaya pengobatan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pengobatan.

Upaya Pengobatan:
Setelah dilakukan anamnesis, didapatkan hal-hal yang mendukung penegakan diagnosis di
antaranya: riwayat konsumsi rutin obat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, belum ditemukan
tanda-tanda komplikasi hipertensi, dan tidak ada keluhan penyerta, Kesemutan (-), baal (-).
Pemeriksaan Fisik:
TD = 130/90

Diagnosis sementara:
Hipertens tidak terkontrol

Pengobatan dasar yang diberikan:


- Amlodipin 1x10 mg sebelum tidur
- Vit B6 3x10 mg

MONITOR DAN EVALUASI


Saat pasien datang kembali untuk kontrol, dilakukan evaluasi terkait keluhan yang
mungkin muncul, terutama terkait tanda-tanda komplikasi serta keluhan nyeri pada jempol kanan
apakah sudah berkurang. Selain itu, harus dievaluasi juga mengenai pengobatan yang sudah
diberikan, seperti cara minum obat dan pelaksanaan edukasi-edukasi terkait gaya hidup dan
lingkungan yang sudah diberikan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai