Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang sangat
potensial keberadaannya di Indonesia. Tenaga panas bumi dianggap sebagai
sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan muatan panas bumi. Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga
panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik,
kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bmi (PLTP) selain dikenal sebagai energi yang bersih, dapat
pula menjawab kebutuihan energi nasional yang terus meningkat. Untuk itu,
pengetahuan yang lebih mendetail tentang sistem PLTP akan sangat bermanfaat.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas
bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas
bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh
tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. PLTP memanfaatkan uap
alami yang berasal dari dalam perut bumi. Uap tersebut masih harus dipisahkan
dari partikel serta kandungan air juga gas yang berada didalamnya sebelum dapat
memutar turbin. Uap sisa yang keluar dari turbin akan dikondensasikan di
kondensor.
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi
utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke fase
cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali. Selain
itu, kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah
(vacuum) pada exhaust turbin . Dengan back pressure yang rendah, maka efisiensi
siklus dan kerja turbin akan meningkat.
Kondensor berperan sangatlah penting dalam sistem kineja Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Maka dari itu, kondisi dari kondensor akan

1
2

sangat berpengaruh pada kinerja dari PLTP. Pengetahuan dan informasi yang
lebih mendetail tentang sistem kerja dan pemeliharaan kondensor akan sangat
bermanfaat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana sistem kerja kondensor di PLTP PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang?
1.2.2. Apa penyebab penurunan kondisi pada kondensor di PLTP PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang?
1.2.3. Bagaimana sistem pemeliharaan kondensor di PLTP PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang?

1.3. Tujuan
1.3.1. Memenuhi salah satu syarat telah menempuh mata kuliah Kerja Praktik.
1.3.2. Sebagai penerapan ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan.
1.3.3. Mengetahui sistem kerja dari kondensor di PLTP Kamojang.
1.3.4. Mengetahui penyebab penurunan kondisi dari kondensor di PLTP
Kamojang.
1.3.5. Mengetahui pemeliharaan kondensor di PLTP Kamojang.

1.4. Manfaat
1.4.1. Dapat memahami sistem kerja yang berada pada sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi.
1.4.2. Dapat menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh
selama kuliah dengan Kerja Praktik.
1.4.3. Memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang kondensor.
3

1.5. Metode Pengumpulan Data


1.5.1. Metode Diskusi
Sebelum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa bersama
pendamping lapangan melakukan diskusi mengenai apa yang akan
dilaksanakan saat Kerja Praktik.
1.5.2. Metode Orientasi Lapangan
Mahasiswa terjun ke lapangan untuk observasi dan kerja praktik
sehingga mahasiswa memiliki wawasan dan ketrampilan yang
berkembang.
1.5.3. Studi Literatur
Setelah mahasiswa melakukan metode seperti yang diatas, mahasiswa
melakukan pencarian data dari buku-buku maupun sumber dari
internet untuk menambah kelengkapan data yang dibutuhkan dalam
pembuatan Laporan Kerja Praktik.

Anda mungkin juga menyukai