Alat Indra Manusia
Alat Indra Manusia
Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis, kelopak
mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari gangguan
lingkungan. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi
mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran.
Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil
saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada
lidah.
Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.
Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra peraba yang paling peka adalah ujung
jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :
a. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari
dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
c. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut
e. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Sistem Indera pada Manusia
Semua penyebab perubahan dalam tubuh kita dikenal dengan rangsang (stimulus). Rangsang
dapat dibedakan mejadi dua, yaitu:
Rangsang dari luar : berupa bau, asin, manis, cahaya, kelembaban, tekanan, gaya berat, dan
lain sebagainya.
Rangsang dari dalam : berupa lelah, haus, nyeri, kenyang, pusing, dan lain sebagainya.
Umumnya rangsang akan diterima oleh alat tubuh yang khusus menerima rangsang, yaitu indera
atau disebut juga reseptor. Reseptor yang bertugas sebagai penerima rangsangan dibedakan
menjadi:
1. Eksteroseptor (reseptor luar), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari luar,
misalnya mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya.
2. Interoseptor (reseptor dalam), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari dalam
tubuh sendiri, misalnya rasa lapar, haus.
1. Kinestesis
2. Indera Peraba
3. Indera Pengecap dan Pembau
4. Indera Pendengar
5. Indera Penglihat
1. Kinestesis
Kinestesis adalah indera yang terdapat pada otot, tulang, dan sendi. Indera ini termasuk
proprioreseptor. Kinestesis dapat membantu koordinasi sikap tubuh. Misalnya kita dapat
memakai baju walaupun mata tertutup.
Indera peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di kulit. Ini semua merupakan
eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai intereseptor adalah yang dapat
merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya. Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh
permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula
pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.
Pada kulit bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai rangsangan:
Penampang kulit
manusia
Pengecap (lidah) adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa kimia
yang larut dalam air. Sedangkan indera pembau (bukan pencium) berfungsi menangkap zat-zat
kimia yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Indera pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan atas
bagian-bagian:
Perlu dipahami bahwa sebenarnya area pengecap pada lidah tidak dibatasi seperti itu. Semua area
pada lidah bisa mengecap semua rasa. Tetapi ada area tertentu yang lebih peka terhadap rasa
tertentu seperti area-area di atas.
Penampang lidah manusia
Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut
adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang
selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran manusia berupa telinga.
Penampang struktur telinga
manusia
Struktur koklea
Str
uktur organ Corti. Inilah organ pendengaran yang sesungguhnya pada telinga manusia
Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak.
Di dalam koklea terdapat 24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima
frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz, tetapi ada
orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.
Suara dari luar dapat sampai pada skala media dengan beberapa cara:
a. Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh
tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali (tingkap oval) dan akan menggetarkan
cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan
impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
b. Penghantaran tulang: getaran yang terjadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang
tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.
Uru
tan mekanisme pendengaran pada telinga manusia. Perhatikan arah anak panah yang menggambarkan
aliran getaran suara
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu kesatuan
dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal belakang. Setiap
kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar disebut ampula, dan berisi
reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis. Pada cristae ampularis terdapat cupula
yang berhubungan langsung dengan sel-sel reseptor keseimbangan. Kelembaman endolimfe yang
terdapat dalam kanalis semisirkularis akan menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan
dengan arah putaran/gerakan sehingga kita dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh.
Kanalis
semisirkularis merupakan alat keseimbangan pada telinga manusia. Di dalamnya terdapat endolimfe.
Bila endolimfe bergerak, maka cupula akan ikut bergerak. Gerakan cupula akan diterima oleh sel-sel
reseptor dan diteruskan ke otak sehingga kita bisa merasakan gerakan maju, mundur, ke kanan, dan ke
kiri.
Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel fotoreseptor yang terdapat pada retina dapat
dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima rangsangan cahaya yang
tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas menerima rangsangan cahaya yang
berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas menerima dan mengubah rangsangan cahaya
menjadi impuls, yang selanjutnya oleh otak diubah menjadi sensasi penglihatan.
Penampang bola
mata manusia
Beginilah penampang bola mata yang sebenarnya. Kiri: bagian berwarna hitam adalah koroid. Tampak di
tengah adalah lensa mata. Kanan: tampak di tengah adalah lapisan retina yang melapisi permukaan
dalam bola mata hingga ke bagian belakang.
Aqueous humor, yaitu cairan yang mengisi ruangan antara lensa mata dengan retina.
Viterous humor, ialah cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dengan kornea.
Lensa mata, bentuknya bikonveks, terikat oleh otot siliaris.
Iris (selaput pelangi), merupakan struktur berpigmen yang memberi warna mata. Tersusun atas
serabut otot sirkular.
lapisan neuroepitelium
lapisan bipolar
lapisan ganglion
Akson dari sel-sel ganglion berkumpul membentuk saraf optikus. Tempat berkumpulnya akson-
akson tersebut bintik buta. Sedang dibagian lain dari retina terdapat suatu daerah yang banyak
mengandung sel kerucut dan sel batang. Di tengahnya berupa lekukan yang hanya mengandung
sel kerucut, disebut fovea sentralis (bintik kuning).
Sel basilus mengandung pigmen rodopsin (senyawa antara vitamin A dengan protein). Bila
terkena sinar rodopsin terurai dan pada waktu gelap terbentuk lagi. Waktu yang diperlukan
untuk proses pembentukan rodopsin ini disebut waktu adaptasi, di mana kita akan kurang dapat
melihat.
Sel konus banyak mengandung pigmen iodopsin, yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Ada
tiga macam sel konus, yaitu yang peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Dari ketiga
pasangan konus itu kita dapat menerima rangsang warna dari spektrum warna ungu sampai
merah.
Mata dikatakan normal bila dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat pada
bintik kuning. Keadaan ini disebut mata emmertrop. Bila sinar yang datang tidak jatuh tepat pada
bintik kuning, maka akan menimbulkan gangguan penglihatan. Berikut ini beberapa jenis
gangguan penglihatan :
Mata hipermetrop, penyebabnya lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang
bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat dibantu dengan lensa cembung (positif).
Mata miop, penyebabnya lensa terlalu cembung, sehingga bayangan jatuh di depan bintik
kuning. Untuk menormalkannya dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).
Mata presbiop. Ini adalah gangguan yang umumnya terdapat pada orang berusia lanjut. Cahaya
sejajar yang datang difokuskan di belakang retina sebab lensa mata terlalu pipih karena daya
akomodasi terlalu lemah.
Mata astigmat, bila cahaya sejajar yang datang tidak difokuskan ke satu titik. Di sebabkan oleh
kornea yang tidak rata. Astigmat teratur, dapat dibantu oleh lensa silindris, sedangkan astigmat
tidak teratur tidak dapat ditolong.
Hermeralopi atau rabun senja, disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Bila berkelanjutan akan
diikuti gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), kemudian mengeringnya kornea
(xeroftalmia) dan akhirnya mengalami keratomalasi (rusaknya kornea).
Buta warna, merupakan penyakit mata yang menurun dimana seseorang tidak bisa
membedakan warna tertentu. Mata normal ialah mata yang memiliki 3 macam sel kerucut, yang
disebut mata trikomat sedangkan mata dikromat hanya memiliki dua sel kerucut. Dengan
demikian dapat terjadi kemungkinan: buta warna merah (protanopia) buta warna hijau
(duteranopia), atau buta warna biru (tritanopia). Ketiganya disebut buta warna sebagian. Jenis
penyakit buta warna lainnya adalah mata monokromat, yang hanya memiliki satu macam sel
kerucut. Orang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih. Kasus seperti itu
disebut buta warna total.