Anda di halaman 1dari 2

a) Risiko injuri yang berhubungan dengan kejang berulang, serta penurunan

tingkat kesadaran
b) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(hipersalivasi)

a. Intervensi keperawatan yang tepat untuk diagnosis prioritas tersebut adalah?

Jawaban :

 Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan kejang berulang, serta


penurunan tingkat kesadaran

Tujuan : dalam waktu 1x24 jam perawatan, klien bebas dari cedera yang
disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran.
NOC:
a. Knowledge : Personal Safety
b. Safety Behavior : Faal Prevention and Falls occurance
c. Safety Behavior : Physical Injury Environmental Management safety
Kriteria Hasil: menghindari stimulus kejang, melakukan pengobatan
teratur untuk menurunkan intensitas kejang.
- Tidak ada cedera fisik
- pasien dalam kondisi aman
- Tidak ada memar dan tidak jatuh
NIC:
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan atau benda tajam)
4. Memasang side rail tempat tidur
5. Memberikan spatel lidah yang di beri ba talan kasa guna untuk mencegah
terjadinya luka pada lidah saat terjadi kejang
6. Membatasi pengunjung
7. Memberikan penerangan yang cukup
8. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
9. meminta keluarga agar tidak meninggalkan pasien
9. Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang (Diazepam, Lorazepam)

 Bersihan jalan nafas tidak efektif bd spasme otot (hipersaliva)

Tujuan :
dalam waktu 1x24 jam perawatan, frekwensi pernafasan pasien kembali normal.
Kriteria Hasil :
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan
nafas
NIC :
Respiratory status : ventilation
Respiratory status : airway patency

NOC :
1. Pastikan kebutuha oral/ traceal suctioning
2. Memonitor O2 pasien
3. Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6. Berikan bronkodilator bila perlu
7. Kolaborasi dalam pemberian obat

Sumber:
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G.(2002). BukuAjar Keperawatan Medical Bedah.
volume II. Jakarta : ECG
Carpenito, Lynda Jual-Moyet.2008.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai