Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Wardhal Fitrah

NIM : 14420191074
STANDAR OPERASIONAL
HARI/TGL : Senin, 23 Maret 2020
PROSEDUR
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAN DISASTER
INITIAL ASSESMENT PADA PASIEN NON TRAUMA
DEFINISI Initial Assesment Adalah untuk memprioritaskan pasien dan memberikan
penanganan segera.ketika. ketika melakukan pengkajian, paien harus aman
dan dilakukan secara cepat dan tepat dengan mengkaji tingkat kesadaran.
INDIKASI Pasien yang mengalami kegawat daruratan trauma dan non trauma
TUJUAN 1. Untuk mengetahui secara cepat kondisi korban
2. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada korban yang
mengalami kondisi yang mengancam kehidupan
3. Untuk meminimalkan tingkat kerusakkan / tingkat keparahan korban.
PERSIAPAN Alat pelindung diri ( APD ) : Masker, Sarung tangan
ALAT
PERSIAPAN Persiapapan penderita dibagi menjadi 2 fase :
PASIEN 1. Tahap Pra Rumah Sakit
Prinsip utama adalah tidak boleh membuat keadaan lebih parah ( Do no
Further Harm ). Tindakan yang harus dilakukan oleh petugas lapangan/
paramedik adalah:
a. Menjaga airway dan breathing.
b. Mengontrol perdarahan dan syok.
c. Imobilisasi penderita.
d. Pengiriman ke rumah sakit terdekat/ tujuan dengan segera.
2. Tahap rumah sakit
Pada fase rumah sakit perlu dilakukan perencanaan sebelum penderita
tiba, sebaiknya ada ruangan khusus resusitasi serta perlengkapan airway
(laringoskop, endotracheal tube) yang sudah dipersiapkan, perlengkapan
monitoring serta tenaga laboratorium dan radiologi. Semua tenaga medik
yang berhubungan dengan penderita harus dihindarkan dari kemungkinan
penularan penyakit menular dengan cara penganjuran menggunakan alat-
alat protektif seperti masker/face mask, handscoon.
PERSIAPAN Aman diri : memakai APD
LINGKUNGAN Aman lingkungan : lingkungan yang tidak mengancam nyawa
Aman pasien : pasien di baringkan di tempat yang datar
PROSEDUR 1. Evaluasi kondisi lingkungan tempat kejadian, Amankan pasien dan
penolong dan bahaya lingkungan
2. Penolong memasang APD, terutama untuk penolongyang berasal dari
team ambulance pre hospital
3. Kaji respon/kesadaran dengan sapa atau panggil korbandengan suara yang
keras lalu tepuk dan goyang tubuh korban
4. Kaji kemungkinan pasien mengalami fraktur servicald dengan melihat
tandatanda luka di kepala, mata lebab, hidung dan telinga berdarah, ada
fraktur cravicula. Riwayat trauma menunjang untuk fraktur servical.Jika
ada fraktur servikal segera pasang collar cervical (collar neck )
5. Airway : Kaji kepatenan airway (saluran pernapasan pasien/mulut
korban) dengan :
a. Lihat :
- Apakah ada benda asing di mulut korban
- Apakah ada penyumbatan jalan nafas
- Adakah pergerakkan dada-perut waktu bernapas
- Lihat apakah bibir sianosis
b. Dengar : Suara nafas korban ( apakah normal, adakah suara nafas
hilang)
c. Raba : Dekatkan pipi penolong dengan hidung mulut korban. Apakah
terasa hembusan nafas korban dari hidung atau mulut
6. Breathing : Kaji kemampuan bernapas (breathing ) dengan melakukan :
a. Lihat
1) Adakah sianosis
2) Adakah jejas di dada

b. Dengar
Tempelkan pipi penolong ke hidung korban, sambil mendengarkan
suara nafas korban, apakah normal, menurun, menghilang, atau suara
nafas tambahan
c. Raba
1) Apakah ada hawa ekspirasi
2) Palpasi dada korban,apakah ada udema, nyeri tekan
7. Kaji kondisi sirkulasi darah korban dengan melakukan :
a. Raba nadi arteri carotis, rasakan denyutannya, jika tidak teraba maka
lakukan RJP
b. Raba nadi arteri radialis, hitung frekuensinya, tachicardi atau tidak
c. Raba ekstremitas, yang banyak teraba dingin atau tidak
8. Kaji kondisi cedera tambahan ( eksposure ) dengan melakukan :
a) Tindakan Log Roll ( nilai bagian belakang ) dilakukan secara team,
jika ada fraktur servical, minta bantuan orang lain untuk memfiksasi
kepala dan leher
b) Buka pakaian belakang, jika kesulitan gunting pakaian korban, lihat
jejas, luka-luka, perubahan bentuk tulang dari punggung, panggul
sampai dengan kaki bagian belakang
c) Rapikan pakaian korban, perintahkan team untuk mendekatkan tandu
ke punggung korban
d) Kembalikan posisi korban ke posisi semulalaluselimuti korban untuk
mencegah hipotermia
e) Catat kelainan yang ditemukkan terutama yang mengancam jiwa.
9. Buat keputusan apakah korban dalaam kategori :
a) Kritis ( critical ) : ( semua A, B, C negative )
Cardiac arrest, respiratory arrest
b) Tidak stabil ( unstabil ) : Salah dua dari A, B, C, D dan E negative )
Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak paten, trauma kepala dan
dada yang berat, shock, nyeri dada yang hebat, fraktur tulang panjang,
diduga menginitis, luka tusuk pada dada, leher, abdomen dan
genetalia, penurunan kedasaran, luka bakar> 10% orang dewasa, luka
bakar > 5%untuk anakanak
c) Saraf, dan sirkulasi. Resiko tidak stabil ( potential unstable ) : salah
satu dari A,B,C, D dan E negative Trauma yang serius, injury yang
tersembunyi, injury ekstremitas dengan kerusakkan saraf dan
sirkulasi, tidak ada tanda-tanda shock, tidak ada komplikasi lainnya
10. Buat keputusan apakah korban dalam kategori :
a. Kritis ( critical ): ( Semua A,B, C negative )
Cardiac arrest, respiratory arrest
b. Tidak stabil ( Unstable ) Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak
paten, trauma kepala dan dada yang berat, shock, nyeri dada yang
hebat, fraktur tulang panjang, diduga menginitis, luka tusuk pada
dada, leher, abdomen dan genetalia, penurunan kesadaran, luka bakar
> 10% orang deawasa, luka bakar >5% untuk anakanak
c. Resiko tidak stabil ( potential ustable ): Salah satu A,B, C, D dan E
negative ) Trauma yang srius, injury yang tersembunyi, injury
ekstremitas dengan kerusakkan saraf dan sirkulasi, tidak ada tanda-
tanda shock, tidak ada komplikasi lainnya
d. Stabtable : Semua A, B, C, D dan E positif Injury yang kecil dengan
tanpa perdarahan yang banyak, tidak ada kerusakkan, tidak ada tanda-
tanda shock , tidak ada komplikasi lainnya.
11. Untuk korban yang kritis dan tidak stabil segera ditransportasi dan
diobati, dilakukan pencatatan tanda-tanda vital. Bila kondisi korban telah
stabil, maka dilakukan survey sekunder.
12. Untuk korban yang resiko tidak stabil, dilakukan pencatatan tanda-tanda
vital dan survey sekunder.
EVALUASI Penilaian ulang penderita dengan mencatat, melaporkan setiap perubahan
pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi. Monitoring tanda-tanda
vital dan jumlah urine.
NAMA : Wardhal Fitrah
NIM : 14420191074
STANDAR OPERASIONAL
HARI/TGL : Senin, 23 Maret 2020
PROSEDUR
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAN DISASTER
INITIAL ASSESMENT PADA PASIEN TRAUMA
DEFINISI Tindakan penilaian secara secepat fungsi vital penderita berdasarkan
prioritas, diikuti resusitasidan stabilisasi
INDIKASI Pasien yang mengalami kegawat daruratan trauma dan non trauma
TUJUAN 1. Untuk mengetahui secara cepat kondisi korban
2. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada korban yang
mengalami kondisi yang mengancam kehidupan
3. Untuk meminimalkan tingkat kerusakkan / tingkat keparahan korban.
PERSIAPAN Alat pelindung diri ( APD ) : Masker, Sarung tangan
ALAT
PERSIAPAN Amankan pasien dan lingkungan
PASIEN
PERSIAPAN Aman diri : memakai APD
LINGKUNGAN Aman lingkungan : lingkungan yang tidak mengancam nyawa
Aman pasien : pasien di baringkan di tempat yang datar
PETUGAS Dokter, Perawat, Perawat emrgrncy/Paramedis.
PROSEDUR 1. Evaluasi kondisi lingkungan tempat kejadian, Amankan pasien dan
penolong dan bahaya lingkungan
2. Penolong memasang APD, terutama untuk penolongyang berasal dari
team ambulance pre hospital
3. Kaji respon/kesadaran dengan sapa atau panggil korbandengan suara yang
keras lalu tepuk dan goyang tubuh korban
4. Kaji kemungkinan pasien mengalami fraktur servicald dengan melihat
tandatanda luka di kepala, mata lebab, hidung dan telinga berdarah, ada
fraktur cravicula. Riwayat trauma menunjang untuk fraktur servical.Jika
ada fraktur servikal segera pasang collar cervical (collar neck )
5. Airway : Kaji kepatenan airway (saluran pernapasan pasien/mulut korban)
dengan :
a. Lihat :
- Apakah ada benda asing di mulut korban
- Apakah ada penyumbatan jalan nafas
- Adakah pergerakkan dada-perut waktu bernapas
- Lihat apakah bibir sianosis
b. Dengar : Suara nafas korban ( apakah normal, adakah suara nafas
hilang)
c. Raba : Dekatkan pipi penolong dengan hidung mulut korban. Apakah
terasa hembusan nafas korban dari hidung atau mulut
6. Breathing : Kaji kemampuan bernapas (breathing ) dengan melakukan :
a. Lihat
1) Adakah sianosis
2) Adakah jejas di dada
b. Dengar
Tempelkan pipi penolong ke hidung korban, sambil mendengarkan
suara nafas korban, apakah normal, menurun, menghilang, atau suara
nafas tambahan
c. Raba
1) Apakah ada hawa ekspirasi
2) Palpasi dada korban,apakah ada udema, nyeri tekan
7. Kaji kondisi sirkulasi darah korban dengan melakukan :
a. Raba nadi arteri carotis, rasakan denyutannya, jika tidak teraba maka
lakukan RJP
b. Raba nadi arteri radialis, hitung frekuensinya, tachicardi atau tidak
c. Raba ekstremitas, yang banyak teraba dingin atau tidak
8. Kaji kondisi cedera tambahan ( eksposure ) dengan melakukan :
a. Tindakan Log Roll ( nilai bagian belakang ) dilakukan secara team,
jika ada fraktur servical, minta bantuan orang lain untuk memfiksasi
kepala dan leher
b. Buka pakaian belakang, jika kesulitan gunting pakaian korban, lihat
jejas, luka-luka, perubahan bentuk tulang dari punggung, panggul
sampai dengan kaki bagian belakang
c. Rapikan pakaian korban, perintahkan team untuk mendekatkan tandu
ke punggung korban
d. Kembalikan posisi korban ke posisi semulalaluselimuti korban untuk
mencegah hipotermia
e. Catat kelainan yang ditemukkan terutama yang mengancam jiwa.
9. Buat keputusan apakah korban dalaam kategori :
a. Kritis ( critical ) : ( semua A, B, C negative )
Cardiac arrest, respiratory arrest
b. Tidak stabil ( unstabil ) : Salah dua dari A, B, C, D dan E negative )
Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak paten, trauma kepala dan
dada yang berat, shock, nyeri dada yang hebat, fraktur tulang
panjang, diduga menginitis, luka tusuk pada dada, leher, abdomen
dan genetalia, penurunan kedasaran, luka bakar> 10% orang dewasa,
luka bakar > 5%untuk anakanak
c. Saraf, dan sirkulasi. Resiko tidak stabil ( potential unstable ) : salah
satu dari A,B,C, D dan E negative Trauma yang serius, injury yang
tersembunyi, injury ekstremitas dengan kerusakkan saraf dan
sirkulasi, tidak ada tanda-tanda shock, tidak ada komplikasi lainnya
10. Buat keputusan apakah korban dalam kategori :
a. Kritis ( critical ): ( Semua A,B, C negative )
Cardiac arrest, respiratory arrest
b. Tidak stabil ( Unstable ) Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak
paten, trauma kepala dan dada yang berat, shock, nyeri dada yang
hebat, fraktur tulang panjang, diduga menginitis, luka tusuk pada
dada, leher, abdomen dan genetalia, penurunan kesadaran, luka bakar
> 10% orang deawasa, luka bakar >5% untuk anakanak
c. Resiko tidak stabil ( potential ustable ): Salah satu A,B, C, D dan E
negative ) Trauma yang srius, injury yang tersembunyi, injury
ekstremitas dengan kerusakkan saraf dan sirkulasi, tidak ada tanda-
tanda shock, tidak ada komplikasi lainnya
d. Stabtable : Semua A, B, C, D dan E positif Injury yang kecil dengan
tanpa perdarahan yang banyak, tidak ada kerusakkan, tidak ada tanda-
tanda shock , tidak ada komplikasi lainnya.
11. Untuk korban yang kritis dan tidak stabil segera ditransportasi dan
diobati, dilakukan pencatatan tanda-tanda vital. Bila kondisi korban telah
stabil, maka dilakukan survey sekunder.
12. Untuk korban yang resiko tidak stabil, dilakukan pencatatan tanda-tanda
vital dan survey sekunder.
EVALUASI Penilaian ulang penderita dengan mencatat, melaporkan setiap perubahan
pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi. Monitoring tanda-tanda
vital dan jumlah urine.

Anda mungkin juga menyukai