Anda di halaman 1dari 8

Kreano 10 (2) (2019): 171-178

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa


SMA pada Materi Geometri Ruang
 
Muslimin1, Sunardi2

Universitas Muhammadiyah Palembang


1,2

Corresponding Author: muslim_ump@yahoo.com1, sunardi_hek@yahoo.co.id2

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v10i2.18323
Received : February 2 2019; Accepted: December 2 2019; Published: December 4 2019

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) dalam matematika. Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi geometri ruang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan penalaran matematika siswa SMA pada materi geometri ruang.
Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menganalisis kemampuan penalaran siswa dari instrumen
yang diberikan. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis yang berjumlah 5 soal. Berdasarkan hasil pe-
nelitian penelitian di SMA YPI Tunas Bangsa Palembang diperoleh nilai rata-rata kemampuan penalaran matematika
siswa sebesar 66,11 yang tergolong cukup. Secara keseluruhan, indikator kemampuan penalaran matematika yang
banyak dikuasai siswa adalah menyajikan pernyataan matematika dengan gambar dan tulisan, sedangkan indikator
kemampuan penalaran matematika yang kurang dikuasai siswa adalah menarik kesimpulan dari suatu pernyataan.

Abstract
This research is motivated by the low mathematical reasoning abilities of high school students in math-
ematics. Students experience difficulties in learning space geometry material. This study aims to describe
the mathematical reasoning abilities of high school students in space geometry. The method of this research
is descriptive qualitative by analyzing the students’ reasoning abilities of the given instrument. The instru-
ments in this study were in the form of written tests totaling 5 questions. Based on the results of research at
Tunas Bangsa Palembang YPI High School, the average mathematical reasoning ability of students of 66.11
was obtained as an average. Overall, the indicator of mathematical reasoning abilities that are controlled by
many students is presenting mathematical statements with images and writing, while indicators of math-
ematical reasoning abilities that are less mastered by students are drawing conclusions from a statement.

Keywords: reasoning ability; space geometry


PENDAHULUAN tika dapat mendorong terjadinya perubahan
Pendidikan matematika di Indonesia substansi kurikulum. Sementara itu peruba-
berkembang sejalan dengan perkembangan han pandangan tentang pembelajaran ma-
pendidikan matematika dunia. Perubahan- tematika sangat dipengaruhi oleh terjadinya
perubahan yang terjadi dalam proses pem- perkembangan mengenai teori belajar baik
belajaran di kelas, selain dipengaruhi adanya yang bersifat umum maupun yang khusus ber-
tuntutan sesuai perkembangan teknologi kaitan dengan belajar matematika. Walaupun
dan ilmu pengetahuan juga seringkali diawali perubahan pembelajaran matematika saat ini
adanya perubahan pandangan tentang hake- terjadi secara pelan-pelan, akan tetapi upaya-
kat matematika serta pembelajarannya. Peru- upaya untuk memperbaiki kualitasnya sesuai
bahan pandangan tentang hakekat matema- perkembangan yang terjadi di dunia mulai
© 2019 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS
p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
Kreano 10(2) (2019): 171-178 172

dilakukan sekalipun masih bersifat terbatas. puan penalaran. Namun, geometri tampaknya
(Suryadi, 2011) paling relevan dipilih karena sifat materinya
Penalaran mulai ditonjolkan dalam ku- yang khas. Geometri adalah cabang matema-
rikulum matematika di seluruh dunia dan di- tika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa
pandang sebagai upaya utama untuk mere- dapat memahami sifat-sifat dan hubungan
formasi pembelajaran matematika (Safrida, antar unsur geometri serta dapat menjadi pe-
As’ari, & Sisworo, 2016). Penalaran dan mate- mecah masalah yang baik. Masih banyak sis-
matika merupakan satu kesatuan yang tidak wa yang mengalami kesulitan dalam belajar
dapat dipisahkan karena materi matematika geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa
dipahami melalui penalaran. Upaya pening- dalam memahami geometri adalah strategi
katan kemampuan penalaran matematis pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
siswa dapat dilakukan dengan memberikan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, da-
tugas yang tidak rutin. Kemampuan penala- lam pembelajaran geometri selama ini belum
ran matematis salah satu tujuan dari pembe- disesuaikan dengan tingkat perkembangan
lajaran matematika (Anisa, 2014). Penalaran berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan
matematis merupakan suatu kebiasaan otak strategi yang tepat yang disusun berdasarkan
yang apabila dikembangkan dengan baik dan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam
konsisten akan memudahkan dalam mengko- geometri (Safrina, 2014).
munikasikan matematis baik secara tertulis Pada pembelajaran geometri ditemu-
maupun lisan. Ada 4 indikator bahwa seorang kan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
siswa melakukan penalaran, yaitu siswa: (a) belajar. Siswa mengalami kegagalan dalam
Membuat kesimpulan logis; (b) Memberikan memahami konsep-konsep kunci dalam geo-
penjelasan tentang model, fakta, properti, metri dan belajar geometri tanpa memahami
hubungan, atau pola yang ada; (c) Membuat terminologi dasar. Hal serupa juga diungkap-
dugaan dan bukti; dan (d) Menggunakan pola kan oleh Burger dan Shaughnessy (1986) yang
hubungan untuk menganalisa situasi, mem- menyatakan bahwa siswa memiliki kesulitan
buat analogi, atau menggeneralisasikan (Na- dalam mengidentifkasi gambar dan kesuli-
pitupulu et al, 2016). tan pada masalah pembuktian suatu teorema
Menurut hasil survey IMSTEP-JICA pada bangun dalam pembelajarn geometri.
(Herman, 2007) rendahnya pemahaman siswa Selanjutnya, survey dari Programme for Inter-
dalam matematika salah satunya disebabkan national Students Assessment (PISA) (2000)
oleh pembelajaran matematika yang terlalu mengungkapkan bahwa siswa masih lemah
berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dalam geometri, lebih khusus dalam pemaha-
dan mekanistik, pembelajaran berpusat pada man ruang dan bentuk. (Sulistiawati, Suryadi,
guru, konsep matematika disampaikan secara & Fatimah, 2016)
informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan Demikian pula halnya dengan hasil
banyak soal tanpa pemahaman yang menda- survey Programme for International Students
lam. Akibatnya, kemampuan penalaran dan Assesment (PISA, 2012)the United States per-
kompetensi strategis siswa tidak berkembang formed below average in mathematics in 2012
sebagaimana mestinya. Kemampuan penala- and is ranked 27 th (this is the best estimate,
ran menjadi salah satu tujuan dalam pembe- although the rank could be between 23 and 29
lajaran matematika di sekolah yaitu melatih due to sampling and measurement error yang
cara berpikir dan bernalar dalam menarik ke- menunjukkan bahwa siswa lemah dalam
simpulan, mengembangkan kemampuan me- geometri, khususnya dalam pemahaman ru-
mecahkan masalah, serta mengembangkan ang dan bentuk. Penelitian bermaksud untuk
kemampuan menyampaikan informasi atau mengetahui kesulitan-kesulitan yang mung-
mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tu- kin dialami oleh siswa dalam pembelajaran
lisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan se- geometri ruang khususnya untuk materi titik,
bagainya (Depdiknas, 2006). garis, bidang, jarak dan sudut yang berkaitan
Di Matematika, seluruh materi sebenar- dengan kemampuan penalaran matematis
nya bisa digunakan untuk mengukur kemam- siswa.

UNNES JOURNALS
173 Muslimin & Sunardi, Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMA pada Materi Geometri Ruang
 
METODE Tabel 1. Rubrik Penskoran Soal Penalaran
Penelitian ini dilakukan pada semester Skor Indikator Penskoran
ganjil tahun akademik 2018/2019. Subjek pen- Jawaban sempurna dan terlihat semua
elitian adalah kelas XII IPA 3 SMA YPI Tunas 4 indikator penalaran secara sistematis dan
benar
Bangsa Palembang yang berjumlah 30 siswa.
Jawaban benar, tetapi hanya terlihat be-
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
3 berapa dari indikator penalaran yang di-
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskrip- ingikan soal.
sikan gambaran kemampuan penalaran ma- Jawaban benar secara parsial dan men-
tematika siswa SMA pada materi geometri 2 gandung lebih dari satu indikator penal-
ruang. Variabel dalam penelitian ini adalah aran yang diinginkan soal.
kemampuan penalaran matematika siswa Jawaban salah, respon (penyelesaian) ti-
SMA. Kemampuan penalaran matematika da- dak terselesaikan secara keseluruhan na-
1
lam penelitian ini meliputi kemampuan meny- mun mengandung sekurang-kurangnya
satu indikator penalaran yang benar
ajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar, dan diagram, kemampuan Jawaban salah, respon (penyelesain) di-
dasarkan pada proses atau yang salah
melakukan manipulasi matematika, kemam- 0
atau tidak mengandung indikator penal-
puan menyusun bukti, memberikan alasan aran sama sekali.
atau bukti terhadap beberapa solusi, dan ke- (Modifikasi Thompson: 2006)
mampuan menarik kesimpulan dari pernya-
taan. Kemampuan tersebut dilihat dari nilai HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan Hasil Penelitian
soal-soal geometri ruang yang berbentuk soal Setelah dilakukan penyekoran, dipero-
uraian berjumlah sepuluh soal. leh nilai tes yang kemudian di konversi ke nilai
Prosedur dalam penelitian ini yaitu me- kualitatif berdasarkan kategori ketinggian-
liputi pengurusan surat perizinan di sekolah nya. Hasil akhir nilai kemampuan penalaran
yang akan diteliti, pemilihan soal-soal geo- siswa SMA dapat dilihat pada Tabel 2.
metri ruang dan membuat pilihan jawaban
Tabel 2. Nilai Kemampuan Penalaran Matematika
yang ada di dalam soal, karena soal yang diu- Siswa SMA
jikan berbentuk soal uraian. Kemudian dalam
Nilai
proses pengambilan data, peneliti memberi- Kategori Frekuensi Persentase
Siswa
kan langsung instrumen berupa soal-soal ma- 86-100 Sangat Tinggi 1 2%
teri geometri ruang kepada siswa yang akan 71-85 Tinggi 14 31%
diteliti. 56-70 Cukup 21 47%
Teknik pengumpulan data dalam pene- 41-55 Rendah 7 16%
litian yaitu berupa tes tertulis yang bertujuan 0-40
Sangat Ren-
2 4%
untuk mengetahui gambaran kemampuan dah
penalaran matematika siswa SMA pada ma- Jumlah Siswa 45 100%
teri geometri ruang dengan memberikan se- Jumlah Nilai Siswa 2975
Nilai Rata-rata 66,11
jumlah 5 soal. Tes ini dikerjakan siswa secara
individu. Soal disesuaikan dengan indikator
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bah-
kemampuan penalaran matematika. Selan-
wa nilai rata-rata yang diperoleh siswa untuk
jutnya teknik analisis data dalam penelitian ini tes kemampuan penalaran ini adalah 66,11,
yaitu berupa analisis data tes yang mengacu ini menunjukkan kemampuan penalaran ma-
pedoman rubrik penskoran dan memeriksa tematika siswa SMA tergolong cukup.
skor masing-masing jawaban soal. Adapun Data mengenai kemampuan penala-
pedoman penskoran yang digunakan dapat ran siswa diperoleh dari hasil tes pada soal
dilihat pada Tabel 1. materi geometri ruang. Soal yang diberikan
berjumlah 5 soal uraian yang dikerjakan se-

UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 171-178 174

cara individu dalam waktu 40 menit, jumlah


siswa yang mengikuti tes yaitu 45 siswa. Pe- Pada gambar 1 siswa dapat menyelesai-
nyekoran yang dilakukan mengacu pada rub- kan soal secara lengkap dan benar, dan 4 in-
rik penyekoran, yaitu skor 4 untuk jawaban dikator kemampuan penalaran muncul pada
sempurna, terlihat semua indikator penalaran jawaban siswa.
secara sistematis dan benar, skor 3 untuk ja- Pada Gambar 2 siswa mampu men-
waban benar, tetapi hanya terlihat beberapa jawab dengan benar, akan tetapi salah satu
dari indikator penalaran yang diingikan soal, indikator kemampuan penalaran menarik ke-
skor 2 untuk jawaban benar secara parsial, simpulan dari suatu pernyataan tidak muncul
namun mengandung lebih dari satu indikator pada jawaban siswa. Siswa menjawab soal
penalaran yang diinginkan soal, skor 1 untuk tanpa menggunakan satuan yang benar. Sis-
jawaban Jawaban salah, respon (penyelesai- wa berkarakter demikian cenderung memiliki
an) tidak terselesaikan secara keseluruhan kemampuan berpikir numerik yang lebih ting-
namun mengandung sekurang-kurangnya gi dari pada penalaran (Indrawati, 2015). Pada
satu indikator penalaran yang benar, dan skor awalnya, seorang pembelajar matematika
0 untuk jawaban salah, respon (penyelesain) akan cenderung memilih berhitung. Hal ini ka-
didasarkan pada proses atau yang salah atau rena berhitung, yang merupakan wujud dari
tidak mengandung indikator penalaran sama kecerdasan numeric tidak memerlukan proses
sekali. Gambar 1 merupakan beberapa con- berpikir tingkat tinggi. Namun, pengalaman
toh penyelesaian siswa pada soal nomor 3 dan dan latihan yang intensif akan mendorong sis-
skor yang diperoleh oleh siswa. wa untuk berpikir menalar (Irawan, 2015).

Gambar 1. Jawaban siswa skor 4

Gambar 2. Jawaban siswa skor 3

UNNES JOURNALS
175 Muslimin & Sunardi, Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMA pada Materi Geometri Ruang
 
mampu memanipulasi data pada soal. Siswa
dengan model berpikir yang demikian cende-
rung tergesa dalam bertindak. Dalam konteks
penalaran, model berpikir yang demikian ma-
suk ke dalam kategori berpikir impulsive awal
(Shodiqin dan Zuhri, 2018)

Gambar 3. Jawaban siswa skor 2

Pada gambar 3 siswa menjawab benar


secara parsial, namun respon (penyelesaian)
yang diberikan mengandung dua indikator
kemampuan penalaran. Siswa melakukan ke-
salahan dalam memanipulasi soal. Akibatnya
siswa tidak mampu menyelesaikan soal se-
cara tepat, walaupun sebenarnya siswa telah Gambar 4. Jawaban siswa skor 1
mampu memperoleh hasil perhitungannya,
namun siswa mengalami kesalahan dalam Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa
memberikan satuan dalam menyimpulkan jawaban siswa didasarkan pada proses atau
hasil jawaban. Dalam konteks penalaran, argumen yang salah, siswa tidak memahami
siswa tersebut masih termasuk dalam level materi geometri ruang sehingga indikator ke-
penalaran impulsif (Septianingsih dan Fit- mampuan penalaran tidak muncul dalam ja-
riyani, 2018). Subjek siswa tersebut baru bisa waban siswa.
menyampaikan informasi berdasarkan fakta Berdasarkan hasil tes dapat dilihat bah-
yang tampak. Subjek belum bisa menyelesai- wa rata-rata kemampuan penalaran matema-
kan permasalahan jika masih tersirat. tika siswa SMA adalah 66,11 yang tergolong
Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa ja- cukup. Dari 5 soal yang diberikan, nomor soal
waban salah, soal yang dikerjakan oleh siswa yang paling banyak dijawab benar (skor 4)
tidak terselesaikan secara keseluruhan namun adalah soal nomor 1 dan nomor 4, masing-
mengandung beberapa argumen yang benar masing sebanyak 43 siswa. Sebanyak 28 siswa
yang merupakan indikator dari kemampuan menjawab benar pada soal nomor 2, sebany-
penalaran. Siswa mampu menyatakan soal ak 28 siswa yang menjawab benar pada soal
dalam sebuah gambar serta tulisan, siswa nomor 2. Sedangkan untuk soal nomor 3 dan

Gambar 5. Jawaban siswa skor 0

UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 171-178 176

nomor 5 ada 31 siswa dan 41 siswa yang men- dalam menyelesaikan dengan tepat soal dibe-
jawab benar. rikan.

Soal nomor 1: Diketahui kubus ABCD.EFGH


dengan panjang rusuk 2 cm. Titik M adalah titik
potong garis AC dan garis BD. Tentukan jarak
antara titik H dan titik M! Berikut ini merupak-
an beberapa jawaban siswa untuk soal nomor
satu.

Gambar 7. Jawaban siswa soal nomor 2

Pada soal nomor 2, sebanyak 28 orang


Gambar 6. Jawaban siswa soal nomor 1 siswa menjawab dengan tepat soal yang dibe-
rikan. Siswa mendapat skor sempurna, yaitu
Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa sebanyak 2 siswa. Dikatakan mendapat skor
siswa belum mampu menyatakan soal ke da- sempurna karena mampu memunculkan in-
lam bentuk gambar secara benar, siswa juga dikator kemampuan penalaran yang terdapat
belum mampu memanipulasi soal ke dalam pada soal yaitu menyajikan pernyataan mate-
bentuk rumus yang digunakan untuk menye- matika secara gambar maupun, menyatakan
lesaikan masalah dalam soal. Kemudian siswa
dugaan, melakukan manipulasi matematika,
tidak memberikan satuan yang benar pada
menyusun bukti, dan menarik kesimpulan dari
hasil akhir jawaban. Kesalahan ini menun-
pernyataan. Apabila dibandingkan dengan
jukkan bahwa siswa tidak mampu membuat
soal-soal lain, siswa paling banyak melakukan
kesimpulan secara benar. Terutama pada ba-
kesalahan pada soal ini.
gian manipulasi matematika (Sulistiawati et
al, 2016). Akan tetapi apabila dilihat secara
Soal nomor 3: Diketahui kubus ABCD.EFGH
keseluruhan, hanya ada beberapa siswa yang
dengan panjang rusuk 5 cm. Tentukan jarak an-
melakukan kesalahan dalam menyimpulkan
tara titik C ke bidang BDG! Berikut ini merupak-
hasil akhir jawaban.
an beberapa jawaban siswa untuk soal nomor
tiga:
Soal nomor 2: Diketahui limas beraturan
T.ABCD, panjang rusuk AB = 3 cm dan TA = 6
cm. Tentukan jarak titik B dan garis TD! Berikut Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa sis-
ini merupakan beberapa jawaban siswa untuk wa mampu menyajikan pernyataan matema-
soal nomor dua. tika ke dalam bentuk gambar, hal ini terlihat
pada saat siswa mengambar kubus dengan
Pada gambar 7 siswa mampu menyaji- benar serta menduga rumus yang digunakan
kan pernyataan matematika secara tertulis dalam menyelesaikan soal tersebut. Pada
dan gambar, siswa mampu menyatakan kali- gambar 8 tersebut siswa tidak melakukan
mat pada soal ke dalam simbol matematika, manipulasi matematika, hal itu dikarenakan
panjang DB = dan panjang DO = . Selanjut- siswa lupa menuliskan rumus yang digunakan
nya siswa tidak melakukan suatu memanipul- untuk menyelesaikan soal nomor 3, akibatnya
si soal ke dalam bentuk rumus yang gunakan, siswa mengalami kesulitan dalam melakukan
namun siswa mampu menyusun bukti-bukti manipulasi matematika. Kemudian siswa ti-
UNNES JOURNALS
177 Muslimin & Sunardi, Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMA pada Materi Geometri Ruang
 

Gambar 8. Jawaban siswa soal nomor 3

dak menyimpulkan hasil jawabannya dengan Soal nomor 5: Diketahui piramida Giza di Mesir
benar, siswa lupa menuliskan satuan panjang berbentuk limas segi empat beraturan dengan
yang digunakan dalam soal. panjang rusuk alas 230 m dan panjang rusuk
tegak 219 m. Tentukan jarak terdekat puncak
Soal nomor 4: Diketahui kubus ABCD.EFGH piramida dengan lantai (alas) piramida! Berikut
ini merupakan beberapa jawaban siswa untuk
dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan nilai ko-
soal nomor 5:
sinus sudut antara garis AG dan AC! Berikut ini
merupakan beberapa jawaban siswa untuk soal
nomor 4:

Pada gambar 4 siswa mampu menjawab


soal secara tepat. Siswa mampu menyajikan
pernyataan matematika secara tertulis, ini
terlihat pada saat siswa menuliskan informa-
si yang ada pada soal ke dalam bentuk gam-
bar kubus dengan jelas dan benar. Siswa juga
mampu menyusun bukti untuk menentukan Gambar 10. Jawaban siswa soal nomor 5
penyelesaian dari permasalahan yang diberi-
kan, yaitu dengan mensubstitusikan panjang Pada gambar 10 siswa mampu meny-
sisi samping dan panjang sisi miring dari segi- ajikan informasi pada soal ke dalam bentuk
tiga siku-siku, dan pada akhirnya siswa dapat gambar untuk memudahkan pengerjaan soal,
menarik kesimpulan dari pernyataan yang siswa juga mampu melakukan manipulasi ma-
telah dibuat, yaitu menentukan nilai kosinus tematika, dalam menentukan nilai TO (jarak
sudut antara garis AG dan garis AC dengan titik T ke bidang ABCD). Siswa tidak menyata-
benar. kan dugaan dalam menentukan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan soal. Namun

Gambar 9. Jawaban siswa soal nomor 4

UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 171-178 178

siswa mampu menyusun bukti-bukti dalam DAFTAR PUSTAKA


memperoleh kesimpulan yang benar dari soal Abdullah, I. H. (2016). Berpikir kritis matematik. Delta-
Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matema-
nomor 5, walaupun dalam menyimpulkan ha- tika, 2(1).
sil penyelesaikan siswa terkadang sering sa- Anisa, W. N. (2015). Peningkatan kemampuan pemeca-
lah memberikan satuang panjang yang digu- han masalah matematik melalui pembelajaran
nakan, siswa hanya fokus pada angka-angka pendidikan matematika realistik untuk peserta
didik SMP Negeri di Kabupaten Garut. JP3M
pada soal. (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran
Matematika), 1(1), 73-82.
Pembahasan Bakoban, FI dan Yunisah, R. (2018). Isu-Isu tentang Ren-
dahnya Kemampuan Penalaran Matematika
Berdasarkan data hasil penelitian dapat Siswa Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
disampaikan bahwa kemampuan penalaran Pascasarjana UNIMED publish at Researchgate 1,
siswa SMA masuk dalam kategori cukup. Ada 1-8.
banyak faktor yang menjadi penyebab capai- Depdiknas. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi
Matematika Sekolah Menengah Atas dan Ma-
an ini. Dalam penelitian ini penyebab capaian drasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas
penalaran tidak semuanya optimal aadalah Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk
karena proses berpikir logis, analitis, dan kritis meningkatkan kemampuan berpikir matematis
tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama.
yang kurang. Hal ini selaras dengan penelitian
Educationist, 1(1), 47-56.
Bakoban dan Yunisah (2018). Untuk menguat- Indrawati, F. (2015). Pengaruh kemampuan numerik dan
kan kemampuan penalaran, siswa perlu dila- cara belajar terhadap prestasi belajar matemati-
tih berpikir logis dan kritis. Salah satu caranya ka. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 3(3).
Irawan, A. (2015). Pengaruh kecerdasan numerik dan
adalah membiasakan diri untuk menyelesai- penguasaan konsep matematika terhadap ke-
kan masalah dengan membuat pertanyaan mampuan berpikir kritik matematika. Formatif,
yang tepat, melihat fakta yang tersedia, mem- 4(1).
bedakannya dengan asumsi, hingga menye- Napitupulu, E. E., Suryadi, D., & Kusumah, Y. S. (2016).
Cultivating Upper Secondary Students’ Mathe-
lesaikan masalah tersebut dengan solusi yang matical Reasoning-Ability and Attitude towards
kreatif juga sistematis. Membiasakan diri da- Mathematics Through Problem-Based Learning.
lam berpikir matematis berarti membiasakan Journal on Mathematics Education, 7(2), 117-128.
PISA. (2012). Programme for International Student As-
diri untuk mengkritisi data yang ditampilkan sessment (PISA) Results from PSA 2012. Pisa
dalam kehidupan sehari-hari. Cara yang ham- 2012.
pir serupa dilakukan juga oleh Abdullah (2016) Safrida, L. N., As’ari, A. R., & Sisworo, S. (2016). Pengem-
dalam mebangun berpikir kritis matematis. bangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Prob-
lem Solving Polya untuk Meningkatkan Kemam-
Jika kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif puan Penalaran Matematis Siswa Materi Peluang
tersebut naik, tentu kemampuan penalaran Kelas XI SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
siswa juga membaik. dan Pengembangan, 1(4), 583-591.
Safrina, K. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan
masalah geometri melalui pembelajaran koop-
PENUTUP eratif berbasis teori van hiele. Jurnal Didaktik
Simpulan Matematika, 1(1).
Dari hasil penelitian di SMA YPI Tunas Septianingsih, S. N. E., & Fitriyani, H. (2018, January).
Profil Kemampuan Penalaran Siswa Kelas Viii
Bangsa Palembang diperoleh nilai rata-rata Smp Muhammadiyah 1 Gamping Tahun Ajaran
kemampuan penalaran matematika siswa 2015/2016 Ditinjau Dari Gaya Kognitif Refle-
sebesar 66,11 yang tergolong rendah. Secara ktif-Impulsif. In Seminar Nasional Pendidikan
keseluruhan, indikator kemampuan penalaran Matematika Ahmad Dahlan (Vol. 1, pp. 217-223).
Shodiqin, A., & Zuhri, M. S. (2018). Berpikir Impulsif
matematika yang banyak dikuasai siswa ada- Dalam Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
lah menyajikan pernyataan matematika den- Menengah Pertama. Pythagoras: Jurnal Program
gan gambar dan tulisan, sedangkan indikator Studi Pendidikan Matematika, 7(2).
Sulistiawati, S., Suryadi, D., & Fatimah, S. (2015). Desain
kemampuan penalaran matematika yang ku- Didaktis Penalaran Matematis untuk Mengatasi
rang dikuasai siswa adalah menarik kesimpu- Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan Vol-
lan dari suatu pernyataan. ume Limas. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-
Inovatif, 6(2), 135-146.
Suryadi, D. (2011). Pendidikan Matematika. Junal Pendi-
dikan Matematika.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai