Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK COVID-19 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DI SEKTOR

PARIWISATA DI INDONESIA

Abstrak

Juli M. Siburian

Persebaran COVID-19 atau yang dikenal sebagai virus Corona  yang bermula dari kota


Wuhan, Tiongkok menjadi perhatian serius para ekonom, pelaku bisnis, sampai pengambil
kebijakan di berbagai negara. Sebagai raksasa ekonomi global, Tiongkok merupakan produsen
sekaligus konsumen terbesar global dengan GDP pada tahun 2018 mencapai USD 13,6
triliun. Gejolak yang terjadi di Tiongkok berimbas ke  negara-negara lain yang memiliki aktivitas
perekonomian dengan Tiongkok., salah satunya adalah IndonesiaSalah satu penyebab virus
corona mudah menyebar di Indonesia adalah karena Indonesia merupakan negara dengan Sektor
pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa terbesar kedua di
Indonesia setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit. Jumlah wisatawan China juga berkurang
cukup drastis. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya antara lain
meningkatkan pariwisata dalam negeri dan wisatawan dari luar China. DPR RI perlu mendorong
pemerintah untuk mengantisipasinya dengan menjaga stabilitas perekonomian domestik.

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 merupakan virus corona yang berasal dan pertama kali muncul dari
kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Di duga Covid-19 ini berasal dari hewan kelewar
dan setelah di telusuri, orang-orang yang terinfeksi virus ini merupakan orang-orang yang
memiliki riwayat telah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan,
China.

Virus corona tidak hanya memiliki dampak kesehatan. Dampaknya juga sangat
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata


Agen perjalanan, hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena
dampak dari virus corona ini.

Tidak hanya turis lokal, anjloknya angka turis mancanegara juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari. Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang terdampak oleh penyebaran
virus ini. Ketua Bali Tourism Board (BTB)/ Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali,
Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan telah terjadi 40.000 pembatalan hotel dengan
kerugian mencapai Rp1 triliun setiap bulan (Kontan, 5 Maret 2020).

Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada
perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung, sedangkan
dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan nasional, namun dengan
adanya Covid-19 semuanya tak lagi sama.

Sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara
drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara, yang secara
otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata semakin menurun.

Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga


pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari
luar.

Contohnya, Aston Bogor Hotel & Resort melakukan penutupan yang di mulai pada
tanggal 22 Maret 2020 serta 120 karyawan dipulangkan karena adanya penurunan bisnis yang di
akibatkan oleh pandemi dari virus corona ini.

Bukan hanya sektor pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, tetapi para
karyawan dari jenis perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Yang
dimana pekerjaan atau kegiatan yang biasanya

dilakukan diluar rumah secara langsung sekaran terpaksa harus dilakukan di dalam
rumah.
Sejak merebaknya virus corona, selain memberlakukan kebijakan pembatasan impor
hewan hidup dari China, Pemerintah juga menghentikan penerbangan dari dan ke China per 5
Februari 2020. yang tentunya hal ini juga akan memengaruhi sektor pariwisata Indonesia.
Banyak perusahaan travel dan penerbangan yang mengalami kerugian akibat penghentian
penerbangan dari dan ke China.

Sejak adanya pemberlakuan tersebut, saat ini jumlah kunjungan wisatawan China ke Bali
mengalami penurunan. Pada tahun 2019, dari 6,3 juta wisatawan mancanegara, sebanyak
1.185.519 wisatawan atau 18,2% berasal dari China. Namun pada Januari sampai pertengahan
Februari 2020 tercatat 22.000 wisatawan China batal ke Bali (tribunnews.com, 14 Februari
2020). Hal tersebut sangat memengaruhi perekonomian terutama daerah wisata, seperti Bali,
Lombok, dan lain sebagainya seperti pariwisata di Bali khususnya menjadi beresiko karena
ketergantungannya kepada wisatawan China. Sampai ada dua perusahaan atraksi air di Bali yang
ditutup karena 100% tamunya adalah wisatawan China. Wisatawan mancanegara lain juga ikut
berkurang karena banyak wisatawan negara lain yang mengurungkan niatnya berkunjung ke Bali
karena mudahnya penularan virus ini.

Upaya Mengatasi

Untuk meningkatkan wisatawan selain dari China, pemerintah juga perlu mendorong
sektor pariwisata Indonesia. Selama ini China merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup
diminati negaranegara lain. Adanya kejadian ini dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk
menarik wisatawan berkunjung ke Indonesia. Jadi pemerintah harus mulai gencar
mempromosikan daerah-daerah wisata lainnya di Indonesia dan meningkatkan fasilitas maupun
layanan di tempat-tempat wisata.

Pemerintah juga harus memberikan insentif kepada perusahaan travel dan penerbangan
serta industri pariwisata yang mengalami kerugian akibat penghentian penerbangan dari dan ke
China. Namun pemberian insentif bukan merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi hal ini.
Pemerintah juga perlu meningkatkan daya saing kualitas dan daya tarik pariwisata dalam negeri
(Kompas, 20 Februari 2020). Menteri Pariwisata,Wishnutama, menyatakan kondisi ini
merupakan sebuah tantangan dan sekaligus harus dijadikan peluang untuk mencari potensi lain
yang dapat menjadi daya tarik wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Untuk program yang
sudah berjalan perlu dikelola dan dikemas dengan sebaikbaiknya, sehingga menciptakan daya
tarik wisatawan terutama dari negara lain di luar Cina.

Untuk mengatasi kekhawatiran wisatawan asing yang akan masuk ke Indonesia, saat ini
otoritas 15 bandara utama di Angkasa Pura I sudah melakukan upaya pengetatan pemeriksaan di
berbagai bandara, khususnya bandara Internasional. Dengan menggunakan thermal scanner
dilakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi penumpang yang masuk. Selain itu juga dilakukan
simulasi penanggulangan jika seandainya ada penumpang yang terindikasi terinfeksi virus
corona (voaindonesia. com, 12 Februari 2020).

Tapi untuk saat ini sebagai warga negara yang baik dan patuh pada pemerintah dan aturan
kita hanya perlu disiplin terhadap kebijakan social distancing dan physical distancing (jaga jarak
aman) di rumah saja untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dan perekonomian Indonesia
cepat pulih kembali.

Penutup

Penurunan perekonomian di Cina berdampak juga terhadap perekonomian di di Indonesia


khusunya di sector pariwisata. Karena selama ini banyak turis dari Cina yang datang ke
Indonesia untuk berlibur.

Pemerintah perlu mencari alternatif kebijakan dan strategi untuk mendorong


perekonomian domestik tanpa harus bergantung pada impor barang dari China dan juga mencari
pangsa ekspor ke negara selain China. Pemerintah juga perlu jeli melihat peluang di sektor
pariwisata untuk menarik wisatawan dari negara lain berkunjung ke Indonesia dan meningkatkan
wisatawan domestik. Selain itu masyrakat juga harus mendukung pemerintah dalam
pembangunan pariwisata guna meningkatkan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara.
Referensi

Agustina,Alin.2020.Dampak Pandemi Covid-19 Pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.


https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/66831-Dampak-Pandemi-Covid-19-Pada-
Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia. (diakses pada 6 Mei 2020)
Budiyanty,Eka.2020. DAMPAK VIRUS CORONA TERHADAP SEKTOR PERDAGANGAN
DAN PARIWISATA INDONESIA.Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, 12(1), 1-6.

“Virus Corona Tekan Ekonomi Tiongkok, Dunia Waspadai Perlambatan Global”, 5 Februari
2020, https://katadata.co.id/ telaah/2020/02/05/virus-coronatekan-ekonomi-tiongkok-
duniawaspadai-perlambatan-global, diakses 18 Februari 2020. “Wishnutama:

Anda mungkin juga menyukai