Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Tidak Menular”

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Dian Tukirahmawati 1130119010


2. Alvin Wahyu Kurniawan 1130119020

PRODI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Keluarga “Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Tidak
Menular” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterimakasih Kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang telah
memberi tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat memberi manfaat dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai perilaku mahasiswa terutama
pada saat ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan dapat berguna bagi penulis maupun orang yang membacanya.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang.

Surabaya , 21 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga ................................................................................................
1. Konsep Keluarga.............................................................................................
2. Ciri-ciri Keluarga ...........................................................................................
3. Tipe Keluarga ................................................................................................
4. Struktur Keluarga
5. Fungsi Pokok Keuarga
B. Konsep Penyakit Menular....................................................................................
1. Konsep Penyakit Tidak Menular....................................................................
2. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular..........................................................
3. Karakteristik Penyakit Tidak Menular............................................................
4. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular...........................................................
5. Jenis Penyakit Tidak Menular (Berdasarkan Sistem Organ Tubuh)...............
6. Jenis Penyakit Tidak Menular (Berdasarkan Urgensinya di Indonesia).........
7. Pencegahan Penyakit Tidak Menular.............................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DaftarPustaka..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis 63% penyebab
kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa/tahun (WHO,2010). Di
Indonesia sendiri, penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan
penting dan dalam waktu bersamaan mordibitas dan mortalitas PTM semakin
meningkat. Hal tersebut menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan,
sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia. Peningkatan PTM berdampak negatif juga pada ekonomi dan
produktivitas bangsa.
Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya
besar. Selain itu, dampak PTM adalah terjadinya kecacatan permanen. Secara
global, regional, dan rasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Apabila
seseorang menderita penyakit tidak menular, berbagai tingkatan produktivitas
menjadi terganggu. Penderita ini menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena
menyesuaikan diri dengan jenis dari penyakit tidak menular yang dideritanya. Hal
ini akan berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan tidak diketahui kapan
sembuhnya karena memang secara medis penyakit tidak menular tidak bisa
disembuhkan tetapi hanya bisa dikendalikan.
Yang harus menjadi perhatian lebih adalah bahwa penyakit tidak menular
merupakan penyebab kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit menular.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit tidak menular?
2. Apa saja faktor penyebab penyakit tidak menular?
3. Bagaimana cara penyakit tidak menular?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga pada pasien penyakit tidak
menular ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini selain untuk mengurus salah satu tugas kuliah dan
kelompok dalam mata kuliah pengantar ilmu keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L & Lenny
R, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individuyang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing,
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya
1978 dalam Andarmoyo, 2012).
2. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
c) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan
d) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak
e) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
f) Ciri Keluarga Indonesia
g) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong
h) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran
i) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah.

3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantungan kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan menurut Setiadi, 2008 hal.4:
a) Secara tradisional : Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2
yaitu:
- Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
- Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman-bibi)
b) Secara modern : Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :
- Tradisional Nuclear : Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah
- Reconsituted Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu
rumah dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar
rumah
- Nidle Age/Aging Couple : Suami sebagai pencari uang, istri
dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karir
- Dyadic Nuclear : Suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah
- Single Parent : Satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar
rumah
- Dual Carrier : Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak
- Commuter Married : Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu
- Single Adult : Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah
- Three Generation : Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
- Institusional : Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu
panti-panti
- Comunal : Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian
fasilitas
- Group Marriage : Satu perumahan terdiri dari orangtua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
menikah dengan yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak
- Unmarried Parent and Child : Ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dihendaki, anaknya diadopsi
- Cohibing Coiple : Dua orang tua atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa menikah
- Gay and Lesbian Family : Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam
menurut Setiadi, 2008 hal.6 diantaranya:
a) Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b) Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
garis ibu
c) Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara istri
d) Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara suami
e) Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dnegan suami atau istri
5. Fungsi Pokok Keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
a) Fungsi afektif adalah Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain
b) Fungsi sosialisasi Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meinggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah
c) Fungsi reproduksi Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
d) Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan Fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut:
a) Asih : Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
b) Asuh : Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
c) Asah : Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya

B. Konsep Penyakit Tidak Menular


1. Definisi
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak memiliki
tandaklinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui
dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan penyakit
(Kemenkes RI, 2014). Kondisi tersebut menyebabkan keterlambatan dalam
penanganan dan menimbulkan komplikasi PTM bahkan berakibat kematian.
Beberapa karakteristik PTM antara lain, ditemukan di negara industri
maupun negara berkembang, tidak ada rantai penularan, dapat berlangsung
kronis, etiologi atau penyebab tidak jelas, multikausal atau penyebabnya lebih
dari satu, diagnosis penyakit sulit, biaya mahal dan tidak muncul
dipermukaan seperti fenomena gunung es serta mortalitas dan morbiditasnya
tinggi. PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya dengan
upaya promotif dan preventif (Bustan, 2007).

2. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Faktor risiko PTM adalah kondisi yang dapat memicu terjadinya PTM
pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko PTM dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Faktor risiko tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan
keturunan (genetik).

b. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:

1) Faktor risiko perilaku: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam


berlebih, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol dan stress.
2) Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya dan kendaraan
yang tidak layak jalan, infrastruktur yang tidak mendukung untuk
pengendalian PTM serta stres sosial.

3) Faktor risiko fisiologis: obesitas, gangguan metabolisme kolesterol


dan tekanan darah tinggi (Kemenkes RI, 2014).

3. Karakteristik Penyakit Tidak Menular


Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik
tersendiri, seperti:
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
b. Masa inkubasi yang panjang dan laten
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Mempunyai variasi yang luas
f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.
Perbedaan PTM ini dengan penyakit menular memerlukan pendekatan
epidemiologi tersendiri mulai dari penentuannya sebagai masalah kesehatan
masyarakat sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Misalnya, ketika melakukan observasi keadaan PTM di lapangan.
Dalam mengamati PTM yang kronis dan masa latent yang panjang, dapat
ditemukan beberapa kesulitan dengan hanya melakukan pengamatan
observasional yang berdasarkanpengalaman pribadi dari anggota masyarakat
saja. Jika observasi ini ditujukan untuk menentukan hubungan antara
keterpaparan dengan terjadinya penyakit, maka beberapa kesulitan dapat
dihadapi.
Situasi-situasi dimana pengamatan perorangan dianggap kurang cukup untuk
menetapkan hubungan antara paparan dengan penyakit dapat disebabkan oleh
faktor-faktor berikut:
a. Masa laten yang panjang antara exposure dengan penyakit
b. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur
c. Insiden penyakit yang rendah
d. Risiko paparan yang kecil
e. Penyebab penyakit yang multikompleks.

4. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi: Akut dan Kronis.
Berdasarkan sifat penularannya dapatdibagi menjadi: Menular dan Tidak
Menular. Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen
penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya. Untuk penyakit
menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit
(mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan.
Sedangkan untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat
interaksi antara agen penyakit (nonliving agent), manusia dan lingkungan.
Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat kronis. Pada
Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan dibahas adalah
penyakit-penyakit yang bersifat kronis.
5. Jenis Penyakit Tidak Menular, Berdasarkan Sistem Organ Tubuh
a. Penyakit keganasan (misalnya: Kanker)
b. Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolic
c. Penyakit sistem saraf
d. Penyakit sistem  pernapasan
e. Penyakit sistem  sirkulasi
f. Penyakit mata dan adnexa
g. Penyakit telinga dan mastoid
h. Penyakit kulit dan jaringan subkutaneus
i. Penyakit  sistem  muskuloskeletal dan jaringan penyambung
j. Penyakit sistem genitourinaria
k. Penyakit gangguan mental dan perilaku
l. Penyakit kelainan darah dan gangguan pembentukan organ darah.
6. Jenis PTM Berdasarkan Urgensinya di Indonesia
a. Obesitas, kelebihan berat badan dari berat badan ideal
b. Diabetes, penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secara efektif
c. Stroke, kondisi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi
kematian sel-sel pada sebagian area di otak
d. Penyakit jantung, jantung koroner terjadinya penyumbatan aliran darah
pada arteri coroner
e. Hipertensi, peningkatan tekanan darah yang dapat menimbulkan
kerusakan pada organ lain; ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
f. Kanker payudara, adanya tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara
g. Kanker leher Rahim, tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher Rahim
h. Asma, kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas
i. PPOK, adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang tidak
sepenuhnya bisa kembali normal
j. Kanker pada Anak
k. Gangguan Penglihatan  dan  Kebutaan
l. Gangguan Pendengaran dan  Ketulian
m. Gangguan Fungsional.
7. Pencegahan
a. Perilaku hidup sehat seperti : tidak merokok, konsumsi sayur dan buah
lebih dari 5 porsi per hari, konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok the
per orang per hari, konsumsi gula tidak lebih dari 4 sendok makan per
orang per hari, konsumsi lemak (minyak) tidak lebih dari 5 sendok
makan perorang perhari, aktifitas fisik minimal 30 menit per hari
sebanyak 3-5 kali per minggu, tidak mengonsumsi alkohol dan
kendalikan stress.
b. Lingkungan yang sehat : bebas polusi udara, kendaraan yanglayak jalan,
fasilitas umum untuk aktifitas fisik seperti tempat bermain dan olahraga.
c. Menjaga kondisi tubuh seperti : berat badan ideal, gula darah normal,
kolesterol dan tekanan darah normal.
d. Cek kesehatan berkala: Direkomendasikan untuk mau memeriksakan diri
dengan melakukan deteksi dini, khususnya bagi yang berisiko tinggi
Penyakit Tidak Menular.
e. Manfaatkan pelayanan kesehatan terdekat, dengan keluhan, keluhan kecil
atau tanpa keluhan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Tahapan dari proses keperawatan keluarga


1. Tahap pengkajian.
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.Pada tahap ini
hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a) Data Umum
- Meliputi nama kepala keluarga, alamat, telepon, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi yang terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status imunisasi dari
masing-masing anggota serta genogram.
- Type Keluarga: Menjelaskan mengenai jenis tipe beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe tersebut.
- Suku bangsa : Mengkaji asal suku bangsa dan mengidentifikasikan tentang
kesehatan, juga dapat mengidentifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan
oleh keluarga.
- Agama : Mengkaji agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga : Ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota lainnya. Selain itu status social ekonomi ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan, serta barang-barang yang
dimilikinya.
Laki-laki Perempuan
Identifikasi klien

yang sakit

Menikah Pisah
Meninggal

Tidak menikah Anak adopsi


Cerai

Tinggal dalam satu

Aborsi rumah
Kembar

Genogram keluarga adalah suatu diagram yang menggambarkan pohon


keluarga. Genogram ini merupakan suatu alat pengkajian informatif yang
digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan sumbernya keluarga.Diagram
ini menggambarkan hubungan untuk memahami kehidupan keluarga dihubungkan
dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus memuat
informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing orang tua).
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Dimana ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi dan kendala yang
dihadapi oleh keluarga.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti : Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota dan sumber pelayanan yang digunakan.
1) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan
rumah, dan denah rumah.
b) Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan
penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan
dengan kebiasaan berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan untuk berkumpul serta perkumpulan yang
ada.
e) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah
anggota yang sehat, fasilitas yang dimiliki untuk menunjang kesehatan yang
meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dan fasilitas sosial dari
masyarakat setempat.
2) Struktur Keluarga
a) Struktur peran. Menjelaskan peran dari masing-masing anggota baik secara
formal maupun informal.
b) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut,
yang berhubungan dengan kesehatan.
c) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan mengendalikan dan
mempengaruhiorang lain untuk mengubah perilaku.
4) Fungsi Keluarga 19
a) Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan dan
mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi Sosialisasi. Bagaimana interaksi atau hubungan dan sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana menyediakan makanan, pakaian
dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan yang mengenai
sehat-sakit, kesanggupan untuk melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga yaitu :
- Mengenal masalah kesehatan
- Mengenal fakta-fakta dan masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda
dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi terhadap
masalah.
- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Sejauh
mana mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah
dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan,
dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
- Merawat anggota keluarga yang sakit. Mengetahui keadaan penyakitnya,
mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan,
mengetahui sumber- sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan
sikap terhadap yang sakit.
- Memelihara lingkungan rumah yang sehat. Sejauh mana mengetahui
sumber-sumber yang dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan.
- Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat Apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
20
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
- Fungsi Reproduksi. Mengkajiberapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan dalam mengendalikan
jumlah anggotanya.
- Fungsi Ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan sebuah sandang, pangan,
dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya meningkatkan status kesehatan.
5) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
PEMERIKSAAN ANGGOTA KELUARGA
Tn.S Ny.V An.B An.S An.K
KU Baik Baik Baik Baik Baik
TTV TD: TD: - - -
120/80 120/70
mmHg mmHg
N: N: N: N: N:
88x/menit 84x/menit 80x/menit 80x/menit 80x/menit
RR: RR: RR: RR: RR:
24x/menit 24x/menit 22x/menit 22x/menit 22x/menit
S: 36,20C S: 36,50C 36,90C S: 370C S:
37,70C.
KEPALA Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
rambut rambut rambut rambut rambut
berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
hitam hitam hitam. hitam. hitam.
lurus. bergelomb
ang.
MATA Sklera Sklera Sklera Sklera Sklera
tidak tidak tidak tidak tidak
ikterik,kon ikterik,kon ikterik,kon ikterik,ko ikterik,ko
jungtiva jungtiva jungtiva njungtiva njungtiva
tidak tidak tidak tidak tidak
anemis. anemis. anemis. anemis. anemis.
HIDUNG Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
masalah masalah masalah masalah masalah
penciuman penciuman penciuman penciuma penciuma
. . . n. n.
TELINGA Simetris, Simetris, Simetris,Simetris, Simetris,
21
fungsi fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengar pendengar pendengarpendenga pendenga
an baik an baik an baik ran baik ran baik
MULUT Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
bibir bibir bibir bibir bibir
lembab. lembab. lembab. lembab. lembab.
LEHER Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
pembesara pembesara pembesarapembesar pembesar
n kelenjar n kelenjar n kelenjar
an an
tiroid. tiroid. tiroid. kelenjar kelenjar
tiroid. tiroid.
PARU-PARU I: Simetris I: Simetris I: Simetris I: I:
P: Vokal P: Vokal P: Vokal Simetris Simetris

6) Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM yang terjadi pada


keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
arti, tanda atau gejala penyakit Diabetes Mellitus.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga
tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah Diabetes
Melitus.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
cara pencegahan dan perawatan Diabetes Mellitus.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus
berhubungan dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh
lingkungan terhadap faktor pencetus Diabetes Melitus.
7) Intervensi Keperawatan
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM yang terjadi pada
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
arti, tanda atau gejala penyakit Diabetes Mellitus.
Intervensi:
1) Jelaskan arti penyakit Diabetse Melitus
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit Diabetes Melitus
22
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga
tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah Diabetes
Melitus.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit Diabetes Melitus
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita Diabetes Melitus.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
cara pencegahan dan perawatan Diabetes Mellitus.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit Diabetes
Melitus
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan
olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita
Diabetes Melitus.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus
berhubungan dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh
lingkungan terhadap faktor pencetus Diabetes Melitus.
Intervensi:
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit Diabetes Melitus misalnya:
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan
misalnya benda yang tajam
b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi
terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
23

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, 2013. Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu, Mitra Wacana


Media, Jakarta.
Fauzi, Isma, 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, dan Pengobatan Asam Urat,
Diabetes Melitus dan Hipertensi, ARASKA, Jakarta.
Gusti ADP, Salvari, 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga, TIM, Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul, 2011, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Mubarak, Wahid iqbal, dkk, 2011. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan Teori Buku
1, Salemba Medika, Jakarta.
Mubarak, Wahid iqbal dkk, 2012. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan Teori Buku
2, Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta,
Jakarta.
Nurarif, amin huda dkk, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Media Action, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai