Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PEMBELAJARAN

SEMESTER (RPS) Tanggal berlaku :


Tahun Akademi : 2020/2021
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH Masa Berlaku : 2 (dua) Tahun
DASAR Semester : Lima (ganjil )
INSTITUT PENDIDIKAN
NUSANTARA GLOBAL
LOMBOK TENGAH

Mata Kuliah : TELAAH KURIKULUM Kode Mata Kuliah Wajib :


Program Studi : S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH Dosen Pengampu : MUHAMAD RIDWAN HABIBI,
DASAR M.Pd
SKS :3

A. TUJUAN MATA KULIAH


Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1). Menjelaskan pengertian etimologis kurikulum;
2).Menjelaskan tentang filosofi dan definisi kurikulum; 3). Menjelaskan beberapa macam kurikulum; 4). Menyebutkan komponen
utama kurikulum; 5). Menjelaskan hubungan antara kurikulum, pembelajaran, dan tujuan pendidikan; 6). Menjelaskan proses
pengembangan kurikulum dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses pengembangan kurikulum; 7).  Menjelaskan
perkembangan kurikulum di Indonesia; 8).  Menyebutkan dua dokumen KTSP; 9). Menjelaskan KTSP; 9). Menjelaskan silabus; 10).
Menyusun silabus; Menjelaskan RPP; 11).Menyusun RPP.
B. RINCIAN MATERI PEMBELAJARAN

Pertemuan Materi pembelajaran


I Informasi Mata Kuliah
II Pengertian Etimologis Kurikulum
III Filosofi dan Definisi Kurikulum
IV Komponen Kurikulum
V Hubungan Kurikulum, Pembelajaran, dan Tujuan Pendidikan
VI Macam-macam Kurikulum
VII Proses Pengembangan Kurikulum
VIII UTS (Ujian Tengah Semester)
IX Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
X KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dokumen I
XI KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dokumen II
XII Silabus
XIII Praktik Penyusunan Silabus
XIV RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
XV Praktik Penyusunan RPP
XVI UAS (Ujian Akhir Semester)

Pertemuan I: Informasi Mata Kuliah


Dalam pertemuan ini mahasiswa akan menerima fotokopi hand out silabus mata kuliah atau modul ini sekaligus, agar secara dini
mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang akan dipelajari selama satu semester. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat
memperoleh bahan lain untuk lebih memperkaya pengetahuan dan pemahamannya terhadap materi kuliah ini. Beberapa butir kontrak
perkuliahan antara lain dapat disepakati sebagai berikut: 
 Setiap mahasiswa wajib memilik i modul ini;
 Setiap mahasiswa juga harus memiliki satu buku referensi yang disebutkan dalam modul ini;
  Pertemuan ini seluruhnya dilakukan dengan cara pemberian informasi dialog antara dosen dengan mahasiswa;
  Tugas mandiri yang harus dikerjakan oleh mahasiswa harus segera diserahkan kepada mahasiswa sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati;
 Dosen harus mengoreksi dan mengembalikan tugas mandiri kepada mahasiswa;
 Mahasiswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) harus mengikuti remedial teaching atau pembelajaran
remedial tentang materi yang masih kurang tersebut.

Pertemuan II: Pengertian Etimologis Kurikulum


Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latim ”curir” yang artinya pelari, dan ”curere” yang artinya
”tempat berlari”, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai
dengan finish. Dengan demikian, istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani,
dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan.
Pengertian tersebut kemudian digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang
sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Pertemuan III: Filosofi dan Definisi Kurikulum


Dewasa ini terdapat banyak sekali definisi kurikulum, yang kalau dipelajari secara mendalam ternyata dipengaruhi oleh filosofi
atau aliran filsafat tertentu. Pertama, pakar kurikulum yang beraliran perenialisme mendefinisikan kurikulum sebagai ”subject
matter” atau mata pelajaran, ”content” atau isi, dan ”transfer of culture” atau alih kebudayaan (Said Hamid Hasan, dari Tanner dan
Tanner, 1980: 104). Kedua, pakar kurikulum yang menganut aliran essesialisme mendefinisikan kurikulum sebagai ”academic
exellence” atau keunggulan akademis dan ”cultivation of intellect” atau pengolahan intelek.

Pertemuan IV: Komponen Kurikulum


Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari bahwa untuk memahami kurikulum kita dapat membedah definisi kurikulum ke
dalam unsur-unsur kurikulum. Dengan mengetahui unsur-unsur kurikulum, kita akan jauh lebih mudah untuk mengetahui komponen-
komponen kurikulum. Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga dapat menggambarkan berbagai perbedaan dalam definisi kurikulum.
Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah "statement of objectives" (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa
kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran atau instruction (Saylor, Alexander,dan Lewis,
1981).

Pertemuan V: Hubungan Kurikulum, Pengajaran, dan Tujuan Pendidikan


Oliva (1997:12) menyatakan secara tegas bahwa "Curriculum itself is a construct or concept, a verbalization of an extremely
complex idea or set of ideas". Dengan kata lain, salah satu pengertian yang melekat pada kurikulum adalah kurikulum sebagai
verbalisasi dari ide atau gagasan yang teramat kompleks yang ingin dicapai oleh dunia pendidikan. Definisi lain menyatakan
kurikulum sebagai satu dokumen tertulis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya gagasan tersebut memerlukan
penerapan atau pelaksanaan dalam bentuk proses pengajaran dan pembelajaran. Kurikulum sebagai dokumen dan sebagai konsep tidak
mempunyai makna apa-apa jika tidak dilaksanakan oleh pendidik dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam atau di luar
kelas. Bahkan, dalam proses pelaksanaan atau penerapan kurikulum itu sendiri juga menjadi salah satu materi tersendiri dalam
kurikulum itu, yang kita kenal sebagai kurikulum tersembunyi. Dalam kenyataan di lapangan apa yang dilakukan oleh guru di dalam
dan di luar sekolah akan menjadi pengalaman belajar yang sangat mempengaruhi peserta didik. Dan oleh karena itulah maka
pengalaman belajar yang diperoleh siswa di sekolah dalam proses pelaksanaan kurikulum ideal disebut sebagai kurikulum yang
sebenarnya (real curriculum) atau kurikulum faktual (factual curriculum).

Pertemuan VI: Macam-macam Kurikulum


Kita mengenal berbagai macam kurikulum ditinjau dari berbagai aspek:
Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di
dalam dokumen kurikulum
2. Kurikulum aktual atau faktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan
pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan
kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada
bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada
pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.    
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi
kurikulum faktual. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri dan sebagainya akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan kurikulum ideal di sekolah. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas,
sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.

Pertemuan VII: Proses Pengembangan Kurikulum


Proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning outcomes, preparing for
instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve. Unruh dan
Unruh (1984). Kurikulum memang harus dibuat. Disusun dengan proses tertentu. Negara yang memiliki UU tentang Sistem
Pendidikan Nasional mempunyai kepentingan untuk menyusun kurikulum tersebut berdasarkan amanat yang ada di dalam undang-
undang tersebut.

Pertemuan VIII: UTS


Dalam pertemuan V ini, mahasiswa akan menjawab menjawab soal-soal berbentuk Benar – Salah (B/S) sebagai berikut:
1. Secara etimologis, kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari (B/S)
2. Pengertian awal kurikulum berasal dari dunia bisnis dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan (B/S)
3. Pengertian curriculum sama artinya dengan curriculum vitae (B/S)
4. Kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latim ”curir” yang artinya pelari, dan ”curere” yang artinya ”tempat berlari” (B/S).
5. Perilaku dan kegiatan pendidik yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pengalaman belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran merupakan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) (B/S)
6. KTSP merupakan national curriculum (B/S)
7. Pada tahun 1940-an, lembaga pendidikan di Indonesia telah mulai menggunakan istilah kurikulum (B/S)
8. Perubahan kurikulum merupakan keinginan dan kebijakan dari menteri pendidikan atau para pengambil kebijakan pendidikan
(B/S)
9. Rencana Pengajaran 1947 sesungguhnya bukan kurikulum (B/S)
10. Kurikulum untuk lembaga pendidikan sekolah/madrasah lebih baik tidak perlu diubah-ubah sehingga menimbulkan kesan
berubah menteri berubah kurikulmnya (B/S)
pertemuan IX: Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut
dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Pertemuan X: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dokumen I
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL)
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pertemuan XI: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dokumen II


KTSP terdiri atas dua dokumen, yaitu (1) dokumen I yang berisi tentang (a) landasan, (b) program, dan (c) pengembangan
kurikulum. Dokumen I (pertama) disusun oleh tim handal yang dibentuk oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan tersebut adalah (1) kepala sekolah, (2) guru, (3) tenaga administrasi, (4) pengawas sekolah, dan
(5) komite sekolah dan orangtua siswa, serta (6) dinas pendidikan.

Pertemuan XII: Silabus


            Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Pertemuan XIII: Praktik Penyusunan Silabus

FORMAT SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Standar Kompetensi :

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber
Indikator Instrume
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Contoh Waktu Belajar
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertemuan XIV: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


Setiap kali guru akan mengajar, ia harus menyusun sebuah rencana yang kini dikenal dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Rencana ini akan menggambarkan prosedur dan langkah-langkah pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar berdasarkan standar isi dan telah ditetapkan dalam silabus.

Pertemuan XV: Praktik Penyusunan RPP


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran                     : Pendidikan Agama Islam


Kelas/Semester                    : VIII/Empat
Pertemuan Ke-          : Dua
Alokasi Waktu          : 90 menit
Standar Kompetensi  : …
Kompetensi Dasar     : …
Indikator                   : …

I.      Tujuan Pembelajaran  : …          


II.     Materi Pembelajaran   : …                      
III.    Metode Pembelajaran : ....
IV    Langkah-langkah       :                                        

Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

PENJELASAN Pertemuan XVI: UAS (Ujian Akhir Semester)


Jika mahasiswa memenuhi tingkat kehadiran minimal 80%, mahasiswa dapat mengikuti UAS dengan materi tes seperti dalam
modul ini. Selain mengikuti UAS, mahasiswa harus melaksanakan tugas mandiri. Nilai akhir semester merupakan gabungan nilai
UAS dengan nilai tugas mandiri tersebut.
Adakan wawancara dengan MINIMAL 3 (tiga) orang guru, yang masing-masing guru SMP atau MTs, dan SMA atau MA, untuk
menanyakan tentang KTSP pada umumnya dan silabus serta RPP pada khususnya, dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Buatlah lembar pertanyaan untuk panduan wawancara dengan guru-guru yang akan DIWAWANCARAI;
2. Lakukan wawancara dengan MENGGUNAKAN panduan wawancara tersebut.
3. CATAT  hasil wawancara dengan GURU yang sudah diwawancarai ;
4. Buatlah laporan wawancara tersebut, minimal dalam 10 (sepuluh) halaman kertas ukuran A4, termasuk lampiran pedoman
wawancara yang anda buat; ditulis dalam ketikan komputer, jilid dengan rapi warna  BIRU
5. Serahkan kepada dosen atau perwakilan komisariat Anda sehari sebelum UAS.

Referensi
Abdul Ghofir dan Muhaimin (1993), Pengenalan Kurikulum Madrasah,  Solo, Ramadhani,
Abdul Manab (1995). Pengembangan Kurikulum, Tulungagung, Surabaya: Kopma IAIN Sunan Ampel
Abdullah Idi (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.  Jakarta: Ar Ruz Media
Adiwikarta, S (1994) Kurikulum Yang Beroroentasi pada Kekinian, Kedisinian, dan Kemasadepanan” Dalam Kurikulum untuk Abad
21.  Jakarta: Grasindo
Arsyad, Mohammad (1989). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Ditjen PT Departemen
P&K.
Beauchamp, G.A (1975). Curriculum Theory. Illinois: The Kagg Press, Wilmeet.
Darling-Hammond, L. (1996). The right to learn and the advancement of teaching: research, policy, and practice for democratic
education. Educational Researcher, 25, 6:5-17.
Devies, E. (1980). Teachers as Curriculum Evaluation. Australia: George Allen & Unwin
Doll, W.E. (1993). A Post-Modern Perspective on Curriculum. New York and London: Teachers College, Columbia University
Eggleston, J.T. (1977). The Sociology of the School Curriculum. London: Routledge & Kegan Paul.
Garcia, E.E. (1993). Language, culture, and education. Review of Research in Education, 19:51-98.
Hamalik, O (1994). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Triegenda Karya
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: dasar-Dasar dan Perkembangannya.  Bandung: Mandar Maju
Hasan, S.H. (1996). Local Content Curriculum for SMP. Paper presented at UNESCO Seminar on Decentralization. Unpublished.
Hasan, S.H. (1996). Multicultural Issues and Human Resources Development. Paper presented at International Conference on Issues
in Education of Pluralistic Societies and Responses to the Global Challenges Towards the Year 2020. Unpublished.

Dosen Pengampu KAPRODI

MUHAMAD RIDWAN HABIBI, M.Pd MADE AYU PRANCISCA, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai