Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, penyebab penyakit kulit biasanya diakibatkan oleh infeksi

bakteri, jamur, virus, dan parasit yang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti

faktor iklim, kebiasaan, dan lingkungan (Sondakh, et al., 2016). Dermatomikosis

superfisialis adalah jenis infeksi yang sering terjadi dengan prosentase 20-25%

populasi di dunia. Dermatofita merupakan penyebab utama dermatomikosis

superfisialis. Dermatofita merupakan kelompok jamur yang menginvasi pada

stratum korneum kulit (Napitupulu, et al., 2016).

Pityriasis versicolor (PV) merupakan infeksi jamur pada kulit bagian

superfisial yang umumnya dapat mempengaruhi hingga mencapai 50% dari

populasi yang bertempat tinggal di daerah tropis (Yahya, 2017). Malassezia furfur

(M. Furfur) yang disebut juga Pityrosporum ovale (P. ovale) merupakan jamur

lipofilik seperti ragi yang menyebabkan Pityriasis versicolor (tinea versikolor).

Lesi berupa makula yang berbatas tegas dengan warna yang bervariasi mulai dari

kecoklatan hingga putih, terkadang ditemui dan ditutupi oleh fine scales (Croitoru,

et al., 2010). PV dapat mempengaruhi pria dan wanita dengan sama rata dan tidak

ada dominasi etnis tertentu yang telah tercatat (Karray & McKinney, 2019).

Sebagian besar penelitian tentang terapi berfokus pada tiga obat azole:

ketoconazole, clotrimazole dan bifonazole. pengobatan dengan ketoconazole dapat

mengobati sekitar 65% (Institute for Quality and Efficiency in Health Care, 2017).

Namun, terdapat efek samping dari pemberian obat kimia. Studi klinis di Kanada,

1
2

menunjukkan beberapa efek samping dari ketoconazole yaitu mual dan muntah

mencapai 3%, pruritus 1.7% dan nyeri abdomen mencapai 1.3%. Selain itu, angka

kejadian hepatotoksik yang diakibatkan oleh penggunaan ketoconazole oral terus

meningkat mencapai dari 0.007% menjadi 0.05% hingga 0.2% (Gupta & Lyons,

2015).

Maka dari itu, biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) yang umumnya

digunakan untuk bahan penyedap makanan, dilaporkan sebagai antimikroba untuk

melawan terhadap berbagai spesies, baik bakteri gram positif dan negatif, ragi dan

jamur, seperti Candida albicans (C. albicans) dan Candida krusei (C.krusei)

(Yildiz, 2015). Biji ketumbar juga mengandung senyawa yang bersifat anti jamur

seperti essential oil sebagai komponen utamanya (Önder, 2018). Komponen utama

essential oil biji ketumbar : Linalool sebesar 58,22%, kamper (44,99%),

cyclohexanol acetate (cis-2-tert.butyl-) sebanyak 14,45%, limonene sebanyak

7,17% , α-pinene 6,37% (Sourmaghi, et al., 2014; Bhat, et al., 2014). Komponen

linalool yang berjumlah 60-70% lebih banyak dibandingkan bagian lain dari

tumbuhan ketumbar juga tanaman lainnya (Handayani & Juniarti, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang pengaruh ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap

pertumbuhan P. Ovale secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap

pertumbuhan P. ovale secara in vitro ?


3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum)

pada pertumbuhan P. ovale secara in vitro

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) konsentrasi ekstrak

biji ketumbar (Coriandrum sativum) pada pertumbuhan P. ovale.

2. Mengetahui Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak biji ketumbar

(Coriandrum sativum) yang mulai memberikan efek KBM pada

pertumbuhan P. ovale.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademik

1. Memberikan informasi tentang pengaruh ekstrak biji ketumbar

(Coriandrum sativum) terhadap pertumbuhan P. ovale secara in

vitro.

2. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Klinis

1. Membuktikan KHM ekstrak biji ketumbar (Coriandrum

sativum) terhadap pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

2. Membuktikan KBM ekstrak biji ketumbar (Coriandrum

sativum) terhadap pertumbuhan P. ovale secara in vitro.


4

1.4.3. Manfaat Masyarakat

1. Menjadi sumber informasi bagi masyarakat mengenai manfaat

ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap

pertumbuhan P. ovale.

2. Dapat digunakan sebagai terapi non-farmakologi

Anda mungkin juga menyukai