Anda di halaman 1dari 16

METABOLISME MIKROORGANISME

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi)

Dosen Pengampu :

Yessy Velina , M.Si

Disusun oleh :

Kelas/semester : B/IV(kelompok 1)

1. Nyi Ayu Novita Pratiwi (1611060123)


2. Ratih Dewanti (1611060069)
3. Redoin Edy Putra (1611060249)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan taufik
hidayah-Nya kepada kita semua, serta tak lupa mengirimkan solawat beserta salam
kepada Nabi Agung Muhammad saw yang telah menerima wahyu dari Allah swt
berupa ajaran yang benar yaitu agama islam sehinga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan ancer dan selalu mengharap ridho-Nya.

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen yang mengampu


mata kuliah “Mikrobiologi” atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah,
juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Bandar Lampung,10 April 2018

Penulis

\
\DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGATAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme.....................................................................................

2.2 Enzim...............................................................................................

2.3 Pertumbuhan...................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan energi yang diperoleh dari proses metabolisme.
Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup termasuk kehidupan
mikrobaetabolisme ialah semua reaksi yang terjadi di dalam sel yang
menghasilkan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-
kegiatan seluller. Seperti untuk pertumbuhan, pembelahan sel, pembaharuan
komponen sel, dan lain-lain. Kegiatan kimiawi yang dilakukan oleh sel amatlah
rumit beragamnya bahan yang dihunakan sebagai unsure nutrisi oleh sel. Dalam
melakukan setiap aktivitas sel dalam tubuh sangatlah berkaitan erat dengan kerja
enzim sebagai substansi yang ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan
mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
proses-proses seluller dan kehidupan. Semua aktivitas metabolisme prosesnya
dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan tidaka akan terjadi tanpa adanya enzim
dalam tubuh makhluk hidup.
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel
hidup. Metabolime dibagi atas dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah pembentukan senyawa yang memerlukan energi (reaksi
endergonik) misalnya reaksi fotosintesis : membentuk glukosa dari air dan
karbondioksida, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian senyawa yang
menghasilkan energy (reaksi eksergonik) misalnya pada respirasi yang
menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan energi. Metabolisme ini
selalu terjadidalam sel hidup karena didalam sel hidup terdapat enzim yang
diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses
reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energy dan dapat pula memerlukan
energy untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.
Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik
dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi reaksi ini
disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang
dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Untuk mempercepat laju
reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim tertentu pada setiap tahapan reaksi.
Mikroba terdapat di tempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara
yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan
kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran
pernafasan dan pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai
flora normal.
Mikroba telah lama dan banyak dimanfaatkan oleh umat manusia dalam
berbagai macam hal, seperti pengolahan makanan, minuman dan proses
pengolahan sebagian obat-obtan seperti antibiotic, hormone, dan sebagainya.
Bakteri memproduksi produk-produk yang diperdagangkan manusia seperti
alcohol, yougurth, tempe, nata de coco dan sebagainya itu melalui serangkaian
reaksi metabolisme panjang. Makalah ini akan membahas mengenai metabolisme,
berbagai proses yang terjadi selama metabolisme, bakteri-bakteri yang berjasa
dalam terbentuknya produk dari hasil metabolisme.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana metabolisme pada mikoorganisme?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui proses metabolisme pada mikroorganisme.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme

Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia dalam organisme


hidup. Ada dua kategori metabolisme yaitu: katabolisme atau bioenergi dana
anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi degradasi senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana. Umumnya reaksi hidrolitik, termasuk reaksi
exergonic yang menghasilkan energy atau ATP dan nutrient sebagai sumber
energy. Contohnya proses peruaraian gula mejadi air dan karbon dioksida.
Anabolisme merupakan reaksi sintesa senyawa kompleks dari senyawa
sederhana. Umumnya reaksi sintesa dehidrasi (melepaskan air), termasuk
reaksi endergonic (membutuhkan energy atau ATP). Nutrien sebagai bahan
baku atau precursor. Contoh proses sintesa protein dari asam amino adalah
sintesa asam nukleat dari nukleotida dan fotosintesis. Metabolisme merupakan
reaksi yang sangat kompleks sehingga katabolisme dan anabolisme saling
terkait.

Selain katabolisme dan anabolisme, dikenal adanya:

1. Amfibolik, merupakan suatu rangkaian reaksi yang bersifat ganda yaitu


pada terminal dan awal reaksi, contoh rangkaian siklus krebs didalam
mitokondria.
2. Anapleurotik, merupakan suatu rangkaian reaksi yang berfungsi saling
mengisi yaitu reaksi yang reversible pada titik temu 2 atau lebih
rangkaian reaksi, contoh reaksi-reaksi dalam siklus krebs dan rangkaian
reaksi glikoneogenik.

Tabel 1. Perbedaan katabolisme dan anabolisme


Katabolisme Anabolisme
Proses peruraian molekul atau Proses pembentukan atau sintesis
analisis molekul
Substrat awal sebagai molekul Substrat awal sebagai molekul
komplek sederhana
Produk akhir sebagai molekul Produk akhir sebagai molekul
sederhana komplek
Reaksi eksergonik/menghasilkan Reaksi endergonik/membutuhkan
energy energy
Contoh respirasi Contoh fotosintesis
Nutrien sebagai sumber energy Nutrien sebagai bahan baku

Salah satu proses katabolic, yaitu fermentasi (fermentation ) merupakan


penguraian gula sebagian yang terjadi tanpa pengunaan oksigen. Akan tetapi jalur
katabolic yang paling dominan dan efisien adalah respirasi aerobic (aerobic
respiration) yang mengonsumsi oksigen sebagai reaktan bersama dengan bahan
bakar organic ( aerobic berasal sari kata yunani aer, udara dan bios kehidupan).
Sel-sel sebagian besar organism eukariota dan banyak organism prokariota dapat
melakukan respirasi aerobic.
Beberapa prokariota menggunakan zat selain oksigen sebagai reaktan dalam
suatu proses yang serupa yang memanen energy kimia tanpa mengguanakan
oksigen sama sekali. Proses ini disebut respirasi anaerobic.respirasi selullar
mencangkup proses aerobic dan anaerobic.
Kita sebelumnya telah menyebutkan respirasi anaerobik, yang berlangsung
dalam organism prokariota tertentu yang hidup di lingkungan tanpa organisme
prokariota tertentu yang hidup di lingkungan tanpa oksigen fermentasi adalah cara
memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen maupun rantai transport
electron mana-pun dengan kata lain, tanpa respirasi selularr. Bagaimana makanan
bias dioksidasi tanpa respirasi seluler ? ingatlah oksidasi hanya mengacu pada
berpindahnya electron ke penerima electron, sehingga tidak perlu melibatkan
oksigen, fermentasi merupakan pengembangan glikolisis yang memungkinkan
pembentukan ATP terus menerus melalui fosforilasi tingkat substrat pada
glikolisis
Tipe tipe fermentasi; Pada fermentasi alkohol (alcohol fermentation), piruvat
diubah menjadi etanol (etil alkohol ) dalam dua langkah, langkah pertama
melepas karbon dioksida dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa berkarbon-
dua, asetildehida. Pada langkah kedua, asetildehida direduksi menjadi etanol oleh
NADH . reduksi ini meregenerasi suplai NAD+ yang dibutuhkan agar gilolisis
berlanjut. Banyak bakteri melaksanakan fermentasi alkohol alkohol dibawah
kondisi anerobik khamir (sejenis fungi) juga melakukan fermentasi alkohol.
Selama ribuan tahun manusia telah menggunakan khamir dalam pembuatan bir,
anggur, dan roti. Gelembung CO2 yang dihasilkan oleh khamir roti selama
fermentasi alkohol memungkinkan roti gelembung.

Peraga 9.18a Fermentasi

2 ADP + 2 P i 2 ATP

Glukosa Glikolisis

2 Piruvat

2 NAD+ 2 NADH 2 CO2


+ 2 H+

2 Etanol 2 Asetaldehida

(a) Fermentasi alkohol


Peraga 9.18b Fermentasi

2 ADP + 2 P i 2 ATP

Glukosa Glikolisis

2 NAD+ 2 NADH
+ 2 H+
2 Piruvat

2 Laktat

(b) Fermentasi asam laktat

Selama fermentasi asam laktat (lactic acid fermentation), piruvat direduksi


secara langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk akhir; tanpa
pelepasan CO2.( laktat merupakan bentuk terionisasi dari asam laktat ) fermentasi
asam laktat oleh fungi dan bakteri tertentu dimanfaatkan dalam industry
pengolahaan susu untuk membuat keju dan yougurt 1

2.2 Enzim
Dalam proses metabolisme, reaksi biokimia berjalan karena adanya
biokatalisator yaitu enzim. Enzim merupakan suatu molekul protein yang
berfungsi sebagai katalisator biologis dalam reaksi biokimia.
Ciri dan sifat enzim, Sebagian besar tersusun dari protein, berfungsi sebagai
biokatalisator dan bersifat spesifik. Setiap enzim mempunyai substrat spesifik
(model “Lock and Key”) contoh amylase dengan substrat amilum. Kadang
satu substrat dapat digunakan lebih dari satu enzim (model “Induced fit”)
contoh hexokinase, esterase.

1
Campbell, Neil A. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2012, h:176-192
Mode of action enzim bersifat spesifik, ada yang bekerja dengan
molekul sendiri (protein) namun ada yang butuh molekul lain disebut
kofactor. Ada dua jenis kofactor:
1. Kofaktor anorganik, contoh ion Zn, Cu, Mn, Mg, K, Fe, Na
2. Kofaktor organic atau koenzim, contoh vitamin B.

Koenzim yang terikat erat pada bagian protein dari enzim disebut gugus
prostetik. Ada enzim yang membutuhkan dan tidak membutuhkan kofaktor.
Enzim yang butuh kofaktor dan berfungsi sebagai biokatalisator disebut
holoenzim. Molekul protein pada holoenzim disebut apoenzim.
Isoenzim merupakan enzim yang punya fungsi sama tetapi secara struktur
atau fisik berbeda. Sedangkan proenzim = zymogen adalah enzim yang aktif
bila terjadi pengurangan molekul enzim. Selain itu, ada bagian molekul enzim
yang berinteraksi dengan substrat. Bagian dari enzim yang menentukan
terjadinya reaksi disebut active site = tapak aktif yang bersifat katalitik,
disebut tapak katalitik dan mengikat substrat, disebut “tapak pengikat
substrat” (active binding site).
Tapak allosterik (allosteric site) merupakan bagian enzim yang dapat
berikatan dengan bagian lain dalam active site. Sedangkan tapak aktif terjadi
minimal untuk 3 asam amino. Urutan asam amino dalam enzim bersifat baku.
Perubahan asam amino yang tidak menyebabkan perubahan fisik disebut
Polimorfisme.
Penggolongan enzim
Enzim digolongkan dalam 6 kelas yaitu:
1. Oxidoreductase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. Ligase

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu:


1. Temperatur/suhu, menyebabkan denaturasi / perubahan struktur 3
dimensi.
2. pH, menyebabkan denaturasi.
3. Konsentrasi substrat, menyebabkan saturasi/kejenuhan bila konsentrasi
substrat tinggi.
4. Inhibitor, ada 2 tipe yaitu:
a. Competitive inhibitor.
b. Noncompetitive inhibitor.
2.3 Pertumbuhan

Ada 2 segi tinjauan pertumbuhan yaitu :

1. Pertumbuhan secara individu, sebagai pertambahan bagian-bagian sel,


dapat diamati dari pertambahan ukuran sel dan adanya pembelahan sel.
2. Pertumbuhan secara populasi sebagai akibat pertumbuhan individu dapat
diamati dari pertambahan jumlah (kuantitas) sel atau massa sel.

Reproduksi sel bakteri terjadi secara aseksual melalui pembelahan


biner (binary fission yaitu dari 1 sel dihasilkan 2 sel anakan (rumus 2*)

Tahap dalam reproduksi sel :

1. Perluasan dinding sel dan membrane sel


2. Pembentukan sekat atau invaginasi dinding sel dan distribusi materi
genetik ke sel anakan
3. Pemisahan menjadi 2 sel anakan baru

Waktu generasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembelahan


sel dari 1 sel induk menjadi 2 sel anakan dengan sempurna. Contoh waktu
generasi Eschenrichia coli = 0,28 jam; saccharomyces cerevisiae = 2 jam.
Sedangkan kecepatan pertumbuhan merupakan jumlah generasi per satuan
waktu tertentu

Metode pengukuran pertumbuhan:

1. Perhitungan secara langsung atau mikroskopis (direct microscopic count)


adalah menggunakan bilik hitung petroff- housser cell counter
2. Perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :

a. Hitung cawan (plate count), merupakan cara perhitungan sel dengan


mengkulturkan sejumlah bahan pada media kultur dalam cawan petri
dan jumlah sel dinyatakan sebagai CFU (Colony Forming Unit).
Kultur mikroorganisme pada cawan petri dapat dilakukan dengan
metode serial dilutions (seri pengenceran), pour plates (metode
taburan), dan spread plates (metode perataan).
b. Filtrasi atau penyaringan, merupakan metode perhitungan sel dengan
cara menyaring sejumlah volume bahan pada suatu membran berpori,
sehingga jenis dan ukuran pori-pori membrane sangat menentukan
terhadap jumlah sel yang diukur.
c. Metode MPN (Most Propable Number), merupakan metode
perhitungan sel terutama untuk perhitungan bakteri coliform
berdasarkan jumlah perkiraan terdekat yaitu perhitungan dalam range
tertentudan dihitung sebagai nilai duga dekat secara statistic dengan
merujuk pada tabel MPN.
d. Pengukuran kekeruhan/turbidity, merupakan pengukuran massa sel
berdasarkan OD (Optical Density).
e. Pengukuran aktivitas metabolisme (metabolic activity), merupakan
pengukuran produk metabolit primer atau sekunder.
f. Pengukuran berat kering sel (dry weught), merupakan pengukuran
berdasarkan perhitungan kadar air sel.
g. Pengukuran konsumsi nutrient (kadar N,C,O2, mineral).

Kurva pertumbuhan, merupakan hubungan antara jumlah sel dengan


waktu pertumbuhan sel. Jumlah sel bakteri biasanya dalam skala logaritma
untuk memudahkan analisis daripada skala logaritma

Kurva pertumbuhan bakteri terbagi 4 fase, yaitu:


1. Fase lag (Fase Permulaan)
Kecepatan pertumbuhan nol atau > 0 (tidakmaksimum),
disebut juga fase adaptasi. Tidak ada pertambahan populasi,
tetapi pertambahan substansi intraseluler sehingga ukuran sel
bertambah.
2. Fase logaritma (log) = fase eksponensial
Kecepatan pertumbuhan mencapai maksimum. Massa dan
jumlah sel bertambah secara eksponensial dengan waktu generasi
sebagai konstanta, sehingga pertumbuhan akan seimbang, yaitu
sel membelah dengan kecepatan konstan serta aktivitas
metabolisme konstan. Biakan dalam keadaan homogeny dengan
pertumbuhan sel pada kecepatan dan interval sama.
3. Fase tetap maksimum = fase statis
Kecepatan pertumbuhan mulai menurun, terjadi akumulasi
metabolit. Jumlah sel hidup tetap, namun terjadi pengurangan
2
nutrient

Gambar Kurva pertumbuhan bakteri

BAB III

2
Harti, Agnes. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2015, h: 112-133
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia dalam organisme hidup.


Ada dua kategori metabolisme yaitu: katabolisme atau bioenergi dana
anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi degradasi senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana. Umumnya reaksi hidrolitik, termasuk reaksi
exergonic yang menghasilkan energy atau ATP dan nutrient sebagai sumber
energy.

Terdapat dua tipe fermentasi yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam
laktat. Enzim dalam proses metabolisme, reaksi biokimia berjalan karena
adanya biokatalisator yaitu enzim. Enzim merupakan suatu molekul protein
yang berfungsi sebagai katalisator biologis dalam reaksi biokimia

Pertumbuhan, Ada 2 segi tinjauan pertumbuhan yaitu : pertumbuhan secara


individu dan pertumbuhan secara populasi

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2012

Harti, Agnes. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2015

Anda mungkin juga menyukai