Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN SERAT TERHADAP KADAR

GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELETUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
Bagaimana
C. Tujuan Tugas Akhir
D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kerangka Teori
1. Pengertian asupan
Asupan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di
hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu.
Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk
menyusun menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM),
mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya
Mengetahui asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau individu merupakan salah
satu cara untuk menduga keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu yang
bersangkutan
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi35Pzria3
uAhVizDgGHf-YAeYQFjACegQIARAC&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F43151%2F3%2F4._BAB__II_10032014.pdf&usg=AOvVaw00Eg7D1FxxD136xB_
O8UqG
Asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang dimakan
atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Maretha,
2009). Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh
untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik (Budianto, 2009).Asupan
makanan adalah segala jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh setiap
hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di hubungkan dengan keadaan gizi
masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi ini dapat digunakan untuk
perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk menyusun menu atau intervensi untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai dari keadaan kesehatandan gizi serta
produktivitasnya. Mengetahui asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau
individu merupakan salah satu cara untuk menduga keadaan gizi kelompok
masyarakat atau individu bersangkutan.
Secara umum asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan
yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk
memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik (Rahayu, 2017).

NAZIHA, D. D. (2018). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU


DENGAN ASUPAN BUAH DAN SAYUR DI DESA TEGAL HARUM KECAMATAN
DENPASAR BARAT KOTA DENPASAR (Doctoral dissertation, JURUSAN GIZI).

Asupan Karbohidrat
1.Pengertian Karbohidrat merupakan sumber energy utama otak yang diperlukan
untuk berbagai proses metabolismedalam otak. Karbohidrat untuk aktivitas sel
otak diperlukan dalam bentuk glukosa. Glikogen yang dipecah dari protein juga dapat
digunakan sebagai energy untuk otak, tetapi penggunaan glukosa. Selain berfungsi
sebagai sumber energy, karbohidrat, khususnya karbohidrat kompleks, seperti
gandum utuh, sayuran dan buah-buahan juga dapat meningkatkan penyerapan
dari triptofan (“Tejasari, 2005 didalam chatrine 2019”).

Asupan karbohidrat yang tinggi mungkin kadang menimbulkan perasaan lelah dan
kantuk. Hal ini dapat terjadi karena karbohidrat dapat meningkatkan kadar asam
amino triptofan dalam otak yang akan memicu otak untuk memproduksi
neurotransmitterserotonin yang berefek menenangkan. Serotonin penting bagi pola
tidur normal, belajar, tekanan darah, dan nafsu makan, serta berbagai fungsilainnya.
(Almatsier, 2016).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia sehingga zat ini juga
dinamakan zat tenaga (Beck, 2011). Hampir seluruh penduduk dunia khususnya negara
yang sedang berkembang memilih karbohidrat sebagai sumber kalori utama
walaupun kalori yang dihasilkan setiap 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori bila
dibanding lemak (Budianto, 2009).
Karbohidrat memiliki peran dalam tubuh antara lain : Sebagai sumber energi paling
murah dibanding lemak maupun protein, memberi volume pada usus dan
melancarkan gerak peristaltik usus sehingga memudahkan pembuangan faces, bagian
struktur sel dalam bentuk glikoprotein yang merupakan reseptor hormon, simpanan
energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang mudah dimobilisasi,
penghematan protein dan pengaturan metabolisme lemak, memberi rasa manis pada
makanan, dan memberi aroma serta bentuk khas makanan. Kebutuhan karbohidrat
menurut anjuran WHO adalah 55 – 75% dari total konsumsi energi diutamakan
berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% berasal dari gula sederhana (Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjphN6cg6
3uAhXzmuYKHe_AA7EQFjAIegQICRAC&url=http%3A%2F%2Frepo.poltekkes-
medan.ac.id%2Fjspui%2Fbitstream%2F123456789%2F1737%2F1%2FKTI
%2520CHATRINE.pdf&usg=AOvVaw2jIxISzc1SHr-aEve9ddsM

Pengertian Asupan protein adalah jumlah protein yang dikonsumsi oleh anak yang
dihasilkan dari makanan sehari. Protein adalah bagian dari sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit,
dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein.
Protein mempunyai ciri khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel danjaringan tubuh (Almatsier, 2016).
Lemak

Diabetes Mellitus
Definisi Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai
organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah(ADA, 2017).
Menurut Depkes (2014), DM merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur
keseimbangan kadar glukosa darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa
di dalam darah(hiperglikemia).

Ulfa, R. (2018). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PROPORSI ASUPAN


KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang)

Patogenesis
Diabetes Melitus Tipe 2Resistensiinsulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta
pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe 2. Hasil
penelitian terbaru telah diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih
berat dari yang diperkirakan sebelumnya. Organ lain yang juga terlibat pada DM tipe
2adalah jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi
inkretin), sel alfa pankreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi
glukosa), dan otak (resistensi insulin), yang ikut berperan menyebabkan gangguan
toleransi glukosa. Saat ini sudah ditemukan tiga jalur patogenesis baru dari ominous
octet yang memperantarai terjadinya hiperglikemia pada DM tipe 2.
Gejala Diabetes Melitus (DM)Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai gejala-gejala
pada penderita. Gejala-gejala yang muncul pada penderita DM sangat bervariasi antara
satu penderita dengan penderita lainnya bahkan, ada penderita DM yang tidak
menunjukkan gejala yang khas penyakit DM sampai saat tertentu. Gejala-gejala DM
tersebut telah dikategorikan menjadi gejala akut dan gejala kronis (Fitriyani, 2015)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi4lvLoua3
uAhVxIbcAHZwxC2EQFjACegQIAhAC&url=http%3A%2F
%2Frepository.unimus.ac.id%2F1113%2F3%2FBAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw3Tb4RTGbqV0e-0of-Sl-4r

Gejala KlinisMenurut Novitasari (2012), tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari gejala
klasik DM, yaitu meliputi :
1. Poliuria (banyak kencing), hal ini berkaitan dengan kadar glukosa yang tinggi. Ginjal
akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang
hilang. Gejala ini terutama menonjol pada malam hari saat kadar gula dalam darah
relatif tinggi.
2. Polidipsi (banyak minum), di awali dari banyaknya urin yang keluar maka tubuh
mengadakan mekanisme lain untuk menyeimbangkannya yakni dengan banyak
minum. Penderita akan merasa hausyang menyebabkan timbulnya keinginan untuk
terus minum dan untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).
3. Polipagio (banyak makan), karena insulin yang bermasalah, pemasukan glukosa ke
dalam sel-sel tubuh kurang. Inilah mengapa penderita merasakankurangnya tenaga
akhirnya penderita melakukan kompensasi yakni dengan banyak makan
Beberapa gejala lain yang biasanya dirasakan oleh penderita DM, seperti : sering
mengantuk, gatal-gatal, terutama di daerah kemaluan, pandangan mata kabur, berat
badanberlebih untuk diabetes mellitustipe 2, mati rasa atau rasa sakit pada bagian tubuh
bagian bawah, infeksi kult, terasa disayat, gatal-gatal khususnya pada kaki, penurunan
berat badan drastis untuk diabetes mellitustipe 1, sangat lemah atau cepat lelah, mual-
mual dan muntah-muntah, terdapat gula pada air seni, dan peningkatan kadar gula dalam
darah

Ulfa, R. (2018). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PROPORSI ASUPAN


KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwipuN2BtK
3uAhXMbn0KHYqECrUQFjAAegQIARAC&url=https%3A%2F%2Fpbperkeni.or.id
%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FPedoman-Pengelolaan-DM-Tipe-2-
Dewasa-di-Indonesia-eBook-PDF-1.pdf&usg=AOvVaw0jeyFJxGPktZrM2E7CijRF

Klasifikasi DM
Menurut American Diabetes Association(2017), diabetes diklasifikasikan menjadi 4 yaitu
:a.Diabetes Tipe IDM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas
akibat proses autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi
insulin. Indikator pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan level
protein peptida-c

Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional

Anda mungkin juga menyukai