Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI ASPEK DARI KELAHIRAN


Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas I :
Ns. Catur Prasati L D, S.Kep.,M.Kes

Oleh :
1. Umi Kulsum (201601024)
2. Rizky Puput Fauzul (201601032)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Kata Pengantar
Puji Syukur terlimpahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Psikologi Aspek Dari Kehamilan.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah tentang Psikologi Aspek Dari Kelahiran..
Selanjutnya tidak lupa kami mangucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini, khususnya kepada :
1. Ifa Roifah S.Kep,M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
2. Eka Noersoemah, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Wali Kelas
3. Teman-teman & semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta kelemahan bagaikan pepatah mengatakan “Tiada Gading yang tak retak”,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan sangat berguna untuk penyempurnaan
makalah ini dan semoga usaha kami ini mendapat ridho dari Allah SWT. Aamiin.

Mojokerto, Desember 2016

Penulis
Kelompok 10
Daftar isi
Halaman judul...................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................. 1
Daftar Is............................................................................................................ 2
BAB. I. PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................... 3

BAB. II. PEMBAHASAN................................................................................

2.1 Perubahan Perilaku Pada Ibu Hamil..................................................... 4


2.2 Waspadai Perubahan Pada Ibu Hamil................................................... 5
2.3 Perubahan Dan Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan........................... 5
2.4 Perubahan Pada Tubuh Ibu Saat Hamil................................................ 9

BAB. III. PENUTUP........................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
3.2 Saran..................................................................................................... 15

BAB. IV. DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan
untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan prosessosial dan
kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk
menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi
seorang ibu yang melakukan perawatan.Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi,
yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi
wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita
yang memiliki anak - anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapi
peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua
begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap - siap untuk menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalamiperubahan psikologis dan
emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia
karena akan menjadi seorang ibu dan danbahwa dia sudah memilihkan sebuah nama
untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa
khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia
kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita
hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat
banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk
memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I!
2. Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II!
3. Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III!
4. Perubahan-perubahan ibu pada saat hamil!
1.3 TujuanMakalah
ini disusun dengan tujuan umum untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
2. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II
3. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III
4. Mengetahui tentang perubahan ibu pada saat hamil
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Perilaku pada Ibu Hamil


Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini
semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami
dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada
ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.
1. Cenderung malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja,
melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak
ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya
dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.
2. Lebih sensitive
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit
tersinggung lalu marah.apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang
menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan
psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali
dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi
pertumbuhan janinnya.
3. Minta perhatian lebih
Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan
selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan
untuk menanyakan keadaannya saat itu.Perhatian yang diberikan suami, walau
sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin.
Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri
sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil
memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami
wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.
4. Gampang cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami punmuncul tanpa alasan. Pulang
telat sedikit saja, istri akanmenanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain
perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan
fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk
menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa
keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan
karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.
5. Akibat hormon progesterone
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan halwajar karena produksi hormon
progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal,
termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya
sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus
haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis
ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah.Hal ini, disebabkan
kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda.Nah, daya tahan psikis
dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk
belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang
menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka
lebih siap.Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya
tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat.Begitu pula
dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa
terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan.
Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin gendut, pinggul lebih
besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya. Tentu hal ini
akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil. Perubahan psikis umumnya
lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu pula, ibu masih harus
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi.Lalu berangsur
hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya.

2.2 Waspadai Perubahan Berlebihan


Perubahan perilaku pada ibu hamil jika kadarnya masih normal, tidak akan
mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti
diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah “keterlaluan”.Kriteria keterlaluan memang
terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih
atau stres sehingga perilakunya bisa “membahayakan” janin. Misalnya, kemalasan ibu
sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi
sudah sering berubah menjadi amukan. kondisi psikis yang terganggu akan
berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati
yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung,
tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam
lambung. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu,
gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan
janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap
stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan
masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin. Oleh karena itu, walaupun
sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal
yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun
janin akan lebih sehat kondisinya.
Inilah hal - hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya
dampak psikis yang negative.
1. Menyimak informasi seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran,
tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang
terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan.Ibu pun jadi tahu mana
yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha
mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai
perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis.
2. Kontrol teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan.Saat konsultasi, ibu bisa
menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu
penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui
psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.
3. Perhatian suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya,
ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan
agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan.
4. Jalin komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikan lah hal
itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu
memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama
suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan
ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak
acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan.
5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak
perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun.
Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya
tersebut dengan lebih baik
6. Perhatikan kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk
perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan
memperhatikan asupan gizi.Hindari mengonsumsi makanan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol,
rokok,atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas,
senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.

2.3. Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilan


Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan
hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan proses psikologi
ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas dibawah ini.
1. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan
membuat fakta wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga sering merupakan
masa kekhawatiran dari penantian. Segera setelah konsepsi kadar hormon
progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil.
Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada
kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang
mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang
inginmenggugurkan kandungannya. Perubahan psikologis yang terjadi pada
kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin.
Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk
mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui
serangkaian aktifitas.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda -tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akanselalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya. Para wanita juga mungkin akan mengalami
ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika
mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.
Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu.
Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila
tidak menyenangkan.
2) Bentuk motivasi:
a. Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang
ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin
akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari
hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat
seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang di
perlihatkannya, seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan
ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami
pada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :
- Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
- Menempatkan nilai – nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan
menjadi orang tua.

b. Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi
mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami
karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang
yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I Ada 2 tipe stress yaitu yang
negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula
yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana
individu berusaha untukmembuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress
ekstrinsik timbul karena faktor eksternalseperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan
dengan 3 aspek utama yaitu :
a. Stress di dalam individu
b. Stress yang disebakan oleh pihak lain
c. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap
kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
1. Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan
kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan
hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya.Masa-masa kehamilan,
persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit.
Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat
hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua,berbicara tentang
perasaan pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami
istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang
normal.
2. Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama
ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks
yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama
periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido
sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari
proses kehamilan pada trimester pertama.
3. Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka.
Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis,
berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti
keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita
normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang
dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang
khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah
latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu
menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk
mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan
menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini
disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas
dari ketidak nyamanan kehamilan.
a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat
dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan
janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin
yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
1) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester
kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan
akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak
yang akan dilahirkannya. Ia akan menerimasegala nilai dengan rasa hormat
yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang
negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif
ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil
menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan
identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah
perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi
kasih sayang(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan
pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu
yang memberikan kasih saying kepada anak yang akan dilahirkannya.
2) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan
muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi
peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan
meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang
mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian
bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum
kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia
harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa
bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebab kan
perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu
dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.
b. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif
terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa
takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi
masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk
menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan
pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila
salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau
setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
c. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan
berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami
perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang.
Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan
yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan
ketidak nyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus
diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa
nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual
berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi
bertambah dan peningkatan libido.
d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring
perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang
suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa
sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang
istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam
kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran
bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa
bingung akan perubahan yangdialami ibunya. Anak perlu diberikan
pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan
dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya
adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama
kehamilan.Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya
dalam menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan
dilahirkan.
e. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus
diimbangi untuk mengatasi ketidak nyamanan yaitu suatu peningkatan libido
yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.
Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat
mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah
kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena
berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus.
Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak
diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan
prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual
akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan
menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang
menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil
merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita
meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan
variasi perubahan hormone selama hamil. Karena respon terhadap hormon
berbeda, reaksi masing - masing ibu hamil pun berbeda.
3.Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orangtua seperti terpusat nya perhatian pada kehadiran
bayi.Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap nya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinyaaneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungandari suami, keluarga dan bidan.Trimester ketiga
merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan
bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah
dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
2.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu saat hamil yaitu:
1. Perubahan pada kulit
Kulit dari beberapa ibu, selama hamil mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.
Beberapa bagian kulit yang mengalami perubahan semasa kehamilan adalah kulit pada wajah,
kulit akan mengalami cloasma dan berjerawat. Kulit pada perut juga akan mengalami
perubahan seperti timbul garis gelap pada tengah-tengah perut seolah-olah membagi perut
menjadi dua, timbul garis-garis putih pada pinggir perut. Dan kulit pada areola payudara dan
leher akan menjadi lebih gelap dan menghitam.
2. Perubahan pada payudara
Pada saat hamil payudara disiapkan untuk proses menyusui nanti setelah bayi lahir. Payudara
akan membesar dan tegang sesuai dengan kehamilannya. Hal ini terjadi dikarenakan hormon,
sehingga kelenjar-kelenjar untuk menyusui terisi oleh ASI. Pada umur kehamilan 20 minggu
atau 5 bulanan payudara akan mengeluarkan kolostrum. Kolostrum sangat bermanfaat
setelah bayi lahir nanti untuk membantu kekebalan tubuhnya. Karena perubahan payudara
yang terjadi pada ibu semasa kehamilan maka sangat dianjurkan untuk para ibu agar
menggunakan BH yang menyokong payudara.

3. Perubahan pada kantung kencing


Pada saat kehamilan ibu berusia 0-3 bulan, ibu akan mengalami sering kencing.Hal ini terjadi
karena pada saat kehamilan ibu 0-3 bulan janin yang terus tumbuh akan membuat rahim
bertambah besar dan menekan kantung kencing yang berada di depannya sehingga timbul
perasaan ibu untuk selalu kencing ketika kantung kencing ini terisi. Hal ini akan menghilang
dengan sendirinya ketika umur kehamilan memasuki bulan ke-4 karena janin mulai keluar
dari panggul dan tumbuh di dalam perut ibu. Kebiasaan in akan kembali ketika umur
kehamilan ibu sudah memasuki bulan ke-7 sampai saat persalinan, hal ini terjadi karena
kepala janin yang akan dilahirkan mulai memasuki rongga panggul lagi dan menekan
kantung kencing kembali.

4. Perubahan pada sistem pencernaan


Mual dan muntah dirasakan oleh sebagian besar ibu saat usia kehamilannya 0-4 bulan. Hal
ini normal selama muntah yang terjadi kurang dari 12 kali sehari atau selama ibu masih bisa
mengkonsumsi makanan. Akan tetapi bila terjadi hal yang lebih parah sebaiknya langsung
berkonsultasi dengan dokter kandungan anda. Ibu juga akan mengalami sembelit karena
motilitas usus yang menurun. Selain itu ibu juga akan merasa air ludahnya meningkat karena
pengeluaran air liur yang berlebihan.

5. Perubahan pada sistem pernafasan


Keluhan sesak nafas pada umur kehamilan 32 minggu atau 8 bulanan sering terjadi.Hal ini
terjadi karena rahim yang semakin besar sehingga mendorong diafragma sehingga merubah
bentuk dada tetapi tidak menurunkan kapasitas paru-paru.Sehinggah frekuensi meningkat
20% untuk menghasilkan oksigen yang banyak lagi.

6. Perubahan tubuh
Normalnya ibu akan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 25% dari
sebelum hamil atau berkisar 6,5 kg sampai dengan 16,5 kg dengan rata-rata 12,5 kg.

7. Perubahan pada kaki


Dengan tekanan aliran balik pada kaki yang meningkat sehingga aliran limphatic terhalang
dan tekanan osmotic calloid plasma menurun. Hal ini mengakibatkan bengkak pada
kaki.Bengkak pada kaki normal, tetapi bila disertai bengkak pada muka dan tangan, langsung
berkonsultasi dengan dokter kandungan anda dan periksakanlah kehamilan anda dengan
segera.

8. Rasa Nyeri Pada Perut


Nyeri perut bagian bawah sudah biasa dalam kehamilan, terutama dalam trimester kedua.
Rasa nyeri ini punya banyak penyebab, tetapi yang paling umum adalah rasa sakit pada
ligamenta lingkar, yang merupakan otot yang menahan rahim supaya tetap tegak. Ketika
rahim tumbuh semakin besar, ligamenta lingkar semakin teregang, semakin rawan terhadap
tegangan. Akibatnya kerap kali terjadi rasa sakit bahkan semakin terasa ketika ibu hamil
bergerak.

9. Perubahan Pada Peredaran Darah


Perubahan pada peredaran darah selama kehamilan terutama mulai kentara pada kaki.
Pembuluh darah akan semakin tertekan seiring dengan kandungan yang semakin membesar,
terutama pembuluh darah yang mengalirkan kembali dari kaki. Tekanan ini memperlambat
peredaran darah pada kaki, dan berdiri atau duduk dalamjangka waktu yang cukup lama
membuat hal ini semakin parah.Peredarah darah yang terganggu menyebabkan kelelahan
pada kaki.Hal ini biasanya dapat membuat kakimenjadi bengkak khususnya pada pergelangan
kaki dan telapak kaki, terutam jika sudah berdiri lama.Demikian pula pembuluh darah pada
permukaan kaki bisa menggembung, dan kondisi ini biasanya dinamakan varises pembuluh
darah.
10. Jerawat
Perubahan hormone yang terjadi selama kehamilan juga membawa beberapa dampak lain
pada perubahan kulit, yaitu kemunculan jerawat. Untukperawatan kulit, terutama pori wajah
anda yang lebih berminyak saat hamil, anda bisa menggunakan scrub wajah yang berbahan
dasar ringan. Anda pastinya ingin menghindari produk scrub yang kasar atau mengandung
exfoliant karena kulit anda akan berubah menjadi sangat sensitif selama kehamilan.

11. Peningkatan pigmentasi


Anda akan menemukan bahwa areola (daerah datar di sekitar puting) dan puting susu anda
akan berubah warna menjadi lebih gelap dan tetap berwarna sedikit lebih gelap bahkan
setelah anda melahirkan. Anggap saja bahwa perubahan pigmen ini hanyalah satu dari sekian
banyak “cinderamata” yang bisa anda dapatkan dari proses menjadi ibu! Bintik-bintik serta
tahi lalat yang anda miliki juga bisa berubah warna menjadi lebih gelap dan beberapa tahi
lalat baru mungkin saja muncul selama masa kehamilan anda. Satu hal yang perluanda ingat,
jika tahi lalat baru yang muncul berwarna sangat gelap dan memiliki bentuk yang tidak
umum, andaharus segera memeriksakannya ke dokter.
12. Stretch marks
Menurut penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari 90% wanita memilik
istretchmark ketika masa kehamilan mereka mencapai usia 6 sampai 7 bulan. Stretch mark
sendiri muncul akibat adanya peregangan lapisan dasar kulit selama kehamilan dan biasanya
kemunculannya ditandai dengan dengan garis berwarna merah muda atau keunguan pada
bagian perut atau dalam beberapa kasus juga terdapat di bagian dada dan paha. Untungnya,
garis-garis ini akan memudar dan berubah warna menjadi perak seiring dengan berjalannya
waktu yang membuat garis-garis ini menjadi samar dan tidak terlalu terlihat.
13. Linea nigra
Linea nigra merupakan salah satu perubahan kulit yang paling aneh yang terjadi selama
kehamilan. Bukanlah suatu yang lazim untuk wanita memiliki garis coklat tipis yang
memanjang dari pusar ke bagian tengah tulang kemaluannya. Sebenarnya, garis tersebut
memang sudah ada sejak dahulu namun keberadaannya tidak terlalu terlihat sampai
perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan membuat garis tersebut berubah menjadi
kecoklatan.

14. Perubahan pada uterus


Ukuran uterus meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Sedangkan ukuran
uterus pada kehamilan yang cukup bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000cc.
Hal-hal yang menyebabkan perubahan uterus :
1.Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi oleh pembuluh darah
2.Hiperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibrialostis baru ) hipertrofi pembesaran
serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada.
BABIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini semua di
perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus
benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada ibu baik perubahan
fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
1. Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilana.Perubahan dan adaptasi
psikologi pada kehamilan trimester Ib.Perubahan dan adaptasi psikologi pada
kehamilan trimester IIc. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester
III
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu saat hamil yaitu:
a. Perubahan pada kulit
b. Perubahan pada payudara
c. Perubahan pada kantung kencing
d. Perubahan pada sistem pencernaan
e. Perubahan pada sistem pernafasan
f. Perubahan tubuh
g. Perubahan pada kaki
h. Rasa Nyeri Pada Peruti
i. Jerawat
j. Peningkatan pigmentasi
k. Stretch marks
l. Linea nigra
m. Perubahan pada uterus

3.2 SARAN
1. Untuk ibu yang sedang hamil dapat mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil.
2. Semoga bagi ibu yang sedang hamil tidak panik akan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Daftar Pustaka
Anwar, Mochamad dkk.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PTBina Pustaka.
Hastuti.2010.Panduan Ibu Hamil, Melahirkan dan Peralatan Bayi.Jakarta: Ouba Press.
Prawirohardjo, Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Whalley, Janet dkk.2008.Kehamilan dan Persalinan.Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Yulianti, Lia dan Maemunah.2009.Asuhan Kebidanan Persalianan.Jakarta: Trans Info

Anda mungkin juga menyukai