Oleh :
1. Umi Kulsum (201601024)
2. Rizky Puput Fauzul (201601032)
Penulis
Kelompok 10
Daftar isi
Halaman judul...................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................. 1
Daftar Is............................................................................................................ 2
BAB. I. PENDAHULUAN...............................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
3.2 Saran..................................................................................................... 15
PEMBAHASAN
b. Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi
mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami
karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang
yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I Ada 2 tipe stress yaitu yang
negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula
yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana
individu berusaha untukmembuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress
ekstrinsik timbul karena faktor eksternalseperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan
dengan 3 aspek utama yaitu :
a. Stress di dalam individu
b. Stress yang disebakan oleh pihak lain
c. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap
kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
1. Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan
kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan
hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya.Masa-masa kehamilan,
persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit.
Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat
hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua,berbicara tentang
perasaan pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami
istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang
normal.
2. Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama
ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks
yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama
periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido
sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari
proses kehamilan pada trimester pertama.
3. Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka.
Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis,
berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti
keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita
normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang
dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang
khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah
latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu
menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk
mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan
menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini
disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas
dari ketidak nyamanan kehamilan.
a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat
dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan
janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin
yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
1) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester
kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan
akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak
yang akan dilahirkannya. Ia akan menerimasegala nilai dengan rasa hormat
yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang
negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif
ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil
menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan
identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah
perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi
kasih sayang(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan
pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu
yang memberikan kasih saying kepada anak yang akan dilahirkannya.
2) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan
muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi
peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan
meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang
mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian
bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum
kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia
harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa
bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebab kan
perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu
dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.
b. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif
terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa
takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi
masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk
menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan
pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila
salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau
setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
c. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan
berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami
perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang.
Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan
yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan
ketidak nyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus
diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa
nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual
berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi
bertambah dan peningkatan libido.
d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring
perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang
suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa
sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang
istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam
kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran
bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa
bingung akan perubahan yangdialami ibunya. Anak perlu diberikan
pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan
dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya
adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama
kehamilan.Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya
dalam menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan
dilahirkan.
e. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus
diimbangi untuk mengatasi ketidak nyamanan yaitu suatu peningkatan libido
yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.
Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat
mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah
kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena
berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus.
Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak
diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan
prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual
akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan
menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang
menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil
merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita
meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan
variasi perubahan hormone selama hamil. Karena respon terhadap hormon
berbeda, reaksi masing - masing ibu hamil pun berbeda.
3.Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orangtua seperti terpusat nya perhatian pada kehadiran
bayi.Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap nya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinyaaneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungandari suami, keluarga dan bidan.Trimester ketiga
merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan
bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah
dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
2.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu saat hamil yaitu:
1. Perubahan pada kulit
Kulit dari beberapa ibu, selama hamil mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.
Beberapa bagian kulit yang mengalami perubahan semasa kehamilan adalah kulit pada wajah,
kulit akan mengalami cloasma dan berjerawat. Kulit pada perut juga akan mengalami
perubahan seperti timbul garis gelap pada tengah-tengah perut seolah-olah membagi perut
menjadi dua, timbul garis-garis putih pada pinggir perut. Dan kulit pada areola payudara dan
leher akan menjadi lebih gelap dan menghitam.
2. Perubahan pada payudara
Pada saat hamil payudara disiapkan untuk proses menyusui nanti setelah bayi lahir. Payudara
akan membesar dan tegang sesuai dengan kehamilannya. Hal ini terjadi dikarenakan hormon,
sehingga kelenjar-kelenjar untuk menyusui terisi oleh ASI. Pada umur kehamilan 20 minggu
atau 5 bulanan payudara akan mengeluarkan kolostrum. Kolostrum sangat bermanfaat
setelah bayi lahir nanti untuk membantu kekebalan tubuhnya. Karena perubahan payudara
yang terjadi pada ibu semasa kehamilan maka sangat dianjurkan untuk para ibu agar
menggunakan BH yang menyokong payudara.
6. Perubahan tubuh
Normalnya ibu akan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 25% dari
sebelum hamil atau berkisar 6,5 kg sampai dengan 16,5 kg dengan rata-rata 12,5 kg.
3.2 SARAN
1. Untuk ibu yang sedang hamil dapat mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil.
2. Semoga bagi ibu yang sedang hamil tidak panik akan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Daftar Pustaka
Anwar, Mochamad dkk.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PTBina Pustaka.
Hastuti.2010.Panduan Ibu Hamil, Melahirkan dan Peralatan Bayi.Jakarta: Ouba Press.
Prawirohardjo, Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Whalley, Janet dkk.2008.Kehamilan dan Persalinan.Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Yulianti, Lia dan Maemunah.2009.Asuhan Kebidanan Persalianan.Jakarta: Trans Info