Anda di halaman 1dari 2

Fenomena

Angka Usia Harapan Hidup di Dunia pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 70% dan
diperikirakan akan meningkat menjadi 71% pada tahun 2015-2020. Sedangkan Angka Usia
Harapan Hidup di Indonesa pada tahun 2010-2015 adalah 70.7% dan diperkirakan akan
meningkat menajdi 71.7% pada tahun 2015-2020 (KemenkesRI, 2013). Menurut Badan Pusat
Statistik persentase Lansia di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 7.6%, tahun 2015 8.5% dan
tahun 2020 diperkirakan naik kembali menjadi 10% dari jumlah penduduk Indonesia dengan usia
harapan hidup 71.1 tahun.

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi
aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan
perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive)
ataupun tidak menganggu (nondisruptive) . Demensia bukanlah sekedar penyakit biasa,
melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga
terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penurunan daya ingat salah satunya adalah aktivitas fisik. Seseorang yang banyak beraktivitas
fisik termasuk berolahraga cenderung memiliki memori yang lebih tinggi daripada yang jarang
beraktivitas. Misalnya kegiatan yang harus melibatkan fungsi kognitif seperti bermain tenis,
bersepeda, berjalan kaki atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Demensia merupakan salah satu perubahan struktur dan fungsi fisik pada lansia. Angka kejadian
dan prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang. Meningkatnya usia
seseorang dapat dikatakan dengan meningkatnya usia harapan hidup suatu populasi sehingga
diperkirakan akan meningkat pula prevalensi demensia. Di seluruh dunia, 35.6 juta orang
memiliki demensia dengan lebih dari setengah (58%) yang tinggal di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2012). Penelitian Shah & Escudero pada tahun
2014 mengatakan prevalensi demensia dua kali lipat setiap kenaikan 5.1 tahun di usia setelah
usia 60 tahun di negaranegara maju dan setiap 7.3 tahun di negara-negara berkembang
(ZarateEscudero, 2014) . Demensia pada lansia memiliki banyak faktor resiko, seperti umur,
tingkat pendidikan, tekanan darah, asupan nutrisi, genetik, jenis kelamin dan kurangnya aktivitas
fisik. Aktivitas untuk mengisi waktu senggang pada lansia dapat menurunkan resiko demensia.
Menurut penelitian dr.R.W Bowers menunjukkan setelah 10 minggu jogging, dari mereka yang
sebelumnya hanya duduk saja, ternyata dapat meningkatkan daya ingat dan berpikir lebih tajam
(Hidayaty, 2012). Penelitian lain juga mengatkan bahwa seseorang yang banyak melakukan
aktivitas fisik termasuk berolahraga cenderung memiliki memori yang lebih tinggi daripada yang
jarang beraktivitas. Misalnya bermain tenis, bersepeda, senam, berjalan kaki atau mengerjakan
pekerjaan rumah (Effendi, Mardijana, & Dewi, 2014).

Anda mungkin juga menyukai