Anda di halaman 1dari 5

TUGAS GENETIKA

“DETERMINASI SEKS DAN RANGKAI KELAMIN “

DISUSUN OLEH :

Nama : Fahrudin L.Gumal

Stambuk : A 221 18 141

Kelas :D

Dosen pengampuh : Dr. I Nengah Kundera., M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
DETERMINASI
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks (GONOSOM). Penelitian awal tentang adanya hubungan antara
kromosom dengan perbedaan jenis kelamin dilakukan oleh H. Henking, biologiwan Jerman,
pada tahun 1891. Struktur tertentu dalam nukleus beberapa serangga melalui spermatogenesis
→ badan X. Jadi ada sperma yang memiliki badan X dan ada yang tidak memiliki badan X.
Tahun 1902, C.E. McClung membenarkan penemuan Henking.
Tipe Penentuan Jenis Kelamin
1. Tipe XY
Dijumpai pada lalat buah (Drosophilla melanogaster), hewan mammalia, tumbuhan
berumah dua dan manusia.
Pada Manusia
 Pada manusia, jenis kelamin ditentukan oleh adanya kromosom X dan Y.
 Jika memiliki kromosom Y maka fenotipe pria
 Jika hanya memiliki kromosom X maka fenotipe Wanita

Pada lalat buah

 Lalat buah memiliki 8 kromosom, yaitu 6 autosom (A) dan 2 Kromosom seks .
 Seks kromosom dibedakan atas : 1. Kromosom X, berbentuk batang lurus. Lalat
betina memiliki 2 kromosom-X. 2. Kromosom Y, berbentuk sedikit bengkok pada
salah satu ujungnya. Lalat jantan memiliki satu kromosom-X dan Y.
Formula kromosom untuk lalat buah :
 Lalat betina 3AAXX (= 3 ps autosom + 1 ps kromosom-X)
 Lalat jantan 3AAXY (= 3 ps autosom + 1 kromosom-X + 1 kromosom-Y)
Kromosom-Y pada lalat Drosophilla tidak memiliki pengaruh pada penentuan jenis
kelamin.

Menurut C.B. Bridges, faktor penentu betina pada lalat buah terdapat pada
kromosom-X, sedangkan faktor penentu jantan terdapat pada autosom
Kromosom-Y menentukan kesuburan (fertilitas) lalat buah. Penentuan jenis kelamin
pada lalat buah didasarkan pada teori perimbangan tentang penentuan jenis kelamin yaitu
dengan menggunakan indeks kelamin.
Pada manusia
 Memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 (=22 pasang) autosom dan 1 pasang
kromosom seks.
 Kromosom-Y menentukan fenotipe individu pria (jantan), dg formula kromosom
22AAXY
 Individu wanita (betina) memiliki formula kromosom 22AAXX.

2. Tipe XO
 Dijumpai pada beberapa serangga dari ordo orthoptera dan heteroptera, misalnya
belalang.
 Tidak memiliki kromosom-Y
 Belalang jantan hanya memiliki kromosom-X, maka menjadi → XO → fertil
 Belalang betina → XX

3. Tipe ZW
 Dijumpai pada beberapa jenis kupu-kupu, ikan, reptilia dan burung
 Hewan jantan → ZZ → homogametik
 Hewan betina → ZW → heterogametik

4. Tipe ZO
 Dijumpai pada unggas seperti ayam, itik, dsb.
 Hewan betina → ZO → heterogametic
 Hewan jantan → ZZ → homogametic

5. Tipe haploid-diploid
 Dijumpai pada serangga yang termasuk dalam ordo Hymenoptera seperti lebah
madu, semut, dan lebah.
 Hewan jantan terjadi melalui ‘partenogenesis’ → haploid
 Hewan betina → diploid
RANGKAI KELAMIN
Peristiwa dimana penurunan sifatnya dipengaruhi oleh jenis kelamin. Ada yang
terangkai pada kromosom-X , ada yang terangkai pada kromosom-Y.
Gen terangkai pada kromosom-X (X-linked genes)

 Disebabkan oleh gen resesif, misalnya :


1. Butawarna (cc = butawarna, C = normal)
2. Anodontia (aa = anodontia, A = normal)
3. Hemofilia (hh = hemofilia, H = normal)

 Disebabkan oleh gen dominan


1. Gigi coklat dan mudah rusak karena kurang email (B = gigi coklat, b = gigi normal)
Ciri khas pewarisan gen yang terdapat pada kromosom-X, adalah dengan cara pewarisan
bersilang (criss-cross inheritance) Buta warna.
Pada umumnya, penderita anodontia memiliki ciri-ciri mempunyai rambut yang tipis,
bahkan hampir tidak mempunyai rambut dan rahang tidak berkembang selayaknya orang
normal, tidak memiliki benih gigi pada rahangnya.

Hemofilia
Kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor
pembekuan darah. Dikenal 2 macam penyakit hemofilia, yaitu hemofilia A dan B (penyakit
‘christmas’). Hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor
pembekuan VIII (Faktor anti hemofilia) sedangkan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor
pembekuan IX (Plasma tromboplastin komponen). Hemofilia A dan B tidak dibedakan
karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.
Hemofilia tipe A lebih banyak dijumpai daripada hemofilia B

 Ditentukan oleh gen resesif h yang terdapat pada kromosom-X


 Alelnya dominan H menentukan seseorang memiliki faktor anti hemofilia
sehingga darah dapat membeku secara normal.
 Anak perempuan hemofila boleh dikatakan tidak pernah dijumpai karena
genotip hh biasanya letal.
Gigi Coklat dan Rusak

Disebabkan oleh gen domain B yang terdapat pada kromosom X. Alelnya resesif B
menentukan gigi normal.

Rangkaian kelamin pada binatang menyusui

 Gen penentu warna rambut kucing terdapat pada


 Biasanya berjenis kelamin betina. Jarang dijumpai kucing jantan yang belang tiga,
dapat terjadi karena non-disjunction pada spermatogenesis (kucing steril/mandul)

Rangkai kelamin pada Drosophilla melanogaster

 Warna mata pada lalat buah


 Gen W menentukan warna mata merah
 Gen w menentukan warna mata putih

Gen terangkai pada kromosom Y (y-lingked genes)

Misalnya pada hypertrichosis, disebabkan oleh gen resesif H yang terdapad pada
kromosom Y. Sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada kromosom Y hanya akan
diwariskan pada keturunan laki-laki saja.

Webbed Toe (Jari berselaput)

Terangkai pada kromosom Y dan dipengaruhi oleh gen wt (resesif) serta


menyebabkan pertumbuhan kulit dijari (terutama kaki) yang tidak normal, sehimgga jari
ditumbuhi selaput kulit mirip dengan jari katak.

Anda mungkin juga menyukai