Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS


Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah
subhanahu wataala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat
diselesaikan penyusunan modul petunjuk praktikum Ilmu Ukur Wilayah ini.
Modul petunjuk praktikum Ilmu Ukur Wilayah ini dimaksudkan sebagai
pegangan dan pedoman bagi mahasiswa / praktikan dalam melaksanakan kegiatan
praktikum Ilmu Ukur Wilayah. Diharapkan dengan adanya modul ini, kegiatan
praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Modul ini terdiri dari 4 Bab, yakni Bab 1 Alat ukur sederhana, Bab 2
Polygon, Bab 3 Detail Situasi, dan Bab 4 Spot Height. Keempat objek tersebut
dirangkum dan disusun sedemikian mungkin dan seefektif mungkin agar
mahasiswa mudah memahami topik yang dibahas.
Akhirnya kami mengharapkan semoga modul petunjuk praktikum Ilmu
Ukur wilayah ini dapat dibaca dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita
semua mendapat berkah dari Allah SWT. Amin

Padang, Januari 2021

Penulis

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

PANDUAN PRAKTIKUM
1. Pelaksaaan praktikum
a. Praktikum dilaksanakan dengan bobot 1 sks. 1 sks di lapangan setara
dengan pekerjaan 3 sampai 4 jam per minggu selama satu semester,
b. Praktikum dilaksanakan sesuai dengan banyak objek yang akan
dipraktikumkan,
c. Ujian Akhir Praktikum (UAP) dilaksanakan setelah semua objek
dipraktikumkan dan semua laporan praktikum sudah dijilid.
2. Kelompok dan jadwal praktikum
a. Pembagian kelompok praktikum akan disusun oleh komting angkatan,
b. Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu dimulai dari jam 07.00 WIB
sampai selesai, tergantung objek praktikum.
3. Tata tertib pelaksaan praktikum
a. Praktikan menghadiri praktikum 100%,
b. Setiap praktikan mendapat perlakuan yang sama dalam pelaksanaan
praktikum,
c. Praktikan hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikan yang hadir
setelah kegiatan responsi awal tidak diizinkan untuk mengikuti praktikum
pada hari tersebut,
d. Praktikan tidak dibenarkan menggunakan pakaian ketat dan dengan bahan
dasar transparan,
e. Praktikan mengenakan baju kemeja, celana atau rok berbahan dasar jeans,
dan sepatu kets bertali,
f. Praktikan diperbolehkan tidak mengikuti praktikum menyangkut urusan
akademik dan kesehatan dengan melampirkan surat tugas atau keterangan
dokter, dan dilaksanakan praktikum susulan,
g. Praktikan wajib membawa modul praktikum,
h. Praktikan wajib membawa kalkulator beserta alat tulis lainnya yang
diperlukan,
i. Tidak dibenarkan MEROKOK selama praktikum berlangsung,

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

j. Praktikan dilarang melakukan tindakan yang dapat menggangu jalannya


praktikum,
k. Tidak diperbolehkan menggunakan aksesoris, termasuk jam tangan,
l. Praktikan diwajibkan berambut rapi (laki – laki).
4. Pelaksanaan Responsi
a. Responsi dilaksanakan pada awal dan akhir praktikum,
b. Responsi memuat bahasan materi yang akan dan telah dipraktikumkan,
c. Responsi menggunakan hf (header footer).
5. Laporan
a. Laporan individu membuat hasil pada tabel yang telah disediakan di
modul, pembahasan da penutup di kertas hf, dibuat dengan tulis tangan
(tinta warna biru) di dalam modul praktikum sesuai dengan objek
praktikum,
b. Laporan kelompok dibuat setiap selesai objek yang dipraktikumkan, di ketik
pada kertas A4 dengan margin (4,3,3,3) menggunakan huruf Times New
Roman 12 pt. Warna sampul hijau toska, dan disertakan CD laporan,
c. Tidak dibenarkan copy-paste dalam pembuatan laporan baik individu
maupun kelompok,
d. Laporan tidak diperbolehkan adanya coretan (menggunakan tipe-x atau
label).
6. Ujian Akhir Praktikum
a. Ujian akhir praktikum dilaksanakan setelah semua objek praktikum
diselesaikan untuk semua kelompok praktikum,
b. Ujian akhir praktikum merupakan ujian tulis dan ujian praktek,
c. Materi ujian berhubungan dengan semua objek yang telah dipraktikumkan
dan disiapkan oleh asisten praktikum.
7. Penilaian
a. Penilaian dilakukan secara objektif oleh setiap asisten kelompok
praktikum,
b. Nilai akhir untuk setiap praktikan ditentukan berdasarkan format penilaian
yang telah dibuat dan ditetapkan dosen penanggung jawab dan tim asisten,

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

c. Nilai akhir setiap praktikan akan diserahkan ke Program Studi Teknik


Pertanian dan Biosistem melalui Koordinator asisten setelah praktikum
selesai dilaksanakan,
d. Praktikan yang gagal dalam praktikum harus mengulang praktikum untuk
semua objek pada tahun berikutnya.

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


2.1 ALAT UKUR SEDERHANA
2.1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara beriklim tropis, yang mana negara Indonesia
sumber mata pencahariannya berasal dari sektor pertanian. Kelemahan negara
Indonesia adalah keadaan pertanian yang masih konvensional membuat Indonesia
masih mengimpor produk pertanian dari negara lain. Kelemahan ini dapat dibantu
dengan memajukan pertanian di Indonesia, sehingga diperlukan Ilmu Ukur
Wilayah untuk menentukan dimana lokasi pertanian yang baik dan sesuai, serta
tanaman apa saja yang cocok pada kondisi wilayah pertanian negara Indonesia.
Ilmu ukur wilayah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
cara-cara pengukuran di permukaan bumi untuk berbagai keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga
unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan. Pemetaan dan
pengukuran suatu wilayah ditentukan oleh beberapa hal diantaranya jenis alat
ukur yang digunakan. Penggunaannya pun harus disesuaikan dengan maksud dan
tujuan pengukuran. Pengetahuan mengenai alat ukur sederhana pemetaan
sangatlah diperlukan sebagai dasar dalam pemetaan. Mahasiswa Teknik Pertanian
dan Biosistem diharuskan untuk dapat mengetahui prinsip kerja serta cara
penggunaan alat ukur sederhana pemetaan seperti ondol-ondol, kompas, meteran,
dan juga waterpass slang plastik.
Sebagai sarjana lulusan Teknik Pertanian dan Biosistem hendaknya dapat
mengetahui potensial suatu lahan pertanian yang nantinya akan ditanam dengan
produk pertanian, dan dapat memilih keadaan lahan yang sesuai dengan tanaman
yang akan ditanami, serta dapat membuat peta detail situasi dari suatu wilayah,
dan sebagai lulusan Teknik Pertanian dan Biosistem hendaknya mampu melihat
suatu kondisi lahan yang dapat dibuat menjadi lapangan pekerjaan yang
bermanfaat banyak bagi penduduk Indonesia yang mana mayoritas bermata
pencaharian sebagai seorang petani.
2.1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum alat ukur sederhana adalah :

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

1. Memperkenalkan fungsi dan cara kerja alat ukur sederhana,


2. Membandingkan hasil dari perolehan data alat ukur sederhana dengan alat
ukur sifat ruang.
2.1.3 Tinjauan Pustaka
Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran / satuan dengan sesuatu
lainnya sejenis yang terstandar dan yang ditetapkan sebagai satuan. Pada setiap
pengukuran pasti membutuhkan alat ukur baik manual maupun digital. Macam-
macam alat ukur sederhana seperti meteran atau pita ukur, jangka sorong, busur,
kompas, abney level, dan lain-lain.
Pada pengukuran praktikum ilmu ukur wilayah terdapat dua jenis unsur
pengukuran, yaitu jarak dan sudut. Pengukuran jarak sangat penting sebagai
dasar pengukuran khususnya dalam mencari luasan lahan. Unsur jarak untuk
luasan merupakan jarak mendatar (d), jika lahanya miring maka jarak yang
terukur merupakan panjang lereng (dm), sedangkan jarak horizontalnya sejajar
datum adalah (dh). Selanjutnya terdapat juga jarak vertikal atau beda tinggi (Δh)
hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar . Pengertian jarak miring dan mendatar

Unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, dan vertikal. Sudut ini berperan
penting dalam kerangka dasar pemetaan, salah satu alat untuk mengukur sudut
horizontal adalah kompas. Alat ukur sederhana yang digunakan untuk mengukur
sudut vertikal dapat dilakukan dengan menggunakan busur, ondol-ondol,
Waterpass Selang Plastik (WSP), Clinometer, dan abney level.

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Kemiringan lereng menunjukan besarnya sudut lereng dalam persen atau


derajat. Dua titik yang berjarak horizontal 100 meter yang mempunyai selisih
tinggi 10 meter membentuk lereng 10 %. Kemiringan lereng 100% sama dengan
kecuraman 45 derajat. Adapun rumus kemiringan lereng adalah:
% s = ( beda tinggi / jarak sebenarnya ) x 100%
Diperlukan kemampuan untuk dapat membaca alat ukur tersebut. Hasil
pengukuran dapat dipakai untuk :
1. Memetakan bumi di atas dan di permukaan laut,
2. Menyiapkan peta-peta navigasi,
3. Menetapkan batas-batas tanah,
4. Mengembangkan sumber data informasi tata guna tanah dan sumber daya
alam yang membantu dalam pengelolaan lingkungan hidup,
5. Menentukan fakta-fakta tentang ukuran, bentuk gaya berat dan medan
magnet bumi.
Konsep pengukuran panjang, jarak, sudut, dan lereng dalam ilmu ukur
wilayah dimulai dari penggunaan alat ukur sederhana. Alat ukur sederhana
merupakan alat yang digunakan untuk pengukuran daerah atau lahan dengan luas
yang lebih kecil. Macam-macam alat ukur sederhana seperti meteran pita atau pita
ukur, jangka sorong, kompas, busur, ondol-ondol, waterpass selang plastik, abney
level, dan lain-lain.
2.1.3.1 Alat Pengukur Jarak
Beberapa alat sederhana yang dapat digunakan untuk pengukuran jarak yakni
meteran. Meteran digunakan untuk mengukur jarak atau panjang dari suatu bidang
datar dengan cara menghubungkan antara titik satu dengan titik lainnya dengan
menghitung skala jarak kedua titik tersebut. Meteran memiliki skala terkecil
dalam pengukurannya yaitu 1 mm. Meteran yang terbuat dari fiber mempunyai
kelemahan dalam pengukuran yang dilakukan pada jarak yang sangat panjang.
Pada bagian ini biasanya bagian tengah tidak tegang dan solusinya adalah
melakukan pemotongan pengukuran yang berguna mendapatkan hasil yang
akurat. Cara menggunakan meteran dimulai dari penentuan skala meteran yang
dipakai, selanjutnya tentukan titik acuan sebagai titik awal.

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

2.1.3.2 Alat Pengukur Arah (Sudut Horizintal)


Alat untuk pengukuran arah dari utara bumi atau arah horizontal yang umum
dipakai adalah kompas. Kompas merupakan alat navigasi untuk menentukan arah
berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat. Salah satu jenis kompas yang umum
dipakai adalah kompas bidik / Lensatic Compass yang dapat dilihat pada Gambar
2. Kompas bidik memberikan rujukan derajat dari arah utara pada saat diarahkan
pada target yang akan dibidik, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.
Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat.

Gambar . Kompas Bidik/Lensatic Compass


Sebuah kompas terdiri dari sebuah jarum baja bermagnet dipasang pada
sebuah sumbu putar di titik pusat lingkaran berpembagian skala. Pada dasarnya
pembacaan utara kompas bukan merupakan arah utara bumi. Penyimpangan jarum
kompas itu terjadi karena letak kutub-kutub magnet bumi tidak tepat berada di
kutub-kutub bumi, tetapi menyimpang terhadap letak kutub bumi. Hal ini
menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi mengalami penyimpangan terhadap
arah utara-selatan bumi.
Akibatnya penyimpangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut
terhadap arah utara-selatan bumi (geografis). Sudut yang dibentuk oleh kutub
utara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografis disebut deklinasi. Selain
terjadi penyimpangan arah utara dan selatan jarum kompas juga mengalami
kedudukan yang tidak mendatar. Penyimpangan arah mendatar itu terjadi karena

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

garis-garis gaya magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang
horizontal). Akibatnya, kutub utara jarum kompas menyimpang naik atau turun
terhadap permukaan bumi. Penyimpangan kutub utara jarum kompas akan
membentuk sudut terhadap bidang datar permukaan bumi. Sudut yang dibentuk
oleh kutub utara jarum kompas dengan bidang datar disebut inklinasi. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar . Sudut deklanasi dan inklinasi


Pada dasarnya pengertian arah utara dibagi menjadi tiga jenis, yakni:
1. Utara Sebenarnya (True North) ;
2. Utara Peta/utara geografis (Grid North) ;
3. Utara Magnetis (Magnetic North).
Utara Sebenarnya (True North) adalah kutub utara bumi yang biasa
dilambangkan dengan tanda bintang atau panah pada peta. Tanda tersebut
mengarahkan pembaca pada utara sebenarnya yang sesuai dengan garis lintang
bumi. Utara Peta/Geografis (Grid North) adalah arah yang ditunjukkan oleh garis-
garis tegak lurus vertikal (sumbu Y) dari grid suatu peta. Garis-garis ini di bentuk
dari hasil proyeksi garis bujur dan lintang bumi pada peta yang kemudian

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

diproyeksikan ke dalam koordinat (Grid). Hal ini disebabkan bentuk bumi yang
lonjong sangat sulit untuk dilihat dalam satu pandangan secara keseluruhan. Utara
Magnetis (Magnetic North) adalah suatu arah yang ditunjukkan kompas dari suatu
tempat ke tempat tertentu ke kutub utara magnetis bumi yang terletak di Jazirah
Boshia, sebelah utara Kanada.
2.1.3.3 Alat Pengukur Arah (Sudut Vertikal)
Alat ukur sudut vertikal dapat dilakukan dengan beberapa alat seperti
penggunaan busur, Abney Level, ondol-ondol (alat ukur tipe A), dan penggunaan

waterpass selang plastik. Abney Level adalah alat penyipat datar dengan cara
trigonometri yang berfungsi untuk mengukur derajat kemiringan atau persentase
kemiringan sebuah lereng atau sebuah tempat yang tinggi.
Ondol-ondol atau alat ukur tipe A merupakan alat ukur kelerengan lahan yang
terbuat dari kayu atau bambu, terdiri atas dua buah kaki yang sama panjang,
sebuah palang penyangga, benang, dan pemberat. Panjang kedua kaki masing –
masing 2 m dan panjang palang 1 m. Pembuatan garis kontur dengan waterpass
selang plastik (WSP) pada dasarnya sama dengan cara abney level. Alat ini terdiri
atas dua bagian utama yaitu: (1) dua buah kayu dengan panjangnya 150 cm, dan
(2) selang plastik tembus pandang berdiameter 1-2 cm dan panjang 15-20 m.

2.1.4 Metode Praktikum


2.1.4.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Meteran;
2. Kompas;
3. Abney Level;
4. Ondol - ondol (alat ukur tipe A);
5. Waterpass selang plastik (WSP).
2.1.4.2 Cara Kerja
2.1.4.2.1 Meteran
Cara menggunakan meteran tersebut dimulai dari penentuan skala meteran
yang dipakai, selanjutnya tentukan titik acuan sebagai titik awal. Setelah itu tarik

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

meteran ke titik yang akan dituju. Usahakan meteran dalam keadaan tegang agar
hasil yang terbaca lebih akurat.

Gambar . Meteran
2.1.4.2.2 Kompas
Posisikan kompas dalam keadaan datar, setelah itu bidik sasaran yang
dituju,baca skala yang yang sejajar dengan garis bidik.

Gambar . Kompas

2.1.4.2.3 Abney Level


Ambil posisi memegang abney level dalam keadaan tegak lurus. Gagang
abney level jangan sampai goyang karena akan berpengaruh terhadap pembacaan
alat.

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Gambar Abney Level

2.1.4.2.4 Ondol – ondol (Alat ukur tipe A)


Cari lokasi kemiringan lereng yang beragam dalam satu kawasan minimal 4
macam kemiringan, lalu pasang patok kecil pada batas masing-masing satuan
kemiringan lereng. tegakkan ondol-ondol ditempat miring pada salah satu satuan
kemiringan lereng bagian kaki di titik A di bagian bawah lereng dan kaki yang
lain di titik B di bagian atas lereng sehingga A-B membentuk garis yang searah
dengan kemiringan lereng. Alat harus dipegang atau dipasang kayu penyangga
agar tidak tumbang.
Perhatikan alat pengukur kemiringan lereng ondol - ondol seperti segitiga
ABC (Gambar 1.1). DF adalah benang bandul. Mengukur jarak E ke F1 di benang
bandul misalnya a cm dan DE = b cm (DEF1 adalah segitiga siku-siku dengan
sudut siku-siku di titik E). F1DE adalah sudut kemiringan lereng yang dapat dicari
dengan rumus tgn F1DE x 100% = a / b. 100% dengan menggunakan kalkulator
sudut F1DE dapat dihitung. Melakukan pengukuran kemiringan lereng pada
tempat dan kemiringan yang berbeda sebanyak lima kali dan memasukkan
datanya pada lembar kerja.

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Gambar . Ondol - ondol


2.1.4.2.5 Waterpass Selang Plastik (WSP)
Isi selang plastik dengan air sampai penuh. Tentukan titik awal pembuatan
garis kontur, misalnya titik A pada Gambar 8. Letakkan ujung selang dengan kayu
di titik A dan ujung lainnya di titik B.

Gambar . Waterpass Selang Plastik

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Dari titik A tentukan titik B pada lereng bawah sehingga selisih permukaan
air pada kedua kayu berskala sesuai dengan yang diinginkan, misalnya 1 m.

2.1.5 Hasil Pengamatan


2.1.5.1 Pengukuran Jarak
Jarak
Patok Horizontal Rata - rata Jarak Lahan Rata - rata
A–B    
B–A        
B–C    
C–B        
C–D    
D–C        
D–A    
A–D        

2.1.5.2 Pengukuran arah (sudut horizontal)


Patok Sudut Sebelum Dikoreksi ° Sudut Setelah Dikoreksi °
A–B    
B–A    
B–C    
C–B    
C–D    
D–C    
D–A    
A–D    

2.1.6 Pembahasan

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Nama : Kelompok :
No Bp :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN – UNIVERSITAS ANDALAS
Land and Water Resources Engineering Laboratory
Kampus Unand Limau Manis – Padang

Nama : Kelompok :
No Bp :

Anda mungkin juga menyukai