1. Definisi
Secara harfiah , kemiskinan berasal dari kata miskin yang memiliki arti tidak berharta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , kemiskinan memiliki kesamaan arti dengan kata
kefakiran. Biasanya kata miskin dan fakir disebutkan secara bersamaan yakni fakir miskin
yang memiliki arti sangat kekurangan. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan
secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah yang
ditandai dengan kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa
pangan, sandang, maupun papan. Secara umum, kemiskinan diartikan sebagai kondisi
ketidakmampuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan pokok sehingga kurang mampu
untuk menjamin kelangsungan hidup (Suryawati, 2004: 122).
Beberapa ahli mendifiniskan kemiskinan dengan arti yang berbeda-beda, antara lain :
hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan
yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
c. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan kemiskinan
sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002).
2. Ciri-Ciri
Secara Umum, ciri-ciri yang dipakai hingga saat ini untuk menentukan kondisi miskin adalah:
3. Contoh
Contoh lainnya adalah umumnya ditetapkan bahwa rumah tangga miskin hidup lebih
genting, kurang saniter lingkungan, yang berkontribusi pada kesehatan yang lebih buruk dan
produktivitas anggota rumah tangga yang lebih rendah. Untuk mengilustrasikan: data dari
Survei Sosial Ekonomi Kamboja 1993/94 menunjukkan bahwa air dan sanitasi merupakan
pengaruh yang sangat penting terhadap status kesehatan dan gizi. CSES menunjukkan
bahwa hanya 4 persen dari kuintil termiskin yang memiliki akses ke air leding, sementara
lebih dari 17% kuintil terkaya memiliki yang sama. Perbedaan serupa terlihat dalam akses
terhadap sanitasi. Hanya 9% dari orang miskin memiliki akses ke toilet di rumah, sementara
sekitar setengah dari kuintil terkaya. Indikator lain dari standar perumahan adalah akses ke
listrik. Di sini sekali lagi akses kaum miskin tertinggal jauh di belakang. Akses ke listrik dari
generator atau sambungan saluran meningkat tajam dengan pendapatan, dari hanya 1
persen di antara orang-orang di kuintil bawah hingga 37 persen orang Kamboja di kuintil
terkaya. Indikator lain dari kekayaan rumah tangga termasuk kepemilikan transportasi.
Akses ke sepeda cukup merata, dengan setidaknya satu setengah rumah tangga memiliki
sepeda di setiap kuintil, bahkan yang termiskin. Namun, akses ke mobil, jip atau sepeda
motor sangat jarang di antara orang miskin dan meningkat tajam dengan pendapatan.
KERENTANAN
1. Definisi
Secara umum, kerentanan memiliki arti suatu kondisi tidak aman yang ditentukan oleh
proses fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang meningkatkan kerawanan (susceptibility).
Adapun yang mendefiniskan kerentanan sebagai sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
Menurut Bakornas (2007) kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas
atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakampuan dalam
menghadapi ancaman bahaya, sehingga apabila terjadi bencana akan memperburuk
kondisi masyarakat.
Menurut UN/ISDR (2005) kerentanan sebagai kondisikondisi yang ditentukan oleh
faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan, yang bisa
meningkatkan rawannya sebuah komunitas terhadap dampak bahaya.
2. Ciri-Ciri
Tidak memiliki kemampuan dalam menghadapi resiko
Tidak adanya keamaan
Keadaan rawan
Kondisi buruk
Tidak dapat melakukan upaya penanggulangan
3. Contoh
Ekonomi,
Sosial,
Kurang pengalaman,
Tidak ada rencana pengurangan risiko bencana
TIdak ada rencana evakuasi
Tidak ada peringatan dini sebelum topan melanda
c) Rusaknya Laut Aral, Di Kazakhstan, Laut Aral yang menjadi sumber air di sana
mengering karena pengambilan air berlebih untuk pertanian. Proses
pemanfaatan air yang tidak bertanggung jawab ini telah mengabaikan
pengelolaan lingkungan yang lestari. Setelah Laut Aral mengering, maka
masyarakat pun tidak lagi memiliki mata pencaharian. Pembelajaran penting:
ada hubungan antara mata pencaharian dengan pengelolaan lingkungan yang
lestari.
Sumber :
Dillon H.S dan Hermanto, Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah Krusial Global,
(Jakarta: LP3ES, 1993), 10.
Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993),
x.
Wahyuli AN , Kemiskinan, (Surabaya : Universitas Islam Negeri Surabaya).
Wini H, Kemiskinan, (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
World Bank, Understanding the Determinants of Poverty (Chapter 8)
Jaswadi , R. Rijanta dan Pramono Hadi, TINGKAT KERENTANAN DAN KAPASITAS
MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI RISIKO BANJIR DI KECAMATAN PASARKLIWON
KOTA SURAKARTA, Fakultas Geografi,Universitas Gadjah Mada.
Pinuji, Sridewanto, Contoh Kerentanan Bencana Alam,x.
Totok Wahyu Wibowo, Djati Mardiatno, Sunarto, PENILAIAN KERENTANAN
BANGUNAN TERHADAP BENCANA TSUNAMI MELALUI IDENTIFIKASI BENTUK ATAP
PADA CITRA RESOLUSI TINGGI, Fakultas Geografi,Universitas Gadjah Mada.