Anda di halaman 1dari 2

Muhamad Rizki

XII MIA 1
SKI
Prestasi, Organisasi, & Jabatan
Gus Dur
Prestasi
Memang banyak sekali prestasi yang dimiliki Gus Dur selama masa pemerintahannya
menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-4. Berikut adalah beberapa prestasi yang diraih
Gus Dur bersama dengan Dr. Rizal Ramli:

1. Harga beras stabil


2. Beras yang dipasarkan adalah beras produk lokal. Bukan beras hasil impor negara
lain.
3. Ekonomi Indonesia maju dari yang minus 3 hingga plus 7,5% kurun waktu 2
tahun.
4. Hutang berkurang 4,5 miliar dolar. Baik dengan suap, hutang dengan hutang, dan
suap baik dengan hutang mahal dengan hutang murah.
5. Ekspor naik menjadi 2 kali lipatnya.
6. Beras dan pangan stabil
7. Peningkatan gaji PNS menjadi 2 kali lipat.
8. Ekonomi pulih kembali.
9. Modal PLN naik dari minus 9 triliun menjadi 104 triliun.
10. Hutang harga bikin listrik berkurang dari 85 miliar menjadi 35 miliar. Mendapat
potongan 50 miliar.
11. Proyek Pak Habibie rugi ratusan miliar, menjadi untung 14 miliar dalam kurun
waktu 2 tahun.

Organisasi
Juli 1997 merupakan awal dari Krisis Finansial Asia. Soeharto mulai kehilangan kendali atas
situasi tersebut. Gus Dur didorong untuk melakukan reformasi dengan Megawati dan Amien,
tetapi ia terkena stroke pada Januari 1998. Dari rumah sakit, Wahid melihat situasi terus
memburuk dengan pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden dan protes mahasiswa yang
menyebabkan terjadinya kerusuhan Mei 1998 setelah penembakan enam mahasiswa
di Universitas Trisakti. Pada tanggal 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama dengan delapan
pemimpin penting dari komunitas Muslim, dipanggil ke kediaman Soeharto. Soeharto
memberikan konsep Komite Reformasi yang ia usulkan. Sembilan pemimpin tersebut
menolak untuk bergabung dengan Komite Reformasi. Gus Dur memiliki pendirian yang lebih
moderat dengan Soeharto dan meminta demonstran berhenti untuk melihat apakah Soeharto
akan menepati janjinya.
Hal tersebut tidak disukai Amien, yang merupakan oposisi Soeharto yang paling kritis pada
saat itu. Namun, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Mei 1998.
Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.
Jabatan

Pada tahun 1980 Gus Dur menjabat sebagai Katib Awwal PBNU hingga tahun 1984. Ia naik
jabatan sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Ia juga mendapat pengalaman politik
pertamanya karena berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada  pemilihan
umum legislatif 1982. PPP sebuah partai Islam yang dibentuk dari gabungan 4 himpunan
Islam termasuk NU. Kariernya bisa dibilang gemilang, setahun kemudian Gus Dur sukses
menduduki kursi Ketua PBNU dan pada tahun 1989 akhirnya ia sukses duduk di kursi MPR-
RI.

Memasuki Era Reformasi 1998, banyak partai baru bermunculan seperti Partai Amanat
Nasional (PAN) bentukan Amien Rais dari tokoh Muhammadiyah. Pada waktu bersamaan, 
banyak orang NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru dan dibentuklah Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada awal tahun berikutnya, PKB secara resmi menyatakan Gus
Dur sebagai kandidat untuk pemilihan presiden.

Tahun 1999, pemilu kembali dilaksanakan setelah Habibie turun dari kursi kepresidenan. Gus
Dur terpilih sebagai presiden lewat sidang MPR RI. Gus Dur sebagai presiden dan Megawati
Soekarnoputri sebagai wakilnya. Sebagai seorang presiden, Gus Dur memiliki cara-cara yang
berbeda untuk menyikapi suatu masalah. Ia melakukan pendekatan simpatik kepada GAM
(Gerakan Aceh Merdeka) dan mengayomi etnis Tionghoa.

Selain itu, Gus Dur meski sudah jadi presiden, dikenal suka melontarkan kalimat-kalimat
kontroversial yang salah satunya menuding, “Anggota MPRI seperti anak TK.” Akibat  gaya
dan sikapnya ini mengundang pro-kontra di masyarakat. Akhirnya, Gus Dur hanya bertahan
sebagai presiden selama 20 bulan. Lawan-lawan politiknya memanfaatkan kasus Bruneigate
dan Bulloggate untuk melengserkannya. Hubungannya dengan TNI juga kurang baik. Gus
Dur juga sempat mengeluarkan dekrit bubarkan DPR.

Anda mungkin juga menyukai