Anda di halaman 1dari 2

Jika kalian telah menjawab pertanyaan dari modul 2, maka seharusnya kalian sudah

mengerti mana yang didahulukan pasar dahulu, apa modal dahulu.

Pasar selalu lebih dahulu, setelah itu modal akan mengikuti. Jika ada orang yang mau
membuka usaha, tapi yang dibahas modal terus, berarti orang tersebut tidak pas
menjadi pengusaha.

Berikut adalah cerita tentang melihat pasar kemudian memanfaatkan menjadi


keuntungan .

Cerita 1

Di sebuah gedung pemerintah telah dibuka pendaftaran PNS. Tampak


terlihat di halaman gedung penuh dengan orang – orang yang ingin mendaftar
menjadi PNS. Melihat kerumunan orang yang banyak sekali itu dengan baju
putih hitam. Ada 2 orang dengan membawa Tas mendekat. Mereka membawa
banyak sekali Amplop coklat serta potongan kertas HFS diantara sisi ujungnya
ada tulisan Kepada…..(yang dituju pengirim) serta ujung yang lain Dari…..
(alamat Pengirim).

1 amplop coklat dan 1 kertas HFS yang ada tulisannya kepada/ Dari.
Ternyata mereka jual kepada pelamar2 PNS tadi. Yang tidak masuk akal
ternyata mereka menjualnya seharga Rp 20rb. Kita semua tahu harga 1
amplop dan 1 kertas HFS tidak lebih dari Rp 5rb. Dan dalam waktu setengah
jam 2 orang tersebut telah menjual lebih dari 94 amplop. Otomatis 2 orang
tadi telah mendapat keuntungan Satu juta empat ratus ribu (Rp 1.410,000,-
tepatnya) Kemudian saya Tanya sudah berapa kali mereka melakukan hal
seperti ini. Mereka menjawab sudah puluhan kali dan mereka juga
menjelaskan kalau amplop itu beliau ambil di salah satu toko ATK tanpa bayar
terlebih dahulu bahkan kalau sisa boleh dikembalikan ke toko tersebut.

Cerita 2

Pada masa awal Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan


orang Anshor dengan Orang Muhajirin. Perlu diketahui semua kaum muhajirin telah
meninggalkan seluruh kekayaan serta rumah mereka yang ada di Makkah. Sehingga di
Madinah mereka tidak memiliki apa-apa lagi. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW
meminta Kaum Anshor untuk menolong Kaum Muhajirin.
Ada sahabat yang menarik, yaitu sahabat Abdur Rohman bin Auf. Beliau juga
dipersaudarakan dengan kaum Ansor. Ketika orang Ansor akan memberikan hartanya
kepada Abdur Rohmah Bin Auf, Abdur Rohman bin Auf menolaknya. Dia hanya berterima
kasih, mendoakan orang Ansor tetapi TIDAK MAU MENERIMA HARTA orang ansor itu.
Abdur Rohmah Bin Auf hanya mengatakan : “TUNJUKAN SAJA KEPADA KU DIMANA PASAR
ITU /SHOW ME THE MARKET?”.

Setelah ditunjukan pasar, Abdur Rohmah Bin Auf kemudian pergi ke pasar
meninggalkan kaum ansor sendirian. Abdur Rohmah Bin Auf berkeliling ke pasar beberapa
kali, kemudian beliau menemukan pengrajin emas di sisi belakang pasar. Abdur Rohmah
Bin Auf kemudian bertanya kepada orang yang sedang membakar logam/mensepuh emas.
“pak, apakah jika saya mencari kayu bakar, bapak mau membelinya?”. Kata Abdur Rohmah
Bin Auf setelah melihat tumpukan kayu bakar di tempat pembuatan emas. Pembuat emas
dengan senang hati menjawab: “wah kebetulan pak, saya malah tidak usah mencari kayu
bakar sendiri, silahkan cari kayu bakar sebanyak-banyaknya pasti akan saya beli”.

Akhirnya setiap hari Abdur Rohmah Bin Auf mencari kayu bakar, kemudian menjual
pada pembuat emas. Setelah uangnya terkumpul menjadi banyak, Abdur Rohmah Bin Auf
membeli emas di pembuat emas tersebut. Kemudian sisa uangya, Abdur Rohmah Bin Auf
menggunakan untuk modal berdagang. Berputarnya waktu ke waktu menjadikan Abdur
Rohmah Bin Auf adalah sahabat Nabi paling kaya di Madinah beserta dengan Usman bin
Affan.

Ikhtisar

cerita pertama : Dimana ada kerumunan, di situ ada kebutuhan, di situ ada

Market

cerita kedua : pergi ke market, melihat peluang, mengeksekusi peluang, jadi

usaha, dapat profit, investasikan ke emas, sebagian putar lagi untuk modal.

Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai