Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

“PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Arief Wahyudi, S.H., M.H.

Oleh:

Yogi Borkat Iskandar Sitompul

1172111025

C Reguler 2017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada TUHAN YANG MAHA ESA, dimana atas berkat
dan karunianya saya diberi kesempatan sehingga saya dapat menyusun tugas laporan hasil
critical books report. Kepada dosen pengampu saya ucapkan terima kasih juga karena
memberi saya kesempatan untuk menyusun tugas laporan hasil critical books report.

Dalam penyusunan tugas laporan critical books report ini masih banyak kekurangan
dalam penulisan atau bentuk tugas laporan critical books report. Oleh karena itu, saya
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas laporan critical books report ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

IDENTITAS BUKU……………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
C. Manfaat....................................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.....................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN

A. Perbandingan………………………………………………………………………4
B. Keunggulan..............................................................................................................4
C. Kelemahan...............................................................................................................5

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................6
B. Saran........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

ii
IDENTITAS BUKU

BUKU 1 (UTAMA)
Judul Buku : PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA
Penulis : Winarno

ISBN : 978-602-217-914-6

Penerbit : BUMI MEDIKA


Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Jakarta
Tebal : 212 Halaman
Bahasa : Indonesia

BUKU 2 (PEMBANDING)
Judul Buku : HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA
Penulis : Drs. C.S.T. Kansil, SH.

Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 1990
Kota Terbit : Jakarta
Tebal : 242 Halaman
Bahasa : Indonesia

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adanya kurikulum baru yaitu KKNI yang merupakan suatu standarisasi
kurikulum bagi mahasiswa UNIMED yang dimulai sejak 2016, memberikan suatu
bentuk tugas yakni Critical Book Report (CBR). Critical Book Report (CBR) adalah
sarana untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam hal me-review sebuah buku,
tidak hanya isi buku yang dikritik tetapi juga bagian sampulnya hingga tata tulis dan
penggunaan bahasa. Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji
kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan
buku yang dianalisis dengan buku yang lain, Mengenal dan memberi nilai serta
mengkritik karya tulis yang penyusun juga berharap dengan adanya tugas ini, akan
memberikan referensi terkait perkuliahan dan berguna sebagai referensi manakala
penyusun akan menuliskan bahkan menyusun tugas akhir perkuliahan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari Critical Book ini yaitu untuk mengetahui isi buku yang
berjudul “ PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA”, untuk memahami
kelebihan dan kekurangan yang ada pada buku dan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila.

C. MANFAAT
Adapun manfaat dari critical book ini untuk menambah pengetahuan tentang
bagaimana mengkritik sebuah buku, dan dapat menambah wawasan para pembaca
dan menambah informasi terutama bagi saya .

1
BAB II
ISI BUKU

RINGKASAN ISI BUKU PERTAMA

BAB I : PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan tentang pancasila adalah pembelajaran tentang “rumus” Pancasila yang terdiri
atas 3 konsep utama, yaitu : pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, pancasila sebagai
ideologi kebangsaan, dan pancasila sebagai ideologi kebangsaan.

1. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa


Tujuan pembangunan karakter bangsa untuk membina dan mengembangkan karakter
warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradap, berjiwa persatuan indonesia, berjiwa kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan pendidikan pancasila membicarakan adakah dasar-dasar pembenar yang dapat
diterima dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah akademik bahwa Pendidikan Pancasila
memang layak diberikan dijenjang pendidikan tinggi Indonesia. Landasan nya yaitu :
Landasan Historis, Landasan Kultural, Landasan Filosofis, Landasan Yuridis.

3. Kerangka Konseptuan Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan kurikuler
di perguruan tinggi di indonesia. Mata kuliah umum yang terkait dengan pendidikan
kewarganegaraan diwadahi dalam 2 mata kuliah, yakni pancasila dan kewarganegaraan.

4. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Pancasila


2
Pendidikan pancasila lebih dimaksudkan sebagai pendidikan karakter, pendidikan
pembentukan kepribadian, dan pendidikan yang menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai
sumber rujukan dan inspirasi warga dalam upaya menjawab berbagai tantangan kehidupan
bangsa Indonesia.

BAB II : PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA

1. Dinamika Pancasila Pada Era Kemerdekaan


Dinamika pancasila pada era kemerdekaan mulai dari yaitu :

 Proses perumusan Pancasila menjelang kemerdekaan


 Penetapan Pancasila sebagai dasar filsafat negara
 Dinamika pancasila pada awal kemerdekaan

2. Dinamika Pancasila Pada Orde Lama


Dalam mengimplementasikan Pancasila, Ir.Soekarno melakukan pemahaman Pancasila
dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan bangsa, presiden
menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala Indonesia, demokrasi
terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan kepribadian nasional.

3. Dinamika Pancasila Pada Orde Baru


Orde baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto antara tahun 1966-1998.
Pemerintah orde baru ditandai pada saat Jendran Soeharto diberi kewenangan oleh Presiden
Soekarno waktu itu untuk mengendalikan keadaan, memulihkan keamanan dan ketertiban
dalam negara setelah terjadinya pemberontakan G 30 S/PKI. Kewenangan itu didasarkan
pada surat perintah 11 maret 1966.

Usaha-usaha secara sistematis untuk memperkuat kedudukan Pancasila itu dilakukan antara
lain :

 Simposium Universitas Indonesia pada tahun 1966


 Sidang umum MPRS 1966

3
 Pada tahun 1968, Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No.12 Tahun 1968
 Sidang umum MPR 1973
 Pada tahun 1985, ideologi Pancasila dikembangkan sebagai satu-satunya asas dalam
organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan.

4. Dinamika Pancasila Pada Era Reformasi


Era reformasi tahun 1998, lahir dengan semangat menghapuskan pengalaman-
pengalaman buruk penyelenggaraan bernegara yang dilakukan oleh Orde baru dan melakukan
reformasi atas penyelenggaraan pemerintah.

Beberapa ketetapan MPR RI lain menyiratkan penerimaan atas pancasila, yaitu:

 Ketetapan MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia


 Ketetapan MPR RI No. V/MPR/2000 tentang Pemantapan persatuan dan kesatuan
nasional.
 Ketetapan MPR RI No.VI/MPR/2001 tentang Etika kehidupan berbangsa.

BAB III : PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Makna Pancasila Dasar Negara


 Makna Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar falsafah negara (dasar filsfat negara/philosophische grondslag)
dan ideologi negara (staatsidee). Dalam hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur
pemerintah negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara.

 Pengertian Pancasila sebagai dasar negara


Yang dimaksud dengan pengertian yang umum, abstrak dan universal adalah Pancasila
yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki konsekuensi dijabarkannya nilai-nilai Pancasila


menjadi norma hukum di Indonesia.

4
2. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :

 Merupakan tertib hukum tertinggi


 Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci

3. Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945


Di Indonesia, norma tertinggi ini adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, jadi pancasila sebagai dasar negara dapat disebut sebagai berikut :

 Norma tertinggi
 Norma pertama
 Cita hukum (rechtsidee) dan
 Unsur pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm).

4. Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Negara


 Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan politik.
 Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan ekonomi.
 Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan sosial-budaya
 Membudayakan Pancasila dalam aspek kehidupan pertahanan dan keamanan.

BAB IV : PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

1. Pengertian dan Sejarah Ideologi


Ideologi berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar atau cita-cita. Logos berarti ilmu. Jadi, secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang
gagasan atau cita-cita. Ada 2 jenis ideologi, yakni ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
Ideologi tertutup adalah ajaran pandangan dunia, atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan
dan norma-norma politik dan sosial, sebagai kebenaran. Sebaliknya, Ideologi terbuka hanya
berisi orientasi, gagasan, prinsip, atau nilai dasar saja.

5
2. Pancasila Sebagai Ideologi
Sudah menjadi pengakuan bangsa Indonesia bahwa Pancasila adalah Ideologi. Pancasila
sebagai ideologi nasional yang berfungsi sebagai cita-cita adalah sejalan dengan fungsi utama
dari sebuah ideologi. Adapun fungsi lain ideologi Pancasila sebagai sarana pemersatu
masyarakat sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik.

Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia bermakna sebagai berikut :

 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan


bernegara.
 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama
dan karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu masyarakat Indonesia.

3. Tahapan Perkembangan Pancasila Sebagai Ideologi


Ada 3 jenjang tahapan kesadaran masyarakat dan bangsa Indonesia terhadap Pancasila
sebagai ideologi, yaitu :

 Pancasila sebagai ideologi pemersatu


 Pancasila sebagai ideologi pembangun
 Pancasila sebagai ideologi terbuka

4. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Indonesia


Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita negara dan sarana yang
mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret, dan operasional aplikasi
sehingga tidak menjadi slogan belaka. Makna Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia
yaitu :

 Perwujudan ideologi Pancasila sebagai cita-cita Bernegara


 Perwujudan Pancasila sebagai kesepakatan atau nilai integratif bangsa

BAB V : PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

6
1. Pemikiran Filosifis Pancasila Menurut Para Pendiri Bangsa
 Pemikiran filosofis Pancasila dari Soekarno
Soekarno sebagai orang pertama yang memperkenalkan Pancasila telah menjelaskan isi
atau substansi tiap sila pancasila. Menurut soekarno, muatan yang terkandung dalam masing-
masing sila Pancasila dapat dikemukakan sedcara sederhana sebagai berikut :

a. Ketuhanan yang maha esa.


b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Pemikiran filosofis Pancasila Dari Moh.Hatta
Moh. Hatta atau dikenal dengan Bung Hatta, juga memberikan penjelasan-penjelasan
tentang isi dari kelima sila Pancasila. Moh. Hatta adalah salah satu pendiri negara, menjadi
anggota BPUPK, anggota panitia sembilan dan juga sebagai anggota PPKI.

Dalam demokrasi kita, Moh. Hatta menyatakan bahwa pancasila sebagai filsafat negara
Indonesia. Melalui buku berjudul Uraian Pancasila. Moh. Hatta kembali menjelaskan isi
masing-masing sila Pancasila pada Subbahasan sila Satu-satunya.

2. Pemikiran Filosofis Pancasila Menurut Para Ahli


Soediman Kartohadiprodjo (1970) menyatakan sebagai berikut, “Kalau kita perhatikan,
maka filsafat pantja-sila inti-intinya dibawakan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
kehidupan manusia”.

Abdul Kadir Besar dalam tulisannya Pancasila dan Alam Pikiran Integralistrik (1994)
menyatakan bahwa untuk mengetahui serba konsep yang terkandung dalam tiap sila pancasila
dan bagaimana hubungan antara konsep, perlu dilakukan refleksi filsafat.

3. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan


Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem bersifat hierarikis dan
firamidal adalah bahwa hakikat tuhan ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai kausa prima.

7
Oleh karena itu segala sesuatu termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia
ada sebagai akibat adanya Tuhan (Sila ke-1). Adapun manusia adalah sebagai subjek
pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan dan persekutuan hidup
bersama anggotanya, yaitu manusia (sila ke-2). Maka dari itu,negara adalah akibat adanya
manusia yang bersatu (sila ke-3). Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang
disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara disamping wilayah dan
pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas. Individu-individu dalam negara yang bersatu(sila
ke-4). Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan sosial (sila ke-5).

4. Nilai Pancasila Sebagai Sumber Norma Etik dan hukum bernegara


Etika kehidupan berbangsa ini meliputi sebagai berikut :

 Etika sosial dan budaya


 Etika pemerintah dan politik
 Etika ekonomi dan bisnis
 Etika penegakan hukum
 Etika keilmuan
 Etika lingkungan

BAB VI : PANCASILA SEBAGAI ETIKA

1. Pengertian Etika
Kata etika yang secara etimologis berasal dari kata Yunani “ethos”, secara harfiah berarti
adat kebiasaan,watak atau kelakuan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
diartika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).

 Macam-macam etika atau filsafat moral


Etika dapat dibedakan menjadi 3, yakni:

- Etika deskriptif (descriptive ethics)


- Etika normatif (normative ethics)
- Metaetika (meta-ethics)
 Aliran-aliran dalam filsafat moral

8
- Etika keutamaan
- Etika deontologi
- Etika teleologi

2. Norma Etik Bersumberkan Pancasila


 Nilai pancasila sebagai sumber norma etik
 Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978
 Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No. V/MPR/2001
- Etika sosial budaya
- Etika politik dan pemerintakan
- Etika ekonomi dan bisnis
- Etika penegakan hukum yang berkeadilan
- Etika keilmuan
- Etika lingkungan

3. Kode Etik Profesi


Berikut ini contoh kode etik profesi yang disusun oleh organisasi profesi.

 Profesi Hakim
 Profesi Dokter Gigi

4. Pengalaman Subjektif Terhadap Norma Etik


Pengalaman secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila secara
pribadi dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengamalan subjektif bergantung pada diri sendiri. Melaksanakan norma-norma etik yang
berdasar nilai Pancasila dikatakan sebagai pengalaman subjektif atas Pancasila. Subjektifikasi
yang subjektif pada dasarnya adalah pemuatan pedoman moral bagi manusia Indonesia pada
umumnya yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila yang abstrak umum dan universal
sebagai pandangan hidup bangsa.

BAB VII : PANCASILA SEBAGAI DASARPENGEMBANGAN ILMU

1. Pancasila dan Ilmu Pengetahuan

9
 Ilmu pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) itu berbeda dengan ilmu (science). Sedangkan istilah ilmu
pengetahuan merupakan terjemahan dari science itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia,kata
ilmu dilanjutkan dengan istilah ilmu pengetahuan.

Ada beberapa persyaratan pengetahuan dapat meningkat menjadi ilmu. Persyaratan itu adalah
sebagai berikut :

- Objektif
- Metodis
- Sistematis
- Universal
 Ontologis, epistemologis dan aksiologis ilmu
Istilah ontologis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata yaitu ontos berarti
ada, dan logosnberarti ilmu pengetahuan dan ajaran. Maka ontologis adalah ilmu
pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.

Epistemologis berdasarkan akar katanya berasal dari kata episteme (pengetahuan) dan
logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu
pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan
dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.

Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang
berharga, dan logos artinya akal, teori. Aksiologis artinya teori nilai. Aksiologis adalah ilmu
yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

 Kaitan pancasila dengan ilmu pengetahuan


Berdasarkan sejarah pemikiran yang ada, kaitan pancasila dengan ilmu pengetahuan
memang sudah sejak awal diwacanakan secara akademik. Pemikiran tentang pancasila dan
ilmu pengetahuan ditunjukkan dengan adanya simposium dan sarasehan Nasional dengan
tema “Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa” di
Yogyakarta pada 14-15 Agustus 2006.

10
2. Pancasila Sebagai Landasan Etik Pengembangan Ilmu di Indonesia
Pancasila sebagai landasan etik bagi pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan
aksiologi ilmu. Pernyataan utama dalam aksiologi adalah untuk apa pengetahuan tersebut
digunakan dan bagaimana kaitan penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis
pemahaman, pertama bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di
indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Kedua, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di indonesia harus
disertakan nilai-nilai pancasila sebagai faktor internal pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Keempat, bahwa setiap
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah Indigenisasi ilmu.

3. Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan Di Indonesia


Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan adalah aktualisasi Pancasila dibidang
keilmuan selain sebagai panduan etik, pengembangan ilmu. Menurut KBBI istilah paradigma
berarti daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi
kata tersebut.

4. Pancasila Sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus


Istilah pancasila sebagai genetivus subjectivus dan genetivusobjectivus dapat ditelusuri
dari pendapat Darji Darmodiharjo (2006) yang mengatakan pancasila bisa sebagai genetivus
objectivus maupun genetivus subjectivus. Menurutnya, menempatkan pancasila sebagai
subjek yang memberi penilaian terhadap segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai genetivus subjectivus
berarti mengonsepsi pancasila sebagai suatu sistem filsafat.

11
RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING

Kebersamaan sila ke-3 dari pancasila adalah tentang persatuan Indonesia


a. Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia mengutamakan persatuan,
kesatuan, kepentingan dari dan keselamatan bangsa dan Negara. Dari kepentingan
bersama semua itu di tempatkan di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Pendirian tersebut dalam melahirkan kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk
kepentingan Negara dan bangsa, apabila diperlukan.
c. Sikap yang positif itu dilandasi oleh rasa cinta kepada Tanah Air (patriotis) dan rasa
cintak kepada bangsa (nasionalis)
d. Rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia akan tetap terpelihara.
Perasaan ini berkembang dan tidak menyempit menjadi kesadaraan berbangsa yang
sempit (Chauvinis)
e. Persatuan Indonesia bukan persatuan kelompok, persatuan suku atau golongan.
Persatuan Indonesia adalah persatuan seluruh bangsa, seluruh tanah air Indonesia.
Persatuan dalam kebersamaan adalah persatuan yang menyeluruh. Persatuan yang
dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam kebersamaan hidup kita tidak mungkin memisahkan diri dari masyarakat. Dalam
kehidupan bernegara dan bermasyrakat, kepentingan setiap orang tentu akan menyentuh pula
kepentingan orang lain. Pelaksanaan pancasila dalam hal ini berarti bahwa kita harus
mengendalikan kepentingan kita. Mengendalikan bukan berarti memetikan. Kepentingan
setiap insan dalam dunia modern ini akan meningkat. Pengendalian yang wajar hanya
mungkin jika kita mampu dan mau mengendalikan diri. Jelasnya: pengamalan pancasila
dalam kebersamaan berpangkal tolak pada kemauan dan kemampuan untuk mengendalikan
diri dan mengendalikan kepentingannya. Dengan demikian kita akan dapat melaksanakan
kewajiban-kewajiban kita dalam kebersamaan hidup.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. PERBANDINGAN
Dari ringkasan isi kedua buku tersebut mengenai persatuan Indonesia semuanya
hampir sama pembahsannya dan dijelaskan secara terperinci dan mendalam. Pada buku
utama dijelaskan persatuan Indonesia mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Demikian juga pada buku pembanding dijelaskan
bahwa Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia mengutamakan persatuan,
keastuan, kepentingan dari dan keselamatan bangsa dan Negara. Dari kepentingan
bersama semua itu di tempatkan di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Di dalam pembahasan buku utama kita di tuntut untuk lebih menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia melalui dengan pendidikan karena tidak lepas
dari faktor kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan
dan teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan
bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan
masyarakat internasional.
Di buku pembanding pembahsannya lebih kepada pengendalian diri agar tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara. Dengan demikian kita akan dapat
melaksanakan kewajiban-kewajiban kita dalam kebersamaan hidup.

B. KELEBIHAN BUKU
Penjelasan materi di dalam buku utama cukup bagus dan cukup mudah dipahami,
buku ini juga mencantumkan banyak contoh dan ilustrasi dari materi yang dibahas.
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam penyampaian materi juga mudah dipahami.
Selain itu buku ini tidak berbelit-belit dalam menyampaikan penjelasan materi, sehingga
pembacanya tidak bingung.
Penjelasan materi di dalam buku pembanding juga bagus dan mendalam, hanya saja
tidak terlalu memberikan contoh dalam pembahasaannya. Kata-kata dalam buku ini juga
tidak berbelit-belit sehingga pembaca tidak kesulitan dalam membacanya.

13
C. KELEMAHAN BUKU
Pada buku utama ada beberapa Bab yang penjelasan materinya kurang lengkap, dan
langsung menuju contoh. meskipun penggunaan Bahasa pada buku ini sudah diakatakan
cukup baik , akan tetapi masih saja ada bagian atau kata istilah yang dirasa kurang
dimengerti pembaca yang dapat menyulitkan pembaca dalam memahami maksud tulisan
tersebut.
Pada buku pembanding yaitu kelemahannya adalah kurang memberikan contoh pada
setiap pembahasaan, sehingga pembaca dituntut berfikir lebih untuk memahaminya.

14
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari pembahasan materi dari kedua buku tersebut, Persatuan
Indonesia bukan persatuan kelompok, persatuan suku atau golongan. Persatuan Indonesia
adalah persatuan seluruh bangsa, seluruh tanah air Indonesia. Persatuan dalam
kebersamaan adalah persatuan yang menyeluruh. Persatuan yang dikembangkan atas
dasar Bhinneka Tunggal Ika. Begitu juga sebagai mahasiswa kita harus tetap menjaga
persatuan dan kesatuan baik itu di universitas atau bahkan dimana pun itu.

B. SARAN
Sebagai calon guru, sangatlah penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
ini, dikarenakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang bagus, agar siswa menyerap
materi dengan baik, dan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, kita terlebih
dahulu di tuntut untuk menciptakan suasana yang aman. Dengan demikian kita lebih
mudah memberikan pelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2017. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA. Bumi Medika:


Jakarta.
Kansil. 1990. HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA. Erlangga: Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai