Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Hurlock perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif
yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman(1980:2).
Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dapat
didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan
koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing maju
dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata
antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang
mengikutinya (Hurlock,1999:23). Menurut Santrock  perkembangan adalah
pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan(2002:20).
Pola gerakan adalah kompleks karena gerakan merupakan produk dari
beberapa proses yaitu biologis, kognitif, dan sosial. Jadi perkembangan adalah
suatu perubahan yang lazim dilalui semua individu akibat adanya pematangan
dan pengalaman yang didapat dari interaksi antara proses b iologis, kognitif, dan
sosial. Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk
memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup.
Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri itu yang biasa disebut
aktualisasi diri adalah sangat penting. Namun tidak statis. Tujuan dapat
dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk
dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik
maupun psikologis (Hurlock,1980:3). Akan tetapi, tidak semua individu dapat
menjalani proses perubahan ini sebagaimana yang harus dilaluinya sesuai
dengan usia dan tugas perkembangannya.
Ada individu-individu yang mengalami hambatan perkembangan, yaitu
terhambatnya proses perubahan yang bertujuan untuk aktualisasi diri.
Hambatan ini dapat terjadi sejak masa bayi sampai dewasa, yang kemudian
akan lebih dibahas mengenai anak dan remaja, baik yang dialami sejak lahir
akibat faktor-faktor pranatal, genetis,  maupun yang terjadi dalam proses
perkembangan itu sendiri (akibat interaksi dengan lingkungan).
Didalam proses perkembangan disetiap tahapnya sering terdapat konflik, dan
menurut defenisi yang diungkapkan oleh para ahli tentang konflik. Di antaranya yang
diungkapkan Putman & Pool (sujak, 1987: 150), konflik didefenisikan sebagai
interaksi antara individu, kelompok dan organisasi yang membuat tujuan atau arti
yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai penganggu yang potensial
terhadap pencapaian tujuan mereka. Oleh sebab itu, penulis akan memaparkan hal-
halyang dapat menimbulkan konflik disetiap fase pertumbuhan manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konflik dalam prespektif psikologi?
2. Sebutkan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik disetiap masa
pertumbuhan dan perkembangan manusia!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari konflik dalam prespektif psikologi
2. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan konflik disetiap masa
pertumbuhan dan perkembangan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik dalam Prespektif Psikologi
Mullins (1993:.658) mendefenisikan bahwa konflik merupakan kondisi
terjadinya ketidaksesuaian tujuan dan munculnya berbagai pertentangan
perilaku, baik yang ada dalam diri individu, kelompok maupun organisasi.
Konflik yang dimaksud dalam psikologi perkembangan adalah konflik yang
terjadi didalam individu selama rentan perkembangannya, Konflik antara
individu dengan dirinya sendiri ini akan muncul ketika individu merasa bahwa
dalam dirinya sendiri mengalami :
1. Adanya suatu pertentangan antara perasaan-perasaan senang dan frustasi,
serta gagal dan berhasil, berharap dan putus asa. Munculnya perasaan-
perasaan tersebut karena adanya kepentingan atau kekuatan yang bergerak
ke arah tertentu dalam waktu yang bersamaan.
2. Adanya dua gagasan/lebih yang berupa pertentangan, gerakan hati
(Impuls), saling berlawanan dan terjadi ketegangan emosi, akibatnya
muncul perasaan yang tidak menyenangkan (impuls tertekan), stres, dan
dapat memengaruhi perilaku individu secara kognitif (cara berpikir,
mengingat, dan menganalisis atau menyimpulkan menjadi kurang
produktif), afektif, ketakutan, kecemasan, bersalah/malu, sedih,
cemburu/iri hati, dan menjijikkan/muak, kognitif, dan psikomotorik
(keterampilan motoriknya kurang terkoordinasi dengan baik ataupun
keterampilan manajerialnya juga kurang dapat diandalkan untuk
menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan secara tepat).
3. Adanya suatu perjuangan antara keinginan dan pertentangan yang ada
dalam diri individu berupa pertentangan psikis seperti merasa frustasi,
stres, dan berupa pertentangan psikis seperti merasa frustasi, stres, dan
berusaha untuk melawannya.
B. Hal yang Dapat Menimbulkan Konflik Disetiap Masa Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia
1. Periode Pranetal
Hal yang dapat yang dapat menimbulkan konflik dalam masa periode
pranatalyang kecacatan bayi baik dari segi fisik maupun mentalMenurut
hurlock(1980:39)setelah melahirkan sikap ibu yang kebanyakan terbentuk
sebelum kelahiran bayi mempengaruhi anak, karena sikap yang tercermin dalam
cara memperlakukan adiknya. Misalnya ibu yang menginginkan anak laki-laki
mempunyai sikap yang menyenangkan kepada anak perempuannya, kalau ia
kecewa anak perempuan Ia merasa bersalah dan mengimbangi perasaan ini
dengan tidak sangat melindungi dan memanjakan anaknya. Kalau anak
berikutnya ternyata laki-laki seperti apa yang diharapkan maka disadari atau tidak
ia akan menunjukkan sikap lebih menyenangi anak laki-laki itu dan
memperlakukan kepada anak perempuan diwarnai oleh penolakan.
2. Masa Bayi Baru Lahir
Masa bayi adalah masa yang menentukan karakteristik seorang manusia
yang akan di bawanya hingga ia tumbuh dewasa. Karena menurut
Hurlock(1980:67) cacat psikologis yang diperoleh selama bayi neonatal dapat
menimbulkan masalah dalam penyesuaian diri individu sepanjang hidupnya.
Berikut hal-hal yang dapat menimbulkan konflik pada masa bayi baru lahir
Harlock (1980:67):
a. Kepercayaan tradisional, mengenai kelahiranmerupakan bahaya psikologis
yang serius karena sangat mempengaruhi cara memperlakukan bayi.
b. Ketidakberdayaan bayi,terhentinya perkembangan dan keterlambatan
perkembangan yang semuanya umum terdapat pada bayi neonatal
mempengaruhi sikap dari orang-orang yang berarti dan perlakuan mereka
pada bayi.
c. Individualitas bayi, merupakan bahaya psikologis yang serius karena
kebanyakan orang menafsirkan sebagai tidak normal.
d. Kemurungan orang tua baru dan sikap lain yang kurang menyenangkan
terhadap bayi neonatal merupakan bahaya psikologi serius karena hal ini
tercermin dalam cara orang tua memperlakukan bayinya.
e. Nama yang diberikan kepada bayi, merupakan bahaya potensial terhadap
penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik karena ketika anda
bertambah besar mungkin dia tidak menyukai dan merasa malu dengan
namanya.
3. Masa Bayi
Bahaya psikologis dalam masa bayi yang paling parah meliputi caranya
baik menguasai tugas perkembangan pada masa usia tersebut, misalnya bayi yang
terlalu cepat mengambil peran tugas-tugas perkembangannya, dan tidak lagi
membutuhkan ataupun ketergantungan kepada orang lain semakin baik
pengawasan terhadap tugas perkembangan masa bayi semakin mudah cepat anak
dapat menguasai tugas masa anak-anak. Menurut Hurlock(1980:87), sebagian
besar bahaya psikologi berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan
kegagalan pengawasan tugas perkembangan baik. Hal-hal yang dapat
menimbulkan konflik pada psikologis bayi dimasa perkembangannya adalah:
a. Bahaya dalam perkembangan motorik ,kalau perkembangan motorik yang
terlambat akan sangat dirugikan pada saat mulai bermain dengan teman-
teman sebayanya, dan juga sangat mengganggu dalam penyesuaian diri anak
adalah tekanan dari orang tua. Untuk mencapai pengendalian motorik dan
untuk belajar keterampilan motorik yangcukup matang untuk melakukannya,
hal ini dapat menghambat motivasi seorang anak dalam mempelajari tugas-
tugas yang harus ia kuasai.
b. Bahaya dalam berbicara berbicara,keterlambatan keterlambatan dalam
berbicara sangat mempengaruhi psikologi seseorang baik karena jika dia
tidak bisa menyelesaikan tugas-tugasnya maka ketika dia mulai beranjak
menjadi anak-anak maka dia akan dikucilkan dan akan berakibat buruk pada
psikologis nya.
c. Bahaya emosi, penyebab bahaya emosi di antara lain dari orang tua tekanan
dalam punya kasih sayang dan kondisi emosi yang sangat kuat.
d. Bahaya sosial, penyebabnya adalah karena kurangnya kesempatan
memotivasi untuk belajar menjadi sosial dan akibatnya adalah tumbuhnya
sifat malu yang menyebabkan penyakit sosial. Misalnya masalah-masalah
sosial yang ditimbulkan seperti kesepian,sadar diri dan penilaian sosial yang
kurang baik seorang pemalu sering dianggap sebagai perbuatan menarik diri
dan bahkan tidak ramah yakni penilaian yang tidak menunjang penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial yang baik di setiap usia.
e. Bahaya bermain, bisa menyebabkan fisik maupun psikologis anak terluka
contohnya adalah memar saat bermain dan pengaruh bullying yang
mempengaruhi psikologis anak
f. Bahaya dalam pengertian artinya mindset seorang bayi diberi gambaran yang
buruk padahal sebenarnya bai.k Misalnya, adalah sayur sebagai hukuman dan
kembang gula adalah sebuah hadiah.
g. Bahaya moralitas, apabila dia tidak dapat menyesuaikan dengan
masyarakatnya maka dia akan menjadi pemberontak.
h. Bahaya hubungan keluarga
i. Bahaya kepribadian
j. Bahayanya hubungan keluarga pada masa bayi yaitu Perpisahan dengan
ibu,gagal mengembangkan perilaku akrab, merosotnya hubungan keluarga,
terlampau melindungi, latihan yang tidak konsisten, penganiayaan anak.
4. Awal Masa Anak-Anak
Kondisi yang menyebabkan perubahan hubungan orang tua kepada
anaknya menurut Hurlock (1980: 131)
a. Perubahan pada anak
Kalau bayi yang cenderung menjadi lebih mandiri dan dapat menolong
diri sendiri . Ia cenderung terus memberontak, menuntut perhatian dan
menolak perintah bahkan dari segi penampilan ia tidak lagi menarik seperti
bayi.
b. Perubahan sikap orang tua
Dengan lebih mandirinya anak orang tua menganggap bahwa anaknya
tidak lagi memerlukan perawatan dan perhatian sebesar bagaimanapun ia
mencapai arti baik .
c. Konsep orang tua tentang anak yang baik
Kalau anda tidak memenuhi harapan orang tua orang tua sering menjadi
kritis dan bertindak menghukum anak bersaksi terhadap perlakuan ini dengan
semakin negatif
d. Konsep kekanak-kanakan tentang orang tua yang baik
Bayi kebanyakan anak orang tua yang baik adalah yang selalu siap sedia
selalu menolong nya,melakukanapapun yang ia hendaki kalau orang tua
gagal mengikuti Konsep ini anak akan benci hal ini yang akan melemahkan
kasih sayang anak kepada orang tuanya.
e. Orang tua yang kesayangan
f. Lebih menyukai orang luar
Hal ini disebabkan karena orang tua yang selalu membanding
bandingkan anaknya
5. Akhir Masa Anak-Anak
Akhir Masa anak-anak boleh dikatakan sebagai masa peralihan yang
akan membawanya menuju tingkat yang lebih tinggi lagi yakni dari masa anak-
anak menuju masa pubertas banyak hal yang berubah. Pada masa ini terutama
pada kondisi psikologis anak di dalam perubahan-perubahan itu akan banyak
memunculkan konflik konflik yang akan berdampak pada dirinya maupun
sosialnya menurut Hurlock (1980:131) ldiantaranya adalah:
a. Bahaya dalam berbicara yakni kosakata yang kurang anak yang kesulitan
dalam berbicara kesalahan dalam berbicara dan pembicaraan yang sifatnya
mengkritik atau merendahkan yang akan ditentang oleh teman-temannya
b. Bahaya emosi karena emosinya yang yang labil maka seorang anak di usia ini
akan mudah untuk meledak ledak
c. Bahaya sosial adalah dimana anak sulit untuk menyesuaikan diri dengan
sosialnya
d. Bahaya bermain, hal ini yang banyak orang tua tidak perhatikan dimana anak
dikekang untuk melakukan kegiatan kreatif sehingga dapat menghambat
perkembangan psikologisnya
e. Bahaya moral
f. Bahaya menyangkut minat
g. Bahaya dalam perkembangan kepribadian salah satunya adalah tingginya
ekosentrisme
6. Masa Puber
Masa remaja adalah waktu dimana konflik remaja dengan orang tua
meningkat lebih dari konflik anak dan orangtua. Peningkatan biasanya terjadi
karena beberapa faktor yang telah dibicarakan yang melibatkan pendewasaan
remaja dan pendewasaan orangtua. Perubahan biologis pubertas, perubahan
kognitif termasuk meningkatnya idealsme dan penalaran logis, perubahan social
yang berpusat pada kebebasan jati diri, harapan tak tercapai, dan perubahan fsik,
kognitif, dan social orangtua sehubungan dengan usia paruh baya. Konflik
kebanyakan bermula dari kejadian sehari-hari, tetapi tetap saja, remaja dan
orang tua yang terlibat dalam konflik yang berulang-ulang tanpa pernah ada
kesepakatan akan menjadikan rumah serasa penjara. Orang tua mungkin dapat
menekan perilaku menentang anak-anak karena secara fisik anak-anak lebih
kecil dari pada orang tua. Tetapi pada  masa remaja peningkatan ukuran dan
tenaga bisa berakibat pada ketidakpedulian atau konfrontasi terhadap
pendiktean orang tua
7. Masa Remaja
Hurlock (1980:134) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa
yang penting dalam rentang kehidupan seorang individu, karena merupakan suatu
periode peralihan dan perubahan, masa mencari identitas, masa realistis, dan
berada pada masa ambang dewasa yang juga dikenal juga sebagai usia
bermasalah.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang
membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai
akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam diri remaja, ia juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada
masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi.
Apabila ini berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan,
kebahagian dan juga penerimaan dari lingkungan, dan juga sebaliknya apabila
gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka akan berdampak negatif
bagi dirinya.
Kegagalan remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangan tidak
hanya berdampak kepada kemampuan akademis remaja tetapi juga dapat
berkaitan dengan kondisi kejiwaan remaja tersebut. Prilaku negatif yang
ditampilkan remaja merupakan gambaran dari kesehatan mental yang rendah, hal
ini ditunjukkan dengan ketidakmampuan individu untuk berperilaku dan bersikap
secara positif dan sehat, serta berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma yang
ada di dalam masyarakat. Perilaku remaja semakin mengkhawatirkan dengan
kian maraknya perilaku negatif yang dilakukan seperti penyalahgunaan narkoba,
seks bebas, dan sebagainya.
Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada
masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat
seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis, salah satunya
adalah gangguan kesehatan mental.
Dijelaskan bahwa sebagian besar gangguan mental dimulai pada
masa remaja antara 12-24 tahun, remaja yang berprestasi rendah di bidang
pendidikan, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan juga terlibat dalam perilaku
kekerasan berkaitan dengan rendahnya kesehatan mental. Selain itu tingkat
depresi remaja meningkat dua kali lipat pada usia remaja akhir, dengan
pergeseran persentase nilai 8,4% di usia 13-14 tahun menjadi 15,4% di usia 17-
18 tahun. Remaja dapat melalui masa remajanya dalam kondisi fisik
dan kesehatan mental yang baik, apabila ia mampu menghindari perilaku negatif
yang berisiko seperti mengonsumsi alkohol, penggunaan obat keras, melakukan
hubungan seksual pranikah, mengonsumsi mariyuana, dan kenakalan serius
lainnya (Papalia etal., 2009).
Seorang remaja dikatakan sehat apabila dalam dirinya terdapat beberapa
ciri atau karakteristik, antara lain apabila remaja dapat menerima perubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya (teman sebaya), mampu menemukan jati dirinya dan berperilaku sesuai
jati dirinya tersebut, dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua, dan pengaruh
teman sebayanya serta remaja mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam
sekolah maupun lingkungan sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai