Yusak Nurrizki
03111640000105
BAB 1
PENDAHULUAN
Irigasi merupakan suatu usaha untuk mendatangkan air dari sumber air untuk
keperluan pertanian dengan cara mengalirkan dan membagikan air secara teratur yang
kemudian dibuang kembali. Berdasarkan pelaku pengelolanya, irigasi bisa dibedakan menjadi
2 yaitu Irigasi pedesaan dan Irigasi pemerintah. Irigasi desa bersifat komunal dan
pembangunannya dilakukan penuh oleh masyarakat. Sedangkan irigasi pemerintah dibangun
pemerintah dengan standar baku yang diatur dalam KP.
Irigasi pemerintah dibagi menjadi 3, yaitu irigasi teknis, irigasi semi teknis, dan
irigasi sederhana. Irigasi teknis yaitu jaringan air yang mendapat pasokan air terpisah dengan
jaringan pembuang dan pemberian airnya dapat diukur. Irigasi semi teknis yaitu pengaliran
air ke sawah dapat diatur. Namun, banyak yang tidak dapat diukur. Irigasi sederhana yaitu
pengelolaannya dilakukan aparat desa, tidak memiliki alat ukur, dan pengontrol aliran.
Sistem irigasi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan agar hasil
pertanian yang dihasilkan maksimal dan memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu,
perencanaan irigasi pertanian sangat dibutuhkan.
Tugas Besar Irigasi
Yusak Nurrizki
03111640000105
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Petak Tersier
Petak tersier merupakan unit atau petak tanah terkecil dengan ukuran 50-
150ha. Dengan batas seperti jalan, kampong, saluran pembuang, lembah, dan
berbatasan langsung dengan saluran sekunder. Petak ini merupakan bagian dari
daerah irigasi yang mendapat air irigasi dari satu bangunan sadap tersier dan dilayani
oleh satu jaringan tersier. Petak tersier dibagi menjadi beberapa petak sub tersier. Dan
petak subtersier dibagi menjadi beberapa petak kuarter.
NFR . A
Q =
e
dimana :
Q = Debit rencana (lt/dt)
NFR = Kebutuhan air di sawah (lt/dr/ha)
A = Luas petak yang diairi (ha)
e = Efisiensi
Qrencana = Qsaluran
Qrencana = v. A
Qrencana = v .b(b+zh) …saluran trapezium
v = K R2/3I1/2
Harga k; i; dan m (kemiringan talud) didapatkan dari table Devos.
Tugas Besar Irigasi
Yusak Nurrizki
03111640000105
Luas Penampang
A = B .h ; Penampang menggunakan U-ditch persegi
Tugas Besar Irigasi
Yusak Nurrizki
03111640000105
Kecepatan Aliran
Q
V = ; dimana Q = debit yang melalui (m3/dt)
A
A = luas penampang (m2)
Kehilangan energi
2
a. Q=μ A 2 g (Z + V )
√ 2g
b. Z=Z 1+Z 2+Z 3
(V −Va)2
Z 1=εmasuk
2g
Z 2=Igorong × Ljalan
(Va−V )2
Z 3=εkeluar
2g
2.7 Talang
Talang merupakan bangunan air pembantu untuk menyeberangkan air melalui
rintangan seperti jurang, saluran lain, dan sungai. Talang yang digunakan untuk
menyeberangi sungai harus memperhatikan tinggi jagaan dari permukaan sungai.
Tinggi jagaan minimum adalah 1,5 m jika dibawah itu disarankan menggunakan
shypon.
Rumus perhitungan yang digunakan pada talang sama dengan gorong gorong
terbuka.
Bendung memiliki dua tipe yaitu bulat dan Ogee. Pada tugas besar ini akan
direncanakan bendung Ogee vertikal. Perhitungan peramcangan bendung sebagai
berikut:
A = Q/v
2 2
Q= Cd
3 3 √
g B× H 11,5
Cd = C0 x C1 (koefisien bendung)
H1 = Hd + V2/2g
R1 = 0,2 × Hd
R2 = 0,5 × Hd
BAB 3
PERHITUNGAN & ANALISIS SALURAN IRIGASI
3.1 Perencanaan Kapasitas Rencana Saluran
NFR . A
Digunakan rumus Q =
e
Dimana A didapat dari pemodelan petak irigasi di AutoCAD. Data e digunakan
sebagai berikut:
e total = 0,72
e primer = 0,95
e sekunder = 0,95
e tersier = 0,8
, dan NFR = 1,45
e tersier = 0,8
A = 82,2 ha
1,45. 82,2
Q =
0,8
Q = 149,4 l/dt
Q ≈ 0,15 m3/dt
e = 0,8×0,95
= 0,76
1,45. 187,3
Q =
0,76
Q = 358,3 l/dt
Q ≈ 0,36 m3/dt
e total = 0,72
1,45. 2553,6
Q =
0,72
Q = 5142,7 l/dt
Q ≈ 5,14 m3/dt
Untuk saluran beton dan pasangan di gunakan data maning sebagai berikut
Sedangkan untuk saluran tersier diambil dari table devos, dengan kecepatan maksimum
adalah 0,8 m2/dt
Data umum lainnya ialah lebar dasar saluran dan bentuk saluran
Untuk saluran primer bentuknya trapezium dengan Z = 1; B = 1,5 m
Q ≈ 0,15 m3/dt
B = 0,7 m
Z =1
I, kemiringan saluran mengikuti medan lapangan
I = 0,0013
K = 35
v = K R2/3I1/2
Q = v. A
Q = K R2/3I1/2A
Dengan memasukan h = 0,33
Didapat: v = 0,45 m/dt ≤ 0,80 m/dt (OK)
Q = 0,15 m3/dt (OK)
Diambil tinggi jagaan 0,4 m; sehingga tinggi saluran menjadi 0,73 m;
dibulatkan keatas sehingga
H pakai =1m
Q ≈ 0,36 m3/dt
B =1m
Z =1
I, kemiringan saluran tidak mengikuti kemiringan medan karena terlalu curam
(menyebabkan kecepatan terlalu tinggi)
Diambil,
I rencana = 0,0010
n = 0,02
v = (1/n) R2/3I1/2
Q = v. A
Q = (1/n) R2/3I1/2A
Dengan memasukan h = 0,4
Didapat: v = 0,7 m/dt ≤ 1 m/dt (OK)
Q = 0,36 m3/dt (OK)
Diambil tinggi jagaan 0,2 m; sehingga tinggi saluran menjadi 0,6 m;
dibulatkan keatas sehingga
H pakai =1m
3.2.3 Dimensi Saluran RG1
Saluran terbuat dari beton dengan bentuk trapezium
Q ≈ 5,14 m3/dt
B = 1,5 m
Z =1
I, kemiringan saluran tidak mengikuti kemiringan medan karena terlalu landai
(tidak ada kemiringan lapangan, karena saluran berada di garis kontur)
Diambil,
I rencana = 0,0005
n = 0,015
v = (1/n) R2/3I1/2
Q = v. A
Q = (1/n) R2/3I1/2A
Dengan memasukan h = 1,43
Didapat: v = 1,24 m/dt ≤ 1,5 m/dt (OK)
Q = 5,14 m3/dt (OK)
Diambil tinggi jagaan 0,3 m; sehingga tinggi saluran menjadi 1,73 m;
dibulatkan keatas sehingga
H pakai = 2,0 m
1. Data:
a. I medan (Im) = 0,0014
b. I rencana (Ir) = 0,0010
c. Panjang saluran (L) = 2750 m
d. Elevasi hulu medan = dH = 3,8 m
e. Elevasi hulu saluran = Ir × L = 2,75 m
f. Q (debit) = 0,36 m3/dt
2. Selisih Tinggi (∆H) = Elevasi hulu medan – Elevasi hulu saluran =
1,05 m
3. Digunakan bangunan terjun dengan tinggi (h) = 0,55 m; 2 buah
4. Lebar dasar diambil 80% dari lebar saluran
B = 0,8 * 1 = 0,8 m
5. Tinggi terjunan air diatas bangunan (dc)
1 1
Q 3 0,36
dc=
√ √
3
gB 2
=
9,81 x 0,82
=0,39 m
dc dc 0,39 0,39
(
L= 2,5+1,1
h
+0,7
h )
× √ h dcL= 2,5+1,1 (
0,55
+0,7
0,55
× √ 0,55 x 0,39 )
L=1,7 m
Tinggi
Ketinggian Jumlah Bangunan
Saluran dH (m) Selisih Tinggi bangunan B (m) dc (m) L (m) h' (m)
rencana Terjun
terjun
Sekunder RG4 4,00 1,305 2,70 0,9 3 0,8 0,45 2,0 0,3
RK2 3,00 1,375 1,63 0,82 2 0,8 0,60 2,6 0,3
RK3 2,00 1,84 0,16 0,16 1 0,8 0,53 9,2 0,3
RGi1 2,00 1,22 0,78 0,8 1 0,8 0,43 1,9 0,3
RKo1 3,20 1,95 1,25 0,63 2 0,8 0,58 2,5 0,3
RKo2 3,10 1,625 1,48 0,74 2 0,8 0,51 2,2 0,3
Rko3 2,10 1,08 1,02 0,55 2 0,8 0,45 1,9 0,3
Rko4 3,80 2,75 1,05 0,55 2 0,8 0,39 1,7 0,2
1. Data:
a. Digunakan talang baja
b. K = 80
c. B = 1,5 m
d. Q =1,82 m3/dt
e. I = 0,002
f. L talang = 28 m
2. Perhitungan Dimensi Saluran
A = Q/v
A = Bh
Dari perhitungan MS. Excel didapat:
h = 0,675 m
v = 1,8 m/dt ≥ 1,5 m/dt (OK)
w = 0,6
H = h + w = 1,275 dipakai 1,5 m
Maka dimensi talang adalah 1,5 × 1,5 m
3. Kontrol Bilangan Froude (Fr)
Fr=V / √ 2 g h
V 2 …………… (rumus 1)
√
Q=μ A 2 g (Z +
2g
)
Talang
Saluran
Jumlah V (m/s) K B (m) P A h (m) R Fr I µ g (Q/( µ B h))^2 Z Z1 Z2 Z3 Ztot Zpakai
Primer RG2 1 2,11 80 1,5 3,86 1,77 1,18 0,46 0,44 0,00 0,80 9,81 6,96 0,29 0,02 0,06 0,05 0,13 0,29
RK1 1 1,8 80 1,5 2,85 1,01 0,67 0,36 0,49 0,00 0,80 9,81 5,06 0,21 0,02 0,06 0,04 0,11 0,21
5. Data:
a. Digunakan gorong gorong beton persegi
b. K = 70
c. B = 0,5 m
d. Q =0,2 m3/dt
e. I rencana = 0,004
f. L jalan = 10 m
6. Perhitungan Dimensi Saluran
A = Q/v
A = Bh
digunakan U-ditch ukuran 500 × 600 mm
Dari perhitungan MS. Excel didapat:
h = 0,34 m ≤ 0,6 m (Terbuka)
v = 1,2 m/dt ≥ 1,0 m/dt (OK)
7. Perhitungan kehilangan energi
Kehilangan energi di hitung dengan rumus
V 2 …………… (rumus 1)
√
Q=μ A 2 g (Z +
2g
)
Q=1,71 B h' 3/ 2
Pada perhitungan contoh, akan dihitung alat ukur dari Intake pada saluran RG1.
Untuk Perhitungan alat ukur pada bangunan lainnya akan ditabelkan dihalaman
berikut.
P
Nama Nama J enis 3
h' diatas
b (m) h (m) Q (m /s ) z Tinggi p pakai Z pakai K ontrol A V o2 H1 Max L r
B angunan S aluran S aluran drempel
Drempel
Intake RG1 Primer 1,50 1,43 5,143 1,59 0,53 0,37 0,40 0,56 OK 0,60 8,57 2,03 3,95 0,41
RG3 Sekunder 1,00 0,59 0,902 0,65 0,22 0,15 0,20 0,26 OK 0,20 4,51 0,88 1,72 0,18
BBS G1 GR1 KA Tersier 0,70 0,60 0,257 0,36 0,12 0,36 0,40 0,16 OK 0,28 0,92 0,40 0,79 0,08
GR1 KI Tersier 0,70 0,49 0,195 0,30 0,10 0,29 0,30 0,11 OK 0,21 0,93 0,35 0,67 0,07
RG4 Sekunder 1,00 0,44 0,407 0,38 0,13 0,18 0,20 0,14 OK 0,20 2,04 0,49 0,95 0,10
BBS G2 GR2 KA Tersier 0,70 0,46 0,264 0,36 0,12 0,22 0,30 0,20 OK 0,21 1,26 0,43 0,84 0,09
GR2 KI Tersier 0,70 0,37 0,207 0,31 0,10 0,16 0,20 0,14 OK 0,14 1,48 0,39 0,75 0,08
RK2 Sekunder 1,00 0,82 1,372 0,86 0,29 0,24 0,30 0,34 OK 0,30 4,57 1,10 2,14 0,22
BBS K1 KL1 KA Tersier 0,70 0,50 0,200 0,30 0,10 0,30 0,30 0,10 OK 0,21 0,95 0,35 0,69 0,07
KL1 KI Tersier 0,70 0,52 0,213 0,32 0,11 0,31 0,40 0,20 OK 0,28 0,76 0,36 0,69 0,07
RK3 Sekunder 1,00 0,59 0,934 0,67 0,22 0,14 0,20 0,28 OK 0,20 4,67 0,91 1,77 0,18
BBS K2 KL2 KA Tersier 0,70 0,67 0,197 0,30 0,10 0,47 0,50 0,13 OK 0,35 0,56 0,33 0,64 0,07
KL2 KI Tersier 0,70 0,53 0,219 0,32 0,11 0,32 0,40 0,19 OK 0,28 0,78 0,36 0,71 0,07
RK4 Sekunder 1,00 0,54 0,723 0,56 0,19 0,16 0,20 0,22 OK 0,20 3,62 0,75 1,46 0,15
BBS K3
KL3 Tersier 0,70 0,50 0,201 0,30 0,10 0,30 0,30 0,10 OK 0,21 0,96 0,35 0,69 0,07
RGi1 Sekunder 1,00 0,51 0,502 0,44 0,15 0,22 0,30 0,23 OK 0,30 1,67 0,53 1,03 0,11
BBS G3
KL4 Tersier 0,70 0,51 0,210 0,31 0,10 0,30 0,40 0,20 OK 0,28 0,75 0,35 0,69 0,07
RKo1 Sekunder 1,00 0,76 1,165 0,77 0,26 0,24 0,30 0,31 OK 0,30 3,88 0,97 1,90 0,19
BBS Ko1 RKo4 Sekunder 1,00 0,40 0,358 0,35 0,12 0,16 0,20 0,15 OK 0,20 1,79 0,44 0,87 0,09
KO1 Tersier 0,70 0,46 0,168 0,27 0,09 0,28 0,30 0,11 OK 0,21 0,80 0,31 0,61 0,06
Rko2 Sekunder 1,00 0,83 0,828 0,62 0,21 0,42 0,50 0,29 OK 0,50 1,66 0,70 1,37 0,14
BBS Ko2 KO2 KA Tersier 0,70 0,48 0,187 0,29 0,10 0,29 0,30 0,11 OK 0,21 0,89 0,34 0,65 0,07
KO2 KI Tersier 0,70 0,40 0,133 0,23 0,08 0,25 0,30 0,13 OK 0,21 0,63 0,26 0,51 0,05
Rko3 Sekunder 1,00 0,52 0,413 0,39 0,13 0,26 0,30 0,17 OK 0,30 1,38 0,46 0,89 0,09
BBS Ko3 KO3 KA Tersier 0,70 0,48 0,181 0,28 0,09 0,29 0,30 0,10 OK 0,21 0,86 0,33 0,64 0,07
KO3 KI Tersier 0,70 0,44 0,213 0,32 0,11 0,23 0,30 0,18 OK 0,21 1,02 0,37 0,72 0,07
GR3 KA Tersier 0,70 0,51 0,203 0,31 0,10 0,31 0,40 0,20 OK 0,28 0,72 0,34 0,67 0,07
BSG1
GR3 KI Tersier 0,70 0,48 0,184 0,29 0,10 0,29 0,30 0,11 OK 0,21 0,88 0,33 0,65 0,07
GI1 KA Tersier 0,70 0,65 0,220 0,32 0,11 0,44 0,50 0,17 OK 0,35 0,63 0,36 0,69 0,07
BSGi1
GI1 KI Tersier 0,70 0,55 0,256 0,36 0,12 0,31 0,40 0,21 OK 0,28 0,92 0,40 0,79 0,08
KT1 KA Tersier 0,70 0,52 0,252 0,35 0,12 0,28 0,30 0,13 OK 0,21 1,20 0,42 0,81 0,08
BSKla1
KT1 KI Tersier 0,70 0,48 0,140 0,24 0,08 0,32 0,40 0,16 OK 0,28 0,50 0,27 0,52 0,05
KO4 KI Tersier 0,70 0,45 0,191 0,29 0,10 0,25 0,30 0,14 OK 0,21 0,91 0,34 0,66 0,07
BSKo1
KO4 KA Tersier 0,70 0,33 0,149 0,25 0,08 0,16 0,20 0,12 OK 0,14 1,07 0,30 0,59 0,06
4.5 Perencanaan Pintu Air
Contoh perhitungan akan diambil pada intake ke saluran RG1
1. Data:
a. Q = 5,14 m3/dt
b. µ = 0,8
c. Z = 0,1
d. h sal = 1,43 m
e. B sal = 1,5 m
f. Diasumsikan tidak menggunakan pilar, sehingga B pintu = B sal
2. Perhitungan tinggi bukaan pintu (a)
Q
a. a= =3,06 m≥ h sal
μB √ 2 g Z
b. maka , HP=h sal+0,1=1,53 m
3. Perhitungan Lebar pintu (B bruto)
a. B bruto = B pintu + Sponeng
b. B bruto = 1,5 + 2×0,1 = 1,7 m
4. Perhitungan Tebal pintu
Diasumsikan pintu menutup sepenuhnya
a. Gaya akibat air
i. Air pada pintu bagian atas P1 = 0 t/m2
ii. Air pada pintu bagian bawah P2 = 1t/m3 × h saluran = 1,43
t/m2
iii. Gaya akibat air F = (P1+P2) × hsaluran/2 = 1,02 t/m’
b. Gaya akibat sedimen
Untuk diameter stang pintu digunakan tebal minimum dipasaran yaitu 7 cm.
D = 7 cm
Fy = 1600 kg/cm2
Gaya tarik terbesar terjadi pada pintu intake W = 7,2 × Vpintu + 7,2 ×Vstang
W = 0,51 ton = 510 kg
W < Rn (OK)
Maka semua pintu menggunakan diameter minimum 7 cm
Intake RG1 Primer 5,14 9,81 0,1 0,8 1,401 1,43 1,5 Tidak ada 0 1,5 5,14 3,060 1,530 1,700 0,000 0,000 1,430 1,022 2,448 1,873 2,895 81,427 50,892 1,340 2,000 4,922 4,800 23,625 7,000 0,507 61,600 OK
BBSG1 RG3 Sekunder 0,90 9,81 0,1 0,8 1,401 0,59 1 Tidak ada 0 1 0,90 0,805 0,690 1,200 0,000 0,000 0,590 0,174 1,104 0,381 0,555 6,937 4,335 0,466 2,000 0,666 1,700 1,132 7,000 0,166 61,600 OK
GR1 KA Tersier 0,26 9,81 0,1 0,8 1,401 0,61 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,26 0,327 0,500 0,900 0,105 0,105 0,605 0,178 0,800 0,200 0,378 2,314 1,446 0,310 2,000 0,340 1,100 0,374 7,000 0,095 61,600 OK
GR1 KI Tersier 0,20 9,81 0,1 0,8 1,401 0,53 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,20 0,249 0,400 0,900 0,128 0,128 0,528 0,131 0,640 0,128 0,259 1,587 0,992 0,257 2,000 0,233 0,900 0,210 7,000 0,077 61,600 OK
BBSG2 GR2 KA Tersier 0,26 9,81 0,1 0,8 1,401 0,61 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,26 0,336 0,500 0,900 0,114 0,114 0,614 0,182 0,800 0,200 0,382 2,340 1,462 0,312 2,000 0,344 1,100 0,378 7,000 0,095 61,600 OK
GR2 KI Tersier 0,21 9,81 0,1 0,8 1,401 0,54 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,21 0,263 0,400 0,900 0,143 0,143 0,543 0,137 0,640 0,128 0,265 1,625 1,015 0,260 2,000 0,239 0,900 0,215 7,000 0,077 61,600 OK
BSG1 GR3 KA Tersier 0,20 9,81 0,1 0,8 1,401 0,54 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,20 0,259 0,400 0,900 0,138 0,138 0,538 0,135 0,640 0,128 0,263 1,613 1,008 0,259 2,000 0,237 0,900 0,213 7,000 0,077 61,600 OK
GR3 KI Tersier 0,18 9,81 0,1 0,8 1,401 0,51 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,18 0,234 0,400 0,900 0,112 0,112 0,512 0,125 0,640 0,128 0,253 1,550 0,968 0,254 2,000 0,228 0,900 0,205 7,000 0,077 61,600 OK
BBSK1 RK2 Sekunder 1,37 9,81 0,1 0,8 1,401 0,82 1 Tidak ada 0 1 1,37 1,225 1,400 1,200 0,000 0,000 0,820 0,574 2,240 1,568 2,142 26,775 16,734 0,915 2,000 2,570 2,900 7,454 7,000 0,322 61,600 OK
KL1 KA Tersier 0,20 9,81 0,1 0,8 1,401 0,50 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,20 0,255 0,400 0,900 0,100 0,100 0,500 0,120 0,640 0,128 0,248 1,519 0,949 0,252 2,000 0,223 0,900 0,201 7,000 0,077 61,600 OK
KL1 KI Tersier 0,21 9,81 0,1 0,8 1,401 0,52 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,21 0,271 0,400 0,900 0,120 0,120 0,520 0,128 0,640 0,128 0,256 1,568 0,980 0,256 2,000 0,230 0,900 0,207 7,000 0,077 61,600 OK
BBSK2 KL2 KA Tersier 0,20 9,81 0,1 0,8 1,401 0,67 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,20 0,251 0,400 0,900 0,270 0,270 0,670 0,188 0,640 0,128 0,316 1,936 1,210 0,284 2,000 0,284 0,900 0,256 7,000 0,077 61,600 OK
KL2 KI Tersier 0,22 9,81 0,1 0,8 1,401 0,53 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,22 0,279 0,400 0,900 0,130 0,130 0,530 0,132 0,640 0,128 0,260 1,593 0,995 0,258 2,000 0,234 0,900 0,211 7,000 0,077 61,600 OK
BBSK3 KL3 Tersier 0,20 9,81 0,1 0,8 1,401 0,50 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,20 0,256 0,400 0,900 0,100 0,100 0,500 0,120 0,640 0,128 0,248 1,519 0,949 0,252 2,000 0,223 0,900 0,201 7,000 0,077 61,600 OK
BBSG3 KL4 Tersier 0,21 9,81 0,1 0,8 1,401 0,51 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,21 0,268 0,400 0,900 0,110 0,110 0,510 0,124 0,640 0,128 0,252 1,544 0,965 0,254 2,000 0,227 0,900 0,204 7,000 0,077 61,600 OK
BSGi1 GI1 KA Tersier 0,22 9,81 0,1 0,8 1,401 0,53 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,22 0,281 0,400 0,900 0,130 0,130 0,530 0,132 0,640 0,128 0,260 1,593 0,995 0,258 2,000 0,234 0,900 0,211 7,000 0,077 61,600 OK
GI1 KI Tersier 0,26 9,81 0,1 0,8 1,401 0,47 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,26 0,327 0,500 0,900 0,000 0,000 0,470 0,118 0,800 0,200 0,318 1,945 1,215 0,285 2,000 0,286 1,100 0,314 7,000 0,095 61,600 OK
BBSKo1 Rko1 Sekunder 1,16 9,81 0,1 0,8 1,401 0,76 1 Tidak ada 0 1 1,16 1,040 1,200 1,200 0,000 0,000 0,760 0,456 1,920 1,152 1,608 20,100 12,563 0,793 2,000 1,930 2,500 4,824 7,000 0,277 61,600 OK
Rko4 Sekunder 0,36 9,81 0,1 0,8 1,401 0,40 1 Tidak ada 0 1 0,36 0,320 0,500 1,200 0,000 0,000 0,400 0,100 0,800 0,200 0,300 3,750 2,344 0,342 2,000 0,360 1,100 0,396 7,000 0,117 61,600 OK
KO1 Tersier 0,17 9,81 0,1 0,8 1,401 0,46 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,17 0,214 0,400 0,900 0,060 0,060 0,460 0,104 0,640 0,128 0,232 1,421 0,888 0,243 2,000 0,209 0,900 0,188 7,000 0,077 61,600 OK
BBSKo2 KO2 KA Tersier 0,19 9,81 0,1 0,8 1,401 0,48 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,19 0,238 0,400 0,900 0,080 0,080 0,480 0,112 0,640 0,128 0,240 1,470 0,919 0,247 2,000 0,216 0,900 0,194 7,000 0,077 61,600 OK
KO2 KI Tersier 0,13 9,81 0,1 0,8 1,401 0,40 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,13 0,170 0,300 0,900 0,100 0,100 0,400 0,075 0,480 0,072 0,147 0,900 0,563 0,194 2,000 0,132 0,700 0,093 7,000 0,058 61,600 OK
BBSKo3 KO3 KA Tersier 0,18 9,81 0,1 0,8 1,401 0,48 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,18 0,230 0,400 0,900 0,080 0,080 0,480 0,112 0,640 0,128 0,240 1,470 0,919 0,247 2,000 0,216 0,900 0,194 7,000 0,077 61,600 OK
KO3 KI Tersier 0,21 9,81 0,1 0,8 1,401 0,44 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,21 0,272 0,400 0,900 0,040 0,040 0,440 0,096 0,640 0,128 0,224 1,372 0,858 0,239 2,000 0,202 0,900 0,181 7,000 0,077 61,600 OK
BSKla1 KT1 KA Tersier 0,25 9,81 0,1 0,8 1,401 0,52 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,25 0,322 0,500 0,900 0,020 0,020 0,520 0,135 0,800 0,200 0,335 2,052 1,282 0,292 2,000 0,302 1,100 0,332 7,000 0,095 61,600 OK
KT1 KI Tersier 0,14 9,81 0,1 0,8 1,401 0,48 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,14 0,179 0,300 0,900 0,180 0,180 0,480 0,099 0,480 0,072 0,171 1,047 0,655 0,209 2,000 0,154 0,700 0,108 7,000 0,058 61,600 OK
BSKo1 KO4 KI Tersier 0,19 9,81 0,1 0,8 1,401 0,45 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,19 0,243 0,400 0,900 0,050 0,050 0,450 0,100 0,640 0,128 0,228 1,397 0,873 0,241 2,000 0,205 0,900 0,185 7,000 0,077 61,600 OK
KO4 KA Tersier 0,15 9,81 0,1 0,8 1,401 0,33 0,7 Tidak ada 0 0,7 0,15 0,190 0,300 0,900 0,030 0,030 0,330 0,054 0,480 0,072 0,126 0,772 0,482 0,179 2,000 0,113 0,700 0,079 7,000 0,058 61,600 OK
BAB 5
PERENCANAAN BENDUNG
5.1 Elevasi Intake
Akan dicontohkan perhitungan untuk elevasi pada 1 bangunan sadap dan
elevasi pada 1 bangunan bagi sadap
BS3 28,43
BBSKo3 31,74
BBSK3 33,08
BS1 33,38
BBSKo2 35,35
KO1 33,86
BBSK2 36,38
BBSK1
KL1 KA 33,91
KL1 KI 33,93
BBSG2 35,60
BBSG1
GR1 KA 33,92
GR1 KI 33,90
H air A I P R V Q
n
(m) (m2) saluran (m) (m) (m/s) (m3/s)
0 0 0,0005 0,033 0 0 0 0
5
4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
DEBIT (m3/s)
Dari Rating curve diatas dapat diambil debit banjir (Q) = 200 m3/dt
h = 5,6 m
1. Q = 200 m3/dt
2. P = 5,69 m
3. B = 28 m
4. V = 1,65 m/dt
5. B pembilas = 4 m (2 pintu 2 pilar)
6. Ka = 0,2
Perhitungan Hd
2 2
Q= Cd
3 3 √
g × Be × H 11,5
Be=B−B pembilas−Ka × H 1
Q2
H 1=Hd+
( ( Hd+ P ) B)2 ×2 g
R2 = 0,5 Hd = 1,2 m
1
Lv + LH ≥ C × ∆ H
3
Dimana:
Lv = 16 m
Lh = 19,1 m
= 6,54 m
Sehingga,
1
Lv + LH ≥ C × ∆ H
3
1
16+ 19,1 ≥ 0,5× 6,54
3
V=Pxtxb
V = 2 m x (9,69+5) m x 1 m
V = 29,38 m3/m’
Didapat total Volume per meter lebar total adalah 159,24 m3/m’
Jenis tanah alluvium dan untuk bendung diambil periode ulang 1000
tahun
Maka,
n = 1,56
m = 0,89
ac = 275
sehingga,
ad = 1,56 x 0,89 x (275 x 1)
ad = 381,81 cm/dt2
cm
381,81
E = dt 2
981 cm/ dt 2
E = 0,39
Gb = berat bendung = 382,18 ton
Gg = 382,18 x 0,39
Gg = 148,75 ton
Pe = Gg = 148,75 ton (kearah pendorong horizontal), terletak
dititik berat bendung)
Jika titik 0,0 ditinjau dari dasar hulu bendung maka didapat koordinat
titik guling adalah (11,5)
Titik berat bendung, gambar bendung dibagi menjadi 6 pias seperti
gambar dibawah ini.
Sehingga
Xrata−rata=
∑ Luas × Xg
∑ Luas
Xrata−rata=5,5 m
Yrata−rata=
∑ Luas ×Yg
∑ Luas
Yrata−rata=6,8 m
Lengan gaya dihitung dari pusat gaya tegak lurus kearah proyeksi titik
guling
Contoh :
Ld = (11– 5,5) m
Ld = 5,5 m
M = PG x Ld
M = 382,18 x 5,5
M =2102 tm
SF=
∑ Momen penahan
∑ Momen pendorong
2717,9
SF= =1,32
2058,1
Sehingga,
1,32 ≥1,2 (OK!)
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Perhitungan kapaistas rencana digunakan untuk merencanakan dimensi
saluran irigasi, bangunan pelengkap, dan bendung. Dari hasil perhitungan didapat kan
elevasi muka air untuk intake air pada sungai daerah irigasi seluas 2553,6 ha didaerah
banyuwangi, jawa timur adalah +39,49 disadap dari ketinggian sungai normal +35,5
dengan kedalaman 5,6 m; sehingga dibutuhkan bendung dengan tinggi 9,69 m untuk
dapat menyadap dan memenuhi kebutuhan air didaerah irigasi tersebut. Perhitungan
lengkap untuk dimensi saluran, bangunan pelengkap, dan bendung telah terlampir
dalam laporan ini.
Bendung yang digunakan adalah bendung tetap tipe Ogee vertikal, Dengan
desain terlampir. Ketinggian air diatas bendung saat debit banjir adalah 2,45 m;
sehingga memerlukan tinggi tanggul 4,7 m di pinggir sungai tempat bendung berada