Anda di halaman 1dari 41

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis
D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat
dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan
gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis
tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total. Bentuk hepatitis yang
dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini
lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis
serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non
parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau
B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B
(NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya
ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat
ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-
NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically
Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease
Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai
Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel
virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi
Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa
HBV. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak
hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki
peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di
Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan
merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.

1
Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di
Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini
diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus
ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan
kerugian ekonomi yang besar.
B. Tujuan

2
BAB II KONSEP MEDIS
A. Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati.penyakit ini disebabkan oleh infeksi atau
oleh toksin termasuk alkohol ,dan dinyumpai kanker hati.gejala dan tanda
masing-masing jenis hepatitis serupa,namun cara penularan dan hasil akhirnya
berbeda. (Corwin Elizabeth J,2009)
B. Klasifikasi
Klasifikasi dari Virus Hepatitis (Brunner, 2013) :
1. Hepatitis A
1) Definisi
Hepatitis A di sebabkan oleh virus RNA dari gen
Enterovirus, bentuk hepatitis ini di tularkan terutama melalui
rute fekal-oral, melalui konsumsi makanan atau minuman yang
terinfeksi virus. Virus di temukan di feses pasien yang
terinfeksi sebelum awitan gejala dan selama beberapa hari
pertama penyakit. Periode inkubasi di perkirakan berlangsung
selama 2-6 minggu, dengan rata-rata 4 minggu. Perjalanan
penyakit dapat berlangsung selama 4-8 minggu. Virus terdapat
di dalam serum dalam waktu singkat; pada saat ikteri tejadi,
pasien cenderung tidak terdekteksi. Individu yang imun/kebal
terhadap hepatitis A dapat terkena bentuk hepatitis yang lain.
Pemulihan dari hepatitis A bisa terjadi; hepatitis A jarang
berlanjut menjadi nekrosis hati akut dan hepatitis berat
(fulminant). Tidak ada status carrir, dan tidak ada kasus
hepatitis kronis yang di sebabkan oleh hepatitis A.
2) Manifestasi klinis
a. Banyak pasien tidak mengalami ikterik (tanpa ikterik)
dan tidak menunjukkan gejala

3
b. Ketika gejala muncul, sifatnya ringan, seperti flu,
infeksi pernapasan atas, di sertai demam ringan.
c. Anoreksia adalah gejala awal dan seringkali bera
d. Selanjutnya, dapat terjadi ikterik dan urin berwarna
pekat
e. Dispepsia terjadi dalam beragam derajat
f. Hati dan limpa kerap sedikit membesar selama
beberapa hari setelah awitan.
g. Pasien mungkin merasa mual terhadap asap rokok dan
bau yang kuat; gejala cenderung menghilang ketika
ikterik mencapai puncaknya.
h. Gejala mungkin lebih ringan pada anak-anak, pada
dewasa, gejala mungkin lebih berat, dan perjalanan
penyakit lebih panjang.
3) Pencegahan
a. Mencuci tangan dengan baik, suplai air yang aman,
kontrol pembuangan sampah yang benar.
b. Vaksin hepatitis
c. Pemberian imunoglobulin, jika sebelumnya belum di
vaksinasi untuk mencegah hepatitis A jika di berikan
dalam 2 minggu sejak terpajan
d. Imunoklobulin di rekomendasikan untuk anggota
keluarga di rumah dan untuk orang yang melakukan
hubungan seksual dengan penderita hepatitis A
e. Pemberian profilaksis di rekomendasikan untuk mereka
yang akan berkunjung ke negara berkembang atau ke
lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi bentuk atau
tidak pasti, sedangkan mereka tidak cukup waktu untuk
mendapatkan vaksin hepatitis A

4
4) Penatalaksanaan
a. Tirah baring selama stadium akut, anjurkan diet nutrisi
b. Berikan makanan dalam jumlah sedikit namun sering
yang di lengkapi dengan glukosa per IV jika di
perlukan selama anoreksia
c. Tingkatkan ambulasi secara bertahap namun progresif
untuk mempercepat pemulihan. Pasien biasanya di
rawat di rumah, kecuali gejala berat.
d. Bantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
ketidakmampuan dan keletihan sementara yang 
merupakan masalah yang lajim terjadi pada pasien
hepatitis A
e. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang indikasi
untuk mencari layanan kesehatan lain jika gejala
menetap atau memburuk.
f. Informasikan pasien dan keluarga mengenai diet,
istirahat, pemeriksaan lanjutan menghindari alkohol,
dan sanitasi serta tindakan kebersihan (mencuci tangan)
untuk mencegah penyebaran penyakit ke anggota
keluarga lain
g. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai cara
mengurangi resiko hepatitis A, higenik personal yang
baik dengan mencuci tangan dengan bersih, sanitasi
lingkungan dengan suplai makanan dan airyang aman
serta pembuangan sampah.
2. Hepatitis B
1) Definisi
Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA yang
ditularkan terutama melalui darah. Virus ditemukan di saliva,

5
semen, dan sekresi vagina serta dapat ditularkan melalui
membrane mukosa dan luka pada kulit. Hepatitis B memiliki
periode inkubasi yang panjang (1 sampai 6 bulan). Virus
hepatitis B memperbanyak diri didalam hati dan tetap berada di
dalam serum dalam periode waktu yang lama sehingga
memungkinkan penyebaran virus. Mereka yang beresiko
mencakup semua tenaga kesehatan, pasien di unit hemodialisis
dan onkologi, pria biseksual dan homo seksual yang seksual-
aktif, dan pengguna obat-obatan IV. Sekitar 10% pasien
berstatus carier atau menderita hepatitis kronis. Hepatitis B
tetap menjadi penyebab sirotis dan karsinoma hepato-seluler
terutama diseluruh dunia.
2) Manifestasi Klinis
a. Gejala mungkin bersifat tersembunyi dan beragam
episode soliklinis sering kali dijumpai, gejala demam 
dan pernafasan jarang terjadi, beberapa pasien mengala
mi artralgia dan ruam.
b. Kehilangan nafsu makan, dyspepsia, nyeri abdomen,
sakit diseluruh tubuh, malaise, dan kelemahan dapat
terjadi.
c. Ikterik bisa terjadi, bisa juga tidak, pada kasus ikterik,
feses berwarna terang dan urine berwarna gelap.
d. Liver/hati mungkin terasa kenyal dan membesar, limpa
membesar dan terpalpasi pada beberapa pasien. Nodus
limfe servikal posterior juga dapat membesar.
3) Pencegahan
a. Skiring donor darah
b. Hygiene personal yang baik
c. Edukasi

6
d. Vaksin hepatitis B
4) Penatalaksanaan Medis
a. Alfa-interferon telah menunjukkan hasil yang
menjanjikan
b. Lamivudin (Epivir) dan edefovir (Hepsera)
c. Tirah baring dan pembatasan aktivitas sampai
pembearan hati dan peningkatan kadar bilirubin serum
dan enzim hati telah teratasi
d. Pertahankan nutrisi yang adekuat ; batasi protein jika
kemampuan hati untuk memetabolisme produk
sekunder protein terganggu
e. Berikan antasida dan antiemetic untuk mengatasi
dyspepsia dan malaise umum ; hindari semua medikasi
jika pasien muntah
f. Lakukan hospitalisasi dan berikan terapi cairan jika
muntah terus-menerus terjadi.
5) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Waktu pemulihan mungkin akan memanjang dan
pasien dapat kembali pulih dalam 3 sampai 4 bulan ;
dorong aktivitas bertahap setelah ikterik benar-benar
hilang.
b. Identifikasi isu dan kekhawatiran psikososial, terutama
efek perpisahan dari keluarga dan teman jika pasien
menjalani perawatan di RS, jika tidak dirawat, pasien
tidak akan mampu bekerja dan harus menghindari
kontak seksual.
c. Libatkan keluarga dalam membuat perencanaan untuk
membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan
mereka mengenai penyebaran penyakit.

7
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan
dirumah dan pemulihan.
e. Instruksikan pasien dan keluarga untuk meluangkan
cukup waktu untuk beristirahat dan mendapatkan
nutrisi yang adekuat.
f. Infromasikan keluarga dan teman dekat mengenai
resiko hepatitis B.
g. Atur agar keluarga dan teman intim untuk mendapatkan
vaksin hepatitis B atau immunoglobulin hepatitis B
sesuai program.
h. Ingatkan pasien untuk menghindari meminum alcohol
dan memakan kerang mentah.
i. Informasikan keluarga bahwa kunjungan rumah
lanjutan oleh perawat home care diindikasikan untuk
mengkaji kemajuan dan pemahaman, memperjelas
penyuluhan yang diberikan dan menjawab pertanyaan.
j. Dorong pasien untuk menggunakan strategi guna
mencegah pertukaran cairan tubuh, seperti menghindari
hubungan seksual dan menggunakan kondom.
k. Tekankan pentingnya memenuhi jadwal kunjungan
tindak lanjut dan partisipasi dalam aktivitas promosi
kesehatan lain serta melakukan skiring kesehatan yang
direkomendasikan.
3. Hepatitis C
1) Definisi
Sebagian besar kasus hepatitis yang disebabkan oleh
virus bukanlah hepatitis A, B, atau D, melainkan hepatitis C.
Hepatitis C adalah bentuk primer hepatitis yang ditularkan
melalui cara parenteral (penggunaan bersama jarum yang

8
terkontaminasi, tertusuk jarum atau cedera pada petugas
kesehatan, transfuse darah ) atau hubungan seksual. Periode
inkubasi beragam dan dapat berkisar dari 15 sampai 160 hari.
Perjalanan klinis hepatitis C serupa dengan hepatitis B, gejala
bisanya ringan status carier kronis sering kali dijumpai.
Terdapat peningkatan resiko sirosis dan kanker hati setelah
hepatitis C. Terapi kombinasi menggunakan ribavirin (Rebetol)
dan interterosi (Intron-A) efektif untuk mengobati pasien
hepatitis C dan mengatasi kekabuhan.
4. Hepatitis D
1) Definisi
Hepatitis D (agens delta) terjadi pada beberapa kasus
hepatitis B, karena virus memerlukan antigen permukaan
hepatitis B untuk melakukan replikasi, hanya pasien hepatitis B
yang beresiko. Hepatitis D sering terjadi pada penggunaan obat
IV, pasien hemodialisis, dan penerima transfuse darah
multipel, kontak seksual adalah metode penularan hepatitis B
dan D yang penting.Inkubasi beragam antara 30 dan 150
hari,gejala serup dengan hepatitis B, bedanya pasien lebih
cenderung menderita hepatitis fulminan dan berkembang
menjadi hepatitis aktif kronis dan sirosis. Terapi serupa dengan
terapi untuk bentuk hepatitis yang lain.
5. Hepatitis E
1) Definisi
Virus hepatitis E ditularkan melalui rute fekal-oral,
terutama melalui air yang terkontaminasi dan sanitasi yang
buruk. Inkubasi beragam dan diperkirakan berkisar antara 15
dan 65 hari. Secara umum, hepatitis E menyerupai hepatitis A.
Hepatitis E dapat sembuh dengan sendirinya dan awitannya

9
mendadak. Ikterik hampir selalu terjadi. Bentuk kronis tidak
terjadi, Metode pencegahan utamanya adalah menghindari
kontak dengan virus melalui hygiene ( mencuci tangan).
Efektifitas immunoglobulin dalam memberi perlindungan
terhadap virus hepatitis E tidak peduli.
C. Etiologi
1. Virus
2. Bakteri
3. Obat-obatan
4. Racun
5. Alcohol

D. Manifestasi Klinis
1. Malaise,anoreksia, mual dan muntah
2. Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotopobia, sakit kepala
3. Demam ditemukan pada inveksi HAV
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
6. Nyeri tekan pada hati
7. Splenomegali ringan
8. Limfadenopati
E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) yang disebabkan
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia .unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,

10
sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan perengangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
yang tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan
dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya ikterus karena
kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi karena ada
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik,maka terjadi kesukaraan
pengangkutan bilirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan
dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan
regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin
indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).
Jadi ikterus yang timbul di sini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan ,konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air,maka bilirubin dapat
dieksresi kedalam kemih,sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan
gatal-gatal pada ikterus.

F. Komplikasi
1. komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronis yang terjadi
apabila individu terus memperilihatkan gejala dan antigen virus
menetap lebih dari 6 bulan. Gejala hepatitis aktif kronis atau fulminan
mungkn mencakup gagal hati, dengan kematian timbul dalam 1

11
minggu sampai beberapa tahun kemudian. Hepatitis kronis adalah
infeksi penyerta yang paling sering terjadi pada HCV dan HCB
2. Individu yang daya tanggap imunnya rendah hasil akhirrnya buruk
3. Individu yang terinfeksi oleh HCB dan HCV beresiko tinggi alami
sirosis, karsinoma, hepatoseluler, dan kematian. Penapisan harus
sering dilakukan kepada pasien yang mengidap infeksi kronosis untuk
melihat tanda-tanda penyakit hati stadium lanjut.
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif, misalnya
istirahat sesuai dengan kebutuhan.
2. Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alkohol.
Alkohol memperburuk stadium dan mempercepat perubakan HBV dan
khusunya HCV. Pemakaian alkohol pada pasien yang menderita HCV
meningkatkan resiko terjadinya karsinoma hepatoselular dan
menurunkan respon terhadap pengobatan.
3. Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai cara
penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga.
4. Terapi obat bagi individu yang terinfeksi biasanya dilakukan secara
bertahap untuk infeksi kronis. Suntikan interveron alfa (IFN-a), suatu
sitokin paten telah dipakai untuk mengobati HBV dan HBC. Suntikan
biasanya diberikan 3 kali seminggu selama minimal 3 bulan.
Kefektifan IFN-a untuk kedua infeksi tersebut bervariasi. Bahkan pada
individu yang memperlihatkan perbaikan enzim hati setelah
pengobtan, efek obat ini hanya sementara. Dengan obat ini HBV
menetap yang dijumpai pada sekitar 30% pasien, sementara hilangnya
HCV dalam jangka waktu lama jarang sekali terjadi. Interveron
umumnya dikontraindikasikan bagi penderita yang penyakit hati yang
berada pada stadium sangat lanjut. Selain itu, interveron dihubungkan
dengan efek samping yang signifikan, termasuk mialgial, demam,

12
trombositopenia, dan depresi. Munculnya efek samping tersebut
menyebabkan banyak pasien yang tidak diindikasikan untuk
pengobatan ini dan pengobatan dihentikan sejak awal untuk pasien
tertentu.
5. Analognukleutida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse
transkriptase virus menjadi obat penting bagi hepatitis kronis, obat-
obatan ini awalnya dibuat dan digunakan untuk pasien mengidap HIV
dan khusunya membantu sejumlah besar pasien yang terserang HIV
sekaligus hepatitis virus. Tingkat respon terhadap obat-obatan
golongan ini tinggi. Analognukleutida, seperti lamifudin dan ribafirin,
biasanya ditoleransi dengan baik sehingga seiring dijadikan obat
piliihan pertama bagi pasien. Obat-obatan lain jenis ini juga telah
dikembangkan. Keterbatasan adalah potensi resistensi terhadap obat-
obat.
6. Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima
gammaglobilin murni yang spesifik terhadap HAV dan HBV,yang
dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi. Imunitas ini
bersifat sementara. Tersedia vaksin HAV yang dibuat dari virus
hepatitis inaktif. Beberapa studi menunjukkan bahwa vaksin ini 96%
efektif setelah pemberian satu dosis
7. Tersedia juga vaksin HBV. Karena sifat virus yang sangat menular dan
berpotensi menyebabkan kematian, semua individu yang termasuk
kelompok beresiko tinggi,termasuk para petugas kesehatan atau
individu yang terpajan ke produk darah sangat di anjurkan selain
itu,vaksin ini ditunjukkan untuk individu yang beresiko tinggi
terinfeksi virus,termasuk kaum homoseks atau heteroseks yang aktif
secara seksual dan bergantian-ganti pasangan. Tidak ada efek samping
bermakna yang dijumpai setelah pemberian imunisasi HBV

13
8. Karena bayi yang terinfeksi HBV sangat beresiko menderita infeksi
kronis, penting sekali bagi bayi tersebut untuk mendapat vaksinasi
HVB lahir dinegara dengan angkan endemik infeksi. Bayi diseluruh
dunia mendapatkan keuntungan dari pemberian vaksinasi segera setela
lahir. Tidak dijumpai efek simpang yang serius pada bayi yang
vaksinasi dan dibanyak negara satu seri vaksinasi HBV yang diberikan
sebanyak tiga kali dilakukan segera setelah lahir. Pemberian vaksin ini
menghasilkan penurunan besar-besaran penularan virus dari ke anak
dan penyakit penyerta pada infeksi HBV kronis dan kanker hati pada
anak-anak di seluruh dunia.
9. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan
intramuskulus DNA rekombinan sebanyak tiga kali pada interval yang
telah ditentukan. Dosis pertama dan kedua diberikan terpisah satu
bulan,dan dosis ketiga diberikan 2 sampai 6 bulan setelah dosis kedua.
Vaksinasi ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan. Individu yang
tidak menunjukkan kekebalan setelah pemberian tiga dosis,yang di
tandai dengan titer antibodi HBV negatif, di vaksinasi ulang,setelah
vaksinasi ketiga atau keempat,sebagian besar individu akan merespons

14
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no.
register.
2. Keluhan utama : nyeri yang dirasakan
3. Riwayat penyakit sekarang : px merasakan nyeri yang tak tertahankan
4. Riwayat penyakit dahulu : belum / pernah px mengalami seperti ini,
atau yang lainnya.
5. Riwayat penyakit keluarga : apakah ada diantar keluarga yang pernah
atau mengalami penyakit yangt diderita sama seperti px.
6. Pola Fungsi Kesehatan
1) Aktivitas/istirahat
Gejala  :   Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2) Sirkulasi
Tanda  :   Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada
sklera, kulit dan membran mukosa.
3) Eliminasi
Gejala  :   Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah
liat,adanya/ berulangnya hemodialisa.
4) Makanan dan cairan
Gejala  :   Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat
badan atau meningkat (oedema), mual/muntah.
5) Neurosensori
Tanda  :   Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.
6) Nyeri/kenyamanan
Gejala  :   Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan
atas, artalgia, mialgia, sakit kepala (pruritus).
Tanda  :   Otot tegang, gelisah.
7) Pernafasan
Tanda  :   Tidak minat/enggan merokok (perokok).
8) Keamanan
Gejala  :   Adanya transfusi darah/produk darah.

15
Tanda  :   Demam Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak
beraturan eksaserbasi jerawat. Angioma jaring-jaring, eritema
palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis
alkoholik).
9) Seksualitas
Gejala  :   Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang
(contoh : homoseksual aktif/biseksual pada wanita).
7. Pemeriksaan Penunjang
1) .  Tes fungsi hati.
2) AST (SGOT)/ALT (SGPT).
3) Darah lengkap.
4) Leukopenia.
5) Diferensial darah lengkap.
6) Alkali fosfatase.
7) Feses.
8) Albumin serum.
9) Gula darah.
10) Anti – HAV  IgM.
11) Hbs Ag.
12) Billirubin serum.
13) Tes ekskresi BSP.
14) Biopsi hati.
15) Scan hati.
16) Urinalisa.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132)
2. Hipertermi(00007)
3. Resiko gangguan fungsi hati (00178)
4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah ( 00179)

C. Intervensi Keperawatan

16
No Diagnose Noc Nic Rasional
1. Risiko ketidakstabilan NOC NIC
kadar glukosa darah 1. kadar glukosa darah 1.manajemen
( 00179) 2. Keparahan hiperglikemik hiperglikemik
Domain 2 : nutrisi 3. status nutrisi : asupan 2. monitor nutrisi
Kelas: metabolisme makanan dan nutrisi 3. modifikasi perilaku

Definisi: kadar glukosa darah manajemen hiperglikemik


Kerentanan terhadap variasi Kriteria hasil: Observasi
kadar glukosa/gula darah dari Setelah dilakukan tindakan - Monitor kadar
rentang normal,yang dapat keperawatan selama 3x24 jam glukosa darah,sesuai
menggangu kesehatan. masalah Risiko indikasi
ketidakstabilan kadar glukosa - Monitor tanda dan
Faktor risiko: darah teratasi dengan indikator gejala hiperglikemia
- Asupan diet tidak : - Monitor status cairan
cukup 1. glukosa darah (4) ( termasuk input dan
- Gangguan status 2. hemoglobin glikosilat (4) output) sesuai
kesehatan fisik 3. fruktosamin (4) kebutuhan
- Gangguan status 4. urin glukosa (4) Mandiri
mental 5. urin keton (4) - Berikan insulin

17
- Keterlambatan - Berikan cairan
perkembangan kognitif Ket: intravena sesuai
- Kurang pengetahuan 1. deviasi berat dari kisaran kebutuhan
tentang manajemen normal - Bantu pasien dalam
penyakit 2. deviasi yang cukup besar menginteprestasi
- Pemantauan glukosa dari kisaran normal kadar glukosa darah
darah tidak adekuat 3. deviasi sedang dari kisaran Kolaborasi
- Stres berlebihan normal - konsultasikan
4. deviasi ringan dari kisaran dengan dokter tanda
normal dan gejala
5. tidak ada deviasi dari hiperglikemia dan
kisaran normal menetap atau
memburuk
kriteria hasil He
setelah dilakukan tindakan - instruksikan pasien
keperawatan selama 3x24 dan keluarga
masalah kadar glukosa darah mengenai
teratasi dengan indicator pencegahan,pengena
dipertahankan ke skala 4 lan tanda-tanda
ditingkatkan ke skala 5 hiperglikemia dan

18
1. glukosa darah manajemen
2. hemoglobin glikosilat hiperglikemia
3. fruktosamin
4. urin glukosa monitor nutrisi
5. urin keton Observasi
- monitor adanya mual
Ket: muntah
1. deviasi berat dari kisaran - monitor tipe dan
normal banyaknya latihan
2. deviasi yang cukup besar yang biasa
dari kisaran normal dilakukan
3. deviasi sedang dari kisaran - monitor diet dan
normal asupan kalori
4. deviasi ringan dari kisaran mandiri
normal - timbang berat badan
5. tidak ada deviasi dari pasien
kisaran normal - lakukan evaluasi
(kemampuan)
Keparahan hiperglikemik menelan (misalnya
Kriteria hasil: ,fungsi motorik

19
Setelah dilakukan tindakan wajah ,mulut, otot
keperawatan selama 3x24 jam lidah ;reflek menelan
masalah Risiko ;reflek gag
ketidakstabilan kadar glukosa kolaborasi
darah teratasi dengan indikator
: He
1. kehilangan nafsu makan (4) Modifikasi perilaku
2. mual (4) observasi
3. malaise (4) -
Ket mandiri
1. berat - Bantu pasien untuk
2.besar dapat
3.sedang mengidentifikasi
4.ringan kekuatan (dirinya)
5.tidak ada dan menguatkan
kriteria hasil - Bantu pasien dalam
setelah dilakukan tindakan mengidentifikasi
keperawatan selama 3x24 meskipun hanya
masalah Keparahan keberhasilan kecil
hiperglikemik - Kenalkan pasien

20
teratasi dengan indicator pada orang yang
dipertahankan ke skala 4 telah berhasil pada
ditingkatkan ke skala 5 pengalaman yang
1. kehilangan nafsu makan sama
2. mual Kolaborasi
3. malaise
Ket He
1. berat -
2.besar
3.sedang
4.ringan
5.tidak ada

status nutrisi : asupan


makanan dan nutrisi
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
masalah Risiko
ketidakstabilan kadar glukosa

21
darah teratasi dengan indikator
:
1. asupan makanan secara oral
(4)
2. asupan cairan secara oral
(4)
3. asupan cairan intravena (4)
Ket:
1. tidak adekuat
2. sedikit adekuat
3.cukup adekuat
4. sebagian besar adekuat
5. sepenuhnya adekuat

kriteria hasil
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
masalah status nutrisi : asupan
makanan dan nutrisi teratasi
dengan indicator

22
dipertahankan ke skala 4
ditingkatkan ke skala 5
1. asupan makanan secara oral
2. asupan cairan secara oral
3. asupan cairan intravena
Ket:
1. tidak adekuat
2. sedikit adekuat
3.cukup adekuat
4. sebagian besar adekuat
5. sepenuhnya adekuat

2. Resiko gangguan fungsi hati NOC NIC

23
(00178) 1. Perilaku penghentian 1. manajemen pengobatan
Domain 2: Nutrisi penyalahgunaan alcohol 2. kontrol infeksi
Kelas 4 : Metabolisme 2. perilaku penghentian
Definisi : penyalahguaan obat manajemen pengobatan
Kerentanan untuk mengalami terlarang Obseravasi
penurunan fungsi hati, yang 3. keparahan infeksi - Monitor pasien
dapat menggangu kesehatan mengenai efek
Perilaku penghentian terapeutik obat
Factor resiko penyalahgunaan alcohol - Monitor efektifitas
- Infeksi virus Kriteria hasil: cara pemberian obat
- Penyalagunaan agens Setelah dilakukan tindakan yang benar
- Penyalahgunaan zat keperawatan selama 3x24 jam - Monitor efek
masalah Resiko gangguan samping obat
fungsi hati teratasi dengan Mandiri
indikator : - bantu pasien dan
1. mengekspresikan keinginan anggota keluarga
untuk berhenti menginsumsi dalam membuat
alcohol (4) penyesuaian gaya
2. mengekspresikan keyakinan hidup yang
akan kemampuan untuk diperlukan terkait

24
berhenti mengkonsumsi dengan pemakaian
alcohol (4) - kaji ulang stretegi
3. mengidentifikasi mamfaat bersama pasien
jika mengurangi komsumsi dalam mengelola
alcohol (4) obat-obatan
Ket: - dorong pasien untuk
1.Tidak pernah dilakukan (bersedia dilakukan)
2. jarang dilakukan uji skrining dalam
3. kadang-kadang dilakukan menentukan efek
4. sering dilakukan obat
5. dilakukan kolaborasi
Secara konsisten - konsultasikan
dengan profesional
perawatan kesehatan
Perilaku penghentian lainnya untuk
penyalahguaan obat meminimalkanjumla
terlarang h dan frekuensi obat
Kriteria hasil: yang dibutuhkan
Setelah dilakukan tindakan agar didapatkan efek
keperawatan selama 3x24 jam terapeutik

25
masalah Resiko gangguan HE
fungsi hati teratasi dengan - Berikan informasi
indikator : mengenai
1. mengekspresikan keinginan penggunaan obat
untuk berhenti menggunakan bebas dan
obat terlarang (4) bagaimana obat-
2. mengekspresikan keyakinan obatan tersebut dapat
untuk mampu menghentikan mempengaruhi
pengunaan obat terlarang (4) kondisi saat ini
3. mengidentifikasi akibat
negatif dari penggunaan obat kontrol infeksi
terlarang (4) observasi
Ket:
1. tidak pernah menunjukan mandiri
2. jarang menunjukan - Berikan terapi anti
3. kadang-kadang menunjukan biotik yang sesuai
4. sering menunjukan - Lakukan tindakan-
5. Secara konsisten tindakan pencegahan
menunjukan yang bersifat
universal

26
keparahan infeksi Kolaborasi
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan HE
keperawatan selama 3x24 jam - Anjurkan pasien
masalah Resiko gangguan mengenai teknik
fungsi hati teratasi dengan mencuci tangan
indikator : dengan tepat
1.demam (4) - Anjurkan
2.malaise (4) pengunjung untuk
Ket: mencuci tangan pada
1. berat saat memasuki dan
2. cukup berat meninggalkan pasien
3. sedang - Ajarkan pasien dan
4. ringan anggota keluarga
5. tidak ada mengenai bagaimana
menghindari infeksi

27
3. Nyeri akut (00132) NOC NIC
Domain 12 : Kenyamanan 1.Kontrol nyeri 1.pemberian analgesik
Kelas 1 : Kenyamanan fisik 2.Tingkat nyeri 2.manajemen nyeri
Definisi :
Pengalaman sensori dan Kontrol nyeri Pemberian analgesik
emosional tidak Kriteria hasi: Observasi
menyenangkan akibat Setelah dilakukan tindakan -monitor tanda vital
kerusakan jaringan aktual atau keperawatan selama 3x24jam sebelum dan setelah
potensial atau yang di masalah kontrol nyeri dapat memberikan analgesik
gambarkan sebagai kerusakan teratasi dengan indikator : narkotik pada pemberian
(international Association Fot 1.mengenali kapan nyeri dosis pertama kali atau jika
the Study Of Pain), awitan terjadi (4) ditemukan tanda-tanda yang
yang tiba-tiba atau lambat dari 2.menggambarka faktor tidak biasanya
intensitas ringan hingga berat penyebab (4)
dan akhir yang dapat 3.menggunakan tindakan Mandiri
diantisipasi atau di prediksi pencegahan (4) -berikan analgesik sesuai
4.melaporkan nyeri yang waktu paruhnya,terutama
Batasan karakteristik terkontrol (4) pada nyeri yang berat
1. Bukti nyeri dengan -berikan analgesik tambahan
menggunakan standar Ket: dan/atau jika diperlukan

28
daftar periksa nyeri 1.tidak pernah menunjukan untuk meningkatkan efek
untuk pasien yang 2.jarang menunjukan pengurangan nyeri
tidak dapat 3.kadang-kadang menunjukan
mengungkapkannya 4.sering menunjukan Kolaborasi
(mis., Neonatal Infant 5.secara konsisten -
Pain Scale, Pain menunjukan
Assessment Checklist He
for Senior with Tingkat nyeri - ajarkan tentang
Limited Ability to Kriteria hasil: penggunaan analgesik,
Communicate) Setelah dilakukan tindakan strategi untuk menurunkan
2. Diaforesis keperawatan selama 2x24 jam efek samping, dan harapan
3. Dilatasi pupil masalah tingkat nyeri dapat terkait dengan keterlibatan
4. Eksperksi wajah nyeri teratasi dengan indikator: dalam keputusan
(mis., mata kurang 1.panjangnya episode nyer (4) pengurangan nyeri
bercahaya, tampak 2.mengerang dan menangis
kacau, gerakan mata (4) Manajemen nyeri
berpencar atau tetap 3.ekspreksi nyeri wajah Observasi
pada satu fokus, 4.mengeluarkan keringat (4) -monitor kepuasan pasien
meringis) 5.mondar mandir (4) terhadap manajemen nyeri
5. Fokus menyempit dalam interval yang spesifik

29
(mis., persepsi waktu, Ket:
proses berpikir, 1.berat Mandiri
interaksi dengan organ 2.cukup berat -berikan individupenurun
dan lingkungan) 3.sedang nyeri yang optimal dengan
6. Fokus pada diri sendiri 4.ringan peresepan analgesik
7. Keluhan tentang 5.tidak ada -berikan informasi yang
intensitas akurat untuk meningkatkan
menggunakan standar pengetahuan dan respon
skala nyeri (mis., skala keluarga terhadap
Wong-Baker FACES, pengalaman nyeri
skala analog visual,
skala penilaian Kolaborasi
numerik) -kolaborasi dengan pasien,
8. Keluhan tentang orang terdekat dan tim
karakteristik nyeri kesehatan lainya untuk
dengan menggunakan memilih dan
standar instrumen nyeri mengimplementasikan
(mis., McGill Pain tindakan penurun nyeri
Inventory) nonfarmakologi, sesuai
9. Laporan tentang kebutuhan

30
perilaku
nyeri/perubahan He
aktivitas (mis., anggota -ajarkan prinsip-prinsip
keluarga, pemberi manajemen nyeri
asuhan)
10. Mengekspresikan
perilaku (mis., gelisah,
merengek, menangis,
waspadah
11. Perilaku distraksi
12. Perubahan pada
parameter fisiologi
(miss; tekanan darah,
frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan,
saturasi oksigen, dan
entidal karbondioksida
(CO2) )
13. Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri

31
14. Perubahan selera
makan
15. Putus asa
16. Sikap melindungi rasa
nyeri
17. Sikap tubuh
melindungi

Faktor yang berhubungan


1. Agens cedera biologis
(miss; infeksi, unfeksi
iskemia, neoplasma)
2. Agens cedera fisik
(miss; abses, amputasi,
luka bakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur bedah,
trauma, olahraga
berlebihan)
3. Agens cedera kimiawi

32
(miss; luka bakar,
kapsaisin, metilen
klorida, agen mustrat)
4. Hipertermi(00007) 1. Termoregulasi Observasi Observasi
2. Statu neurologi 1. Monitor suhu paling tidak 1. Agar dapat
Definisi: peningkatan suhu tubuh
3. Tanda-tanda vital setiap 2 jam, sesuai mengetahui
diatas kisaran normal diurnal
kebutuhan perubahan suhu
karena kegagalan termoregulasi
Termoregulasi anak yang terjadi
Domain 11: Criteria hasil setiap 2 jamnya.
keamanan/perlindungan Setelah dilakukan tindakan
Kelas 6: keperawatan selama 3.x24 jam,
Hipertermi teratasi dengan
Termoregulasi Indikator 2. Monitor dan laporkan 2. Untuk mengetahui
Batasan karakteristik: 1. Berkeringat saat panas adanya tanda dan gejala ada atau tidaknya
(4) dari hipotermia dan gejala hipotermia
1. Apnea 2. ssssssTingkat pernapasan hipertermia dan hipertermia
2. Bayi tidak dapat (4) pada anak.
mempertahankan menyusu 3. Peningkatan suhu kulit Misalnya anak
3. Gelisah (4) pada hari ke 3 anak
4. Hipotensi 4. Sakit kepala (4) mulai demam
5. Kejang 5. Perubahan warna kulit 3. Pantau suhu dan tanda- tinggi dan pada
6. Koma (4) tanda vital lainnya hari selanjutnya
7. Kulit kemerahan 6. Dehidrasi (4) mulai menurun dan
8. Kulit terasa hangat KET ini akan
9. Letargi 1. sangat terganggu, berat 4. Pantau komplikasi- berdampak pada
10. Postur abnormal 2. banyak terganggu, cukup komplikasi yang penyakit anak.
11. Stupor berat berhubungan dengan 3. Agar dapat
12. Takikardi 3. cukup terganggu, sedang demam serta tanda dan melakukan
13. Takipnea 4. sedikit terganggu, ringan gejala kondisi penyebab pencegahan dan
14. Vasodilatasi 5. tidak terganggu, tidak demam penangganan pada
ada saat terjadi

33
Faktor yang berhubungan Status Neurologi 5. Monitor warna dan suhu perubahan suhu
Criteria hasil kulit dan tanda-tanda
1. Dehidrasi
Setelah dilakukan tindakan vitalnya.
2. Penyakit
keperawatan selama 3.x24 jam, 4. Dengan memantau
3. Peningkatan laju
Hipertermi teratasi dengan Mandiri komplikasi yang
metabolisme
Indikator 6. Sesuaikan suhu lingkungan terjadi pada anak
1. Kesadaran (4) untuk kebutuhan pasien DHF perawat akan
2. Laju pernapasan (4) dapat mencegah
3. Statatus kognitif (4) 7. Gunakan matras pendingin, adanya
ket selimut yang komplikasinya
1. sangat terganggu, berat mensirkulasikan air, mandi sehingga kondisi
2. banyak terganggu, cukup air hangat, atau bantalan anak tidak
berat jell memburuk
3. cukup terganggu, sedang 8. Berikan pengobatan untuk 5. Agar dapat
4. sedikit terganggu, ringan mengatasi penyebab mengetahui
5. tidak terganggu, tidak demam perubahan warna
ada dan suhu kulit
sehingga tidk
Tanda-tanda vital terjadi infeksi
Criteria hasil
Setelah dilakukan tindakan 9. Selimuti pasien Mandiri
keperawatan selama 3.x24 jam, 6. Agar dapat
Hipertermi teratasi dengan menyesuaikan
Indikator 10. Kompres pasien pada lipat suhu lingkungan
1. Suhu tubuh (4) paha dan aksila dengan suhu tubuh
2. Tingkat pernapasan (4) anak sehingga
3. Tekanan darah sistolik anak mendapatkan
(4) kenyamanan
4. Tekanan darah diastolik 11. Lakukan langkah-langkah 7. Berikan matras
(4) untuk mencegah kerusakan pendingin, mandi
5. Tekanan nadi (4) lebih lanjut (misalnya, air hangat guna
Ket: melapisi kasur, menurunkan suhu

34
1=Deviasi berat dari kisaran menjadwalkan reposisi) tubuh anak
normal, berat
2=Deviasi yang cukup besar dari Helf Education 8. Dengan
kisaran normal, cukup berat 12. Ajarkan pada orang tua memberikan obat
3=Deviasi sedang dari kisaran cara mencegah keletihan biasanya
normal, sedang akibat panas paracetamol
4=Deviasi ringan dari kisaran (asetaminofen)
normal, ringan untuk mengatasi
13. Ajarkan indikasi dari demam atau
hipertermi dan penanganan cairan IV (pada
yang diperlukan. DHF cairan yang
14. Ajarkan anggota keluarga diberikan ialah
atau pemberi asuhan ringer lactate
mengenai tanda-tanda merupakan cairan
kerusakan kulit dengan intra vena yang
tepat. paling sering
digunakan)
9. Agar pasien
Kolaborasi terhindar dari
15. Diskusikan pentingnya paparan suhu dari
termoregulasi dan luar sehingga
kemungkinan efek negatif tidak
dari demam yang menimbulkan
berlebihan, sesuai demam yang
kebutuhan semakin parah
10. Dengan
16. Kolaborasi pemberian memberikan
antipiretik dan IV kompres pada
lipatan paha dan
aksila maka bisa
membantu
menurunkan

35
demam
17. Konsultasi dengan profesi 11. Agar dapat
perawatan kesehatan mengindari
lainnya untuk terjadinya infeksi
meminimalkan jumlah dan lain misalnya
frekuensi obat yang di melapisi kasur,
butuhkan agar di dapatkan menjadwalkan
efek terapeutik reposisi

Helf Education
12. Dengan
mengajarkan
teknik tersebut
pada keluarga
dan pasien maka
bisa merasakan
lebih nyaman dan
tidak merasa letih
dan panas
13. Agar dapat
mengatasi
masalah yang
timbul dan
mencegahnya
serta penganan
untuk
pencegahan lebih
lanjut
14. Agar anggota
keluarga dapat
mengetahui
pemberian obat

36
yang tepat
sehingga tidak
terjadi kesalaan
dalam pemberian
obat

Kolaborasi
15. Pengaruh
termoregulasi
dimana bila
demam anak
semakin
meningkat dan
berlebihan maka
akan beresiko
renjatan atau
syok
16. Untuk pemberian
antipiretik seperti
paracetamol
Pemberian cairan
yang diberikan
ialah ringer
lactate
merupakan cairan
intra vena yang
paling sering
digunakan)
17. Agar dapat
mengetahui
perubahan
kesehatan dan

37
meminimalkan
jumlah frekuensi
obat yang
efeknya
traupeutik

38
D. Patway (Penyimpangan KDM)

Pengaruh alcohol, virus hepatitis


dan toksin

Inflamasi hepar

Gangguan suplai darah Invasi virus


normal pada sel-sel
hepar Proses fagositosis

Kerusakan sel parenkim, Pengeluaran pirogen


sel hati dan duktulia eksogen
empedu intrahepatik
Merangsang endotel
hipotalamus

Pembentukan
prostagladin

39
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
 Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus  menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol
dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian
besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu
juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus
untuk masuk ke dalam tubuh.
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan
makanan  serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak
terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu
memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis. 

40
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart (2013). Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta : EGC.

Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Edisi ke 3. Jakarta: EGC.

Gloria, M. Bulecheck , dkk. (2013). Nursing Outcomes Clasification (NOC).


Indonesia : Elsevier Global Rights.

Gloria, M. Bulecheck , dkk. (2013). Nursing Interventions Clasification (NIC ).


Indonesia : Elsevier Global Rights.

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC NOC 2015. Jogjakarta: MediAction.

41

Anda mungkin juga menyukai