Anda di halaman 1dari 14

Kasus 2

Kasus 2
Seorang pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan mata terasa nyeri, gatal dan terasa ada
benda asing. Hasil pengkajian Ners Ema didapatkan data kelopak mata dan sekitarnya edema,
konjungtiva hiperemis, dan terdapat secret mukopurulen, kornea terlihat iritasi, Suhu ; 39
teknan darah : 130/80 mmHg. Ny K memiliki riwayat penyakit menular seksual, pasien
pernah memiliki bayi yang mengeluarkan kotoran seperti nanah dari matanya 1 hari-2
minggu setelah bayi lahir. Kelopak mata anaknya mebengkak, merah dan menangis bila
ditekan. Perawat puskesmas biasa ditugaskan pada kelopak mata khusus yang beresiko tinggi
PMS di masyarakat.

KONSEP PENYAKIT

ANATOMI KONJUNGTIVA

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.
Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola
mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera di bawahnya.
- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya
sehingga bola mata mudah bergerak.
Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami infeksi dan menyebar kebawahnya.

Histologi :
Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,
superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di
dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.
Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.
Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata
secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel
superficial dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen.
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan satu lapisan fibrosa
(profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat
mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak
berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa
konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian
menjadi folikuler. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva.
Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan fungsinya mirip
kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks
atas, dan sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.
DEFINISI

Konjungtivis gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan sekret purulen
yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae.

PENYEBAB

* Virus (pada umumnya adenovirus)


*Bakteri or kuman ( staphylococcus dan streptococcus )
*Jamur (sangat jarang)
*Chlamydia (Chlamydia trachomatis )
*Alergi (cuaca, debu, dll)
*Bahan kimia ( polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
*Benda asing.
*Disebutkan pula bahwa parasit dapat menjadi penyebab konjungtivitis.

PEMBAGIAN / KLASIFIKASI MENURUT GAMBARAN KLINIK.

Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 – 3 hari, disebut oftalmia neonatorum, akibat
infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 10 hari atau pada anak-anak
yang disebut konjungtivitis gonore infantum. Bila mengenai orang dewasa biasanya disebut
konjungtivitis gonoroika adultorum.

1. Konjungtivitis Kataral.
-Konjungtivitis Kataral Akut.
Disebut juga konjungtivitis mukopurulenta, konjungtivitis akut simplek, “pink eyes”.
Penyebab:
Koch Weeks, stafilokok aureus, streptokok viridan, pneukok, dan lain-lain.

Tanda klinik:
Pada palpebra edema, konjungtiva palpebra merah kasar, seperti beledru karena ada edema
dan infiltrasi. Konjungtiva bulbi injeksi konjungtival banyak, kemosis dapat ditemukan
pseudomembran pada infeksi pneumokok.

-Konjungtivitis Kataral Sub Akut.

Penyebab:
Sebagai lanjutan konjungtivitis akut atau oleh virus hemofilus influenza.
Tanda klinik:
Palpebra edema. Konjungtiva palpebra hiperemi tak begitu infiltratif. Konjungtiva bulbi
injeksi konjungtiva positif, tak ada blefarospasme dan secret cair.
Konjungtivitis Katarak Kronik.
Sebagai lanjutan konjungtivitis kataral akut atau disebabkan kuman koch weeks, stafilokok
aureus, morax axenfeld, E. Colli atau disebabkan juga obstruksi duktus naso lakrimal.
Tanda klinik:
Palpebra tak bengkak, margo palpebra bleparitis dengan segala akibatnya. Konjungtiva
palpebra sedikit merah, licin, kadang-kadang hypertropis seperti beledru. Konjungtiva bulbi
injeksi konjungtiva ringan.

2. Konjungtivitis Purulen.
Dapat Disebabkan :
Gonorrhoe dan Nongonorrhoe akibat pneumokok, streptokok, meningokok, stafilokok, dsb.

Tanda Klinik :
Konjungtivitis akut, disertai dengan sekret yang purulen.
Pengertian :
Konjungtivitis yang hiperakut dengan sekret purulen yang disebabkan oleh Neisseria
Gonorrhoika.

Patofisiologi :
Proses peradangan hiperakut konjungtiva dapat disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoika, yaitu
kuman bukan yang berbentuk kokkus, gram ngatif yang sering menjadi penyebab uretritis,
pada pria dan vaginitis atau bartolinitis pada wanita. Infeksi ini dapat terjadi karena adanya
kontak langsung antara Neisseria Gonorrhoika dengan konjungtiva.

Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi apapun
pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. Iritasi yang terjadi
ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah
putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning
kehijauan.
Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium :
1. Infiltratif
2. Supuratif atau purulenta
3. Konvalesen (penyembuhan), hipertrofi papil.

1. Stadium Infiltratif.
Berlangsung 3 – 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai
rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab, kemotik dan
menebal, sekret serous, kadang-kadang berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin
disertai demam. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol
dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini adalah gambaran spesifik
gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan
biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata kanannya,
2. Stadium Supurativa/Purulenta.
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak,
hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang kental
campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret
kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan
konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak
(memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai
sekret mengenai mata pemeriksa.
3. Stadium Konvalesen (penyembuhan).
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit bengkak,
konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva
masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang.
Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sehingga
pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada
orang dewasa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri.
Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara
12 jam hingga 5 hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan konjungtiva kemotik.
3. Konjungtivitis Flikten.
Merupakan peradangan terbatas dari konjungtiva dengan pembentukan satu atau lebih dari
satu tonjolan kecil, berwarna kemerahan yang disebut flikten.
Penyebab : alergi terhadap
o Tuberkulo protein, pada penyakit TBC.
o Infeksi bakteri : koch weeks, pneumokok, stafilokok, streptokok.
o Virus : herpes simpleks.
o Toksin dari moluskum kontagiosum yang terdapat pada margo palpebra.
o Jamur pada kandida albikans.
o Cacing : ascaris, tripanosomiasis.
o Infeksi fokal : gigi, hidung, telinga, tenggorokan dan traktus urogenital.

Konjungtivitis 2 macam :

-Konjungtivitis Flikten.
Tanda radang tak jelas, hanya terbatas pada tempat flikten, sekret hampir tak ada
-Konjungtivitis Kum Flikten.
Tanda radang jelas, sekret mukos, mukopurulen, biasanya karena infeksi sekunder pada
konjungtivitis flikten.
Keluhan :
Lakrimasi, fotofobia, bleparospasme. Oleh karena dasarnya alergi, maka cepat sembuh tetapi
cepat kambuh kembali, selama penyebabnya masih ada di dalam tubuh.

4. Konjungtivitis Membran / Pseudo Membrane.


Ditandai dengan adanya masa putih atau kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva
palpebra bahkan konjungtiva bulbi.
Didapat pada :
• Difteri primer atau sekunder dari nasopharynx.
• Streptokokus beta hemolitik eksogen maupun endogen.
• Steven Johnson Syndrome.

Gejala klinik :
Palpebra bengkak. Konjungtiva palpebra : hiperemi dengan membrane diatasnya.
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), mungkin ada membrane. Kadang-kadang ada
ulkus kornea. Konjungtivitis pseudomembrane umumnya terdapat pada semua konjungtivitis
yang bersifat hiperakut atau purulen seperti konjungtivitis gonore, akibat gonokok, epidemik
keratokonjungtivitis, inclusion konjungtivitis.

5. Konjungtivitis Vernal.
Dinamakan psring catarh karena banyak ditemukan pada musim bunga di daerah yang
mempunyai empat musim.
Keluhannya mata sangat gatal, terutama berada pada lapangan terbuka yang panas terik.
Sering menunjukkan alergi terhadap tepung sari dan rumput-rumputan.
6. Konjungtivitis Folikularis Nontrakoma.
Dibagi lagi menjadi :
Konjungtivitis folikularis akut, yang disebabkan oleh virus termasuk golongan ini adalah :
o Inclusion konjungtivitis.
o Keratokonjungtivitis epidemika.
o Demam faringokonjungtiva.
o Keratokonjungtivitis herpetika.
o Konjungtivitis new castle.
o Konjungtivits hemoragik akut.
Konjungtiva folikularis kronika.
Konjungtiva folikularis toksika / alergika.
Folikulosis.

7. Konjungtivitis Folikularis Trakoma.


Penyebab virus dari golongan P.L.T (Psittacosis Lympogranuloma Tracoma)

Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum)

DEFINISI
Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) adalah suatu infeksi mata pada bayi baru
lahir yang didapat ketika bayi melewati jalan lahir.

PENYEBAB
Berbagai organisme bisa menyebabkan infeksi mata pada bayi baru lahir, tetapi infeksi
bakteri yang berhubungan dengan proses persalinan, yang paling banyak ditemukan dan
berpotensi menyebabkan kerusakan mata adalah gonore (Neisseria gonorrhea) dan klamidia
(Chlamydia trachomatis).

Virus yang bisa menyebabkan konjungtivitis neonatorum dan kerusakan mata yang berat
adalah virus herpes.
Virus ini juga bisa didapat ketika bayi melewati jalan lahir, tetapi konjungtivitis herpes lebih
jarang ditemukan.

Organisme tersebut biasanya terdapat pada ibu hamil akibat penyakit menular seksual (STD,
sexually-transmitted disease).
Pada saat persalinan, ibu mungkin tidak memiliki gejala-gejala tetapi bakteri atau virus
mampu menyebabkan konjungtivitis pada bayi yang akan dilahirkan.

GEJALA
Bayi baru lahir yang terinfeksi akan mengeluarkan kotoran dari matanya dalam waktu 1 hari
sampai 2 minggu setelah dia lahir.
Kelopak matanya membengkak, merah dan nyeri bila ditekan.

Gonore bisa menyebabkan perforasi kornea dan kerusakan yang sangat berarti pada struktur
mata yang lebih dalam.

Gejala lainnya adalah:


- riwayat penyakit menular seksual pada ibu
- dari mata keluar kotoran encer dan berdarah (serosanguinosa) atau kotoran kental seperti
nanah (purulen).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap kotoran mata.

PENGOBATAN
Antibiotik dalam bentuk topikal (salep dan tetes mata), per-oral (melalui mulut) maupun
intravena (melalui pembuluh darah), semua bisa digunakan tergantung kepada beratnya
infeksi dan organisme penyebabnya.
Kadang antibiotik oral dan topikal digunakan secara bersamaan.

Irigasi mata dengan larutan garam normal dilakukan untuk membuang kotoran purulen yang
terkumpul.

PENCEGAHAN
Konjungtivitis neonatorum bisa dicegah dengan cara:
• Mengobati penyakit menular seksual pada ibu hamil
• Memberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik (misalnya eritromisin) kepada setiap
bayi yang baru lahir.

HEALTH ASSESMENT

A. BIODATA

Nama : Ny.K
Usia : 40 tahun

B. RIWAYAT KESEHATAN

• Keluan Utama :
Mata nyeri, gatal, terasa ada benda asing
• Riwayat kesehatan sekarang :
Didapatkan kelopak mata pasien bengkak, konjungtiva hiperemis dan terdapat secret
mukopurulen,kornea terlihat iritasi
• Riwayat kesehatan masa lalu :
Pasien memiliki riwayat penyakit menular seksual.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
- Pasien pernah memiliki bayi yang mengeluarkan kotoran dari matanya 1 hari- 2 minggu
setelah bayinya lahir.
- Bayi Ny. K mengalami pembengkakan kelopak mata, merah dan menangis bila ditekan.

C. PEMERIKSAAN FISIK.

Inspeksi :
- kelopak mata dan sekitar mengalami pembengkakan
- konjungtiva hiperemis
- terdapat sekret mukopurulen
- kornea tampak hiperemis

Palpasi :
- Kelopak mata membengkak
- Terasa panas pada pembengkakan

Tanda-tanda vital
- Suhu : 39 ------- demam
- Tekanan darah : 130/80 mmHg------normal
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan visus
2. Pemeriksaan LAB
3. Pemeriksaan sediaan langsung secret : perwarnaan gram / giemsa untuk mengetahui kuman
penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan.

E. PENCEGAHAN

1. Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.
2. Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir (harus
diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).
3. Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan pemberian
kloramfenikol salep mata.
4. Operasi caesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif saat melahirkan.
5. Antibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan
gonore yang tidak diterapi.

F. PENATALAKSANAAN

- Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram positif diplokok batang intraseluler
dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore.
- Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan, pada bayi
diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari.
- Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam
fisiologik setiap ¼ jam, kemudian diberi salep penisillin setiap ¼ jam. Penisillin tetes mata
dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya : 10.000 – 20.000 unit/ml) setiap 1
menit sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit., disusul
pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari.
- Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.
- Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari
menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
- Pada pasien yang resisten terhadap penicillin dapat diberikan cefriaksone (Rocephin) atau
Azithromycin (Zithromax) dosis tinggi.

Efek samping pengobatan


- Tetes nitrat Argenti yang diberi pada bayi baru lahir untuk mencegah infeksi gonore akan
menyebabkan iritasi ringan, tapi akan sembuh dengan sendirinya satu sampai dua hari tanpa
meninggalkan kerusakan menetap.
- Antibiotika topikal dapat menyebabkan reaksi alergi.
- Antibiotika oral dapat menyebabkan gangguan perut, ruam dan reaksi alergi.
Pengawasan
Bayi harus diawasi untuk memastikan infeksi tidak kambuh setelah diterapi. Ibu dari janin
dengan konjungtivitis gonore neonatorum harus diuji dan diterapi terhadap penyakit menular
seksual bila diperlukan, gejala-gejala apapun yang baru ditemukan atau memperburuk
keadaan harus dilaporkan kepada dokter.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT KONJUNGTIVITIS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan dilatasi pembuluh darah pada
konjungtiva

DS:
- Pasien mengeluh nyeri
DO:
- Kelopak mata dan sekitarnya mengalami edema
- Kornea terlihat iritasi
- Konjungtiva hiperemis
- Terdapat secret mukopurulen Tupen :
• Setelah diberikan perawatan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien mampu melaporkan rasa
nyeri yang dirasakan mulai terkontrol
• Pasien mampu mengidentifikasi tindakan yang diberikan untuk perlindungan pada matanya
dan komplikasinya

Tupan :
• Setelah diberikan perawatan selama 1 minggu, pasien terbebas dari nyeri yang ditandai
dengan :
- hilangnya edema pada kelopak mata
- Tidak terdapat iritasi ada kornea pasien
- Hilangnya secret
- Tidak terjadi dilatasi pembuluh darah yang dapat menyebabkan konjungtiva hiperemis

Mandiri :

• Kaji tingkat nyeri

• Jelaskan penyebab nyeri

• Kompres mata dengan air hangat


• Mata istirahatkan

Kolaborasi :

• Kolaborasi dalam pemberian obat mata (AB)

• Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutya


• untuk menambah pengetahuan pasien
• untuk mengurangi rasa nyeri

• menurunkan radang, mengurangi aktivitas

• Menghilangkan peradangan
2 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien mengenai proses perjalanan
penyakit, perawatan diri dan pengobatan

Tupen :
• Setelah diberikan perawatan selama 2x 24 jam diharapkan pasien tampak rileks dan
melaporkan rasa cemas tentang proses penyakitnya menurun sampai tingkat yang dapat
diatasi

Tupan :
• Setelah diberikan perawatan selama 1 minggu diharapkan rasa cemas pasien hilang dank
lien dapat menunjukkan keterampilan dalam pemecahan masalahnya.
Mandiri
• Kaji tingkat ansietas / kecemasan, derajat penglaman nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba dan
pengetahuan tentang kondisinya saat ini
• Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang proses penyakitnya dan diskusikan tentang
pengobatan yang dijalani pasien

• Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan

• Faktor ini dapat mempengaruhi persepsi pasien tentang ancaman diri

• Menurunkan ansietas sehbugan dengan ketidaktahuan / harapan yag akan datang dan
memberikan dasar fakta untuk membantu pilihan informasi tentang pengobatan yang akan
dijalani
• Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah
konsepsi dan pemecahan masalah
3 Gangguan citra diri berhubungan adanya perubahan bentuk kelopak mata
DS:
DO:
- Kelopak mata dan sekitarnya mengalami edema
- Kornea terlihat iritasi
- Konjungtiva hiperemis
- Terdapat secret mukopurulen
Tupen :
• Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan
pasien dapat menunjukkan adaptasi terhadap perubahan bentuk mata yang terjadi pada
dirinya

Tupan :
• Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu pasien dapat mengungkapkan penerimaan
keadaan dirinya sendiri dan sudah mampu berartisipsi aktif dalam berhubungan dengan orang
lain Mandiri
• Atur periode singkat untuk bicara dan dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keadaannya. Misalnya, perubahan penampilan seperti kelopak mata yang mengalami
edema, adanya secret mukopurulen
• Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang perubahan
penampilan yang dialami
• Dorong pasien untuk membuat pilihan dan partisipasi dalam perawatan diri sendiri
• Membina hubungan dan meningkatkan keterbukaan dengan pasien. Membantu dalm
mengevaluasi masalah yang sedang dihadapi

• Kelopak mata yang menonjol menyebabkan seseorang tidak menarik.

• Dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri pasien.


4. Resiko terjadi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan
DS:
DO:
- Kelopak mata dan sekitarnya mengalami edema
- Kornea terlihat iritasi
- Konjungtiva hiperemis
- Terdapat secret mukopurulen
- Suhu tubuh : 39
Tupen :
• Setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam diharapkan kelopak mata dan sekitarnya
mengalami edema dan adanya secret mukopurulen serta deman dapat terkontrol.

Tupan :
• Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu diharapkan pasien dapat :
-meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,
-bebas dari drainase
-bebas secret mukopurulen,
-tidak mengalami edema, demam, dan kornea tidak mengalami iritasi,
Mandiri
• Diskusikan pentingnya cuci tangan sebelum menyentuh mata dan
• Pertahankan tindakan septic dan aseptic

• Gunakan teknik yang tepat untuk membersihkan kelopak mata dari dalam kea rah luar

Kolaborasi
• Berikan antibiotik
• Menurunkan julah bakteri pada tangan

• Diharapkan tidak terjadi penularan baik dari pasien ke perawat atau perawat ke pasien.
• Dengan membersihkan mata dan irigasi mata, maka mata menjadi bersih.
• Pemberian antibiotik diharapkan penyebaran infeksi tidak terjadi.

5 Resiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.


DS:
DO:
- Kelopak mata dan sekitarnya mengalami edema
- Kornea terlihat iritasi
- Konjungtiva hiperemis
- Terdapat secret mukopurulen
Tupen :
• Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat menunjukkan
perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk melindungi diri
dari cedera

Tupan :
• Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu diharapkan pasien terhindar dari cedera.
Mandiri
• Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membungkuk
• Orientasikan pasien terhadap lingkungan, dekatkan alat yang dibutuhkan pasien ke
tubuhnya
• Atur lingkungan sekitar pasien, jauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
• Awasi / temani pasien saat melakukan aktivitas.

• Menurunkan resiko jatuh (cedera).

• Mencegah cedera, meningkatkan kemandirian.

• Meminimalkan resiko cedera, memberikan perasaan aman bagi pasien.

• Mengontrol kegiatan pasien dan menurunkan bahaya keamanan.

Peran dan Fungsi Perawat pada Kelompok Khusus PMS


1. Care Provider
• Memberikan pelayanan keperawatan kepada kelompok khusus atau masyarakat sesuai
diagnosis masalah yang terjadi
• Memperhatikan individu dalam konteks sesuai dengan kehidupan kelompok khusus dalam
hal ini perawat harus memperhatikan kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan
dasarnya.contoh pemberian asupan nutrisinya, dll.

2. Educator
• Tugas perawat adalah membantu kelompok khusus meningkatkan pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan dan mencegah gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan
yang spesifik, dalam kasus ini perawat lebih menekankan pada personal hygiene yang baik
• Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP

3. Conselor
• Tugas utama adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi kelompok khusus terhadap
keadaan sehat sakit dalam kasus ini kelompok khusus dapat mengetahui etilogi dan
manisfestasi dari penyakit yang berhubungan dengan prilakunya.
• Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan "dasar" dalam merencanankan metoda
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya
• Konseling diberikan kepada kelompok dalam mengintergrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman yang lalu
• Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi)

Tugas keperawatan peningkatan kesehatan :


1. Memberi penyuluhan
• Gizi
• Sanitasi
• Kesehatan mental
• Kesehatan ibu dan anak
2. Pencegahan penyakit
• Memberi imunisasi
• Memberi vaksinasi dan penyuluhan kesehatan
3. Pengobatan
• Memeberi pelayanan medic sederhana pada daerah terpencil, tingkat kabupaten dan
pedesaan
4. Rehabilitasi
• Mengajar dan melaksanakan keperawatan bila tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan dan pengoba

ASPEK LEGAL ETIK

1. Accountability
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap segala tindakan yang aan
dilakukan kepada pasien. Pada kasus ini, perawat bertanggung jawa atas mulainya dari proses
pengkajian, membuat diagnosa, intervensi keperawatan hingga segala informasi mengenai
pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan pada pasien Ny.K.
2. Confidentiality
Perawat selalu menjaga kerahasiaan info yang berkaitan dengan kesehatan pasien termasuk
info tertulis, verbal dsb. Pada kasus ini, diharapkan perawat dapat menjaga kerahasiaan
tentang kehidupan pasien yang bertempat tinggal di lingkungan yang beresiko tinggi PMS
serta pasien yang pernah memiliki bayi yang terkena konjungivitis neonatorum.

3. Respect for autonomi


Pasien memiliki kebebasan untuk memilih rencana mereka sendiri. Perawat memberikan
inform consent tentang asuhan yang akan diberikan, tujuan, manfaat dan prosedur tindakan.
Tak lupa pada kasus ini, perawat memberikan health education dalam mendukung proses
penyembuhan pasien.
4. Beneficience
Meningkatkan kesejahteraan pasien dengan cara melindungi hak-hak pasien . Dalam kasus ini
perawat dapat berkolaborasi dengan ti kesehatan lainnya untuk menentukan terapi
farmakologi.
5. Non-malefisience
Kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan injuri kepada pasien. Dalam kasus ini, perawat
perlu melakukan pengkajian fisik, terapi farmakologi , pengobatan dan perawatan yang baik
dan benar.
Diposting oleh compax team[kel.2] di 00.19
Label: materi

2 komentar:

1.

armouris4 November 2009 11.49

info tentang vaginitis kat sini - Apa Itu Vaginitis

Balas

2.

Unknown12 Mei 2017 23.20

macam mana rumus membendung ejakulasi dini?

kamu mampu mengahdiri dokter guna berkonsultasi. Dokter bakal merekomendasikan


sesi penyuluhan yg menyeret-nyeret psikoterapi. demikian lagi dgn formula
berkomunikasi dgn pasangan menyangkut disfungsi seksual. terkecuali pengarahan,
pengobatan yang lain serta dapat menyeret-nyeret alat tabiat, anestesi topikal
yg( diberikan serta-merta buat kulit), dan sekian banyak remedi. Berikut ini sekian
banyak penjelasannya:

1. proses perilaku
Seperti yg telah dijelaskan di atas, ejakulasi dini mampu berjalan dikarenakan kamu
merasa terpojok. daya upaya perilaku sanggup dibilang tak runyam, kamu bisa jadi
dapat direkomendasikan guna masturbasi seputar tunggal, atau dua jam sebelum
lakukan senggama. tabiat ini ditujukan buat membimbing ejakulasi dini selagi kamu
bersambung seksual. rahasia yang lain yg sepertinya direkomendasikan yaitu
menghindari senggama selagi sekian banyak kala buat konsentrasi buat kategori
permainan/rangsangan seksual saja, maka tekanan yg menyulut pendapat dekat
pikiran kamu bisa dihilangkan.

BACA berulang: Berapa Kali Masturbasi yg Dianggap sedang Normal?

2. Latihan basic panggul


tak cuma wanita yg mampu melaksanakan senam Kegel, cowok pula mampu
melakukannya. Senam Kegel mematok otot-otot basic panggul. Ejakulasi dini mampu
disebabkan bersama lemahnya otot basic panggul maka kemampuan pada mengganjal
ejakulasi tengah 5 memindahkan. Latihan basic panggul dgn senam Kegel sanggup
membenarkan otot-otot ini.

trick melaksanakan senam Kegel:

- dapatkan otot yg sah. Caranya kamu dapat cobalah aktivitas mengganjal ajaran
kencing, atau kencangkan otot disaat kamu mengganjal buang udara. apabila kamu
telah meraih otot yg sahih, kamu dapat lakukan kegiatan ini kapan saja. Pastikan
perihal ini tak menciptakan kamu jadi mengganjal urin, atau menyangga buang cuaca,
lantaran dampaknya tak apik terhadap kesegaran. melakukan kegiatan tertera kala tak
mau buang air mungil atau buang angin.
- sejak mulai laksanakan usaha latihan. kamu mampu mengganjal otot basic panggul
sewaktu tiga detik, dulu lemaskan buat tiga detik seterusnya. waktu kamu merasakan
otot panggul telah sejak mulai menguat, kamu dapat melakukannya sambil bersila,
berdiri, atau berjalan
- Latih konsentrasi kamu. siap sedia terhadap tak latihan melenturkan otot perut, paha,
atau pantat. konsentrasi saja terhadap mengencangkan otot panggul. selagi latihan,
sebaiknya kamu bernapas leluasa saja, tak butuh menyangga napas Anda
- Ulangi latihan ini. supaya akhirnya maksimal laksanakan tiga kali pada sehari.
kalau, kamu telah bisa melakukannya sekian banyak kali, targetkan 10 kali klise dekat
sehari

Anda mungkin juga menyukai