Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Karakteristik dan Identifikasi Material Logam , dan Jenis-Jenis


Paduan Logam ”
Dosen Pengampu : Dr.Karya Sinulingga, M.Si

Oleh :

Rizka Riani (4182240004)

FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang materi
“Karakteristik dan identifikasi material logam, dan jenis-jenis paduan logam ”. Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca. Saran dan kritik tersebut sebagai motivasi bagi Penulis untuk
menyempurnakan makalah ini, sehingga makalah berikutnya akan menjadi lebih baik lagi.

Meskipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Penulis berharap makalah ini akan
bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.

Medan, 02 November 2020

Rizka Riani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Material Logam............................................................................... 5
B. Identifikasi Material logam................................................................................... 6
C. Jenis-jenis paduan logam..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
B. Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Logam merupakan material yang oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya:
besi, aluminium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga sering kali mengandung
unsur non logam (misalnya: karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif
kecil. Atom-atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri-ciri yaitu tersusun secara
sangat teratur, dan apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar
atom-atomnya cenderung lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini,
kemudian disebut sebagai ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas
yang tinggi, dimana berarti terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti
atom sehigga bisa bergerak bebas. Karena ikatan pada atom-atom logam sangat kuat
maka hal ini mengakibatkan titik leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Sifa-sifat dari
material logam yang khas ini dapat dijelaskan melalui karakteristik elektronnya
tersebut.Sifat yang paling sering dianggap mencirikan logam adalah konduktivitas listrik
atau kunduktivitas termalnya yang tinggi. Sebagai contoh, logam konduktor listrik yang
paling baik adalah tembaga sedangkan yang paling buruk adalah timbal, padahal
kehambatan (resituvity) timbal hanya dua belas kali kehambatan tembaga. Sangat
besarnya perbedaankonduktivitas antara logam dan non logam adalah karena pada logam
yang mengalami beda potensial elektron-elektron dapat bergerak bebas, sementara pada
bahan non logam tidak demikian. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik dasar
logam harus dipelajari dari struktru elektronnya, atau dengan kata lain pengkalian
material teknik harus dimulai dari pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Karakteristik material logam?


2. Bagaimana identifikasi Material Logam?
3. Bagaimana jenis-jenis paduan logam?

C. Tujuan

1. Mengetahui Bagaimana Karakteristik material logam.


2. Mengetahui Bagaimana identifikasi Material Logam.
3. Mengetahui Bagaimana jenis-jenis paduan logam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Struktur Logam

Karakteristik logam ini dipelajari dari struktur elektronnya atau dengan kata lain
dari pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik dari
struktur logam murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25
mm. Ion-ion sejenis ini dalam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan
sebagian besar logam tertumpuk secara kolektif, ion-ion menempati volume
minimum. Logam umumnya berbentuk kristal dan penumpukan ionnya tertutup atau
terbuka. Susunan atomnya dapat ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk
struktur selnya. Selain itu, karena ikatan metalik tidak bergantung pada arah.

Misalnya baja yang memiliki butiran yang kasar cenderung kurang tanggung
dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang halus. Besar butir ini dapat
dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi setelah
menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak semua baja
mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan di atas daerah kritis,
beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa mengalami
perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon sedang, suhu
pengasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah tergantung pada pengerjaan panas atau
dingin sebelumnya.

Berikut beberapa karakteristil material logam :

1. Warna mengkilap

Jika logam digosok atau terkena cahaya, maka logam akan mengkilap. Logam dapat
mengkilap karena didalam logam terdapat elektron bebas yang akan menyerap cahaya
pada logam dan memantulkan nya dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Dan dari
pemantulan cahaya inilah, logam terlihat mengkilap.

2. Tidak mudah rusak

Logam memiliki susunan atom, kesimetrisan susunan atom dapat mempengaruhi logam
agar lebih mudah dipukul atau digembleng. Selain itu, didalam logam juga terdapat
kation atau ion positifyang dikelilingi oleh elektron valensi dan daya tarik antar dua

5
partikel ini sama ke semua arah. Itulah mengapa logam tidak mudah remuk dan sulit
hancur bila dipukul.

3. Konduktor yang baik

Didalam logam terdapat partikel yang tidak terikat, selain itu didalamlogam juga terdapat
muatan listrik. Hal ini yang menjadi alasan logam termasuk konduktor.

4. Angka didih dan lelehnya tinggi

Logam memiliki angka didih dan leleh yang cukup besar karena ikatan antara atom
didalamnya sangat kuat. Dan ikatan ini membutuhkan energi panas yang besar sehingga
membuat titik didih dan titik leleh dalam logam menjadi tinggi.

B. Identifikasi Material logam

Uji komposisi kimia untuk positif material identifikasi membutuhkan perhatian


yang cukup teliti, terutama pada proses incoming Quality Assurance pada saat
penerimaan material di indsutri manufaktur baik sebagai bahan baku produksi maupun
sebagai komponen konstruksi di process production. Pasalnya, dalam melakukan uji
komposisi kimia, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Hal ini mencakup jenis analisis
yang akan dilakukan hingga penggunaan alat yang akan dipakai dalam proses analisis.
Untuk analisisnya, biasanya qualitative dan quantitative chemical analysis digunakan
dalam uji komposisi kimia untuk positif material identifikasi di industri.

Ragam Jenis Quantitative Chemical Analysis

Berikut ini adalah beberapa ragam jenis quantitative chemical analysis yang biasa


digunakan dalam uji komposisi kimia untuk positif material identifikasi pada industri:

1.  Wet Chemistry

Wet chemistry merupakan salah satu jenis quantitative chemical analysis dalam uji


komposisi kimia yang termasuk dalam teknik gravimetri dan titrimetri. Saat ini, wet
chemistry kurang umum digunakan dalam analisis logam dan bahan anorganik,
penggunaan wet chemistry hanya berfokus pada metode analisis instrumen saja.

6
2. Spark-OES

. Spark optical emission spectroscopy (Spark-OES) adalah sebuah teknik yang digunakan


dalam analisis langsung sampel logam padat terutama material logam. Dalam uji
komposisi kimia menggunakan quantitative chemical analysis jenis ini, spesimen
digrinding agar mendapatkan area yang rata dan bersih dengan ukuran sekitar 1 hingga 2
cm saja. Kemudian, sampel yang disiapkan diletakkan pada spark stand pada instrumen
Spark-OES. Jenis Material Logam yang biasa diuji menggunakan sistem ini adalah logam
Ferrous base seperti Pig Iron, Low Allow Steel, Stainless Steel, Tools Stell dan lain2.
OES juga bisa melakukan pengujian pada logam non Ferrous base seperti Alumunium,
Nickel Alloy, Copper Alloy, Zinc Alloy, Titanium Alloy, Magnesium Alloy, logam
Timah Putih, logam Timah Hitam dan Cobalt Alloy.

3. XRF

X-ray fluorescence spectroscopy (XRF) adalah sebuah teknik yang biasa digunakan untuk
menganalisis secara langsung sampel logam pada, scrap logam, logam mulia hingga
banyak bahan-bahan lainnya. XRF merupakan teknik yang cepat dan tidak bisa merusak
permukaan sampel. XRF mesin ada dari jenis yang handheld dan ada yang dipakai di
dalam laboratory. Dikarenakan ada jenis yang portable dan handheld, maka dari itu, salah
satu jenis quantitative chemical analysis dalam uji kompetensi kimia ini sering
diimplementasikan di lapangan dan digunakan untuk mengontrol kualitas industri.

4. ICP-OES

Inductively coupled plasma optical emission spectroscopy (ICP-OES) merupakan teknik


yang digunakan untuk menganalisis konsentrasi elemen logam pada sampel padat dan
cair. ICP-OES juga menggunakan prinsip-prinsip emisi optik dari atom yang keluar untuk
menentukan konsentrasi dari unsur yang ada.

5. Combustion Methods

Pembakaran pada suhu tinggi dilakukan untuk menentukan kandungan karbon serta
sulfur dalam berbagai bahan, baik organik maupun anorganik. Sampel ditimbang dengan
akurat dan diletakkan pada wadah keramik atau tempat pembakaran. Biasanya, digunakan
juga bersama dengan akselerator pembakaran.

6. IG

Inert gas fusion merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi nitrogen, oksigen, serta hidrogen dalam bahan besi dan nonferrous. Sampel

7
ditimbang dengan akurat dan diletakkan dalam wadah grafit murni dalam tungku fusi
dengan atmosfer gas inert.

C. Jenis-jenis paduan logam

Logam paduan adalah campuran dari dua atau lebih unsur di mana komponen
utamanya adalah logam. Sebagian besar logam murni terlalu lunak, rapuh atau reaktif
secara kimia untuk penggunaan praktis. Menggabungkan rasio logam yang berbeda
sebagai logam paduan memodifikasi sifat logam murni untuk menghasilkan karakteristik
yang diinginkan. Tujuan pembuatan logam paduan umumnya membuat mereka kurang
rapuh, lebih keras, tahan terhadap korosi, atau memiliki warna dan keharuman yang
diinginkan. Dari semua paduan logam yang digunakan saat ini, paduan besi (baja, baja
nirkarat, besi tuang, baja perkakas, baja paduan) merupakan proporsi terbesar baik secara
kuantitas maupun nilai komersial. Besi yang dipadu dengan berbagai proporsi karbon
memberi baja berkadar karbon rendah, menengah dan tinggi, dengan peningkatan level
karbon mengurangi keuletan dan ketangguhan. Penambahan silikon akan menghasilkan
besi cor, sedangkan penambahan kromium, nikel dan molibdenum pada baja karbon
(lebih dari 10%) menghasilkan baja nirkarat.

Paduan logam penting lainnya adalah aluminium, titanium, tembaga dan magnesium.


Paduan tembaga yang sudah dikenal sejak prasejarah—perunggu memberi nama
untuk Zaman Perunggu—dan memiliki banyak aplikasi saat ini, yang terpenting adalah
kabel listrik. Paduan dari tiga logam lainnya telah dikembangkan akhir-akhir ini; karena
reaktivitas kimianya, mereka memerlukan proses ekstraksi elektrolitik. Paduan
aluminium, titanium dan magnesium berharga kareana rasio kekuatan-terhadap-beratnya
yang tinggi; magnesium juga bisa memberikan perisai elektromagnetik. Bahan-bahan ini
ideal untuk situasi di mana rasio kekuatan-terhadap-berat yang tinggi lebih penting
daripada biaya material, seperti di ruang angkasa dan beberapa aplikasi otomotif.

Klasifikasi Logam dan Paduannya

8
Logam dan paduannya adalah salah satu matrial teknik yang porsinya paling banyak
diperlukan dalam kegunaan Teknik. Jika diperhatikan komponen mesin, maka sebagian
besar sekitar 80% dan bahkan lebih terbuat dari logam. Selebihnya digunakan material
non logam seperti keramik, glass, polimer dan bahkan material maju seperti komposit.

Material Logam dikelompokan menjadi dua yaitu

1. Logam Besi (ferrous)

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, keras, penghantar listrik dan
panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara
penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur.

2. Logam Non Besi (Non Ferrous)

Logam non besi merupakan semua unsur logam yang komposisi utamanya bukan besi.
Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang sekali di industri.
Itu karena Logam besi lebih banyak dipakai semua industri.

Logam Besi (Ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu;

A. Baja (Steel)

Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara 1,0%
dan 50% berat untuk meningkatkan sifat mekanik. Baja Paduan dipecah menjadi dua
kelompok:

1). Baja paduan rendah (low alloy steel)

Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability lebih baik, yang
pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya. Mereka juga digunakan untuk
meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi lingkungan tertentu. Dengan menengah ke
tingkat karbon tinggi, baja paduan rendah sulit untuk las. Menurunkan kandungan karbon
pada kisaran 0,10% menjadi 0,30%, bersama dengan beberapa pengurangan elemen
paduan, meningkatkan weldability dan sifat mampu bentuk baja dengan tetap menjaga
kekuatannya. Seperti logam digolongkan sebagai baja paduan rendah kekuatan tinggi.

Baja paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu:

a). Baja Karbon Rendah (low carbon steel)

Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya adalah
ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit)
hanya bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki

9
keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability) dan mampu las
nya (weldability) baik.

b). Baja Karbon Sedang ( medium carbon steel)

Baja Mil memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa austenit dan setelah
ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau sering disebut
quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit. Baja ini terdiri dari baja
karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi
itu dapat meningkatkan kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain
mampu las nya rendah. Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih
meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok
untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta
komponen struktur yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.

c). Baja Karbon Tinggi (high carbon steel)

Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja
perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat
dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan
baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo.
Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa
yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik.

2). Baja Paduan Tinggi (high alloy steel)

Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan stainless steel dan
baja tahan panas.Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi
atmosfer. Unsur utama yang meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi paling
sedikit 11%(berat). Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur
Ni dan Mo. Baja tahan karat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu jenis martensitik,
feritik, dan austenitik. jenis martensitik dapat dikeraskan dengan menghasilkan fasa
martensit. baja tahan karat austenitik memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada
temperatur tinggi hingga temperatur kamar. Sedangkan jenis feritik terdiri dari fasa ferrit
(a) BCC. Untuk jenis austenitik dan feritik dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin
(cold working). Jenis Feritik dan Martensitik bersifat magnetis sedangkan jenis austenitik
tidak magnetis.

B. Besi Cor (cast iron)

10
Besi cor adalah kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas 1,7%(berat).
Biasanya berkisar antara 3-4,43% C(berat). Dikarnakan elemen utamanya selain C dan Si
juga ada elemen-elemen pemadu lainnya seperti Mn, S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah
yang sedikit. Sifatnya sangat getas namun mampu cornya baik dibanding baja. Titik
cairnya lebih rendah, ketahanan korosinya lebih baik, hal ini dikarenakan adanya grafit
yang tersebar didalam besi cor. Berdasarkan jenis matriksnya besi cor terdiri dari besi cor
kelabu (gray cast iron), besi cor putih, besi cor noduler, besticor mampu bentuk
(malleable).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakteristik logam ini dipelajari dari struktur elektronnya atau dengan kata lain
dari pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik dari
struktur logam murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25
mm. Ion-ion sejenis ini dalam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan
sebagian besar logam tertumpuk secara kolektif, ion-ion menempati volume
minimum.

Uji komposisi kimia untuk positif material identifikasi membutuhkan perhatian


yang cukup teliti, terutama pada proses incoming Quality Assurance pada saat
penerimaan material di indsutri manufaktur baik sebagai bahan baku produksi maupun
sebagai komponen konstruksi di process production

Logam paduan adalah campuran dari dua atau lebih unsur di mana komponen
utamanya adalah logam. Sebagian besar logam murni terlalu lunak, rapuh atau reaktif
secara kimia untuk penggunaan praktis. Menggabungkan rasio logam yang berbeda
sebagai logam paduan memodifikasi sifat logam murni untuk menghasilkan karakteristik
yang diinginkan

B.Saran

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
mambutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-
teman yang ingin menambah wawasan mengenai diagram fasa dan solidifitas,teman-
teman bisa mencari referensi lain.

12
Daftar Pustaka

Callister D. William, dan David G. Rethwisch, (2014). Materials Science


and Engineering (An Introduction). Amerika Serikat: John Wiley & Sons.

Nurcipto, Dedi, (2016). Material Teknik. Semarang: Universitas Dian


Nuswantoro.

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam#Logam_paduan

13

Anda mungkin juga menyukai