Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL DAN PARENTERAL

DAN RESUME VIDEO

Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Dosen pengampu : Ns.Nurul Hidayah , MS

Disusun Oleh :
Nama : Tarisa Ayu Amelia
Npm : 18.0603.0032

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

A. DEFINISI Memberikan makanan cair melalui selang lambung / enteral adalah


proses memberikan makanan melalui saluran cerna dengan
menggunakan selang NGT kea rah lambung

B. TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien


2. Memepretahankan fungsii usus
3. Memeprtahankan integritas mukosa saluran cerna
4. Memberikan obat obatan dan makanan langsung ke dalam saluuran
pencernaan
5. Mempertahankan fungsi fungsi imunologik mukosa saluran cerna

C. INDIKASI 1. Perdarahan GI ( Gastrointestinal)


2. Trauma multiple , pada dada dan abdomen
3. Pemberian obat obatan , cairan makanan
4. Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang
5. Operasi abdomen
6. Obstruksi saluran cerna

D. KONTRA 1. Fraktur tulang tulang wajah dan dasar tngkorak


INDIKASI 2. Penderita operasi esophagus
E. KOMPLIKASI 1. Komplikasi mekanis , seperti sonde tersumbat atau dislokasi sonde
2. Komplikasi pulmonal seperti bradikardia
3. Komplikasi pulmonal seperti bradikardia
4. Komplikasi yang disebabkan karena posisi sonde yang menyerupai
jerat atau simpul
5. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi

F. ALAT 1. Handscoon
BAHAN 2. Spuit 20-50 cc
3. Bengkok
4. Stettoskop
5. Strip indicator pH
6. Formula makanan selang yang diresepkan
7. Makanan cair sesuai kebutuhan dalam tempatnya
8. Air matang . hangat
9. Bila ada obat yang harus diberikan , dihaluskan terlebih dahulu dan
dicampurkan dalam makanan/air diberikan terakhir

G. PROSEDUR 1. FASE ORIENTASI


a. Menyapa klien
b. Memprekanlkan diri
c. Menjelaskan prosedur
d. Menanyakan kesiapan klien

2. FASE KERJA
a. Mengucapkan basmallah
b. Mencuci tangan
c. klien tetap dalam posisi semi fowler tinggi
d. Cek ketepatan selang di lambung, dengan cara:
1) Buka klem NGT atau spuit NGT dan masukkan selang ke dalam
gelas berisi air. Posisi tepay jika tidak ada gelembung udara
2) Buka klem dan lakukan pengisapan/ aspirasi cairan lambung
dengan menggunakan spuit NG. Cek cairan lambung dengan
menggunakan strip indikator pH. Posisi tepat jika pH < 6.
3) Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop. Masukkan
30 cc udara dalam spuit NGT dan masukkan ke dalam lambung
dengan gerakan cepat. Posisi tepat jika terdengar suara udara
yang dimasukkan (seperti gelembung udara yang pecah)
e. Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, Klem selang
NGT selama pengisian makanan cair ke dalam spuit.
f. Melalui corong masukkan air matang atau air teh sekurang-
kurangnya 15 cc. Pada tahap permulaan, corong dimiringkan dan
tuangkan makanan melalui pinggirnya. Setelah penuh, corong
ditegakkan kembali.
g. Klem dibuka perlahan-lahan
h. Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur kecepatan dengan
cara meninggikan spuit. Jika klien merasa tidak nyaman dengan
lambungnya, klem selang NGT beberapa menit.
i. Jika makanan cair akan habis, isi kembali (jangan biarkan udara
masuk ke lambung)
j. Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan
sebelum makanan habis.
k. Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak.
Kemudian pangkal selang segera di klem.
l. Rapikan Klien, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
m. Mendokumentasikan prosedur: Catat jumlah dan jenis makanan,
pastikan letak selang, patensi selang, respon klien terhadap
makanan dan adanya efek merugikan
n. Cuci tangan
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi pasien
b.Konttrak waktu selajutnya
c. Mendoakan pasien
d.berpamitan
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL

A. DEFINISI Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.

B. TUJUAN 1.Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

2. menyediakan nutrisi bagi tubuh memlalui intravena

3. mencegah lemak subkutan dan otor digunakan oleh tubuh untuk


katabolisme energy

4. Memperthanakan kebutuhan nutrisi

C. INDIKASI 1. Sebagai pengganti untuk pral nasogastritik


2. Sebagai suplemen untuk pasien yang kehilangan banyak nitrogen
3. Mengistirahatkan gastrointestinal
4. Gangguan absorpsi makanan seperti pada fistula enterokunateus,
colitis infekstiosa , obstruksi usus halus
5. Gangguan motlitilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan

D. KONTRA 1. Pasien pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan
INDIKASI kemoterapi
2. Pasien pasie pre operatif yang ukan malnutrisi berat
3. Pankreatitis akut ringan
4. Koltitis akut
5. AIDS
6. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi
7. Luka bakar
8. Penyakit penyakit stadium akhir ( end stage illness )
E. KOMPLIKASI 1. Komplikasi teknis : yang berkaitandengan pemasangan kateter
seperti pneumothorax rupture
2. Komplikasi infeksi : yang ditandai oleh demam , hipotensi ,
oliguria dan kemunduran kesadaran umum
3. Komplikasi metabolic : yang berkaitan dengan gangguan
keseimbangan glukosa , asam basa dan elektrolit seperti hiper atau
hipoglikemia , hiper atau hypokalemia.

F. ALAT 1. ALAT STERIL


BAHAN a. Bak instrument berisi handscoon dan asa steril
b. Infus set steril
c. Jarum / wing needle / abocath dengan nomor yang sesuai
d. Korentang dan tempatnya
e. Kom tutup berisi kapas alcohol

2. ALAT TIDAK STERIL


a. Standar infus
b. Perlak dan alasnya
c. Pembendung / tourniquet
d. Bengkok
e. Jam tangan

G. PROSEDUR 1. FASE ORIENTASI


a. Menyapa klien
b. Memprekanlkan diri
c. Menjelaskan prosedur
d. Menanyakan kesiapan klien

2. FASE KERJA
a. Mengucapkan basmallah
b. Mencuci tangan
c. Gunakan cara aseptic dalam perawatan kateter
d. Ganti balutan tiap 24-28 jam
e. Ganti set infus maksimal 2 kali 24 jam
f. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 kali 24 jam
g. Perhatikan tanda flentis m inflamasi dan thrombosis
h. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan obat
i. Pemeriksaan laboratoriu seperti BUN , keratin , gula darah ,
elektrolit
j. Timbang berat badan pasien
k. Periksa reduksi urin
l. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
m. Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam
n. Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat

3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi pasien
b. Konttrak waktu selajutnya
c. Mendoakan pasien
d. berpamitan
RESUME VIDEO

A. EASIER IV PLACEMENT

Memasang kateter IV adalah gambar unit jarum kateter IV tipikal ketika seseorang
memasang akteter IV, seseorang harus berhasil memasukkan jarum dan kateter
plastic kedalam vena sebelum satu kemudian meluncur di bagian kateter diatas
poros jarum perhatikan bahwa jarumnya secara signifikan lebih lama dari kateter
plastic disinilah letak tantangan besar yang harus seseorang entah bagaimana, cara
memasukkan ujung jarum dan kateter plastic dengan angka tiga yang bagus 5ml
kedalam vena tanpa merusak dinding belakang dalam standar teknik seseorang
dengan memasukkan unit kateter IV saat itu. Ujung jarum masuk ke vena ada
kilatan darah yang muncul di bagian proksimal, bagian jarum sayangnya bagian
kateter mungkin belum memasukkan pembuluh darah saat ini jika praktisi
kemudian mencoba untuk menggeser kateter plastic sebelum masuk ke vena ada
kemungkinan lebih besar, vena pecah atau ujung jarum keluar dari vena jika praktisi
memasukan seluruh unit lebih kedalam upaya untuk memasukkan bagian plastic
kateter yang beresiko menusuk dinding belakang vena dalam metode kami
menyisipkan unit kateter dengan cara yang sama tetapi seperti setelah lampu kilat
dicatat dibagian proksimal jarum segera mengangkat ujung jarim sambil
memasukkan dengan perlahan. Seluruh umit kateter ini adlah ujung jarum yang
tajam sejauh mungkin dari dinding belakang pembuluh darah dan menyejajarkan
dengan sumbu vena sumbu unit kateter setelah kateter dan jarum berada didalam
vena beberapa millimeter ketika dapat dengan lembut memajukan kateter ke dapan
jarum ke dalam vena. Selanjutnya cara memasang infus secara ideal. Ketika akan
memasukkan IV jika tubuh bagian atas dinaikkan miring memberikan tekanan vena
yang lebih besar dan akan membuat vena sedikit menonjol. Jadi harus ditempatkan
untuk waktu yang lebih lama maka area ini adlah yang terbaik, tempat untuk
memasukkan infus karena dengan begitu mereka dapat menggerakkan pergerlangan
tangan mereka di lengan bawah. Lihat vena dengan baik pada pasien dan temukan
dengan mengetuk untuk membuat vena terlihat lebih menonjol jenis rilis semua
vena memiliki sedikit halus otot pada pasien sehingga bisa mengerut dengan
mengetuk akan membuat urat nadi menonjol. Selanjutnya akan menyapu atau
mengusap area dengan sedikit alcohol, pertama dapat melihat bahwa bagian plastic
kateter lebih pendek daripada jarum dan harus mendapatkan semua bagian ini
sebelum memulai untuk memajukan hal kedua adalah memiliki kemiringan
sehingga memimiliki bevel keatas memasuki urat ke bawah bagian terpenting dari
mengangkatnya sedikit tidak dalam pembuluh darah namun mendapatlan daging,
dan mengangkat sedikit dan terus memasukkan jarum dengan perlahan. Setelah
masuk dan melepas jarum adalah melepas tourniquet dan memberikan sedikit
aquabides.

B. A GUIDE TO INTRAVENA FLUIDS IV

Secara umum pemberian cairan terbagi dalam 2 kategori utama akut cairan
resusitasi dan cairan perawatan adalah resusitasi cairan akut diperlukan pada kasus
hypovolemia akut misalnya perdarahan diare berat dan muntah, luka bakar atau
sepsis biasanya volume besar cairan intravena diperlukan untuk meningkatkan
volume sirkulasi dalam kasus ini pengiriman cairan yang cepat dapat dilakukan.
Biasanya administrasi cairan perawatan yang lebih terkontrol menyelamatkan
nyawa diperlukan pada pasien yang tidak dapat mempertahankan asupan oral yang
memadai misalnya pada kasus obstruksi usus atau untuk pasien bedah di
perioperative periode terapi pemeliharaan ini menggantikan kehilangan dan
pemeliharaan cairan yang sedang berlangsung hidrasi. Ada tiga jenis fluida utama
yang akan di temui di bangsal kristaloid, koloid dan produk darah kristaloid adalah
larutan yang mengandung molekul kecil yang dapat dengan mudah melintasi sel
contoh membrane tidak dimasukkan natrium klorida 9% juga dikenal sebagai
garam normal. Larutan Hartman dan 5% glukosa atau dekstrosa normal saline
mengandung 154 milimol natrium dan 154 milimol klorida perkantong liter garam
normal yang mengandung kalium klorida juga tersedia biasannya mengandung
20/40 milimol dalam 1 kantong liter Hartman larutan mengandung 131 mol mini
natrium 5juta kalium 2juta mol kalisium 111juta mol klorida dan 29 juta mol
bikarbonal dalam bentuk laktat ini semua perliter Hartman larutan lebih dekat
hubungannya dengan komposisi normal tubuh daripada biasanya saline norma
saline di Hartman mungkin cairan yang paling sering digunakan dan digunakan
secara ekstensif pada kedua resusitasi, scenario dan sebagai bagaian dari rezim
fluida perawatan jenis fluida kedua adalah larutan koloid, koloid mengandung
molekul yang lebih besar misalnya gelatin atau albumin yang tetap berada dalam
ruang intravaskuler mereka dianggap memperluas ruang intravaskuler dengan
durasi aksi yang lebih lama dari larutan kristaloid untuk alasan ini koloid
sebelumnya popular. Cairan resusitasi namun bukti yang lebih baru menunjukkan
bahwa dalam praktiknya mereka tidak memiliki keunggulan dibandingkan
kristaloid dan faktanya koloid membawa resiko kecil reaksi anafilaksasi secara
umum penggunaan koloid menurun. Contoh kristaloid koloid termasuk ISO Plex
dan Vall Plex, keduanyna mengandung 4% cairan modifikasi gelatin natrium dan
klorida ISO Plex. Selain mengandung kalium magnesium dan laktat secara
porposional jenis cairan terakhir merupakan produk darah yang termasuk dalam
kemasan. Trombosit sel darah merah dan plasma beku segar produk ini perlu
dipesan dari laboratorium transfuse dan penggunaan serta administrasi harus
mengikuti lokal protocol.

Administrasi larutasn kristaloid dan koloid kepraktisan pemberian cairan infus


perlu diperhatikan ditentukan pada grafik fluida tanggal, jenis fluidan setiap adiktif
dan tarif, harus di tentukan dan resep harus sering ditandatangani oleh staff perawat
akan mengurus administrasi cairan tetapi pengetahuan tentang prosesnya penting
jika melakukannya sendiri terlebih dulu mengkonfirmasi pasien. Identitas termasuk
nama, tanggal lahir, dan nomor rumah sakit memastikan benar, resep sekarang
harus memastikan bahwa pastikan pasien memiliki kanula yang sesuai ukuran
dimasukkan jika memberi cairan cepat kanila bor besar akan dibutuhkan menyiram
kanula singkatnya bersfungsi, selanjutnya periksa tas cairan untuk kerusakan
kontaminasi jelas, dan tanggal kadaluarsa tabung digunakan untuk menghubungkan
kantong cairan ke pasien di sebut set pemberian pertama. Tutup katup pada tabung
kemudian hubungkan dengan set pemberian ke kantong cairan setelah melepas
tutup pelindung dari spike berhati-hati untu menjaga bagian komponen bersih saat
melakukan pembersihan atau bilas tabung dengan membuka katup sampai cairan
mengalir bebas dari ujung katup dan tekan reservoir sehingga setengah terisi dengan
cairan. Periksa tabung untuk memastikan semua udara gelembung telah di
bersihkan, lalu pasang konektor di akhir set pemberian ke kanula dan satur
kecepatan pengiriman cairan ini. Dilakukan dengan melewatkan pipa melalui
pompa dan mengatur laju di millimeter perjam sebagau alternative mengatur
kecepatan dengan perkiraan menyesuaikan pada katup set pemberian untuk
memberikan laju tetesan yang sesuai dari tetesan yang dihasilkan, oleh set
pemberian yang ditunjukkan sesuai dengan satu per duapuluh millimeter yaitu 20
tetes menjadi satu millimeter jadi dalam hal ini kecepatan tetesan satu tetes per detik
sama dengan 180 mililiter perjam atau satu kantong liter dikirim sekitar 5 setengah
jam buka katup dan percepat laju tetesan hingga tingkatan kecepatan pengiriman
atau katup untuk memperlambat pengiriman cairan lebih lambat perhatikan bahwa
tetes per mil dapat bervariasi antara memberi set tetapi biasanya diberi laber
perhatikan juga tarif maksimalnya. Pengiriman cairan akan tergantung pada ukuran
kanula. Prinsip umum untuk membantu memandu dalam memilih fluida tertentu
tingkat pengiriman dan jenis cairan sekali lagi akan mempertimbangkan caoran
terlebih dahulu. Scenario resusitasi kemudian perawatan rejimen cairan dalam
resusitasi cairan diberikan untuk memperbaiki defisit cairan yang ada dan volume
yang besar, cairan dalam rentang waktu yang singkat mungkin diperlukan
tergantung pada status pasien. Menilai pasien sepenuhnya oertama takikardia
tekanan darah rendah dan keluaran urine yang rendah merupakan tanda klasik
hopovolemia pertimbangan pemberian cairan bolus mereda dalam volume sekitar
500 mililiter untuk orang dewasa yang membutuhkan cairan resusitasi dan kaji
ulang setelah setiap bolus untuk pasien lanjut usia mereka yang menderita masalah
jantung berlanjut lebih hati-hati dengan menggunakan dosis mangkuk yang lebih
kecil sekitar 250 ml, sebelum menilai kembali untuk menghindari cairan
membebani cairan awal, pilihan untuk resusitasi biasanya saline normal untuk
memastikan bahwa darah dikirim ke laboratorium segera karien bersama dengan
keadaan klinis pasien menjadi kunci untuk memandu pilihan cairan lebih lanjut, hal
ini penting perlu di perhatikan adalah kalium tidak dapat diberikan dengan cepat
karena potensi efek berbahaya pada hati, pedoman kepercayaan lokal akan
memberikan tentang tarif maksimum. Pengiriman kalium tetapi biasanya sekitar
10milimol perjam normal garam dengan 20/40 milimol kalium klorida ditambah
karena biasanya tidak digunakan dalam scenario resusitasi akut dan harus
digunakan dikelola melalui pompa sehingga laju cairan perawatan dapat diatur
secara akurat digunakan untuk menggantikan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung pada pasien yang tidak dapat mempertahankan adekuatnya. Asupan
oral ada rumus khusus untuk memperkirakan cairan rumatan persyarafan
berdasarkan berat badab pasien, orang dewasa tipikal 60-70 kg akan membutuhkan
sekitar 100 ml perjam, yaitu 2,4 liter selama 24 jam untuk menjaga hidrasi pasien
akan membutuhkan lebih banyak jika ada kerugian tambahan yang sedang
berlangsung seperti muntah atau diare meningkat keluaran stoma selama periode
darah pengganti cairan intravena, elektrolit harus diperiksa secara teratur dan jenis
cairan yang diberikan bervariasi sesuai ketikan merencanakan rezim cairan inget
bahwa orang dewasa membutuhkan sekitar 2 mol mini natrium per kilogram dan
sekitar 1 milimol kalium per kilogram setiap 24jam terdiri dari enzim cairan balok
kantong garam normal dengan atau tanpa kalium klorida 5% dekstrosa dan larutan
Hartman. Konteks scenario resusitasi dan pemeliharaan dan memiliki dianggap
pilihan cairan tingkat pengiriman ada beberapa pont terakhir dengan
memperhatikan terlebih dahulu selama periode penggatian aciran yang seharusnya
memantau status klinis pasien dan nilai elektrolit dara secara teratur tinjau pasien
apakah terus membutuhkan intravena, hentikan jika pasien mampu
mempertahankan hidrasu yang memadai.

C. ALL ABOUT NASOGATRIC TUBE FEEDING

Selang makanan nasogastric merupakan selang khusus yang dimasukkan melalui


hidung untuk memberikan suplemen nutrisi oral dan obat-obatan ke lambung.
Diperlukan untuk memberikan makan pasien berdasarkan jadwal makan, perlu
diperhatikan jenis, waktu, suplemen nutrisi oral dan jumlah yang dibutuhkan.
Mengikuti suplemen nutrisi oral seperti yang ditentukan 50 ml berbagai pekerjaan
air strip dalam mangkung kecil, cangkir pita pengukur obat dan jadwal makan,
jadwal makan akan di berikan setelahnya.

1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

2. Memposisikan pasien hingga 30 derajat

3. Minta pasien untuk membuka mulutnya dan periksa bagian belakang


tenggorokan untuk memastikan bahwa tabung tidak kumparan memastikan
panjang ekstrernal yang di rekomendasikan dari tabung pengisi diukur dan
konsisten selama setiap pengumpanan tabung, tabung pengisi garus
diamankan dengan kuat ke hidung dan pipi dengan ujung untuk memeriksa
apakan selang makanan ada di dalam perut, beberapa isi lambung dengan
jarum suntik, jika tidak dapat memperoleh lapisan isi lambung pasien di
sebelang kiri sisi menyuntikkan 10-20 mil udara kedalam udara tabung dan
mencoba lagi menarik isi lambung jika masih tidak dapat memperoleh isi
lambung tunggu selama 15-30 menit dan coba lagi. Baca tingkat pH
kandungan lambung jika tingkat pH dibawah atau sama dengan 5 berarti
sudah siap. Untuk di beri makan, perlu diketahui bahwa kadah pH dapat
memperngaruhi oleh obat tertentu sebagai penghambat pompa proton
antagonis h2 antasida jika paisen sedang dalam pengobatan silahkan
menanyakan pada dokter atau apoteker karena mereka juga dapat
mempengaruhi hasil pH.

4. Pemberian nutrisi oral suplemen periksa jadwal makan menyiapkan jumlah


yang benar dan oral suplemen nutrisi yang diresepkan mencegah masuknya
udara keperut dengan cara berbelit tabung pengisi sebelum menguhungkan
jarum suntik, siram tabung dengan 20mil air atau sesuai makanan yang
ditentukan sesuai dengan jadwal pemberian makanan posisikan spuit diatas
kepala pastika spuit tidak kosong selama pemberian makanan untuk
meminimalkan ketidaknyamanan perut akibat masuknya udara yang
berlebihan selesaikan pemberian makan dengan memberikan 20mil air dan
tutup pot makan dengan stopper.
5. Obat/ makanan pastikan benar, obat dihancurkan atau melarutkan pil obat
dalam air hangat hubungkan tanpa plunger yang tertekuk tabung pengisi
sebelum pengisi memberi makan obat flash, tabung pengisi dengan 20 ml
air atau per resep tuang obat kedalam spuit setelah pemberian obat ingat
untu memberikan air 20ml. pasien harus duduk setidaknya 1 jam untuk
mencegah refluks lambung jangan mencampur obat dengan suplemen
nutrisi oral, berika makanan yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Viera JP , Arajo GF , Azevedo RA , Parenteral nutrition versus enteral nutrition


2011

Sun JK , mu XW effects of early enteral nutrition pn immune function of severe


acute payients , world j gastroenterol 2013

Anda mungkin juga menyukai