Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Disusun Oleh :
Nama : Tarisa Ayu Amelia
Npm : 18.0603.0032
F. ALAT 1. Handscoon
BAHAN 2. Spuit 20-50 cc
3. Bengkok
4. Stettoskop
5. Strip indicator pH
6. Formula makanan selang yang diresepkan
7. Makanan cair sesuai kebutuhan dalam tempatnya
8. Air matang . hangat
9. Bila ada obat yang harus diberikan , dihaluskan terlebih dahulu dan
dicampurkan dalam makanan/air diberikan terakhir
2. FASE KERJA
a. Mengucapkan basmallah
b. Mencuci tangan
c. klien tetap dalam posisi semi fowler tinggi
d. Cek ketepatan selang di lambung, dengan cara:
1) Buka klem NGT atau spuit NGT dan masukkan selang ke dalam
gelas berisi air. Posisi tepay jika tidak ada gelembung udara
2) Buka klem dan lakukan pengisapan/ aspirasi cairan lambung
dengan menggunakan spuit NG. Cek cairan lambung dengan
menggunakan strip indikator pH. Posisi tepat jika pH < 6.
3) Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop. Masukkan
30 cc udara dalam spuit NGT dan masukkan ke dalam lambung
dengan gerakan cepat. Posisi tepat jika terdengar suara udara
yang dimasukkan (seperti gelembung udara yang pecah)
e. Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, Klem selang
NGT selama pengisian makanan cair ke dalam spuit.
f. Melalui corong masukkan air matang atau air teh sekurang-
kurangnya 15 cc. Pada tahap permulaan, corong dimiringkan dan
tuangkan makanan melalui pinggirnya. Setelah penuh, corong
ditegakkan kembali.
g. Klem dibuka perlahan-lahan
h. Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur kecepatan dengan
cara meninggikan spuit. Jika klien merasa tidak nyaman dengan
lambungnya, klem selang NGT beberapa menit.
i. Jika makanan cair akan habis, isi kembali (jangan biarkan udara
masuk ke lambung)
j. Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan
sebelum makanan habis.
k. Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak.
Kemudian pangkal selang segera di klem.
l. Rapikan Klien, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
m. Mendokumentasikan prosedur: Catat jumlah dan jenis makanan,
pastikan letak selang, patensi selang, respon klien terhadap
makanan dan adanya efek merugikan
n. Cuci tangan
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi pasien
b.Konttrak waktu selajutnya
c. Mendoakan pasien
d.berpamitan
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL
A. DEFINISI Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.
D. KONTRA 1. Pasien pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan
INDIKASI kemoterapi
2. Pasien pasie pre operatif yang ukan malnutrisi berat
3. Pankreatitis akut ringan
4. Koltitis akut
5. AIDS
6. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi
7. Luka bakar
8. Penyakit penyakit stadium akhir ( end stage illness )
E. KOMPLIKASI 1. Komplikasi teknis : yang berkaitandengan pemasangan kateter
seperti pneumothorax rupture
2. Komplikasi infeksi : yang ditandai oleh demam , hipotensi ,
oliguria dan kemunduran kesadaran umum
3. Komplikasi metabolic : yang berkaitan dengan gangguan
keseimbangan glukosa , asam basa dan elektrolit seperti hiper atau
hipoglikemia , hiper atau hypokalemia.
2. FASE KERJA
a. Mengucapkan basmallah
b. Mencuci tangan
c. Gunakan cara aseptic dalam perawatan kateter
d. Ganti balutan tiap 24-28 jam
e. Ganti set infus maksimal 2 kali 24 jam
f. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 kali 24 jam
g. Perhatikan tanda flentis m inflamasi dan thrombosis
h. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan obat
i. Pemeriksaan laboratoriu seperti BUN , keratin , gula darah ,
elektrolit
j. Timbang berat badan pasien
k. Periksa reduksi urin
l. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
m. Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam
n. Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi pasien
b. Konttrak waktu selajutnya
c. Mendoakan pasien
d. berpamitan
RESUME VIDEO
A. EASIER IV PLACEMENT
Memasang kateter IV adalah gambar unit jarum kateter IV tipikal ketika seseorang
memasang akteter IV, seseorang harus berhasil memasukkan jarum dan kateter
plastic kedalam vena sebelum satu kemudian meluncur di bagian kateter diatas
poros jarum perhatikan bahwa jarumnya secara signifikan lebih lama dari kateter
plastic disinilah letak tantangan besar yang harus seseorang entah bagaimana, cara
memasukkan ujung jarum dan kateter plastic dengan angka tiga yang bagus 5ml
kedalam vena tanpa merusak dinding belakang dalam standar teknik seseorang
dengan memasukkan unit kateter IV saat itu. Ujung jarum masuk ke vena ada
kilatan darah yang muncul di bagian proksimal, bagian jarum sayangnya bagian
kateter mungkin belum memasukkan pembuluh darah saat ini jika praktisi
kemudian mencoba untuk menggeser kateter plastic sebelum masuk ke vena ada
kemungkinan lebih besar, vena pecah atau ujung jarum keluar dari vena jika praktisi
memasukan seluruh unit lebih kedalam upaya untuk memasukkan bagian plastic
kateter yang beresiko menusuk dinding belakang vena dalam metode kami
menyisipkan unit kateter dengan cara yang sama tetapi seperti setelah lampu kilat
dicatat dibagian proksimal jarum segera mengangkat ujung jarim sambil
memasukkan dengan perlahan. Seluruh umit kateter ini adlah ujung jarum yang
tajam sejauh mungkin dari dinding belakang pembuluh darah dan menyejajarkan
dengan sumbu vena sumbu unit kateter setelah kateter dan jarum berada didalam
vena beberapa millimeter ketika dapat dengan lembut memajukan kateter ke dapan
jarum ke dalam vena. Selanjutnya cara memasang infus secara ideal. Ketika akan
memasukkan IV jika tubuh bagian atas dinaikkan miring memberikan tekanan vena
yang lebih besar dan akan membuat vena sedikit menonjol. Jadi harus ditempatkan
untuk waktu yang lebih lama maka area ini adlah yang terbaik, tempat untuk
memasukkan infus karena dengan begitu mereka dapat menggerakkan pergerlangan
tangan mereka di lengan bawah. Lihat vena dengan baik pada pasien dan temukan
dengan mengetuk untuk membuat vena terlihat lebih menonjol jenis rilis semua
vena memiliki sedikit halus otot pada pasien sehingga bisa mengerut dengan
mengetuk akan membuat urat nadi menonjol. Selanjutnya akan menyapu atau
mengusap area dengan sedikit alcohol, pertama dapat melihat bahwa bagian plastic
kateter lebih pendek daripada jarum dan harus mendapatkan semua bagian ini
sebelum memulai untuk memajukan hal kedua adalah memiliki kemiringan
sehingga memimiliki bevel keatas memasuki urat ke bawah bagian terpenting dari
mengangkatnya sedikit tidak dalam pembuluh darah namun mendapatlan daging,
dan mengangkat sedikit dan terus memasukkan jarum dengan perlahan. Setelah
masuk dan melepas jarum adalah melepas tourniquet dan memberikan sedikit
aquabides.
Secara umum pemberian cairan terbagi dalam 2 kategori utama akut cairan
resusitasi dan cairan perawatan adalah resusitasi cairan akut diperlukan pada kasus
hypovolemia akut misalnya perdarahan diare berat dan muntah, luka bakar atau
sepsis biasanya volume besar cairan intravena diperlukan untuk meningkatkan
volume sirkulasi dalam kasus ini pengiriman cairan yang cepat dapat dilakukan.
Biasanya administrasi cairan perawatan yang lebih terkontrol menyelamatkan
nyawa diperlukan pada pasien yang tidak dapat mempertahankan asupan oral yang
memadai misalnya pada kasus obstruksi usus atau untuk pasien bedah di
perioperative periode terapi pemeliharaan ini menggantikan kehilangan dan
pemeliharaan cairan yang sedang berlangsung hidrasi. Ada tiga jenis fluida utama
yang akan di temui di bangsal kristaloid, koloid dan produk darah kristaloid adalah
larutan yang mengandung molekul kecil yang dapat dengan mudah melintasi sel
contoh membrane tidak dimasukkan natrium klorida 9% juga dikenal sebagai
garam normal. Larutan Hartman dan 5% glukosa atau dekstrosa normal saline
mengandung 154 milimol natrium dan 154 milimol klorida perkantong liter garam
normal yang mengandung kalium klorida juga tersedia biasannya mengandung
20/40 milimol dalam 1 kantong liter Hartman larutan mengandung 131 mol mini
natrium 5juta kalium 2juta mol kalisium 111juta mol klorida dan 29 juta mol
bikarbonal dalam bentuk laktat ini semua perliter Hartman larutan lebih dekat
hubungannya dengan komposisi normal tubuh daripada biasanya saline norma
saline di Hartman mungkin cairan yang paling sering digunakan dan digunakan
secara ekstensif pada kedua resusitasi, scenario dan sebagai bagaian dari rezim
fluida perawatan jenis fluida kedua adalah larutan koloid, koloid mengandung
molekul yang lebih besar misalnya gelatin atau albumin yang tetap berada dalam
ruang intravaskuler mereka dianggap memperluas ruang intravaskuler dengan
durasi aksi yang lebih lama dari larutan kristaloid untuk alasan ini koloid
sebelumnya popular. Cairan resusitasi namun bukti yang lebih baru menunjukkan
bahwa dalam praktiknya mereka tidak memiliki keunggulan dibandingkan
kristaloid dan faktanya koloid membawa resiko kecil reaksi anafilaksasi secara
umum penggunaan koloid menurun. Contoh kristaloid koloid termasuk ISO Plex
dan Vall Plex, keduanyna mengandung 4% cairan modifikasi gelatin natrium dan
klorida ISO Plex. Selain mengandung kalium magnesium dan laktat secara
porposional jenis cairan terakhir merupakan produk darah yang termasuk dalam
kemasan. Trombosit sel darah merah dan plasma beku segar produk ini perlu
dipesan dari laboratorium transfuse dan penggunaan serta administrasi harus
mengikuti lokal protocol.