1
Ishak, 2 Adris Ade Putra, 3 La Ode Muh. Magribi
1
Program Pasca Sarjana, Program Studi Manajemen Rekayasa, Universitas Halu Oleo Kendari
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
79
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
80
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
produksi dan lokasi konsumsi inilah yang sistem transportasi dikelola oleh berbagai
melahirkan adanya kebutuhan transportasi, dalam organisasi yang berbeda, jadi terdapat berbagai
hal ini transportasi barang atau logistik. Oleh operator dalam suatu sistem. Setiap operator hanya
karena itu, Munawar A. [2] menguraikan ada 5 berkepentingan dengan kinerja dari sub sistemnya
unsur pokok dalam sistem transportasi yaitu : sendiri. Perhatian operator hanya dari segi
1) orang yang membutuhkan; 2) barang yang pendapatan yang diaperoleh dari penjualan jasa
dibutuhkan; 3) kendaran sebagai alat angkut; kepada user, serta aspek operasi yang
4) jalan sebagai prasarana angkutan; 5) organisasi mempengaruhi pemakaian sumber- sumber biaya
yaitu pengelola angkutan. operasi. Cara pengoperasian ini akan memberikan
Transportasi merupakan komponen utama suatu LOS tertentu [4].
bagi berfungsinya suatu kegiatan masyarakat. Setiap barang akan menggambarkan pola
Transportasi berkaitan langsung dengan pola pergerakan serta kombinasi yang berbeda dalam
kehidupan masyarakat lokal serta daerah layan atau ruang kota tergantung dari besar perusahaan, asal
daerah pengaruh aktivitas-aktivitas produksi dan tujuan barang, jarak angkut, besarnya pengiriman,
sosial serta barang-barang dan jasa yang dapat jenis barang, kapasitas kendaraan yang digunakan
dikonsumsi. Kehidupan masyarakat yang maju serta LOS-nya. Manheim [4] menggunakan
ditandai dengan mobilitas yang tinggi akibat model probabilitas yang linier untuk menduga
tersedianya fasilitas transportasi yang cukup, perilaku konsumen (pemakai angkutan barang)
sebaliknya adalah daerah yang kurang baik sistem dengan menggunakan atribut pelayanan (LOS)
transportasinya mengakibatkan keadaan ekonomi X1 = Waktu perjalanan, X2 = Waktu tunggu, dan
masyarakat berada dalam keadaan statis atau dalam X3 = Biaya angkutan. Untuk pilihan angkutan
tahap immobilitas. dengan kereta api atau truk.
Transportasi dalam kehidupan manusia
adalah salah satu aspek yang sangat penting karena 2.3. Manajemen dan Pengelolaan Lalu Lintas
mampu mengatasi keterbatasan dan kemampuan Angkutan Barang
manusia seperti keterbatasan manusia dalam Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan
memindahkan barang dalam jumlah besar dan dan pengendalian arus lalu lintas dengan
jarak yang jauh. Pada dasarnya pemindahan barang melakukan optimasi penggunaan prasarana yang
dan penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan ada melalui peredaman atau pengecilan
akan menciptakan kegunaan (utilitas) dari barang tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan
yang diangkut. Utilitas prasarana transportasi kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam
khususnya untuk angkutan barang pada dasarnya penggunaan ruang, jalan serta memperlancar
ada 2 (dua) macam yaitu utilitas tempat (place sistem pergerakan [5]. Manajemen lalulintas
utility) dan utilitas waktu (time utility), kedua merupakan salah satu tugas yang diserahkan
kegunaan tersebut berarti prasarana transportasi kepada aparat Daerah Tingkat untuk jalan propinsi
memberikan jasa kepada masyarakat yang disebut dan aparat Daerah Tingkat untuk jalan
jasa transportasi [3]. kabupaten/kotamadya Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang
2.2. Tingkat Pelayanan Angkutan Barang penyerahan sebagiain urusan pemerintah dalam
Setiap pemakai angkutan barang untuk bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada
setiap tahap dalam saluran distribusi memerlukan daerah tingkat I dan daerah tingkat II.
"LOS". Menurut Manheim (1979) perbedaan Manajemen Ialu lintas dilakukan bertujuan
kebutuhan LOS ini menggambarkan perilaku untuk mendapatkan tingkat efisiensi dari
perusahaan atau kelompok perusahaan barang, pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan
merubah tingkat pelayanan (LOS) ini merupakan tingkat aksesibilitas yang tinggi dengan
atribut sistem transportasi yang mempengaruhi menyeimbangkan permintaan dengan sarana
pemakai dalam mengambilkan keputusan. Jadi penunjang yang tersedia, dan meningkatkan
atribut pelayanan memiliki tingkat pengaruh yang tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat
berbeda untuk setiap kelompok pemakai dan diterima semua pihak dan memperbaiki tingkat
sistem transportasi [4]. keselamatan tersebut sebaik mungkin serta
Total LOS terdiri dari setiap sub-sub sistem, melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi
jadi kinerja dari sistem secara keseluruhan lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada.
merupakan fungsi dari kinerja dari setiap elemen Mempromosikan penggunaan energi secara efisien
dalam sistem. Secara umum setiap sub sistem dari atau penampung guna anenergi lain yang
81
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
berdanpak negatif lebih kecil dari pada Angkutan kendaraan yang bersifat khusus (barang
penggunaan energi yang ada. berbahaya dan beracun) dengan kendaraan yang
Masalah lalulintas Angkutan Barang mempunyai persyaratan teknis dan melalui lintasan
menjadi sorotan belakangan ini terutama dengan yang jauh dari pusat keramaian dan tidak melalui
KM 74 Tahun I990 Tentang Angkutan PetiKemas, kawasan permukiman.
serta Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992, yang
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah 2.4. Aksesibilitas dan Mobilitas
Nomor 43 yang menyangkut 48 Jaringan Lintas Aksesibilitas adalah konsep yang
Masalah yang timbul dari kendaraan barang terjadi menghubungkan sistem pengaturan tata guna lahan
di pusat-pusat kota, terutama dipusat perbelanjaan secara geografis dengan sistem jaringan
(pasar), permukiman dan industri [5]. Upaya transportasi yang menghubungkannya.
manajemen lalulintas angkutan barang untuk Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyarnanan
mengatasi masalah tersebut adalah: atau pemudahan rnengenai cara lokasi tata guna
1) Penentuan waktu dan lokasi parkir untuk lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau
perhentian angkutan barang di pinggir jalan tidaknya lokasi tersebut dicapai melalui sistem
sangat penting di perhatikan terutama di luar jaringan transportasi [6]. Pernyataan mudah atau
kota. susah merupakan hal yang sangat subyektif dan
2) Penyediaan fasilitas akses dan pemberhentian kualitatif. Mudah bagi seseorang belum tentu
diluar jalan yang dapat berupa tempat parkir mudah bagi orang lain, begitu juga dengan
yang dapat dipergunakan untuk istirahat bagi pernyataan susah. Oleh karena itu diperlukan
pengemudi angkutan barang jarak jauh yang kinerja yang dapat terukur, sehingga dapat
memadai. menyatakan tingkat aksesibilitas atau kemudahan.
3) Penetapan rute angkutan barang terutama bila Sedangkan rnobilitas adalah suatu ukuran
melintasi kota dengan membentuk daerah kemampuan seseorang untuk bergerak yang
terbatas, yang hanya dapat dilalui oleh biasanya dinyatakan dari kemampuannya
kendaraan yang mempunyai batasan surnbu mernbayar biaya transportasi. Pemanfaatan lahan
muatan tertentu untuk tujuan mengantar barang. yang berbeda-beda pasti mempunyai aksesibilitas
4) Melindungi daerah sekitar dari dampak yang berbeda pula karena aktifitas pemanfaatan
lingkungan yang diakibatkan kendaraan barang lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak
berupa tanaman pohon dan tanaman semak. merata (hiterogen). Sesuatu tempat yang berjarak
5) Menetapkan dan mengelola depo pemindahan jauh belum tentu dapat dikatakan mempunyai
dan parkir/istirahat (bermalam) untuk angkutan aksesibilitas rendah atau suatu tempat berjarak
barang. dekat mempunyai aksesibilitas tinggi karena
6) Penerapan proses perencanaan angkutan pada terdapat faktor lain dalam menentukan
waktu pembangunan konstruksi jalan baru dan aksesibilitas yaitu waktu tempuh.
peningkatan sistem pengendalian tata guna Menurut Miro [7], mobilitas dapat diartikan
lahan. sebagai tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat
7) Pengembangan rekayasa kendaraan untuk diukur melalui banyaknya perjalanan (pergerakan)
mengoptimalkan muatan sumbu dan dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat
menurunkan kebisingan dan asap. tingkat akses antara lokasi-lokasi tersebut. Itu
8) Pengendalian kelebihan muatan dengan melalui berarti antara aksesibilitas dan mobilitas terdapat
jembatan timbang. Pengaturan waktu bongkar hubungan searah, yaitu semakin tinggi akses akan
muatan barang dipusat-pusat perbelanjaan semakin tinggi pula tingkat mobilitas orang,
(pasar) terutama di pusat kota. kendaraan ataupun barang yang bergerak dari suatu
9) Zona industri harus mempunyai akses langsung lokasi ke lokasi lain.
ke jalanan terutama kolektor primer dan di Black [6] beberapa jenis tata guna lahan
lengkapi dengan lokasi bongkar muat barang. mungkin tersebar secara meluas (perumahan),
Untuk mengatasi kawasan tertentu dari jenis lainnya mungkin berkelompok (pusat
kerusakan jalan akibat kelebihan muatan yang di pertokoan) sistem jaringan pada suatu daerah
akibatkan kendaraan angkutan barang dapat di mungkin lebih baik kualitasnya (frekuensi dan
lakukan dengan memasang rambu larangan untuk pelayanannya). Contohnya, pelayanan angkutan
kendaraan yang mempunyai sumbu muatan umum biasanya lebih baik di pusat perkotaan dan
tertentu dan dapat juga dilakukan dengan pembatas pada beberapa jalan utama transportasi
fisik kendaraan seperti lebar dan tinggi kendaraan. dibandingkan di daerah pinggiran kota. Skema
82
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
sederhana yang memperlihatkan kaitan antara Location Quotient (LQ) dapat digunakan
beberapa hal yang diterangkan mengenai sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif
aksesibilitas, seperti yang ditunjukkan Tabel 1. bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang,
sedangkan bagi sektor yang baru atau sedang
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas tumbuh apalagi yang selama ini belum pernah ada,
Kondisi LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya
Sangat Jelek Sangat Baik belum menggambarkan kapasitas rill daerah
Prasarana Dasar
tersebut. LQ lebih tepat digunakan untuk melihat
Aksesibilitas Aksesibilitas secara langsung apakah komoditi itu memiliki
Jarak Jauh
rendah menengah
prospek untuk diekspor atau tidak, dengan catatan
Aksesibilitas Aksesibilitas terhadap produk tersebut tidak diberikan subsidi
Jarak Dekat
menengah tinggi
atau bantuan khusus oleh daerah yang
Sumber : Black, 1981 bersangkutan melebihi daerah-daerah lainnya.
Menurut Adisasmita [12], analisis location
Apabila tata guna lahan sating berdekatan quotient merupakan suatu alat yang dapat
dan hubungan transportasi antara tata guna digunakan dengan mudah, cepat dan tepat. Karena
lahan tersebut mempunyai kondisi baik, maka kesederhanaannya, teknik location quotient dapat
aksesibilitas tinggi. Sebaliknya jika aktifitas dihitung berulang kali dengan menggunakan
tersebut saling terpisah jauh dan hubungan berbagai perubahan acuan dan periode waktu.
transportasi jelek maka aksesibilitas rendah. Location quotient merupakan rasio antara jumlah
Beberapa kombinasi diantaranya mempunyai tenaga kerja pada sektor tertentu (misalnya
aksesibilitas menengah. industri) atau PDRB terhadap total jumlah tenaga
kerja sektor tertentu (industri) atau total nilai
2.5. Location Quotient (LQ) PDRB disuatu daerah (kabupaten) dibandingkan
Metode Location Quotient (LQ) bertujuan dengan rasio tenaga kerja dan sektor yang sama di
untuk mengidentifikasi suatu komoditas provinsi dimana kabupaten tersebut berada dalam
unggulan [8], dan metode Analisis komoditas yang lingkupnya.
ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam Setiap daerah mempunayai system
suatu basis atau non basis. pengolahan sumber daya alam, produksi, maupun
Nilai LQ akan memberikan indikasi tenaga kerja yang merupakan kegiatan
kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan memperkembangkan industri dan kegiatan lainnya
suatu komoditas, apakah mempunyai potensi untuk di dalam daerah tersebut. Setiap daerah berusaha
menyuplai daerah lain, mendatangkan dari daerah mencukupi kebutuhannya dan mengembangkan
lain, atau dalam keadaan seimbang. Teknik LQ daerahnya secara maksimal. Adanya kekurangan
relevan juga digunakan sebagai metode untuk dan kelebihan menyebabkan kegiatan impor-
menentukan komoditas unggulan khususnya dari ekspor antar daerah. Barang dan jasa yang diimpor
sisi penawaran (produksi atau populasi) pada suatu daerah adalah ekspor dari daerah lain, yang
daerah tersebut [9]. menurut teori merupakan kelebihan dari daerah
Warpani [10] menyatakan walaupun teknik disebut terakhir.
ini tidak memberikan kesimpulan akhir namun Struktur perumusan LQ memberikan
dalam tahap pertama sudah cukup memberikan beberapa nilai sebagai berikut : LQ > 1, atau LQ <
gambaran akan kemampuan suatu daerah yang 1, atau LQ = 1. Analisa dengan LQ ini merupakan
bersangkutan dalam sektor yang diamati. Pada alat sederhana untuk mengetahui apakah suatu
dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan daerah (sub daerah) sudah seimbang atau belum
relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah dalam kegiatan tertentu yang bisa dilihat dari
yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang besarnya angka LQ [10]. Dengan kata lain, angka
sama pada daerah yang lebih luas ruang LQ memberikan indikasi sebagai berikut :
lingkupnya. Menurut Sadono Sukirno [11], 1) LQ > 1, menyatakan daerah (sub daerah)
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan bersangkutan mempunyai potensi ekspor dalam
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan kegiatan tertentu.
barang dan jasa yang diproduksikan dalam 2) LQ < 1, menunjukkan sub daerah bersangkutan
masyarakat bertambah dan kemakmuran mempunyai kecenderungan impor dari sub
masyarakat meningkat. daerah/daerah lain.
83
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
3) LQ = 1, memperlihatkan daerah (sub daerah) misi, tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi.
bersangkutan telah mencukupi dalam kegiatan Dengan demikian perencanaan strategis (strategic
tertentu (seimbang). planning) harus menganalisis faktor-faktor
Untuk menentukan komoditas unggulan di strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan
suatu wilayah maka nilai LQ dari komoditas ancaman) dalam kondisi yang ada saat sekarang.
tersebut harus lebih besar daripada 1. Nilai LQ Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang
yang lebih tinggi menunjukkan keunggulan paling populer untuk analisis situasi adalah
komparatif yang lebih tinggi pula dibandingkan Analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa
dengan nilai LQ yang lebih rendah kinerja organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut
2.7. Analisis SWOT harus dipertimbangkan ke dalam analisis SWOT,
Menurut Kurtz [13], SWOT analisis adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
suatu alat perencanaan strategis yang penting untuk
membantu perencanaan untuk membandingkan
kekuatan dan kelemahan internal organisasi
dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal.
Sedangkan menurut David [14], analisa SWOT
adalah metode perencanaan strategi yang berfungsi
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman suatu perusahaan.
Menurut Rangkuti [15], analisis SWOT
adalah indentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang Gambar 1. Diagram Analisis SWOT
(opportunities), namun secara bersamaan dapat Sumber : Rangkuti, 2004
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats). Dari diagram analisis SWOT di atas
Menurut Entang [16], analisis SWOT menggambarkan bahwa sumbu X menunjukkan
merupakan suatu alat yang berfungsi dalam faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan
melakukan general check up organisasi untuk kelemahan sedangkan sumbu Y menunjukkan
mengetahui keadaan kekuatan, kelemahan, faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan
peluang, ancaman organisasi, guna menentukan ancaman. Diagram Analisis SWOT juga
strategi dan tindakan yang tepat dilakukan memberikan informasi tentang analisis strategi dari
membangun suatu keunggulan meraih peluang masing-masing kuadran sebagai berikut :
yang memberikan manfaat yang lebih besar pada a. Kuadran 1, menggambarkan situasi yang
waktu yang akan datang. Dengan analisis SWOT sangat menguntungkan. Organisasi tersebut
tersebut akan dapat dicermati perubahan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
lingkungan dan mengadaptasi atau menyesuaikan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
dengan perubahan kebutuhan, keinginan publik harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
sebagai salah satu unggulan organisasi meraih mendukung kebijakan pertumbuhan yang
sukses yang lebih besar. Melalui analisis SWOT agresif (growth oriented strategy).
akan dapat dilakukan penyesuaian visi, misi dan b. Kuadran 2, menggambarkan bahwa meskipun
tujuan organisasi sesuai dengan perubahan terdapat berbagai ancaman, organisasi ini masih
keinginan, harapan pelanggan. memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
Menurut Rangkuti [15], analisis SWOT yang harus diterapkan adalah menggunakan
adalah identifikasi berbagai fungsi secara kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. panjang dengan cara strategi diversifikasi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat c. Kuadran 3, menggambarkan bahwa organisasi
memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang menghadapi peluang yang sangat besar tetapi di
(opportunities), namun secara bersamaan dapat lain pihak ia menghadapi beberapa kendala atau
meminimalkan kelemahan (weakness) dan kelemahan internal. Fokus strategi organisasi
ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan ini adalah dengan meninjau lagi (turn around)
strategi selalu berkaitan dengan pengembangan
84
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
METODOLOGI PENELITIAN
85
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
B. Tanaman Perkebunan
1 Kelapa 0
2 Kopi X X X X 4
3 Kapuk 0
4 Lada X X 2
5 Jambu Mete X X X X X X 6
6 Kemiri X 1
7 Coklat X 1
8 Cengkeh X X 2
86
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
Kecamatan
No. Uraian Kabaena Kabaena Kabaena Kabaena Kabaena Jumlah
Kabaena
Utara Selatan Barat Timur Tengah
9 Aren X X X 3
C. Peternakan
1 Sapi X X X X 4
2 Kerbau X X X 3
3 Kuda X 1
4 Kambing X X X X X 5
5 Babi 0
6 Ayam Kampung X X 2
7 Ayam Petelur 0
8 Ayam Potong 0
9 Itik X 1
Sumber : Analisa, 2019
4.2.1. Pola Pergerakan Internal Angkutan Kabupaten Bombana khususnya pulau Kabaena.
Logistik Kepulauan Kabaena Dari hasil analisis perhitungan asal dan tujuan
Dalam analisis pergerakan angkutan logistik barang, moda angkutan dan jenis barang pada
pulau Kabaena akan dilihat berdasarkan asal setiap zona/wilayah dalam hal ini adalah di dalam
barang masuk ke pulau Kabaena yaitu melalui pulau Kabaena serta di luar pulau Kabaena
pintu masuk Pelabuhan Sikeli, Pelabuhan Kabupaten Bombana, maka dapat di Gambarkan
Dongkala, Pelabuhan Bopinang, dan Pelabuhan dalam Tabel 3 Matriks Asal Tujuan untuk
Kasipute dengan tujuan ke daerah-daerah pusat pergerakan angkutan barang internal dan external
perdagangan dan perindustrian di wilayah maka di Pulau Kabaena adalah sebagai berikut:
Asal
Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan
O
Sikeli Dongkala Bopinang Kasipute
Tujuan
87
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
4.2.2. Pola Pergerakan Ekternal Angkutan Sukeli, Pelabuhan Dongkala, Pelabuhan Bopinang
Logistik di Pulau Kabaena dan Pelabuhan Kasipute. Dari hasil analisis
Dalam analisis pergerakan angkutan logistik perhitungan asal dan tujuan angkutan logistik,
keluar Pulau Kabaena akan dilihat berdasarkan asal moda angkutan dan jenis barang pada setiap
barang keluar dari dalam kabupaten Bombana dan zona/wilayah dalam hal ini adalah di luar Pulau
Pulau Kabaena menuju pintu masuk Pelabuhan Kabaena, maka dapat di gambarkan dalam Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa untuk produksi yang ada di Kepulauan Kabaena
pergerakan angkutan logistik keluar di pulau menggunakan di ankut transportasi laut karena
Kabaena dengan tujuan Talaga, Bau-Bau, Bajoe, moda transportasi darat tidak bisa di gunakan akses
Kendari, Kaledupa, Maccani Baji, Morowali, untuk memasarkan hasil produksi yang ada di
B. Kassi, M. Bajji, Toli-Toli, dan Biringkasi. Hasil Pulau Kabaena. Dari masing-masing pergerakan
88
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
tersebut akan menyebar atau menuju zona yang jelasnya pergerakan angkutan barang masuk dari
ada di luar wilayah Pulau Kabaena, untuk lebih luar kota dapat dilihat pada Gambar 4.
89
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
90
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
91
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 2, Juni 2019
92