Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Ridho

Buku : Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik


Penulis : Sukrisno Agoes

Bab 3 : Laporan Akuntan

Pada ahir pemeriksaaan laporan keuangan suatu perusahaan, auditor akan memberikan sautu
laporan akuntan yang terdiri dari:

1. Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan publik
memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
2. Laporan keuangan, yang terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Laba-rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas laporan keuangan, yang antara lain berisi: bagian umum, kebijakan
akuntansi dan penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi
f. Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang penting
seperti perincian piutang, aktiva tetap, utang, beabn umum dan administrasi serta
beban penjualan.

- Jenis-jenis Pendapat Akuntan


Menurut Srandat Profesional Akuntan Publik, ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu:
1. Pendapat wajartanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang
ditentukan, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk
mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indoensia, maka auditor
dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
2. Pendapat wajartanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam
laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with explanatory language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharukan auditor
memberikan paragraf penjelasan dalam laporan audit, keadaan tersebut meliputi:
a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena ada keadaan-
keadaan yang kuar biasa.
c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang
adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah
mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana
manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan
mengenai hal itu telah meamdai.
d. Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal namun tidak disajikan atau tidak direview.
g. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, namun terdapat dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.
Pendapat ini dinyatakan bilamana:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap linglup
audit.
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menjelaskan
semau alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang
dicantumkan sebelum paragraf pendapat.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum umum di Indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)
Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumsukan
atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bab 4 : Pengendalian Internal

- Pengertian Pengendalian Intern


Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan seperti, keandalan pelaporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern terdiri dai lima komponen yang saling terkait, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian, menerapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan
untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana
risiko harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian, kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa
arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan komunikasi, pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka.
5. Pemantauan, proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu.
- Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup Pemeriksaaan
Jika pengendalian intern suatu perusahaan rendah, ada kemungkinan terjadinya kesalahan,
ketidakakuratan dalam perusahaan sangat besar. Hal ini menimbulkan risiko yang besar bagi
auditor untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk mencegah hal
tersebut, jika pengendalian intern tidak berjalan efektif, auditor harus memperluas ruang
lingkup pemeriksaannya pada waktu melakukan subtantive test.
- Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses pemeriksaan oleh akuntan publik. Hal ini dikarenakan, baik atau buruknya
sautu pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap:
1. Keamanan harta perusahaan
2. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
3. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
4. Besarnya audit fee
5. Opini yang akan dikeluarkan

Selain itu, ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik untuk melakukan pemahan dan
evaluasi pengendalian intern, yaitu:

1. Internal Control Questionnaires


2. Flow Chart
3. Narrative
- Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
Salah satu faktor yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern
perusahaan tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut.
Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan
dalam pendesainan pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat
umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi
kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya material
tersebut. Faktor lain yang membatasi pengendalian intern perusahaan adalah adanya
keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern, serta adanya kolusi antara
dua orang atau lebih untuk mengesampingkan pengendalian intern.

Anda mungkin juga menyukai