Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.

2 Oktober 2014, 196-201

DUKUNGAN KELUARGA DAN MODAL PSIKOLOGIS MAHASISWA

Unika Prihatsanti

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Jl. Prof Sudharto SH, Tembalang, Semarang 50274

unika_prihatsanti@undip.ac.id

Abstract

Psychological capital in students is a positive psychological condition that enables students to deal with
uncomfortable situation so that they could finish their study in college and prepare themselves to enter
professional world. This study aims to test the correlation between family support and psychological capital in
college students. In total, 126 students joined the study. Data were collected using the Family Support Scale (21
items; α = 0.892) and the Psychological Capital Scale (20 items; α = 0.892). Data analysis using simple
regression analysis revealed a positive significant correlation between family support and psychological capital
(r = 0.215; p = 0.008)

Keywords: family support, psychological capital, college students

Abstrak

Modal psikologis mahasiswa merupakan kondisi psikologis positif yang memampukan mahasiswa untuk
menghadapi kondisi tidak menyenangkan sehingga mereka mampu menyelesaikan studi dan mempersiapkan diri
secara maksimal untuk masuk dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan dukungan keluarga
dan modal psikologis mahasiswa. Sebanyak 126 mahasiswa menjadi responden dalam penelitian ini. Data
dikumpulkan menggunakan 21 item Skala Dukungan Keluarga (α = 0,892), dan 20 item Skala Modal Psikologis
(α = 0,892). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana yang menunjukkan dukungan keluarga
berkorelasi positif dan dengan modal psikologis mahasiswa (r = 0,215; p = 0,008)

Kata Kunci: dukungan keluarga, modal psikologis, mahasiswa

PENDAHULUAN mahasiswa semester lebih awal ditemukan


bahwa banyak tugas yang tidak
Lingkungan perguruan tinggi merupakan terselesaikan dengan maksimal atau lewat
salah satu lingkungan yang dapat dari batas waktu pengumpulan, tidak
menimbulkan stress tersendiri bagi mengerjakan tugas, menunda pekerjaan,
mahasiswa (Yu Wen & Chuan Lin, 2014). kurang mengikuti proses perkuliahan,
Hasil observasi dan interviu di lapangan keterlambatan kehadiran, komunikasi
menunjukkan bahwa sampai pada tahap dosen dan mahasiswa yang kurang lancar
penyelesaian skripsi, mahasiswa memiliki serta mengakibatkan terganggunya proses
kendala dalam menemukan judul, kesulitan belajar. Mahasiswa seringkali terbebani
menemui dosen pembimbing, merasa dalam proses perkuliahan dengan tugas
bahwa dosen pembimbing hanya sebagai yang banyak, dosen sering memberikan
‘tukang coret’ ketika melakukan tugas apalagi ketika sks yang diambil
pembimbingan, sulit menuliskan isi skripsi banyak maka tugaspun akan semakin
yang membuat mahasiswa akhirnya tidak banyak, kurangnya waktu dalam ikut
memiliki motivasi untuk menyelesaikan kegiatan atau organisasi di kampus dengan
skripsi mereka secepat mungkin. Pada alasan tugas atau kuliah. Sulit menemukan

196
197 Prihatsanti

referensi yang ‘pas’, banyaknya keluhan (Luthans,Avolio, Avey, dan Norman,


mahasiswa saat dosen memberikan 2007).
referensi dalam bahasa Inggris.
Penelitian menunjukkan hasil bahwa
Berdasarkan diskusi dengan beberapa modal psikologis mampu mengurangi
dosen ditemukan bahwa sebagian besar stress di berbagai disiplin ilmu (Rioli,
mahasiswa kurang memiliki keinginan Savicki, & Richards, 2012; Yu Wen &
untuk belajar secara mandiri dan hanya Chuan Lin,2014). Hossein, Manijeh dan
menunggu instruksi dosen. Pengalaman Pasha (2014) menambahkan bahwa empat
peneliti sebagai dosen pembimbing dimensi modal psikologis, yaitu efikasi,
akademik (dosen wali) menemukan bahwa optimism, harapan dan resiliensi
mahasiswa seringkali menhadapi tuntutan memberikan pengaruh secara signifikan
keluarga untuk segera menyelesaikan pada performa akademik mahasiswa. Maka
studi; tidak jarang orang tua menjadi menjadi penting jika modal psikologis
marah ketika anaknya (mahasiswa) mendapatkan perhatian untuk dapat
mendapatkan indeks prestasi (IPK) kurang meningkatkan performa mahasiswa,
dari 3,0 atau masa studi yang lebih dari 4 meningkatkan indeks prestasi, memberikan
tahun. Kondisi tersebut menimbulkan jalan bagi mahasiswa untuk mencapai
tekanan tersendiri bagi mahasiswa. tujuan mereka, secara realistis, optimis,
Tampaknya mahasiswa memerlukan suatu memberi keyakinan untuk melakukan
kondisi psikologis positif yang tidak hanya perubahan positif di tempat kuliah,
menyangkut kemampuan intelektual dan lingkungan dan bangkit kembali jika
kemampuan berkompetisinya di kampus mengalami kegagalan.
dan dunia kerja nantinya, namun untuk
dapat tetap bertahan selama proses kuliah, Banyak penelitian telah dilakukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan meneliti modal psikologis dalam konteks
tepat waktu dengan kualitas baik, serta organisasi. Avey (2014) menyatakan sejak
tuntutan sosial lainnya. Kondisi psikologis tahun 2005 telah ada puluhan studi dengan
positif inilah yang disebut Luthans sebagai modal psikologis yang memprediksi
modal psikologis (Luthans, Youssef dan kinerja individu yang optimal (misalnya:
Avolio, 2007). organizational citizenship behavior,
perilaku menyimpang), dan sikap
Modal psikologis diartikan sebagai (misalnya, kepuasan, komitmen,
keadaan psikologi individu yang positif, kesejahteraan, keinginan berpindah). Di
yang dicirikan oleh: (1) adanya keyakinan Indonesia Tjakraatmadja (2009) telah
diri atau efikasi diri dalam melakukan meneliti hubungan antara psychological
tindakan yang perlu untuk mencapai sukses capital, lingkungan belajar sebagai faktor
dalam tugas-tugas yang menantang (self- eksternal (variabel moderator) dan nilai
efficacy); (2) atribusi yang positif IPK mahasiswa (sebagai indikator kinerja).
(optimisme) tentang sukses masa sekarang Lebih lanjut Tjakraatmadja menjelaskan
dan yang akan datang; (3) persistensi pengaruh nilai SPMB dan psikotest
dalam mencapai tujuan , dengan terhadap indeks prestasi (IPK) mahasiswa
kemampuan mendefinisikan kembali jalur yang dipengaruhi oleh psychological
untuk mencapai tujuan jika diperlukan capital dan lingkungan belajar mahasiswa
demi mencapai kesuksesan (hope); dan (4) ITB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketika menghadapi masalah dan kesulitan, psychological capital memiliki hubungan
individu mampu bertahan dan terus maju pengaruh positif yang signifikan terhadap
(resiliency) untuk mencapai sukses indeks prestasi mahasiswa. Namun, masih

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 196-201


Dukungan keluarga dan modal psikologis mahasiswa 198

sedikit kajian mengenai faktor-faktor yang yang ditentukan dengan teknik


berpengaruh pada modal psikologis. convenience sampling. Modal psikologis
Qadeer & Jaffery (2014) menemukan diungkap menggunakan skala modal
bahwa iklim organisasi merupakan salah psikologis yang disusun oleh peneliti
satu faktor yang mempengaruhi modal berdasarkan empat dimensi yang
psikologis karyawan. Belum ditemukan dikemukakan oleh Luthans, Youseff &
penelitian mengenai faktor yang Avolio (2007). Skala terdiri dari 20 item
mempengaruhi modal psikologis dalam valid (α = 0,892) dengan variasi pilihan
konteks akademis, Peneliti menduga jawaban 1 (sangat tidak sesuai) sampai 6
dukungan keluarga merupakan salah satu (sangat sesuai). Semakin tinggi skor
faktor yang berkaitan dengan modal menunjukkan semakin tinggi modal
psikologis. psikologis yang dimiliki oleh mahasiswa.
Dukungan keluarga diungkap
Canavan dan Dolan (2006) menjelaskan menggunakan Skala Dukungan Keluarga
bahwa dukungan keluarga merupakan yang disusun oleh peneliti menggunakan
salah satu bentuk dukungan sosial informal tipe dukungan keluarga menurut Cutrona
antara anggota keluarga, dan dapat disebut (dalam Canavan dan Dolan, 2006). Skala
sebagai central helping system. Terdapat terdiri dari 21 item valid (α = 0,892)
empat tipe dukungan di dalam keluarga dengan variasi pilihan jawaban 1 (sangat
menurut Cutrona (dalam Canavan & tidak sesuai) sampai 6 (sangat tidak
Dolan, 2006) yaitu (1) dukungan konkret,; sesuai). Semakin tinggi skor berarti
dukungan yang berkaitan dengan tindakan semakin tinggi pula dukungan keluarga.
langsung pada kegiatan sehari-hari; (2) Analisis data dilakukan dengan teknik
dukungan emosional, yaitu empati, analisis regresi sederhana.
mendengarkan, dan keberadaan ketika
seseorang mengalami permasalahan; (3)
dukungan nasihat, yang sebenarnya lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
kompleks dalam penjelasannya karena
biasanya yang lebih dibutuhkan individu Hasil analisis data menunjukkan adanya
adalah rasa nyaman dalam berbagi dan korelasi positif yang signifikan antara
menerima masukan, ketimbang isi dari dukungan sosial dan modal psikologis
nasihat itu sendiri; (4) dukungan mahasiswa (r = 0,215; p = 0,008). Hasi ini
penghargaan, berfokus pada bagaimana menunjukkan bahwa dukungan keluarga
seseorang dimaknai keberadaannya. memegang peranan pada munculnya modal
Dukungan keluarga memiliki peran psikologis pada mahasiswa.
penting diantaranya adalah sebagai
penanaman kekuatan dan mengurangi Modal psikologis merupakan karakteristik
risiko gangguan kesehatan mental anggota psikologis positif yang tersusun atas empat
didalamnya, merupakan tempat teraman dimensi, yaitu self efikasi, harapan,
dan ternyaman bagi anggotanya, juga optimism dan resiliensi. Luthans (2007)
sebagai titik penting bagi perkembangan menjelaskan keempat dimensi ini saling
individu (Canavan, Dolan, & John, 2000) berinteraksi dan berhubungan dengan yang
lainnya. Bahwa modal psikologis ini
merupakan kapasitas positif individu yang
METODE terbarukan, saling melengkapi dan
bersinergi.
Subjek penelitian adalah 126 mahasiswa
S1 Fakultas Psikologi angkatan 2009-2011,

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 196-201


199 Prihatsanti

Kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa termotivasi untuk menempuh usaha


dengan banyak tuntutan yang berkaitan tersebut (Syder dan Lopes, 2002). Individu
dengan tugas akademik, yang akan mengekspresikan dengan menger-
menyebabkan tekanan tersendiri. Tekanan jakan tugas dengan baik, cenderung
atau stressor tidak hanya berasal dari tugas bekerja dengan cara yang berbeda
akademik tetapi juga tantangan dalam (Luthans, 2007).
menjalin relasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Adlaf, dkk (Riolli, Savicki & Berdasarkan analisis data tingginya modal
Richards, 2012) menyatakan bahwa stress psikologis mahasiswa ini tidak lepas dari
paling besar ditemukan pada lingkungan peran dukungan keluarga. Dukungan
akademik. Penelitian Riolli, Savicki & keluarga ini dapat berupa saran, dan
Richards (2012) menemukan bahwa untuk nasihat. Selain itu bentuk dukungan
mengatasi kondisi tersebut diperlukan keluarga lainnya adalah pujian,
modal psikologis. penghargaan, penilaian, bantuan peralatan
dan keuangan (House dan Kahn dalam
Modal psikologis berdasarkan penelitian Widanarti dan Indati, 2002).
menunjukkan sebanyak 74,60% (94 orang
dari 126 mahasiswa) berada pada kategori Tabel 1 menunjukkan hubungan dukungan
tinggi dan 25,40% (32 orang dari 126 keluarga dan modal psikologis:
mahasiswa) berada pada kategori sedang.
Mahasiswa yang memiliki modal Tabel 1. Korelasi antara Aspek-aspek Dukungan
psikologis akan mampu menghadapi Keluarga dengan Modal Psikologis Mahasiswa
situasi stress seperti menghadapi ujian Aspek Dukungan Modal Psikologis
akhir, dan akan meningkatkan Keluarga r p
kesejahteraan psikologis mereka (Riolli, Dukungan emosional 0,167 0,030*
Savicki, Richard, 2012). Mahasiswa Dukungan 0,255 0,002**
menjadi lebih aktif dalam menetapkan penghargaan
Dukungan nasihat 0,285 0,001**
tujuan yang ingin dicapai ketika memiliki Dukungan konkrit 0,045 0,307
efikasi diri tinggi sehingga memiliki Catatan: *p<0,05; **p<0,01
prestasi akademik yang tinggi. Sebaliknya
efikasi diri rendah akan membuat Seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1,
mahasiswa mudah putus asa dan tidak tampak adanya hubungan yang signifikan
yakin akan kemampuan mereka dalam antara aspek-aspek dukungan keluarga
menyelesaikan tugas. Bisa jadi mahasiswa dengan modal psikologis mahasiswa.
dengan self efikasi rendah akan bekerja Pertama, dalam hal dukungan emosional.
dibawah kemampuan mereka yang Hal ini salah satunya bisa dilakukan oleh
sebenarnya. Bandura dan Locke (Luthans, keluarga. Mahasiswa yang menjadi subjek
Youssef dan Avolio 2007) menjelaskan penelitian adalah mahasiswa Psikologi
bahwa efikasi diri memungkinkan individu angkatan 2009-2011 dengan rentang usia
untuk menetapkan tujuan, mengatur 17-19 tahun, yang merupakan tahap
motivasi, tindakan, serta mengontrol perkembangan remaja menurut WHO.
proses belajar mereka. Individu yang Menurut WHO remaja merupakan masa
memiliki efikasi diri (self efficacy) transisi dari kanak-kanak menuju dewasa
meyakini kemampuan yang mereka miliki. dengan batasan usia 12-24 tahun,
Ketika mahasiswa memiliki harapan sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI
(hope) artinya bahwa mereka memiliki tahun 2010 batasan usia remaja adalah 10-
kemampuan dalam menemukan cara untuk 19 tahun dan belum menikah. Remaja pada
mencapai tujuan yang diharapkan dan usia ini seharusnya sudah mampu mandiri

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 196-201


Dukungan keluarga dan modal psikologis mahasiswa 200

baik secara ekonomi maupun emosional berkaitan dengan pengerjaan tugas-tugas


(Havighurst dalam Monk dkk, 1998). kuliah maupun penyelesaian skripsi secara
Namun kenyataannya di Indonesia langsung.
sebagian besar remaja dalam hal ini adalah
mahasiswa masih terikat dengan
keberadaan keluarga baik secara ekonomi KESIMPULAN
maupun emosional. Keluarga merupakan
lingkungan terdekat yang membentuk Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
ikatan khusus yang dapat menghindarkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan
mereka dari rasa takut, cemas ketika positif yang signifikan antara dukungan
menghadapi kegagalan dalam tugas keluarga dan modal psikologis pada
akademik mahasiswa (r = 0,215; p = 0,008). Semakin
tinggi dukunga keluarga maka akan
Kedua, dukungan penghargaan; dukungan semakin tinggi modal psikologis
ini berupa perasaan dipercaya, penerimaan mahasiswa demikian pula sebaliknya
dan perhatian yang dapat memotivasi semakin rendah dukungan keluarga maka
mahasiswa untuk membantu keberhasilan akan semakin rendah modal psikologis
yang berkaitan dengan tugas-tugas mahasiswa. Penelitian ini memiliki
akademik. Menurut Hurlock (1980), keterbatasan dan dapat dijadikan sebagai
dukungan penghargaan dapat bahan kajian bagi peneliti selanjutnya,
meningkatkan kebahagiaan yang pada yaitu kurangnya identifikasi terhadap jenis
akhirnya mendorong keberhasilan kelamin dan usia subjek penelitian yang
seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. diprediksikan turut mempengaruhi tinggi
Perasaan sukses akan meningkatkan rendahnya modal psikologis mahasiswa.
keyakinan diri seseorang sedangkan
ketiadaan dukungan memunculkan
perasaan gagal dan tidak yakin. Sejalan DAFTAR PUSTAKA
dengan penelitian Widanarti dan Indati
(2002) yang menemukan hubungan Avey, J. B. (2014). The left side of
dukungan keluarga dengan self efikasi. psychological capital new evidence
on the antecedents of psycap.
Ketiga, dukungan nasihat memberikan Journal of Leadership &
kontribusi pada modal psikologis Organizational Studies. 21 (2): 141-
mahasiswa. Menurut Bandura (1986) 149
individu yang diberikan nasihat, saran, doi: 10.1177/1548051813515516.
bimbingan akan lebih mampu
meningkatkan kemampuannya sehingga Bandura, A. (1986). A social cognitive
dapat mencapai tujuan yang diharapkan theory: Social foundation of thought
sehingga mampu mendorong seseorang and action. New Jersey: Prentice
untuk menunjukkan prestasi terbaiknya. Hall, Inc.

Dukungan kongkrit menunjukkan Dolan, P. & Canavan, J. (2006). Family


hubungan yang tidak signifikan, yang support as reflective practice.
berarti bahwa dukungan ini tidak London: Jessica Kingsley Publishers.
memberikan kontribusi pada modal
psikologis mahasiswa. Berdasarkan Dolan, P., Canavan, J., & Pinkerton, J.
wawancara dukungan kongkrit kurang (2000). Family support direction
dirasakan oleh mahasiswa terutama

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 196-201


201 Prihatsanti

from diversity. London: Jessica Riolli, L, Savicki, V, & Richards, J.


Kingsley Publishers. Psychological capital as a buffer to
student stress. Psychology 2012. 3
Hossein, M. N. M., Manijeh, S., & Pasha, (12A):1202-1207.
S. H. (2014). The relationship of http://dx.doi.org/10.4236/psych.2012
psychological capital (hope, .312A178
resiliency and self-efficacy) with the
achievement goals and academic Shein, J. & Chen, C. P. (2010). Work-
performance og the first-year family enrichment: A research of
student. Curriculum planning positive transfer. Toronto: University
knowledge & research in educational of Toronto.
sciences, 11(12): 61-79.
Tjakraatmaja, JH. (2009). Apakah indeks
Hurlock. E. B. (1980). Psikologi prestasi mahasiswa ITB dapat
Perkembangan,Suatu Pendekatan digunakan untuk memprediksi
Sepanjang Rentang Kehidupan. kinerja mereka pada saat bekerja
Jakarta: Airlangga. nanti. Berita Pembelajaran. No. 4
tahun 2.
Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., &
Haditono, S. R. (1998). Psikologi Yu Wen, M.L, Chuan Lin, D.Y. (2014).
perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Does Psychological Capital Combat
Mada University Press. Learning and Adaptive Stress of
College Freshmen. Journal of studies
Luthans, F., Youssef, C. M., Avolio, B. J. in Education; ISSN (Online): 2162-
(2007). Psychological capital: 6952, 4(1): 25-42.
Developing the human competitive
edge. New York: Oxford University Widanarti, N., Indati, A. (2002). Hubungan
Press. antara dukungan sosial keluarga
dengan self efficacy pada remaja di
Luthans, F., Avolio, B. J, Avey, J. B, & SMU Negeri 9 Yogyakarta. Jurnal
Norman, S. M. (2007). Positive Psikologi, 2, 112-123.
psychological capital: Measurement
and relationship with performance
and satisfaction. Personal
Psychology, 60: 541-572.

Qadeer, F. & Jaffery, H. (2014). Mediation


of psychological capital between
organizational climate and
organizational citizenship behavior.
Pakistan Journal of Commerce and
Social Sciences, 8(2), 453- 470.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 196-201

Anda mungkin juga menyukai