Kelompok 7
Oleh:
PRODI MANAJEMEN
PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan
dijual. Oleh karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga
tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan
yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir
dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka
pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan di gudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa
sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya
bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar
membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi di seluruh
dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu sangatlah penting. Di
satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tingkat
persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya
habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan
tingkat pelayanan konsumen. Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan
dan pengendalian persediaan.
Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan membeli atau
membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini ditetapkan, langkah berikutnya adalah
meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan
untuk melayani permintaan tersebut. Pada makalah ini, akan dibahas fungsi, jenis, dan
pengelolaan persediaan. Kemudian akan dibicarakan dua hal dasar persediaan: berapa yang harus
dipesan dan kapan pemesanan dilakukan.
B. Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik (manufaktur),
persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi Berikut pengertian
beberapa jenis-jenis persediaan menurut fungsinya dan Persediaan menurut Jenis dan Posisi
Barang antara lain sebagai berikut :
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa setiap jenis persediaan memiliki
karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Persediaan ditujukan untuk
mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi: persediaan bahan baku, barang
dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan
komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
1. Fungsi Decoupling
adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar
perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas
dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-
departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan
barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para
langganan.Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen
yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuations Stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan Lot Size
ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian.,
biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan
karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan
dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,
investasi, resiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi.
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan
musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman(Seasional
Inventories).
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam fungsi penting yang
dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan antara lain:
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan
tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.
Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses, barang
jadi, suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3 jenis
persediaan yaitu:
Bahan baku/material.
Barang dalam proses (barang setengah jadi).
Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi
menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode pembelian.
Jumlah dana yang tersedia.
Daya tahan material
Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan
produksi.
Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat
penyelesaian barang jadi.
Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan
penjualan.
1. Sistem ABC
Dalam hal ini, menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing
kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–145):
Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai
berikut:
Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang.
Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih
dahulu.
Berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan pada saat bahan baku tersebut perlu dibeli
kembali (Replenisment Cyle)
Kapan perlu dilakukan pembeliaan kembali (Reorder point)
Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan lebih dahulu secara pasti untuk
penggunaan selama 1 tahun/ 1 periode tertentu.
Penggunaan bahan baku selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol (0) atau di
atas safety stock(persediaan minimal/besi)
PT. XYZ memprediksi penjualan mereka akan sama seperti tahun sebelumnya. Di tahun
sebelumnya PT. XYZ memerlukan 240.000 unit bahan baku dalam proses produksinya.
Harga bahan baku per unit untuk tahun ini adalah Rp2000. Untuk sekali pengiriman PT. XYZ
memerlukan biaya sebesar Rp150.000 (kurir, asuransi, dokumen, Dsb.).
perhitungan biaya penyimpanan PT. XYZ sebesar 25% untuk setiap barang yang disimpan. Lalu,
berapa EOQ yang dimiliki perusahaan itu?
P = Harga beli per Unit. Penting nih buat kamu! Harga yang dibutuhkan adalah harga per unit
dan bukan harga total, jadi kalian jangan sampai salah hitung ya!
I = Biaya penyimpanan pada setiap unit (holding costs per unit), jangan lupa, untuk biaya ini
bentuknya dalam persen (%)
12.000 unit itu adalah jumlah yang dibutuhkan oleh PT. XYZ dalam setiap ordernya. Untuk
mengetahui berapa kali order yang dibutuhkan oleh PT. XYZ dalam satu tahu juga sangat
mudah, kalian tinggal bagi jumlah barang yang dibutuhkan dengan jumlah unit per order
240.000 : 12.000 = 20
Jadi PT. XYZ harus melakukan 20 kali order untuk memenuhi kebutuhannya. Metode ini penting
untuk dilakukan perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara persediaan dan biaya yang
diperlukan.
Metode ini berusaha mendatangkan persediaan bahan baku hanya pada saat yang
dibutuhkan pada saat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat sehingga tidak ada sisa. Jadi
perusahaan tidak sempat menahan atau menyimpan persediaan karena bahan baku datang jika
hanya dibutuhkan dan dalam jumlah yang pas sehingga tidak ada yang tersisa.
Bagaimana caranya ?
Menjadikan pemasok bahan baku sebagai mitra bisnis yang utama. Bahkan harus
dianggap seolah olah pemasok tersebut adalah bagian dari perusahaan. Ingat hanya "seolah-olah"
pendekatan kepada pemasok ini harus dilakukan agar terjalin hubungan yang inten dan dibina
untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan pemasok tidak boleh di ekploitasi hanya untuk
kepentingan sesaat. Apabila telah terjalin hubungan yang dekat antara pemasok dan perusahaan,
maka berapapun dan kapanpun kebutuhan bahan baku perusahaan perusahaan, pemasok akan
selalu berusaha untuk memenuhinya.
Namun, metode ini juga memiliki sejumlah kelemahan. Salah satunya adalah setiap kali
pemesanan material jumlahnya sangat tergantung pada sisa persediaan yang ada pada saat
pemesanan, sehingga ketika pemesanan material dilakukan, jumlah pesanan tidak sama. Hal ini
bisa berpotensi membuat stok persediaan habis terlebih dahulu sebelum waktu pemesanan
material berikutnya tiba. Untuk itu, safety stock atau stok persediaan yang aman untuk berjaga
jaga harus besar. Sehingga terkadang membutuhkan biaya persediaan yang besar pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpilkan bahwa Persediaan adalah suatu bagian
dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah
menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang
maupun jasa.
Jenis-jenis persediaan terbagi menjadi 2 karakteristik yaitu 1). persediaan sesuai
fungsinya terbagi atas Batch Stock, Fluctuation Stock, dan Anticipation Stock. 2). Persediaan
menurut jenis dan posisi barangnya terdiri dari : Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components), Persediaan Bahan
Pembantu atau Penolong (Supplies), Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Adapun manfaat dari memanajemeni persediaan yaitu sebagai berikut :Memanfaatkan
Diskon Kuantitas, Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock),Manfaat
Pemasaran, Peningkatan Tingkat Pelayanan, dan Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1989.