Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT
(PKM)

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM


PEMBUATAN PMT BOLU TEMPE SEBAGAI MAKANAN UNTUK
MENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA BARAT

Oleh:

TIM
PENGUSUL

NAMA NIDN
LIEAN A. NTAU, SST, M.Si 4025028601 Ketua
ANNA Y. POMALINGGO, S.Gz, M.Kes 4014087201 Anggota
NUR NATALIA H. URI, STP - Anggota

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020

i|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)

Judul : Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pembuatan PMT


bolu tempe sebagai makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada balita gizi kurang
di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat

1. Ketua Tim Pengusul


a. Nama Lengkap : Liean A. Ntau
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN :
d. Pangkat/Golongan : Penata /III.c
e. Jurusan/Prodi : Gizi/D-III Gizi
f. Alamat : Jln. Sawit, Perum Elivar Damai Blok B 25 Kota
Gorontalo
g. Telp/Email : 08124477380/lianntau@gmail.com
2. Anggota Tim Pengusul Kegiatan
a. Dosen : 2 Orang
3. Peserta
a. Kader : semua kader di wilayah kerja PKM Kota Barat
b. Pemerintah Puskesmas : - Orang
c. Pemerintah Kecamatan : - Orang
4. Biaya Kegiatan
a. DIPA/BLU : Rp.18.000.000,00
b. Poltekkes Kemenkes Gorontalo : -
c. Sumber Lain : -
5. Tahun Pelaksanaan : Tahun 2020
Gorontalo, Desember 2020

Mengetahui
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabmas Ketua Tim Pengusul,

Paulus Pangalo, SKM, M.Kes Liean A. Ntau, SST, M.Si


NIP. 196503211984121001 NIP. 198602252009122001

Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Mohammad Anas Anasiru, SKM., M.Kes


NIP. 19621016 198402 1 001
ii | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

Judul : Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pembuatan PMT


bolu tempe sebagai makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada balita gizi kurang
di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat

1. Tim Pelaksana

Bidang
N
Nama Jabatan Keahlia Instansi Asal
o
n
Ilmu Poltekkes Kemenkes
1. Liean A. Ntau, SST, M.Si Ketua
Pangan Gorontalo
Poltekkes Kemenkes
2. Anna Y. Pomalingo, S.Gz, M.Kes Anggota Gizi
Gorontalo
Poltekkes Kemenkes
3. Nur Natalia H. Uri, STP Anggota Pangan
Gorontalo
1. Objek (khalayak sasaran) Pengabdian kepada Masyarakat :
Kader dan orang tua yang memiliki balita
Masa Pelaksanaan:
Mulai : April 2020, Berakhir : Oktober 2020
2. Usulan Biaya DIPA
Tahun 2020: Rp.18.000.000,00
3. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat
Puskesmas Kota Barat, Kota Gorontalo.
4. Masyarakat yang Terlibat
a. Kader Puskesmas Kota Barat
b. Pusksmas Kota Barat
c. Pemerintah Kecamatan Kota Barat
5. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan
Masalah gizi pada balita yang cukup besar dan harus mendapatkan prioritas
penanganan adalah masalah gizi kurang dan gizi buruk. Keadaan gizi kurang dan gizi
buruk pada balita akan menghambat peningkatan sumber daya manusia karena
keadaan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

iii | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
perkembangan kecerdasan serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian.Gizi
kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau tidak seimbang zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang
berhubungan dengan kehidupan. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang
dari 5 tahun, terutama di Negara Negara berkembang. Sehingga golongan ini disebut
golongan rawan, karena masa peralihan mulai mengikuti pola makan orang dewasa
atau pengasuhan anak mengikuti kebiasaan yang keliru.Gizi kurang pada anak terjadi
karena kurang zat sumber tenaga dan kurang protein (zat pembangun).Data awal yang
diperoleh dari Puskesmas Kota Barat yaitu masih adanya balita yang gizi kurang yaitu
sebanyak 5 balita.Melalui kegiatan pengabmas diharapkan dapat meningkatkan
kemampun dan keterampilan kader dan orang tua balita dalam membuat sendiri makan
tambahan tanpa harus menungu PMT dari pemerintah. Rizki, O. dkk (2015)
melaporkan bahwa pemberiaan bolu tepung tempe pada balita yang mengalami gizi
kurang selama 60 hari dapat meningkatkan Berat Badan dan Tinggi Badan anak balita.
Poltekkes Kemenkes Gorontalo melalui kegiatan Tridarma perguruan tinggi
rutin melakukan pengabdian masyarakat, selain melakukkan kegiatan pembelajaran
dengan melakukan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu orang tua
balita dan kader dalampeningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam
pembuatan PMT bolu tempe sebagai makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada
balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat
6. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran
Kader dan orang tua balita yang berada di wilayah Puskesmas Kota Barat,
Kota Gorontalo diberikan pemahaman akan cara pembuatan PMT bolu tempe sebagai
makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada balita gizi kurang.
7. Rencana luaran berupa jasa, metode, model, sistem, produk/barang, paten, atau luaran
lainnya yang ditargetkan
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pembuatan PMT bolu
tempe sebagai makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada balita gizi kurang
di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat
2. Tersusunnya Laporan pengabdian masyarakat yang menjadi tolak ukur
keberhasilan program kegiatan yang dilakukan.
3. Produk penyuluhan dalam bentuk poster yang menjelaskan tentang manfaat dan
cara membuat PMT bolu tempe.
iv | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i

v|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM..................................................................................iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................vi

RINGKASAN PROPOSAL.................................................................................................vii

BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Bekalang...................................................................................................................1

B. Tujuan................................................................................................................................1

C. Manfaat..............................................................................................................................1

BAB 2. SOLUSI PERMASALAHAN.................................................................................4

A. Identifikasi Masalah..........................................................................................................3

B. Solusi Masalah...................................................................................................................3

BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN.......................................................................3

A. Sasaran Strategis................................................................................................................4

B. Metode Kegiatan................................................................................................................4

C. Waktu Kegiatan.................................................................................................................5

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................................................................5

BAB 4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN...................................................................6

A. Luaran................................................................................................................................6

B. Target Capaian...................................................................................................................6

BAB 5. BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN..............................................................10

A. Biaya..................................................................................................................................7

B. Rencana Kegiatan..............................................................................................................8

BAB 6. PETA LOKASI......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

LAMPIRAN........................................................................................................................13

vi | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
RINGKASAN PROPOSAL

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau


tidakseimbang zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan
vii | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Gizi kurang banyak terjadi pada
anak usia kurang dari 5 tahun, terutama di Negara – Negara berkembang. Sehingga
golong ini disebut golongan rawan, karena masa peralihan mulai mengikuti pola
makan orang dewasa atau pengasuhan anak mengikuti kebiasaan yang keliru.Gizi
kurang pada anak terjadi karena kurang zat sumber tenaga dan kurang protein (zat
pembangun). Tenaga dan zat pembangun diperlukan anak dalam membangun
badannya yang tumbuh pesat.
Parameter yang dapat dikukur pada pengabdian masyarakat ini adalah data
hasil pre test dan post test untuk mengukur tingkat kemampuan kader.
Keyword : PMT bolu tempe, Berat Badan Balita

viii | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi pada balita yang cukup besar dan harus mendapatkan prioritas
penanganan adalah masalah gizi kurang dan gizi buruk. Keadaan gizi kurang dan gizi
buruk pada balita akan menghambat peningkatan sumber daya manusia karena
keadaan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian.1 Gizi
kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau tidak seimbang zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang
berhubungan dengan kehidupan. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang
dari 5 tahun, terutama di Negara Negara berkembang. Sehingga golongan ini disebut
golongan rawan, karena masa peralihan mulai mengikuti pola makan orang dewasa
atau pengasuhan anak mengikuti kebiasaan yang keliru.Gizi kurang pada anak terjadi
karena kurang zat sumber tenaga dan kurang protein (zat pembangun).

B. Tujuan
1. Meningkatkan penetahuan kader di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat dalam
pembuatan PMT bolu tempe.
2. Meningkatkan keterampilan kader di wilayah kerja Puskesmas Kota barat dalam
pembuatan PMT bolu tempe.

C. Manfaat
1. Kader Puskesmas Kota Barat
Peningkatan kemampuan dan keterampilan kader tentang pentingnya
pembuatan PMT bolu tempe sebagai makanan untuk meningkatkan Berat Badan pada
balita gizi kurang.

2. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Gorontalo.

1|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


Mendukung program pemerintah dalam memperbaiki status gizi balita dengan
pemberian PMT yang dibuat sendiri yaitu bolu tempe guna untuk menaikan Berat
Badan balita.
4. Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Menunjukkan keterlibatan sivitas akademika dalam mengaplikasikan keilmuannya
untukmenyelenggarakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakatsebagai wujud
Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.

2|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


BAB II
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
A. Luaran
Luaran yang dihasilkan dari pelatihan ini adalah :
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dengan pembuatan PMT bolu
tempe untuk balita gizi kurang.
2. Laporan Akhir Kegiatan Pengabdian Masyarakat.
3. Produk penyuluhan berupa poster tentang PMT untuk gizi kurang yang di HAKIkan.
4. Modul tentang pembuatan PMT bolu tempe

B. Target Capaian
Pembuatan buku panduan penangulangan gizi kurang melalui PMT (Bolu Tempe)

3|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Sasaran
Sasaran peserta program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader di wilayah
kerja Puskesmas Kota Barat
B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, demonstrasi, diskusi, konsultasi
dalam pembuatan PMT bolu tempe.
Rangkaian Kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Persiapan : Berkoordinasi dengan kepala puskesmas Kota Barat dan identifikasi


masalah gizi kurang di wilayah kerja puskesmas Kota Barat
2. Pelaksanaan
Tahap kedua : Kegiatan Penyuluhan
a. Memberikan Pre dan Post Test sebelum dan sesudah penyuluhan menu sebagai
data untuk mengukur pemahaman pada kader.
Tahap ketiga : Demontrasi PMT.
a. Demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe dilaksanakan di setiap kelurahan
selama empat hari. Yang dimulai dari kelurahan Buladu, kelurahan Molosifat M,
kelurahan Buliide dan kelurahan Tenilo.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terbagi dari 3
tahapan yaitu:

4|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat :

NO Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat

Tahap Pertama : Berkoordinasi


1 Juni 2020 Puskesmas Kota
dengan kepala puskesmas Kota Barat
Barat dan Identifikasi
Permasalahan.
Tahap Kedua : Penyuluhan
2 28 Agustus 2020 Puskesmas Kota
Barat

3 Tahap Ketiga : Pendampingan 31 Agustus 2020 Kantor Kelurahan


pembuatan PMT bolu tempe Buladu

di kelurahan Buladu

4 Pendampingan pembuatan PMT 1 September 2020 Rumah Kader


bolu tempe
di kelurahan Molosifat W
5 Pendampingan pembuatan PMT 2 September 2020 Rumah Kader
bolu tempe
di kelurahan Buliide
6 Pendampingan pembuatan PMT 3 September 2020 Rumah Kader
bolu tempe
di kelurahan Tenilo

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data


parameter yang dapat dikukur pada pengabdian masyarakat ini adalah data
hasil pre test dan post test dan kemampuan kader dalam pembuatan PMT bolu tempe

5|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


BAB IV

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Hasil
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam tiga tahap.
Yaitu pada tahap pertama Tim Pengabdian mengawali kegiatan dengan melakukan
koordinasi dengan Kepala Puskesmas Kota Barat serta identifikasi masalah, tahap kedua
yaitu Peningkatan Pengetahuan Kader melalui kegiatan penyuluhan, tahap ketiga yaitu
Demonstrasi Pembuatan PMT.
a. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan pengabdian diawali dengan melakukan Pre Test dan Post Tes terhadap
kader. Pre test dilakukan dengan menyebarkan pertanyaan tentang pemberian PMT
untuk anak balita. Adapun nilai hasil Pre Test yaitu rata – rata 70 dan Post Test
mempunyai nilai rata – rata 100, setelah dilakukan penyuluhan. Berdasarkan hasil pre
test dan post test dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengalami
peningkatan setelah diberikan penyuluhan PMT. Meurut Ausrianti, dkk. (2020),
Pengetahuan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku. Peningkatan
pengetahuan dibutuhkan metode yang baik dan benar yaitu berupa penyuluhan untuk
mengedukasi masyarakat atau kader serta demonstrasi pada pembuatan bolu TMP.
Kegiatan pengabdian masyarakat pada tahap dua dihadiri oleh perwakilan masing
– masing dari tiap kader karena mengingat masih dalam masa pandemi jadi kader yang
ikut pada saat penyuluhan sebanyak 9 (Sembilan) kader, dengan harapan kader yang

6|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


terpilih nantinya menjadi ketua kelompok pada saat demonstrasi pembuatan PMT Bolu

Tempe.
Gambar 1. Pembukaan Kegiatan oleh Kepala Puskesmas Kota Barat

GGambar 2. Pemberian Materi PMT Bolu Tempe OLeh Tim Pengabmas

b. Kegiatan Demonstrasi pembuatan PMT


Kegiatan demonstrasi pembuatan PMT dilakukan selama empat hari, yang
berlokasi dimasing – masing kelurahan yang berada di Kota Barat dan diikuti oleh
seluruh kader serta dihadiri oleh aparat Desa.
Demonstrasi pembuatan PMT di kelurahan buladu dilaksanakan pada tanggal
31 Agustus 2020 yang diikuti oleh semua kader yang ada di kelurahan buladu, yaitu
sebanyak 10 kader, pada pelaksanaan demonstrasi pembuatan PMT dibagi
berdasarkan wilayah posyandu yang ada di kelurahan Buladu yaitu tiga kelompok
posyandu.
Proses kegitan demonstrasi pembuatan PMT dapat dilihat pada gambar
berikut:

7|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


Gambar 3. Kegiatan Pembuatan PMT Bolu Tempe di Kelurahan Buladu

Gambar 4. Diskusi Bersama Kader setelah Pembuatan PMT Bolu Tempe

Hasil demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe dari ketiga kelompok


posyandu di kelurahan buladu sudah baik terlihat dari gambar dibawah ini :

8|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


Gambar 5. Hasil Demonstrasi Pembuatan PMT Bolu Tempe oleh ketiga
kelompok kader posyandu

Demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe di kelurahan Molosifat W,


dilaksanakan pada tanggal 1 September 2020 yang bertempat di salah satu rumah
kader. Pada pelaksanaan demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe dihadiri oleh
Kepala Kelurahan Molosifat W. Kelurahan molosifat W memiliki dua wilayah
posyandu yaitu posyandu maleo I dan Posyandu maleo II masing – masing posyandu
memiliki lima kader posyandu, pada saat demonstrasi pembuatan PMT di kelurahan
Molosifat W dibagi dua kelompok berdasarkan wilayah posyandu yang ada di
kelurahan Molosifat W tersebut.

Gambar 6. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Posyandu Molosifat W

9|PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT


Gambar 7. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Posyandu Molosifat W
Hasil demonstrasi PMT bolu tempe oleh kader pasyandu Molosifat W
tergolong berhasil dilihat dari hasil demonstrasi dari kedua kelompok sudah bagus
dari segi tekstur rasa dan aroma bolu tempe sudah sesuai dengan standar resep yang
telah diberikan pada saat penyuluhan. Hasil demonstrasi pembuatan PMT dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Posyandu Molosifat W


Demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe di kelurahan Buliide, dilaksanakan
pada tanggal 2 September 2020 yang bertempat di salah satu posyandu di kelurahan
Buliide. dan dihadiri oleh Ketua PKK kelurahan Buliide. Kelurahan Buliide memiliki
dua wilayah posyandu yaitu posyandu Camar I dan Posyandu Camar II masing –
masing posyandu memiliki lima kader posyandu, demonstrasi pembuatan PMT di
kelurahan Buliide dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan wilayah posyandu yang
ada di kelurahan Buliide.

10 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
Gambar 8. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Posyandu Kelurahan
Buliide

Gambar 9. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Posyandu Kelurahan


Buliide

Hasil demonstrasi PMT bolu tempe oleh kader pasyandu Buliide tergolong
berhasil dilihat dari hasil demonstrasi dari kedua kelompok sudah bagus dari segi
tekstur rasa dan aroma bolu tempe sudah sesuai dengan standar resep yang telah
diberikan pada saat penyuluhan. Hasil demonstrasi pembuatan PMT dapat dilihat
pada gambar berikut :

11 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
Gambar 10. Hasil demonstrasi PMT Bolu Tempe oleh Kader Kelurahan
Buliide
Demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe di kelurahan Tenilo, dilaksanakan
pada tanggal 3 September 2020 yang bertempat di salah satu rumah kader. Pada
pelaksanaan demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe dihadiri oleh aparat kelurahan.
Kelurahan Tenilo memiliki dua wilayah posyandu yaitu posyandu Murai I dan
Posyandu Murai II masing – masing posyandu memiliki lima kader posyandu, pada
saat demonstrasi pembuatan PMT di kelurahan Tenilo dibagi dua kelompok
berdasarkan wilayah posyandu yang ada di kelurahan Tenilo.

Gambar 11. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Kelurahan Tenilo

Gambar 11. Pembuatan Bolu Tempe oleh Kader Kelurahan Tenilo

12 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
Hasil demonstrasi PMT bolu tempe oleh kader pasyandu Tenilo tergolong
berhasil dilihat dari hasil demonstrasi dari kedua kelompok sudah bagus dari segi
tekstur rasa dan aroma bolu tempe sudah sesuai dengan standar resep yang telah
diberikan pada saat penyuluhan. Hasil demonstrasi pembuatan PMT dapat dilihat
pada gambar berikut :

B. Luaran yang Dicapai


Luaran yang dihasilkan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang
Tim Pengabdi lakukan adalah :
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader di wilayah kerja Puskesmas
Kota Barat dalam pembuatan PMT bolu tempe
2. Laporan akhir kegiatan pengabdian masyarakat
3. Produk penyuluhan berupa poster tentang PMT untuk gizi kurang
4. Modul penganggulangan gizi kurang melalui PMT bolu tempe
5. Publikasi pada koran lokal
6. Hak Atas Kekayaan Intelektual (Paten, Paten sedernaha, Hak Cipta, Merek
dagang, Rahasia dagang, Desain Produk) untuk Poster

13 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyrakat (pengabmas) dengan judul “
peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Dalam Pembuatan Bolu tempe
sebagai makanan untuk meningkatkan berat badan pada balita gizi kurang di
wilayah kerja PKM Kota Barat diikuti oleh perwakilan kader mewakili empat
kelurahan yakni buladu, molosifat W, Tenilo, Buliide.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengabmas ) dilaksanakan 3
tahap yakni :
1. Identifikasi masalah terutama balita gizi kurang di wilayah PKM Kota barat
2. Penyuluhan yang diikuti perwakilan kader posyandu yang mewakili empat
kelurahan di wilayah kerja PKM Kota Barat.
14 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T
3. Demonstrasi pembuatan PMT bolu tempe bagi balita gizi kurang
2. SARAN
Tim pengabdian kepada masyarakat (pengabmas) terutama kader
masyarakat yang mengikuti pelatihan mensosialisasikan / mempraktekkan cara
pembuatan bolu tempe pada masyarakat terutama pada ibu balita gizi kurang
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi para ibu balita,
serta modul yang telah dibagikan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan kader
posyandu.

15 | P R O G R A M K E M I T R A A N M A S Y A R A K A T

Anda mungkin juga menyukai